Proposal Penelitian
disusun oleh
17600019
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
LAMPIRAN
Lampiran 1.Analisis kadar protein dengan metode Kjeldahl ........................... 18
Lampiran 2. Analisi pH .................................................................................... 19
Lampiran 3. Analisis uji organoleptik metode hedonic test ............................. 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susu dikenal sebagai bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia,
karena susu mengandung air didalamnya, protein, karbohidrat, lemak,
mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C, D, dalam jumlah yang
memadai. Produk susu diolah menjadi beraneka ragam pangan, salah satu
diantaranya dolah menjadi tahu susu (Almatsier, 2002).
Tahu merupakan pangan olahan yang banyak digemari masyarakat
Indonesia dan menjadi konsumsi masyarakata luas, baik sebagai lauk maupun
makanan ringan, pada umumnya tahu terbuat dari ekstrak protein kedelai yang
telah digumpalkan dengan asam, ion kalsium atau bahan penggumpal lainnya.
Seiring perkembangan teknologi pangan, tahu diolah dengan memanfaatkan
bahan dasar susu sapi sehingga menghasilkan produk olahan tahu susu.
Menurut Dewanti (2000) tahu susu merupakan hasil olahanair susu yang
mempunyai bentuk dan warna mirip tahu kedelai namun teksturnya
(kekenyalan) lebih halus dan baunya lebih menyerupai keju. Tahu susu sudah
banyak dikenal di beberapa daerah misalnya di Sumatera Utara tahu susu
dibuat dengan memanfaatkan bonggol nenas dengan diberi sedikit garam. Di
Boyolali, tahu susu banyak digunakan sebagai pencampur keju.
Pembuatan tahu susu pada prinsipnya adalah sama dengan pembuatan
tahu dari kacang kedelai bahkan lebih singkat waktu pengolahannya (Astawan
dalam Rokhayati, 2011). Prinsip pembuatan tahu susu adalah penggumpalan
protein susu dengan bahan penggumpal alami ataupun buatan.
Tahu susu dengan penambahan ekstrak pandan wangi dan koagulan alami
dibuat dengan mencampurkan bahan penggumpal kedalam susu segar yang
dimana akan ditambahkan bahan penggumpal alami berupa jeruk nipis (Citrus
Aurantifolia), yang dimana jeruk nipis memiliki pH 2, sehingga dapat
mengikat kalsium yang semula bersatu dengan protein (dalam hal ini kasein)
1
2
A. Tinjauan Pustaka
1. Tahu Susu
Tahu susu adalah semacam keju yang dapat dibuat dari susu sapi,
susu kambing, atau susu hewan lainnya. Produk ini mempunyai nutrisi
yang baik karena susu sebagai bahan pangan merupakan sumber
proteinhewan dengan susunan asam-asam amino yang lebih lengkap
dibanding dengan protein dari tumbuh-tumbuhan. Tahu susu merupakan
produk hasil koagulasi protein susu oleh aktivitas enzim proteolitik. Tahu
susu diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein susu, yaitu akan
menggumpal bila bereaksi dengan asam. Prinsip pengolahannya yaitu
menggumpalkan protein dalam susu (kasein) yang bisa dilakukan dengan
menambahkan bahan yang memiliki sifat asam (Melisa,E, et al. 2014).
Penggumpalan protein tersebut dapat dilakukan dengan cara pemanasan
dan pemberian bahan penggumpal berupa enzim proteolitik ataupun bahan
kimia tertentu (Dewanti, 2000).
Pembuatan tahu susu pada dasarnya sama dengan pembuatan tahu dari
kacang kedelai, bahkan lebih singkat waktu pengolahannnya. Menurut
Winarno (2008) tahu susu yang dibuat dari susu segar mempunyai kadar
aiar 61,51% ; kadar abu 5,98% ; kadar protein 46,25% ; kadar lemak
35,07%. Nilai gizi di atas menunjukan bahwa tahu susu merupakan bahan
makanan yang bergizi untuk dikonsumsi. Dibandingkan dengan tahu biasa
yang hanya mengandung 7,8% protein. Tahu susu dapat di simpan selama
60 jam, sedangkan susu segar hanya mampu bertahan 9 jam (Rokhayati,
2011)
3
4
2. Pandan Wangi
Pandanus amaryllifolius (Roxb.) atau yang biasa dikenal dengan
pandan wangi merupakan tumbuhan tropis yang banyak dimanfaatkan
untuk member aroma pada pengolahan makanan maupun minuman.
Pemberian nama pandan wangi diduga berhubungan dengan aroma khas
yang dihasilkannya. Oleh karena itu sebutan pandan wangi dapat diartikan
sebagai untuk spesies dari genus Pandanus dan juga sebutan untuk aroma
senyawa 2-acetyl-1-pyrroline (ACPY). Aroma pandan berasal dari
senyawa volatile dengan nama ilmiah 2-acetyl-1-pyrroline (ACPY) (de
Guzman and Siemonsma 1999; Wongpornchai et al. 2003; Faras et al.
2014). Pandan wangi telah lama dimanfaatkan sebagai bahan tambahan
dalam pengolahan makanan dan minuman di Asia Tenggara.
Menurut Tjitrosoepomo, tumbuhan pandan wangi memiliki taksonomi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Phylum : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Pandanales
Familia : Pandaneceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus amaryllifolius Roxb
Menurut Ningrum et al. (2015) meyatakan bahwa daun pandan wangi
mengandung senyawa karotenoid dan xantophyl. Karotenoid terutama ɑ-
carotene dan ß-carotene merupakan precursor dan norisoprenoids yang
juga member aroma yang kuat pada makanan. Selain mengandung
senyawa yang menghasilkan aroma, daun pandan wangi segar
mengandung karbohidrat berupa 2,38 mg/g fruktosa dan 1,77 mg/g
glukosa serta asam amino (Cheetangdee dan Chaiseru, 2006). Walaupun
kadar karbohidrat yang terdapat dalam daun pandan rendah, namun
fruktosa dan glukosa yang terkandung dalam daun pandan dapat
5
4. Susu Segar
Susu segar merupakan cairan dari kelenjar susu (mammary gland)
yang diperoleh dengan cara pemerahan sapi selama masa laktasi tanpa
adanya penambahan atau pengurangan komponen apapun pada cairan
tersebut (Hadiwiyoto, 1994). Menurut Winarno (1993), susu adalah cairan
berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada
binatang mamalia betina,untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi
anaknya. Susu yang dikonsumsi manusia sebagian besar berasal dari sapi.
Susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-
garam mineral dan protein dalam bentuk suspense koloidal. Air susu
mengandung unsure-unsur gizi yang sangat beragam tergantung pada
beberapa faktor, seperti faktor keturunan, jenis hewan, makanan yang
melipui jumlah dan komposisi pakan yang diberikan, iklim, waktu, lokasi,
prosedur pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama susu adalah air,
lemak, protein (kasein dan albumin), laktosa (gula susu) dan abu
(Muharasti, 2008).
Secara kimiawi susu tersusun atas dua komponen utama, yaitu air yang
berjumlah sekitar 87% dan bahan padat yang berjumlah sekitar 13%. Pada
bahan padat susu terdapat senyawa kimia, baik yang tergolong senyawa
zat gizi makro (makronutrien) seperti lemak, protein, dan karbohidrat,
maupun senyawa zat gizi mikro (mikronutrien) seperti vitamin dan
mineral serta beberapa senyawa lainnya (Mohamad, 2002.)
7
5. Koagulasi
Koagulasi adalah keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi sebagai
suatu koloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak. Koagulasi
berbeda dari denaturasi protein, dimana pada koagulasiprotein sifat bilogi
dan aktivitas protein tidak berubah
Koagulasi susu adalah keadaan dimana protein tidak lagi terdispersi
sebagai suatukoloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak.
Protein pada susu mengandung kasein dan serum. Kasein adalah golongan
heterogen fosfoprotein yang diendapakan, kasein adalah zat yang banyak
terkandung pada protein susu. Koagulasi susu dapat disebabkan karena
adanya penambahan asam salah satunya adalah jeruk nipis yang dapat
mengikat kalsium yang semula bersatu dengan protein (dalam hal ini
kasein) menjadi gumpalan, yang disertai dengan melarutnya garam
kalsium dan fosfor secara berangsur-angsur.
8
A. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
dengan dua Faktorial yaitu dengan tiga macam perlakuan dan tiga kali
ulangan :
Faktor 1 : presentase ekstrak daun pandan wangi dalam 500 ml susu segar
P1 : 10%
P2 : 15%
P3 : 20%
Faktor 2 : konsentrasi perasan jeruk nipis
J1 : 1%
J2 : 1,5%
J3 : 2%
Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan dan masing-masing perlakuan
diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik
ragam pada jenjang nyata 0,05 dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple
Range Test. Secara lengkap rancangan percobaan penelitian ini dapat dilihat
dalam Tabel
Tabel 3.1 Lay out rancangan percobaan
Presentase ekstrak daun
pandan P1 P2 P3
Konsentrasi
Perasan jeruk nipis
9
10
Keterangan :
P1J1: Prosentase ekstrak daun pandan 10% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 1%
P1J2 : Prosentase ekstrak daun pandan 10% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 1%
P1J3 : Prosentase ekstrak daun pandan 10% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 1%
P2J1 : Prosentase ekstrak daun pandan 15% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 1,5%
P2J2 : Prosentase ekstrak daun pandan 15% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 1,5%
P2J3 : Prosentase ekstrak daun pandan 15% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 1,5%
P3J1 : Prosentase ekstrak daun pandan 20% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 2%
T3W2 : Prosentase ekstrak daun pandan 20% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 2%
T3W3 : Prosentase ekstrak daun pandan 20% dengan konsentrasi perasan
jeruk nipis 2%
C. Tahap Penelitian
Dalam proses pembuatan produk tahu susu dengan penambahan ekstrak
daun pandan wangi dan menggunakan koagulan berupa jeruk nipis dilakukan
beberapa tahapan, sebagai berikut :
1. Ekstraksi daun pandan
a) Daun pandan wangi dicuci, dipotong kemudian ditimbang 40 gram
b) Lalu diblender dengan penambahan air 200 ml kemudian disaring
Daun Pandan
Dicuci
Dipotong kecil-
kecil
Ditimbang 40 gram
Disaring Ampas
Jeruk Nipis
Dicuci
Diperas
Susu sapi
Penyaringan Kotoran
Pengadukan
Penyaringan Whey
Pengepresan
Pemotongan tahu
Pengukusan
Tahu susu
Gambar 3.3 Diagram alir pembuatan tahu susu (Astawan, 1989) yang telah
dimodifikasi
14
D. Parameter Penelitian
1. Analisis kadar protein dengan metode Kjeldahl (AOAC, 2001)
2. Analisi pH (Suwetja, 2007)
3. Analisis uji organoleptik metode hedonic test (Kartika et al., 1998).
Meliputi warna,
rasa, aroma, tekstur dan kesukaan keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Beni. 2019. Permen Jelly Rendah Kalori dengan Kombinasi Daun Kersen
(Muntingia calabura L.)- Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius Rokb.) Dan
Variasi Jenis Gula. Usulan Penelitian. Fakultas Teknologi dan Industri
Pangan Universitas Slamet Riyadi, Surakarta.
Aryanti, K.D., M.A., dan Wardhani, D.H. 2016. Karakteristik dan Analisis Sensorik
Produk Tahu dengan Koagulan Alami. Jurnal Ilmiah Teknosains, Vol. 2 No. 2
Bewinto, A.S., E.M., Kaseger,B.E. 2015. Analisa Kadar Air, pH, Organoleptik, dan
Kapang Pada Produk Ikan Tuna (Thunnus Sp) Asap, di Kelurahan Girian
Bawah, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Media Teknologi Hasil
Perikanan, Vol. 3, No. 2.
Chalid, Sri,Y., TS, Zulfakar. Minuman Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius
Roxb) Sebagai Minuman Sehat. http://Journal.uinjkt.ac.id. Diakses : 14
Oktober 2019
Diana, Widya Savitri. 2014. Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Pandan
(Pandanus amaryllifolius) Terhadap Bakteri Bacillus cereus dan Escherecia
coli. http://digilib.unila.ac.id Diakses : 4 Oktober 2019.
Hariyoko,N., et al. 2015. Koagulasi Protein Susu. Review Jurnal. Fakultas Teknologi
Pertanian Universtas Brawijaya, Malang.
Irmayanti. 2016. Nilai Rendemen dan Karakteristik Organolpetik Dangke Berbahan
Dasar Susu Segar dan Susu Bubuk Komersial. Skripsi. Fakultas peternakan
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Jayanti, Yuana Dwi. 2014. Uji Organoleptik dan Kadar Protein Dadi Susu Sapi
Dengan Penambahan Ekstrak Jeruk Nipis dan Lama Pemeraman. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakakarta, Surakarta.
Kartika, B., 1988. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas,
Yogyakarta.
Krisnaningsih, A.T.N., Mardiyah, H. 2014. Pemanfaatan Berbagai Ekstrak Buah
Lokal Sebagai Alternatif Acidulant Alami Dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Susu Tahu. Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang,
Malang
Larassati, Dyah Putri. 2017. Pengaruh Subtitusi Susu Kambing Pada Susu Kedelai
dan Konsentrasi Asam Asetat Terhadap Sifat Kimia dan Sensori Tahu
Susu. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung.
15
16
18
19
Lampiran 3. Borang Uji Sensoris dengan menggunakan metode scoring test (kartika
et al, 1998)
Borang Uji Sensoris Penambahan Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb) dengan koagulan jeruk nipis.
Borang Pengujian Organoleptik
Nama :
Tanggal :
Dihadapan Saudara disajikan beberapa sampel tahu susu. Saudara diminta untuk
memberikan penilaian terhadap warna, aroma pandan, rasa tahu susu, tekstur tahu
susu, dan kesukaan keseluruhan dengan skala 1-5. Nilai 1 untuk intensitas nilai
terendah dan nilai 5 untuk nilai intensitas terertinggi. Saudara diminta memberikan
tandan (x) pada skal garis yang tersedia.
Kode Warna Flavor Pandan
21