Oleh: M. Fakih
A. Batasan APD:
1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit (hlm. 4, Buku Dokumen Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri
(APD) Dalam Menghadapi Wabah Covid-19 (Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tgl 8 April 2010)
1. Pasal 6 (1) UU. No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular,
bahwa: Upaya penanggulangan wabah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) dilakukan dengan mengikutsertakan masyarakat secara
aktif. (Penjelasan Pasal 6 Ayat (1) tersebut, Yang dimaksud dengan
mengikutsertakan masyarakat secara aktif haruslah tidak mengandung
paksaan, disertai kesadaran dan semangat gotong royong, dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab)
D. Kesimpulan
Penyebaran COVID-19 pada prinsipnya merupakan bencana nasional yang
bersifat bencana nonalam, yang membutuhkan respon cepat. Oleh karena
itu penyediaan APD bagi pemberi pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan harus baik dan bermutu. Untuk itu, dalam konteks ini
diperlukan peran serta organisasi profesi atau masyarakat untuk
berkreasi/berinovasi dalam rangka penyediaan APD sebagaimana yang
diamanatkan dalam ketentuan Pasal 6 ayat (1) UU. No. 4 Tahun 1984
Tentang Wabah Penyakit Menular, Pasal 49 ayat (1), Pasal 82 ayat (1),
Pasal 83 ayat (10) dan (2), Pasal 152 ayat (1) dan (2) serta Pasal 174 ayat
(1) dan (2) UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Pasal 21 Kode Etik Kedokteran (KODEKI) 2012 tentang Perkembangan Ilmu dan
teknologi kedokteran, disebutkan bahwa: “Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/Kesehatan”. Salah
satunya dengan secara aktif melakukan penelitian kedokteran atau Kesehatan
Buku KODEKI 2012, hlm. 62 dan 63).