22 April 2020
I. PENDAHULUAN
Kolagen merupakan protein utama dalam jaringan ikat manusia yang jumlahnya
mencapai 30% dari total protein dalam tubuh dan dapat ditemukan dalam jaringan
otot, tulang, kulit, dan pembuluh darah (Hashim et al., 2015; Matsumoto et al.,
2010; Shon et al., 2010). Pada dasarnya, tubuh manusia dapat mensintesis
kolagen melalui sel fibroblas, tetapi proses tersebut akan melambat ketika
manusia berusia 25 tahun dan terus mengalami penurunan seiring dengan penuaan
usia manusia. Hal tersebut akan berakibat pada penurunan kekuatan jaringan,
tulang (osteoporosis), nyeri sendi, kulit kering, dan terlihatnya pembuluh kapiler
di permukaan kulit (Kamcharov et al., 2016). Oleh karena itu, minuman kolagen
dapat menjadi salah satu upaya untuk memenuhi asupan kolagen bagi tubuh.
Pada umumnya, asupan kolagen berasal dari sapi dan babi, tetapi sudah jarang
digunakan karena kolagen sapi dikhawatirkan terkena penyakit Bovine
Spongiform Encephalopathy (BSE) dan kolagen babi yang tidak sesuai
kehalalannya bagi agama Islam serta dikhawatirkan tercemar flu babi (Ata et al.,
2016; Fehng, 2016). Alternatif asupan kolagen yang dapat digunakan berasal
2
hewan laut, seperti teripang (Alhana, 2015), sisik ikan (Hartati dan Kurniasari,
2010), tulang ikan nila, bandeng, dan tenggiri (Darmanto et al., 2012). Meskipun
demikian, kolagen ikan memiliki fishy odor yang kurang disukai yang
dimungkinkan akibat adanya senyawa trimetilamin yang terbawa (Farahita et al.,
2012; Suhandana dan Nurhayati, 2018) dan oksidasi lipid pada saat proses
ekstraksi (Plavan et al., 2014). Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menutupi
fishy odor kolagen yaitu dengan menggunakan sari buah lemon.
Sari buah lemon mengandung senyawa aromatis berupa limonen yang dapat
digunakan untuk menutupi aroma tidak sedap (Chen, 2012; Ekaputri, 2018;
Karabagias, 2017). Sari buah lemon memiliki pH asam, yaitu ±2-3 dan vitamin C
sebanyak ± 53 mg/100 g (Dev and Nidhi, 2016; Nizhar, 2012). Menurut Normah
and Maidzatul (2018), pH kolagen yang semakin jauh dari titik isoelektriknya (pH
6-7) menyebabkan terjadinya perubahan muatan ionik yang berakibat pada
peningkatan kelarutan kolagen sehingga diduga akan larut sempurna pada sari
buah lemon. Selain itu, vitamin C juga erat kaitannya dalam membantu
biosintesis kolagen dalam tubuh manusia. Vitamin C akan mengaktifkan enzim
prolil hidroksilase yang diperlukan dalam hidroksilasi prolin dan lisin sebagai
bahan utama pembentuk kolagen (Katili, 2009; Sharma et al., 2008).
Penggunaan sari buah lemon diduga dapat menutupi fishy odor dan meningkatkan
kelarutan kolagen sehingga pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan
minuman kolagen berbasis sari buah lemon. Hal ini didukung oleh Bilek and
Bayram (2015) yang menyatakan bahwa minuman kolagen jeruk dan jeruk-
anggur hijau tidak membutuhkan penambahan aroma mint, sedangkan pada
minuman kolagen apel dan apel-anggur hijau membutuhkan aroma mint untuk
menyamarkan fishy odor. Beberapa penelitian mengenai minuman kolagen juga
telah dilakukan diantaranya adalah penambahan kolagen sebanyak 0,3% pada
minuman jeli (Maharani, 2018), penambahan kolagen sebanyak 2,5% pada jus
jeruk, jus jeruk-anggur hijau, jus apel, dan jus apel-anggur hijau (Bilek and
Bayram, 2015), dan penambahan kolagen sebanyak 1% pada sari buah tomat
(Rachmat, 2016). Kolagen akan digunakan dengan berbagai konsentrasi, yaitu
0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3% sehingga akan diperoleh konsentrasi terbaik
pada pembuatan minuman kolagen lemon yang disukai.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh konsentrasi kolagen terbaik pada
pembuatan minuman kolagen lemon.
Minuman kolagen siap saji dianggap lebih praktis untuk dikonsumsi karena dapat
langsung diminum. Minuman kolagen siap saji disajikan selayaknya minuman
pada umumnya, yaitu berbentuk cairan dan memiliki sifat sensori yang disukai
oleh konsumen. Penggunaan kolagen pada minuman dapat ditambahkan dengan
konsentrasi 1 hingga 10% (Matsumoto et al., 2010; Septiaji, 2018). Menurut
Takemori et al. (2007), penambahan kolagen dengan konsentrasi lebih dari 30%
akan meningkatkan viskositas minuman sehingga berpengaruh terhadap kualitas
sensori minuman yang dihasilkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penambahan kolagen sebanyak 0,3% pada minuman jeli (Maharani, 2018),
penambahan kolagen sebanyak 2,5% pada jus jeruk, jus jeruk-anggur hijau, jus
apel, dan jus apel-anggur hijau (Bilek and Bayram, 2015), dan penambahan
kolagen sebanyak 1% pada sari buah tomat (Rachmat, 2016) menghasilkan
minuman kolagen yang disukai.
Penggunaan sari buah lemon pada minuman kolagen diduga dapat menutupi fishy
odor, meningkatkan kelarutan kolagen, menambah dan nilai nutritif. Sari buah
lemon dapat digunakan untuk menutupi fishy odor pada minuman kolagen karena
mengandung senyawa aromatis, seperti limonin. Menurut Bilek and Bayram
(2015), fishy odor pada minuman kolagen apel dan apel-anggur hijau perlu
disamarkan sehingga dapat disukai oleh konsumen. Penelitian yang dilakukan
Dotulong (2010) menyatakan bahwa perendaman daging ikan cucut pada 1 L
larutan perasan lemon cui dapat menurunkan kadar urea yang menyebabkan
aroma tidak sedap.
Sari buah lemon diduga dapat meningkatkan kelarutan kolagen sehingga kolagen
dapat larut sempurna. Hal ini dikarenakan sari buah lemon memiliki pH yang
rendah, yaitu ± 2-3 (Dev and Nidhi, 2016; Nizhar, 2012) sehingga sesuai dengan
sifat kolagen yang dapat meningkat kelarutannya jika berada dalam pH yang jauh
dari titik isoelektriknya (pH 6-7) (Normah and Maidzatul, 2018). Pada
pembuatannya, minuman kolagen akan melalui tahap pemanasan hingga suhu
± 60oC untuk membantu proses homogenisasi dan berperan dalam membentuk
tekstur minuman kolagen yang dihasilkan. Menurut Fehng (2016), pemanasan
kolagen pada suhu ± 50oC dapat menurunkan viskositas kolagen. Dengan
demikian, tahap pemanasan diharapkan dapat menghasilkan minuman kolagen
yang berbentuk cair sehingga dapat dikonsumsi selayaknya minuman pada
umumnya.
Penggunaan sari buah lemon pada minuman kolagen juga diharapkan dapat
meningkatkan sifat fungsional dari minuman kolagen yang dihasilkan. Lemon
mengandung vitamin C sebanyak ± 53 mg/100 mL yang dapat berfungsi sebagai
antioksidan (Nizhar, 2012; Trisnawati, 2018). Selain itu, vitamin C juga erat
kaitannya dalam membantu biosintesis kolagen dalam tubuh manusia yang akan
4
mengaktifkan enzim prolil hidroksilase yang diperlukan dalam hidroksilasi prolin
dan lisin sebagai bahan utama pembentuk kolagen dalam tubuh (Katili, 2009;
Sharma et al., 2008). Dengan demikian, minuman kolagen berbasis sari buah
lemon diharapkan menjadi asupan yang dapat memenuhi kebutuh kolagen
sekaligus membantu biosintesis kolagen dalam tubuh. Pada penelitian ini akan
dilakukan pembuatan minuman kolagen berbasis sari buah lemon dengan
menggunakan enam taraf konsentrasi kolagen yaitu 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%,
dan 3% sehingga akan diperoleh konsentrasi yang tepat dalam menghasilkan
minuman kolagen terbaik.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat konsentrasi kolagen
terbaik pada pembuatan minuman kolagen lemon.
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah lemon yang
diperoleh dari Pasar Koga, kolagen ikan bubuk, air, dan gula pasir. Bahan-bahan
yang digunakan untuk analisis adalah aquades, NaCl, media Plate Count Agar
(PCA), selenium, H2SO4, NaOH, H3BO3, HCl, indikator PP, larutan iodin,
indikator amilum, DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), dan etanol.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain hand squeezer, pisau,
panci, kompor, sendok, saringan, timbangan analitik, termometer, botol kaca, dan
gelas ukur. Alat-alat yang digunakan untuk pengujian adalah pH meter,
viscometer, centrifuge, autoklaf, inkubator, cawan petri, shaker, spektrofotometer,
seperangkat alat uji sensori, dan glassware.
Pertama, buah lemon dicuci terlebih dahulu. Kemudian, buah lemon dipotong
menjadi dua bagian dan diperas untuk mengambil sari buahnya lalu disaring. Sari
buah lemon diambil sebanyak 10 mL dan dicampurkan dengan 11% (b/v) gula
pasir dari total larutan sebanyak 100 mL. Pada tahap ini, ditambahkan kolagen
dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, 3% (b/v) dari total larutan
sebanyak 100 mL dan ditambahkan air destilat hingga mencapai volume 100 mL
yang kemudian dipanaskan sambil diaduk hingga suhu ± 60oC. Selanjutnya
dimasukkan ke dalam botol kaca dan dilakukan pasteurisasi dengan suhu ± 75-
85oC selama 10 menit. Setelah itu, minuman kolagen lemon didinginkan pada
suhu ruang. Buah Lemon
Pencucian
Pemerasan
Kulit
Penyaringan
10 mL sari lemon
Gula pasir
11% (b/v)
Kolagen 0,5%;1%;1,5%;
2%;2,5%;3% (b/v)
Pencampuran
Air destilat
hingga 100 mL
Pembotolan
Perlakuan terbaik (pengujian kadar protein, kadar vitamin C, dan aktivitas antioksidan)
Gambar 1. Pembuatan minuman kolagen lemon
Sumber: Sharma et al. (2014) dan Bilek and Bayram (2015) dimodifikasi.
6
2.5 Pengamatan
Pengujian sensori meliputi uji skoring untuk aroma, rasa, warna, dan uji hedonik
untuk penerimaan keseluruhan. Pengujian skoring dilakukan oleh 20 orang
panelis semi terlatih, sedangkan pengujian hedonik dilakukan oleh 30 orang
panelis tidak terlatih (Nuraini dan Nawansih, 2006).
2.5.3 Viskositas
Pengujian Total Plate Count (TPC) minuman kolagen lemon dilakukan (SNI
3719, 2014). Sampel minuman kolagen lemon diencerkan hingga pengenceran
10-3. Pengenceran dilakukan dengan memasukkan 1 mL sampel dalam 9 mL
larutan pengencer. Selanjutnya, sebanyak 1 mL dari pengenceran 10-2 dan 10-3
dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara duplo. Lalu, media Plate Count
Agar (PCA) ditambahkan ke dalam cawan petri yang berisi sampel. Cawan petri
kemudian digoyangkan secara hati-hati dengan membentuk angka delapan (teknik
pour plate) sehingga sampel tersebar merata. Setelah campuran media dan
sampel membeku, cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu ±30oC
selama 48 jam.
7
2.5.6 Kadar protein
Larutan sampel diambil sebanyak 2,5 mL dan ditambahkan 1,5 mL larutan DPPH
0,5 mM. Setelah itu, larutan diinkubasi selama 20 menit dalam keadaan gelap.
Kemudian sampel dimasukkan ke dalam kuvet dan dilakukan pengukuran
absorbansi larutan dengan panjang gelombang 517 nm. Blanko pengukuran
dilakukan menggunakan etanol. Hasil pengukuran absorbansi sampel yang
diperoleh dibandingkan dengan absorbansi kontrol sehingga diperoleh persen
aktivitas antioksidannya.
3.1.1 Aroma
Tabel 1. Hasil uji lanjut BNT 5% aroma minuman kolagen lemon pada
berbagai konsentrasi penggunaan kolagen
Penggunaan sari buah lemon berperan dalam menutupi aroma amis pada kolagen
sehingga dihasilkan minuman kolagen lemon yang beraroma agak khas lemon.
Sari buah lemon mengandung berbagai komponen volatil yang menghasilkan
aroma khas lemon, diantaranya adalah limonen, α-terpinen, α-pinen, dan linalool.
Limonen merupakan komponen volatil yang paling banyak ditemukan dalam sari
buah lemon, yaitu 53,56% yang sering dimanfaatkan sebagai bahan wewangian
dalam minyak wangi, lotion, maupun pembersih badan dan tangan (Karabagias,
2017). Senyawa limonen juga telah terbukti dalam konsentrasi tertentu dapat
menyamarkan aroma amis ikan (Chen, 2012).
Selain itu, sari buah lemon mengandung asam askorbat yang cukup tinggi, yaitu
sebesar 53,0 mg/100 mL (Nizhar, 2012). Kandungan asam askorbat dapat
melarutkan trimetilamin yang diduga menyebabkan aroma amis pada kolagen.
Asam askorbat akan bereaksi dengan trimetilamin membentuk trimetil ammonium
sehingga aroma amis akan berkurang (Puspitarini et al., 2014). Bilek and Bayram
(2015) menyatakan bahwa minuman kolagen memerlukan penambahan daun mint
untuk menutupi aroma amis kolagen, tetapi hal tersebut tidak diperlukan untuk
minuman kolagen jeruk dan jeruk-anggur putih. Maharani (2018) juga
menyatakan bahwa penambahan konsentrasi kolagen yang semakin banyak akan
menimbulkan aroma khas kolagen pada minuman. Dengan demikian, konsentrasi
9
kolagen yang bertambah juga membutuhkan lebih banyak penambahan sari buah
lemon sehingga dapat menutupi aroma amis pada minuman kolagen lemon.
3.1.2 Rasa
Tabel 2. Hasil uji lanjut BNT 5% rasa minuman kolagen lemon pada
berbagai konsentrasi penggunaan kolagen
Penggunaan kolagen juga dapat mengurangi rasa asam dari sari buah lemon
sehingga minuman kolagen lebih aman untuk dikonsumsi. Penurunan skor rasa
minuman kolagen lemon terjadi seiring dengan penambahan konsentrasi kolagen
yang digunakan. Hal ini dikarenakan konsentrasi kolagen yang terlalu tinggi akan
menghasilkan rasa kolagen yang terlalu pekat dan cenderung menghasilkan
aftertaste. Hal tersebut didukung oleh Maharani (2018) yang menyatakan bahwa
penambahan konsentrasi kolagen yang semakin banyak akan menghasilkan rasa
kolagen yang lebih pekat dan menurunkan rasa manis pada minuman.
3.1.3 Warna
Tabel 3. Hasil uji lanjut BNT 5% warna minuman kolagen lemon pada
berbagai konsentrasi penggunaan kolagen
Minuman kolagen lemon yang dihasilkan memiliki warna putih dengan sedikit
kekuningan hingga kekuningan. Penurunan warna kuning pada minuman kolagen
lemon dapat disebabkan oleh bertambahnya konsentrasi kolagen yang digunakan.
Kolagen yang digunakan pada minuman kolagen lemon berupa bubuk berwarna
putih. Sady et al. (2013) menyatakan bahwa penambahan protein koloid pada
minuman jeruk dapat menurunkan nilai kecerahannya. Hasil penelitian Chattarje
et al. (2015) juga menyatakan bahwa intensitas warna minuman jeruk akan
menurun seiring dengan meningkatnya penambahan whey dan gula.
Tingkat kekeruhan minuman kolagen lemon dipengaruhi oleh total partikel yang
tersuspensi didalamnya. Sari buah lemon memiliki total padatan terlarut sebesar
8,7% (Helali et al., 2008); 8,97% (Al-Juhaimi and Ghafoor, 2013). Total padatan
terlarut pada sari buah lemon dapat meliputi karbohidrat, protein, asam lemak,
asam-asam organik, vitamin, dan mineral. Penambahan kolagen sebagai protein
koloid akan meningkatkan total partikel yang tersuspensi dalam minuman kolagen
lemon. Selain itu, penambahan gula juga turut berperan dalam peningkatan total
partikel pada minuman kolagen lemon. Keberadaan total partikel yang semakin
banyak tentunya akan meningkatkan kekeruhan dan menurunkan kecerahan
minuman (Sady et al, 2013). Oleh karena itu, penambahan kolagen yang semakin
banyak akan meningkatkan kekeruhan dan menurunkan intensitas warna minuman
kolagen lemon.
3.3 Viskositas
Pada dasarnya, sari buah lemon memiliki aktivitas antimikroba karena memiliki
kandungan asam sitrat dan flavonoid. Asam sitrat pada sari buah lemon akan
15
menyebabkan pH minuman kolagen menjadi asam. Pada kondisi tersebut,
aktivitas sel akan terganggu dan pertumbuhan mikroorganisme akan terhambat
(Ekawati and Darmanto, 2019). Selain itu, flavonoid pada sari buah lemon dapat
merusak membran sel bakteri, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan
metabolisme energi pada bakteri (Nisa’, 2018).
Konsentrasi Kolagen
Hasil Pengamatan K1 K2 K3 K4 K5 K6
(0,5%) (1%) (1,5%) (2%) (2,5%) (3%)
Aroma 3,25a* 3,18a* 3,11ab* 2,91bc 2,89bc 2,85c
Rasa 4,00a* 3,75ab* 3,71ab* 3,60bc 3,53bc 3,41c
Warna 2,60a* 2,38ab* 2,34b 2,33b 2,23b 2,20b
Penerimaan
3,73a* 3,60ab* 3,53ab* 3,45abc* 3,38bc 3,23c
Keseluruhan
Tingkat Kekeruhan 74,40a* 68,25b 67,20bc 66,33bc 65,48bc 64,15c
Viskositas 1,19c* 1,19c* 1,19c* 1,26b 1,30a 1,32a
pH 3,77e 3,96d 4,07cd 4,18bc 4,26ab* 4,39a*
1,63 x 1,32 x 1,25 x 1,36 x 1,24 x 1,19 x
Total Plate Count
10² a 10² bc 10² cd* 10² b 10² cd* 10² d*
Keterangan: Perlakuan terbaik adalah yang memiliki tanda (*) terbanyak.
Tabel 10. Hasil analisis sifat kimia minuman kolagen lemon terbaik
Pengujian Hasil
Kadar Protein 0,44 % ± 0,04
Kadar Vitamin C 0,018 mg/mL ± 0,00
Aktivitas Antioksidan 17,88% ± 1,15
Berdasarkan Tabel 10, kadar protein pada minuman kolagen lemon terbaik (K1)
adalah 0,44% ± 0,04. Kadar protein pada minuman kolagen lemon berasal dari
penambahan kolagen sebanyak 0,5%. Kolagen merupakan protein utama dalam
jaringan ikat manusia yang jumlahnya mencapai 30% dari total protein dalam
tubuh manusia (Hashim et al., 2015; Matsumoto et al., 2010; Shon et al., 2010).
Asam amino yang paling banyak ditemukan dalam struktur kolagen adalah glisin
(33%) dan prolin (12%) serta ditemukan asam amino yang khas, yaitu
hidroksiprolin dan hidroksilisin (Katili, 2009). Kolagen sebagai protein diduga
mengalami penurunan atau denaturasi akibat proses pemanasan dan pasteurisasi.
Hal ini didukung oleh Fehng (2016) yang menyatakan bahwa pemanasan pada
suhu ± 50oC akan membuat kolagen menjadi tidak stabil dan menurunkan
viskositasnya.
IV. KESIMPULAN
Minuman kolagen lemon terbaik terbuat dengan konsentrasi kolagen sebesar 0,5%
(b/v) yang memiliki aroma agak khas lemon, rasa yang khas lemon, warna
kekuningan, dan penerimaan keseluruhan yang disukai oleh panelis. Minuman
kolagen lemon dengan konsentrasi 0,5% (b/v) kolagen memiliki nilai persen
transmittan 74,40%, viskositas 1,19 m.Pas, pH 3,77, total mikroba 1,6 x 102
koloni/mL, kadar protein 0,44% ± 0,04, kadar vitamin C 0,018 ± 0,00 mg/mL, dan
aktivitas antioksidan sebesar 17,88% ± 1,15.
DAFTAR PUSTAKA
American Standard and Testing Material (ASTM). 2009. ASTM D445: Standard
Test Methods of Kinematic Viscosity of Transparent and Opaque Liquids
(and Calculation of Dynamic Viscosity). West Conshohocken. US.
Bilek, S.E. and Bayram, S.K. 2015. Fruit Juice Production Containing
Hydrolysed Collagen. Journal of Functional Foods 14:562-569. Ege
University. Izmir.
BSN. 1992. SNI 01-2891-1992 tentang Cara Uji Makanan dan Minuman.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. 32 hlm.
BSN. 2014. SNI 3719:2014 tentang Minuman Sari Buah. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta. 32 hlm.
Chatterjee, G., Neve, J. D., Dutta, A., and Das, S. 2015. Formulation and
Statistical Evaluation of a Ready-To-Drink Whey Based Orange Beverage
and Its Storage Stability. Revista Mexicana de Ingenieria Quimica
14(2):253-264.
Darmanto, Y. S., Agustini, T. W., dan Swastawati, F. 2012. Efek Kolagen dari
Berbagai Jenis Tulang Ikan terhadap Kualitas Miofibril Protein Ikan Selama
Proses Dehidrasi. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 23(1):36-40.
Dev, C., and Nidhi, S.R.R.S. 2016. Basketful Benefit of Citrus Limon.
International Research Journal Pharm 7(6):1-5.
Dotulong, V. 2010. Manfaat Perendaman dan Larutan Lemon Cui pada Suhu
yang Berbeda terhadap Kadar Urea Ikan Cucut (Carcharhinus sp) Asap.
Warta WIPTEK No. 35. Universitas Sam Ratulagi. Manado.
Edet, E.E., Owai, O.B., Atangwho, I.J., Ofem, O.E., and Anaka, D.N. 2017.
Comparative In Vitro Antioxidant Properties of Water Juice from Selected
African Fruits Consumed in Calabar, Cross River State (Crs), Nigeria.
Global Journal of Pure and Applied Sciences 23: 81-86.
Ekawati, E.R., and Darmanto, W. 2019. Lemon (Citrus limon) Juice has
Antibacterial Potential Against Diarrhea-Causing Pathogen. IOP Conf.
Series: Earth and Environmental Science 217 012023.
Ennaas, N., Hammami, R., Gomaa, A., Bedard, F., Biron, E., Subirade, M.,
Beaullieu, L., and Fliss, I. 2016. Collagencin, an Antibacterial Peptide
From Fish Collagen: Activity, Structure, and Interaction Dynamics with
Membrane. Biochemical and Biophysical Research Communication pp.
1-6.
Felician, F. F., Xia, C., Qi, W., and Hu, X. 2018. Collagen From Marine
Biological Sources and Medical Applications. Chem. Biodiversity 15:1-18.
Fehng, S.P.C. 2016. Extraction of Collagen From Fish Waste Optimization and
Characterization. (Thesis). Universiti Tuanku Abdul Rahman. Negeri
Perak. 160 pp.
Geri, J.D., Ayu, D.F., dan Harun, N. 2019. Kombinasi Minuman Lidah Buaya
Berkarbonasi dengan Sari Lemon. Jurnal Agroindustri Halal 5(2):132-140.
Hartati, I. dan Kurniasari, L. 2010. Kajian Produksi Kolagen dari Limbah Sisik
Ikan secara Ekstraksi Enzimatis. Momentum 6(1):33 – 35.
Hashim, P., Ridzwan, M.S., Bakar, J. and Mat, H.D., 2015. Collagen in Food
and Beverage Industries. International Food Research Journal 22(1):1-8.
20
Helali, M.O.H., Ibrahim, M., Shafique, M.Z., Rahman, M.M., Biswas, S.K., and
Islam, M.S. 2008. Formulation, Preparation and Preservation of Lemon
(Citrus Limon L.) Cordial. J. bio-sci 16:125-127.
Huda, N., Seow, E.K., Normawati, M.N., Aisyah, N.M.N., Fazilah, A., and Easa,
A.M. 2013. Effect of Duck Feet Collagen Addition on Physicochemical
Properties of Surimi. International Food Research Journal 20(2):537-544.
Kamcharov, A.E., Steele, M., Yovchev, T.G., Draganov, Y., and Pieck, J. 2016.
Beverage with Collagen and Additional Additives. International Search
21(3):1-37.
Katili, A.S. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu
2(5):19-29.
Kusuma, H.R., Ingewati, T., Indraswati, N., dan Martina. 2007. Pengaruh
Pasteurisasi terhadap Kualitas Jus Jeruk Pacitan. Widya Teknik 6(2):142-
151.
Lubis, N.A. 2018. Pengaruh Kekentalan Cairan terhadap Waktu Jatuh Benda
Menggunakan Falling Ball Method. Jurnal Ilmu Fisika dan Teknologi
2(2):26-32.
Matsumoto, H., Ohara, H., Nakajima, T., Sugihara, F., and Takasaki, H. 2010.
Collagen Peptide Composition and Food or Beverage Containing The
Same. Art. 153(4):1-18 EPC. United States Patent Application
Publication. US.
Nizhar, U. 2012. Level Optimum Sari Buah Lemon (Citrus limon) sebagai
Bahan Penggumpal pada Pembentukan Curd Keju Cottage. (Skripsi).
Universitas Hasanudin. Makassar. 64 hlm.
21
Nisa’, N. Z. 2018. Daya Hambat Air Perasan Jeruk Lemon (Citrus limon (L.)
Burm. f.) pada Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. (Tugas Akhir).
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika. Jombang. 70 hlm.
Plavan, V., Koliada, M., Chen, W., and Barksukov, V. 2014. Extraction of
Collagen From Fish Waste and Determination of Its Amino Acid
Composition. 5th International Conference on Advanced Materials and
Systems.
Rifkowaty, E.E. dan Martanto. 2016. Minuman Fungsional Serbuk Instan Jahe
(Zingiber officinale rosc) dengan Variasi Penambahan Ekstrak Bawang
Mekah (Eleutherine americana Merr) sebagai Pewarna Alami. Jurnal
Teknik Pertanian Lampung 4(4):315-324.
Sady, M., Jaworska, G., Grega, T., Bernas, E., and Domagala, J. 2013.
Application of Acid Whey in Orange Drink Production. Food Technolo.
Biotechnol. 51(2):266-277.
Septiaji, M.R. 2018. Pengaruh Penambahan Kolagen Sisik dan Tulang Ikan
Gurami (Osphronemus goramy) terhadap Karakteristik Minuman Jus Jambu
Biji (Psidium guajava L.). (Tugas Akhir). Universitas Pasundan.
Bandung.
22
Sharma, S.R., Poddar., Sen P., and Andrews. 2008. Effect of Vitamin C on
Collagen Biosynthesis and Degree of Birefringence in Polarization Sensitive
Optical Coherence Tomography (PS-OCT). Journal of Biotechnology
7(12):2049-2054.
Shon, J., Eo, J., Hwang, S. J., and Eun, B. 2010. Effect of Processing Conditions
of Functional Properties of Collagen Powder From Skate (Raja kenojei)
Skins. Food Sci. Biotechnol. 20(1):99-106.
Takemori, T., Yasuda, H., Mitsui, M., and Shimizu, H. 2007. Collagen
Containing Food and Drink. United States Patent Application Publication
US 20070009638A1:1-8.
Ucan, F., Agcam, E., and Akyildiz, A. 2016. Bioactive Compounds and Quality
Parameters of Natural Cloudy Lemon Juices. J. Food Sci Technol
53(3):1465-1474.