Anda di halaman 1dari 3

Bleaching Agent Tepung

1. Data

a. Cover (Judul)
b. Tepung putih biasanya mengalami proses bleaching. Bleaching agents yang
biasanya digunakan dalam tepung adalah peroksida organik, kalsium
peroksida, nitrogen dioksida, klorin, klorin dioksida, dan azodicarbonamide.
Tepung tanpa bleaching agent is bleached by oxygen in the air during an aging
process and is off-white in color.
c. Klorin → Sistem memutihkan dari bleaching agent ini adalah mengoksidasi
dan mendepolimerisasi karbohidrat; mengadisi/ mengoksidasi lemak di
tepung. Selain itu, mereka membantu dalam pembentukan gluten. Perlakuan
klorinasi sudah dilarang di beberapa negara eropa, amerika selatan, UK, dan
Jepang (Miskelly & Benjamin, 2017).
d. Di indonesia, bleaching agent yang biasanya digunakan adalah klorin.
Penelitian residu klorin dilakukan kepada 6 tepung terigu di 1 daerah
Indonesia beragam dari 2.76 sampai 6.06 ppm. Ini masih aman dikonsumsi
(Hartini & Asrina Pertiwi, 2016).
e. Klorin bereaksi dengan protein menghasilkan produk samping yaitu alloxan
(Giaccone et al., 2017). Giaccone et al menyatakan hanya 24% dari 175
sampel tepung bleached di italia yang mengandung alloxan dan jumlahnya
dari 0.85 mg sampai 1.02 mg/ kg tepung.
f. Macdonald Ighodaro et al. (2017) dan Akram et al. (2019) menyatakan bahwa
Alloxan sendiri tidak beracun pada sel beta manusia karena perbedaan
mekanisme pengambilan glukosa antara rodent dan manusia sehingga tidak
akan menyebabkan diabetes seperti pada hewan coba.
g. Alloxan pada tikus menyebabkan keracunan parah pada dosis 150-160 mg/ kg
berat tikus (Rahman & Rouf, 2017). Jika diasumsikan dengan konsumsi untuk
manusia (50 kg), maka diperkirakan perlu 7.5 g alloxan untuk menyebabkan
keracunan pada manusia.

2. Isi slide
a. Pemutih pada tepung terigu?? Bahannya Sama dengan pemutih pakaian!
Apakah benar pemutih ini bisa membahayakan kesehatan??
b. Tepung terigu dibuat dari gandum dan warna alaminya kuning kecoklatan.
Bleaching agent digunakan untuk memutihkan tepung dan sekaligus
memperbaiki sifat tepung.
c. Bagaimana tepung menjadi putih?? Pigmen-pigmen karotenoid akan
teroksidasi, dan karbohidrat juga menjadi lebih sederhana. Tepung terigu
secara alami mengalami proses ini, tetapi dipercepat menggunakan proses
kimiawi.
d. Jenis pemutih tepung ada berbagai macam. Salah satunya adalah gas klorin,
yang juga dipakai di Indonesia.
e. Apakah zat klorin tinggal pada tepung? Ya, ada penelitian yang menguji
residu klorin pada 6 tepung terigu di Kota Pekanbaru, dan hasilnya adalah
2.76-6.06 ppm (atau mg/kg?). Kadar residu ini tidak membahayakan
kesehatan manusia.
f. Klorin bereaksi dengan protein, menghasilkan alloxan. Alloxan banyak
digunakan pada hewan coba (tikus, kelinci) karena dapat meningkatkan
diabetes. Kemampuannya dapat menyerang sel beta pankreas (penghasil
insulin) dan sifatnya juga karsinogenik .
g. Alloxan ada di tepung terigu! Jadi apakah perlu kita menghindari tepung
terigu yang warnanya putih? Ada sebuah penelitian di Italia yang menguji 175
tepung yang sudah dibleach. Hasilnya adalah 24% merek tepung mengandung
alloxan, dan kadarnya hanya 0.85-1.02 mg/ kg tepung.
h. Alloxan tidak bisa menyerang sel-sel beta pankreas manusia, karena
metabolisme kita yang berbeda dengan rodentia, dimana pada tikus, 140 mg/
kg berat badan akan menyebabkan diabetes karena terganggunya sel-sel beta
di pankreas.
i. Alloxan dengan dosis 150-160 mg/kg berat badan menyebabkan keracunan
yang akut pada tikus, dimana terjadi kerusakan organ pankreas dan lainnya.
Bila diasumsikan, manusia (50 kg) membutuhkan 7.5-8 g alloxan dalam
tubuhnya untuk mengalami keracunan alloxan → butuh konsumsi berkilo-
kilo tepung.
j. Jadi apakah kita perlu berhenti menggunakan tepung terigu? Tidak! Anda bisa
memakan roti anda dengan tenang sekarang.
3. Sumber
a. Cover
b. Kanojia, V., Kushwaha, N. L., Reshi, M., Rouf, A., & Muzaffar, H. (2018).
Products and byproducts of wheat milling process. IJCS, 6(4), 990-993.
c. Miskelly, D., & Suter, D. (2017). Assessing and managing wheat-flour quality
before, during and after milling. In Wrigley, C., Batey I., & Miskelly, D.
(Eds)Cereal Grains (2nd ed., pp. 607-634). Woodhead Publishing.
d. Hartini, H., & Asrina Pertiwi, A.W. (2016). PENENTUAN KADAR KLORIN
(Cl2) PADA TEPUNG TERIGU YANG DIJUAL DI PASAR KODIM KOTA
PEKANBARU DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI. Jurnal Sains
dan Teknologi Laboratorium Medik, 1(1), 29-35.
e. Giaccone, V., Cammilleri, G., Di Stefano, V., Pitonzo, R., Vella, A.,
Pulvirenti, A., ... & Macaluso, A. (2017). First report on the presence of
Alloxan in bleached flour by LC-MS/MS method. Journal of cereal science,
77, 120-125.
f. Akram, N., Srivastava, M., & Mishra, M. K. (2019). Antidiabetic activity of
root of Terminalia chebula on alloxan induced diabetic rat. World Journal of
Pharmaceutical and Medicinal Research, 5(3), 108-112.
g. Macdonald Ighodaro, O., Mohammed Adeosun, A., & Adeboye Akinloye, O.
(2017). Alloxan-induced diabetes, a common model for evaluating the
glycemic-control potential of therapeutic compounds and plants extracts in
experimental studies. Medicina, 53(6), 365-374.
h. Rahman, M. H., & Rouf, S. M. A. (2017). Evaluation and Optimization of
Effective-dose of Alloxan for Inducing Type-2 Diabetes Mellitus in Long
Evans Rat. Indian Journal of Pharmaceutical Education and Research, 51(4),
S661-S666.

Anda mungkin juga menyukai