Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP

PEMAKAIAN APD SAAT MASA PANDEMIK COVID-19 DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS DUMBAYA BULAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir Desember 2019, otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan
sejumlah kasus sindrom pernafasan akut di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China.
Kasus ini dikonfirmasi merupakan Coronavirus jenis baru dan diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), yang
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, seperti flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
kasus terdahulu yaitu middle East Respiratory Syndrome (MERS) serta Serve
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
sejak 31 desember 2019, Kasus ini menyebar dengan cepat ke seluruh
penjuru dunia. hingga hari ini tercatat 446.363.008 kasus Covid – 19 di seluruh
dunia dengan jumlah korban jiwa mencapai 6.019.640 Jiwa. (Link: COVID-19
situation update worldwide, as of week 8, updated 10 March 2022 (europa.eu) )

Selama dua tahun ini terdapat beberapa negara di dunia yang masih
mengalami lonjakan kasus positif covid – 19. Diantaranya sebagai berikut: Afrika
dengan total kasus 11.386.065, dengan kota terbanyak suspect Covid – 19 yaitu
afrika selatan, Morocco, dan Tunisia. Asia dengan total kasus 103.907.675.
dengan kota terbanyak kasus suspect Covid – 19 berasa dari India sebanyak
42.967.315 dan di Indonesia dengan jumlah 6.018.048 kasus. kasus pertama
covid – 19 di Indonesia yang disampaikan secara langsung oleh Presiden Joko
Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Selama dua tahun ini Penyebaran Covid –
19 di Indonesia terbilang cukup cepat dibuktian dengan sejumlah daerah di
Indonesia masih mengalami lonjakan kasus sampai saat ini.
Dari 34 provinsi di Indonesia, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus
terbesar dengan total 20,6% atau sejumlah 1.242.697, diikuti oleh jawa barat
dengan total 18,3% atau sebanyak 1.102.048 kasus.
Berdasarkan data dari gugus tugas covid-19 provinsi Gorontalo jumlah
yang terpapar covid-19 di Gorontalo yaitu total 13,875 jiwa yakni dirawat 723
jiwa, sembuh 13.351 jiwa, meninggal 486 jiwa. Di kabupaten Bone bolango
sebanyak 621 jiwa terkonfirmasi, diantaranya 17 jiwa meninggal dunia, 577 jiwa
sembuh. (sumber data : dinas Kesehatan provinsi Gorontalo).
Cara terbaik untuk mencegah penularan COVID-19 adalah menghindari
kontak langsung dengan menerapkan physical distancing atau menjaga jarak.
Namun hal ini tidak mudah dilakukan oleh tenaga Kesehatan.Tenaga kesehatan
merupakan kelompok yang paling berisiko tertular Covid-19 karena berinteraksi
langsung dengan pasien yang terinfeksi. Di Indonesia, setidaknya hingga 9
Maret 2022 melalui laman nakes.laporcovid19.org terdapat total 2.066 Tenaga
Kesehatan yang gugur akibat Covid – 19, dan angka ini akan terus bertambah
apabila upaya pencegahan penyebaran dan penularan COVID-19 tidak diatasi
dengan segera, salah satunya dengan penyediaan APD yang efektif dan
efisiensi bagi tenaga Kesehatan.
Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Sejak
merebaknya Covid-19 yang dikabarkan menular melalui kontak fisik, pemerintah
mengimbau para tenaga kesehatan untuk mewaspadai penggunaan alat
pelindung diri (APD) selama bertugas. Hal ini untuk mencegah paparan virus ke
tubuh atau penularan virus ke orang lain. Adapun alat pelindung diri yang
dianjurkan untuk digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti masker, face shield,
sarung tangan dan pakaian alat pelindung diri (Hazmatt).
1.2 Rumusan Masalah
Tenaga kesehatan merupakan kelompok yang paling berisiko tertular
Covid-19 karena berinteraksi langsung dengan pasien yang terinfeksi. Di
Indonesia, setidaknya hingga 9 Maret 2022 melalui laman
nakes.laporcovid19.org terdapat total 2.066 Tenaga Kesehatan yang gugur
akibat Covid – 19, dengan rincian 730 Dokter, 670 Perawat, 46 Dokter gigi, 7
Sanitarian, 398 Bidan, 8 Terapis Gigi, 4 Petugas Ambulan, 12 Rekam radiologi,
48 Apoteker, 3 Elektromedik, 1 fisikawan medik, 1 entomolog Kesehatan, dan 2
epidemiolog.Penggunaan APD yang benar menjadi syarat penting dalam
mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan tenaga Kesehatan. APD dapat
menghindari penularan virus dari pasien ke orang sehat (tenaga Kesehatan).
Alat pelindung diri (APD) harus selalu dipakai pada saat akan melakukan
Tindakan yang berisiko seperti bersentuhan pada darah penderita, cairan tubuh
pasien, secret, lender, kulit yang luka serta benda yang telar terpapar dengan
pasien. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Analisis
Kepatuhan Tenaga Kesehatan Terhadap Pemakaian APD Saat Masa Pandemic
Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan”
1.3 Tujuan Umum
Mengidentifikasi kepatuhan tenaga Kesehatan terhadap pemakaian APD saat masa
pandemic Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.

1.4 Tujuan Khusus.


1. Mengidentfikasi hubungan pengetahuan dengan kepatuhan tenaga Kesehatan
terhadap pemakaian APD di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.
2. Mengidentifikasi hubungan masa kerja dengan kepatuhan tenaga Kesehatan
terhadap pemakaian APD di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti disiplin dan taat. Kepatuhan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perilaku sesuai aturan dan

berdisiplin. Selain itu kepatuhan merupakan sikap disiplin atau perilaku taat terhadap

suatu perintah maupun aturan yang ditetapkan dengan kesadaran. Kepatuhan atau

obedience merupakan pemenuhan harapan, permintaan, atau perintah yang tegas.

Kepatuhan adalah salah satu perilaku pemeliharaan Kesehatan yaitu usaha seseorang

untuk memelihara Kesehatan atau menjaga Kesehatan agar tidak sakit dan usaha

penyembuhan apabila sakit.

Ada beberapa teori yang menjelaskan kepatuhan, diantaranya adalah teori

compliance dan teori obedience. Teori compliance dikembangkan oleh Green dan

Kreuters. Yang menurutnya kepatuhan adalah ketaatan melakukan sesuatu yang

dianjurkan atau respons yang diberikan terhadap sesuatu di luar subjek. Sementara itu

teori obedience dikembang oleh Stanley Milgram dalam serangkaian eksperimennya

pada tahun 1963. Milgram menyatakan bahwa kunci untuk patuh yaitu tidak bergantung

pada figure otoritas. (Abadi, 2021)

2. Factor yang mempengaruhi kepatuhan

Menurut Lawrence Green kepatuhan dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu

factor predisposisi, factor pendukung, dan factor pendorong. Factor predisposisi

meliputi pengetahuan, Pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan motivasi. Factor

pendukung meliputi sarana prasarana fasilitas Kesehatan dan factor pendorong meliputi
peran keluarga. Sedangkan menurut Smet, kepatuhan dipengaruhi oleh factor

komunikasi, pengetahuan, dan fasilitas Kesehatan. (Abadi, 2021)

Adapun factor kepatuhan terhadap nakes yaitu sebagai berikut: (Lani,2021)


a. Masa kerja
ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan tingkat kepatuhan
penggunaan APD dimana semakin lama masa kerja maka seseorang semakin
tahu akan risiko pekerjaannya dan akan lebih patuh dalam
menggunakan APD
b. Pengawasan
Pengawasan adalah kegiatan yang merencanakan, mengarahkan, membimbing
dan mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai dan
mengevaluasi secara berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota.
c. Beban kerja
semakin tinggi beban kerja maka akan semakin tinggi resiko kecelakaan
kerja dan penggunaan APD

3. Definisi Alat Pelindung Diri


APD adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dan mencegah
infeksi nosokomial.Tujuan penggunaan APD untuk melindungi kulit dari pajanan
semua cairan tubuh dari kontak langsung dengan orang lain.(Wati,2020). Alat
pelindung diri merupakan alat yang digunakan oleh tanaga kerja yang berfungsi untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang dapat disebabkan oleh adanya kontak
dengan bahaya (hazard) di lingkungan tempat kerja baik yang bersifat kimia, biologis,
radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. Alat pelindung diri (APD) dalam dunia
pekerjaan sangat dibutuhkan terutama pada tempat kerja yang memiliki lingkungan
yang banyak memiliki potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan
pekerja seperti pada industri pengecoran logam, atau industri lainnya.(dahyar, 2018)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan

oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan

adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit

akibat kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah satu cara untuk mencegah

kecelakaan, dan secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan

tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan yang terjadi(Rudyarti,2018)

(Lani, 2021) Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian

atau seluruh tubuh sumber daya manusia dari potensi bahaya di fasilitas

pelayanan kesehatan. Alat pelindung diri tidak mengurangi pajanan dari

sumbernya, hanya saja mengurangi jumlah pajanan yang masuk ke tubuh.

APD bersifat eksklusif (hanya melindungi individu) dan spesifik (setiap alat

memiliki spesifikasi bahaya yang dapat dikendalikan).

4. Macam – Macam Alat Pelindung Diri


Fungsi dan jenis alat pelindung diri (APD) terdapat beraneka macam. Alat
Pelindung Diri(APD)yang berfungsi untuk melindungi anggota tubuh dan ada pula
yang berfungsi sebagai alat dalam gawat darurat. Salah satu APD yang wajib
digunakan dalam mengurangi penyebaran virus COVID-19 ini adalah berupa
masker, namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tidak
menggunakan masker saat keluar rumahdimanahal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat(Wati,2020)
Adapun macam – macam APD yang dapat digunakan oleh masayarakat untuk
mencegah penularan COVID-19 adalah :
a. Masker
Masker bagian dari alat pelindung wajah khususnya untuk
melindungi membran mukosa pada mulut dan hidung ketika berinteraksi
dengan orang lain. Masker dianjurkan untuk selalu digunakan ketika
keluar rumah. Masker dapat melindungi kita terhadap transmisi infeksi
melalui udara. Secara umum maskerdibagi menjadi dua jenis yaitu masker
standart dan masker khusus yang dibuat untuk menyaring patikel-partikel
atau mikroorganisme kecil
b. Face shield
Face shieldadalah pelindung wajah yang dapat melindungi mata dan
wajah kita dari percikan cairan ataupun droplet. Face shieldini terbuat
dari plastic bening yang dapat memberikan visibilitas yang baik bagi
pemakainya. Face shieldini tahan terhadap uap air dan dapat
disesuaikan untuk melekat dengan kuat di sekeliling kepala dan pas pada
dahi
(Faisol,2020) alat Pelindung Diri (APD), yaitu suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian
atau seluruh tubuh dari potensi bahaya. Di antara jenis APD adalah: penutup
kepala, kacamata khusus, pelindung wajah, masker, sarung tangan, jas lab atau
apron, pelindung kaki, dan coverall.6 Dalam masa pandemi covid-19, di antara APD
yang mengalami kelangkaan ketersediaan barang dan harga yang tinggi akibat
penimbunan oleh pihak tertentu, ialah masker, handsanitizer, dan alat kelengkapan
medis lainnya. Hal ini jelas saja berdampak serius, karena barang-barang yang
termasuk APD ini pada masa pandemi bukan hanya dibutuhkan tenaga medis yang
bertugas langsung dalam penanggulangan pasien covid-19 sebagai orang paling
retan terinfeksi, melainkan juga masyarakat umum. Minim dan mahalnya harga
APD membuat sejumlah rumah sakit atau petugas medis lainnya sulit untuk dapat
menjalankan tugasnya, sehingga tidak heran jika pekerja tersebut juga sebenarnya
merugi sebagai konsumen

5. Manfaat Alat Pelindung Diri


Manfaat dari alat pelindung diri yaitu untuk mengurangi resiko bahaya bagi para
pekerja di tempat kerja, setiap pekerjaan beda alat pelindung diri sesuai dengan
pekerjaannya masing – masing. Alat pelindung diri ini dapat meminimalisir bahaya dari
risiko factor bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya biologi, bahaya fisiologi, hingga bahaya
psikologi.(Theopilus,2020). Selain itu penggunaan alat pelindung diri uga dapat
mengurangi risiko bahaya kecelakaan bagi para pekerja, memberikan pelindungan ke
tubuh para pekerja, dan juga sebagai usaha terakhir apabila system perlindungan
Teknik tidak berfungsi.

6. Covid – 19
Covid – 19 merupakan salah satu masalah kesehatan yang cakupannya
mendunia. Kasus ini diawali dari laporan World Health Organization (WHO) pada
tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan bahwa ada kasus kluster pneumonia
dengan etiologi yang belum jelasdi Kota Wuhan Provinsi Hubei China. Kasus ini terus
berkembang, dan akhirnya diketahui penyebab kluster pneumonia ini adalah novel
coronavirus. Kasus ini terus berkembang hingga diluar Negara China. Pada tanggal
11Maret 2020, akhirnya WHO pun menetapkan Covid-19 sebagai pandemic. Pandemi
adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia atau pada daerah yang sangat luas, yang
melintasi perbatasan beberapa negara, dan biasanya mempengaruhi banyak
orang(widyaningrum.2020)
Covid-19 merupakan jenis virus baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan
belum diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya. Covid-19 merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV02). WHO menetapkan virus
Corona sebagai pandemi pada 11 maret 2020 karena penularan virus ini sangat cepat.
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien
simptomatk terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Beberapa laporan
kasus menunjukkan dugaan penularan dari karier asimtomatis, namun mekanisme
pastinya belum diketahui. Kasus-kasus terkait transmisi dari karier asimtomatis
umumnya memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19.(Satria, 2020)
(Faisol,2020) munculnya virus baru yang ditemukan pertama kali pada
sekitar Desember 2019 di Wuhan Provinsi Hubei, Tiongkok.1 Pasalnya, virus
yang diberi nama oleh World Health Organization (WHO) sebagai Coronavirus
Deseas (covid-19)2 ini telah menyebarluas dan menginfeksi banyak orang di
hampir seluruh belahan dunia. Lebih lagi, sampai saat ini metode ataupun obat
dan vaksin untuk mencegah penularannya belum juga ditemukan.3 Penyebaran yang
sangat cepat dari manusia ke manusia lainnya menyebabkan jenis virus baru ini
juga ditetapkan sebagai pandemi global.4 Akibatnya, tidak hanya terhadap angka
infeksi maupun kematian yang terus meningkat, fenomena tersebut juga telah
berimbas pada hampir semua aspek kehidupan.
7. Risiko Covid – 19
Faktor risiko terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti umur,
jenis kelamin, ras, suku, genetik termasuk adanya kasus pneumonia yang serius yang
sebelumnya belum teridentifikasi etiologinya. Pada mulanya kasus ini sebanyak 44
kasus bermula di Wuhan, Cina yang menyebar begitu sangat cepat sampai saat ini
berjumlah puluhan juta jiwa kasus.
faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan COVID 19 terdiri dari:
(Wulan,2020)
1. Karakter individu
a. Umur
Faktor umur erat kaitannya dengan COVID 19 karena orang yang lanjut
usia adanya proses degeneratif anatomi dan fisiologi tubuh sehingga
rentan terhadap penyakit, imunitas yang menurun, ditambah seseorang
yang mengidap penyakit penyerta akan menyebabkan kondisi tubuhnya
lemah sehingga mudah terinfeksi COVID 19. Selain itu faktor usia yang
lanjut menyebabkan kelalaian dalam menjaga protokol COVID 19
sehingga meningkatkan risiko COVID 19
b. Jenis kelamin
Laki-laki biasanya karena tuntutan pekerjaan lebih sering keluar rumah
dibandingkan perempuan sehingga rentan penyakit ini. Selain itu
perempuan biasanya lebih memiliki tingkat pengetahuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki terutama epidemiologi dan faktor risiko COVID 19.
2. Infeksi dari penderita di rumah sakit
tata laksana pada pasien suspek COVID 19 baik yang ringan maupun
penderita COVID 19 dengan tingkatan penyakit yang berat di RS diantaranya
harus menerapkan protokol kesehatan yaitu pasien menggunakan masker,
pasien yang COVID 19 dipisahkan dari pasien lain, serta pengaturan jarak 1
m, serta petugas RS diwajibkan menggunakan APD lengkap. Keluarga
pasien sebaiknya disarankan tidak diperkenankan menjenguk ke rumah sakit
demi memutus infeksi nosokomial dan memutus rantai penularan COVID
3. Hipertensi
hipertensi akan meningkatkan risiko COVID 19 sebaiknya alternative
pengobatan herbal bisa digunakan dalam menangani hipertensi sehingga
tidak memperburuk prognosis COVID 19 dan memperkecil risiko COVID 19
4. Kardiovaskuler.
Dalam hal ini meskipun secara medis tidak disarankan penghentian ACE dan
ARB tetapi untuk memperkecil risiko COVID 19 sebaiknya adanya alternatif
terapi penyakit kardiovaskuler bisa dicoba terapi obat yang tidak memiliki efek
samping serta meningkatkan gaya hidup sehat sehingga seseorang terhindar
dari COVID 19
5. Diabetes militus
Penderita COVID 19 dengan diabetes akan meningkatkan gagal ginjal
menyebabkan tidak terkontrolnya diabetes dan hipertensi sebagai komorbid
COVID 19.. Dampak tidak terkontrolnya diabetes akan menyebabkan
peradangan sitokin yang berakibat kerusakan multi organ
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain korelasional untuk menganalisis hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Metode dalam penelitian ini
adalah pendekatan cross-sectional, karena variabel independen dan variabel
dependen dinilai secara simultan pada satu saat sehingga tidak ada tindak lanjut
yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa faktor-faktor yang
berhubungan dengan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pemakaian apd saat
masa pandemik covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian Ini rencananya akan dilaksanakan di Wilayah Kerja
Puskesmas Dumbaya Bulan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei 2022.
3.3 Variabel penelitian
Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel
independen dan dependen yakni :
3.3.1 Variabel Bebas
Variabel Independen atau Variabel Bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen atau variabel terikat Dimana dalam penelitian ini yang
dinyatakan sebagai variabel bebas adalah faktor individu (pengetahuan,
persepsi tentang risiko), faktor pekerjaan (Hambatan penerapan
kewaspadaan standar, beban kerja) dan faktor organisasi (iklim
keselamatan, ketersediaan sarana dan fasilitas, informasi dan pelatihan).
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel Dependen atau Variabel Terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dimana dalam penelitian ini yang dinyatakan sebagai variabel terikat adalah
kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pemakaian apd saat masa pandemik
covid-19 .
3.4 Definisi operasional
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Pengetahuan Pemahaman seorang tenaga Prinsip dasar kewaspadaan Kuesioner dengan Rentang nilai Ordinal
kesehatan tentang prinsip dasar standar : menggunakan skala antara 0 - 9
kewaspadaan standar. 1. Kebersihan tangan. Guttman. Klasifikasi :
2. Penggunaan alat pelindung 1. Baik : > 4,5
diri. 2. Kurang : ≤ 4,5
3. Perlindungan dari tusukan
jarum atau benda tajam
lainnya.
Persepsi tentang Tanggapan seorang tenaga Kemungkinan terpapar infeksi Kuesioner dengan Rentang nilai Ordinal
risiko kesehatan terhadap ditempat kerja. menggunakan skala antara 3 – 15
kemungkinan dirinya terpapar Likert.
infeksi di tempat kerja. Klasifikasi :
Baik : > 9
Tidak baik : ≤ 9
Hambatan Persepsi seorang tenaga 1. Kebutuhan melayani Kuesioner dengan Rentang nilai Ordinal
penerapan kesehatan mengenai konflik pasien. menggunakan skala antara 6 - 30
kewaspadaan mendahulukan kebutuhan 2. Kurangnya waktu. Likert.
standar melayani pasien dengan 3. Ketidaknyamanan Klasifikasi :
kebutuhan tenaga kesehatan menggunakan APD. Tinggi : ≤ 18
dalam melindungi diri sendiri Rendah : > 18
dan konflik lainnya.
Beban kerja Penilaian seorang tenaga Tuntutan terhadap pekerjaan Kuesioner dengan Rentang nilai Ordinal
kesehatan terhadap tuntutan yang harus diselesaikan. menggunakan skala antara 3 – 15
pekerjaan yang harus Likert. Klasifikasi :
diselesaikan. 1. Tinggi : > 9
2. Rendah : ≤ 9
Iklim keselamatan Persepsi seorang tenaga 1. Komitmen perlindungan Kuesioner dengan Rentang nilai Ordinal
kesehatan tentang komitmen, perawat. menggunakan skala antara 8 - 40
dukungan dan pengawasan di 2. Dukungan atasan Likert.
tempat kerja yang mendukung maupun rekan kerja.
tenaga kesehatan dalam 3. Pengawasan di tempat Klasifikasi :
melakukan kerja. 1. Baik : > 24
pekerjaannya dengan aman. 2. Tidak baik : ≤
24
Ketersedian Ada tidaknya sarana dan Sarana dan fasilitas : Lembar observasi Rentang nilai Ordinal
sarana dan fasilitas yang mendukung 1. Kebersihan tangan. dengan antara 0 – 9
fasilitas penerapan kewaspadaan standar. 2. Alat pelindung diri menggunakan skala Klasifikasi :
(APD). Guttman. 1. Lengkap : ≥8
3. Perlindungan dari 2. Tidak lengkap
tusukan jarum atau :<8
benda tajam lainnya.
Informasi Persepsi seorang tenaga 1. Informasi dan pelatihan Kuesioner dengan Rentang nilai Ordinal
dan pelatihan kesehatan mengenai pernah atau tentang cara penularan menggunakan skala antara 4 - 20
tidaknya mendapatkan informasi penyakit infeksi dan Likert.
dan pelatihan yang terkait prosedur pelaporan bila Klasifikasi :
dengan kewaspadaan standar terjadi pejanan atau 1. Baik : > 12
dan penularan penyakit infeksi. keceakaan kerja. 2. Kurang : ≤ 12
2. Informasi dan pelatihan
tentang kewaspadaan
standar dan
kepatuhan tenaga Perilaku seorang tenaga Kepatuhan terhadap prinsip Lembar observasi Rentang nilai Ordinal
kesehatan terhadap kesehatan dalam mematuhi dasar kewaspadaan standar dengan antara 0 – 23
pemakaian apd saat pedoman perawatan kesehatan : menggunakan skala
masa pandemik untuk melindungi dirinya dari 1. Kebersihan tangan. Guttman. Klasifikasi :
covid-19 paparan infeksi yang ditularkan. 2. Penggunaan alat pelindung 1. Patuh : 23
diri : 2. Tidak patuh :
a. Pelindung kepala ≤ 22
b. Masker.
c. Pelindung mata
d. Sarung tangan
e. Gaun
f. Sepatu pelindung
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011), “Populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga
kesehatan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan yang
berjumlah 38 orang.

3.5.2 Sampel
Sampel merupakan yang akan diterima sebagai dokumen penelitian
untuk seluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
Total sampling. Total sampling adalah Teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil
total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang
dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel
dalam penelitian ini yaitu 38 tenaga kesehatan yang bekerja di Wilayah
Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.

3.6 Teknik Pengumpulan data


Dalam penelitian ini hanya menggunakan kuisioner dan lembar observasi
sebagai instrument untuk mendapatkan informasi dan data dari responden. Data
diporeleh dari berbagai jurnal dan data infeksi di Wilayah Kerja Puskesmas
Dumbaya Bulan

3.7 Sumber Data


3.2.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung
dari sumber asli atau tidak melalui perantara (Riyanto, 2011). Dalam
penelitian ini, data primer diperoleh peneliti melalui metode wawancara
secara langsung kepada responden dengan menggunakan lembar
observasi. Teknik anamnesa yang digunakan adalah autoanamnesa yaitu
anamnesa yang dilakukan dengan subjek peneliti langsung.

3.2.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung atau diperoleh melalui media perantara
(Riyanto, 2011). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari data yang
sudah tersedia dan diambil sebagai sumber yaitu melalui data infeksi di
Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.

3.8 Teknik analisis data


a. Analisis Deskriptif
Data yang didapat melalui kuesioner kemudian diedit, dikoding dan
diskoring serta diolah per variabel. Karateristik sampel dan distribusi variabel
dianalisis dengan analisis deskriptif. Sedangkan dalam distribusi frekuensi,
variabel dikategorikan dalam angka dan presentse.
b. Analisis Inferensial
Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi logistik. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan dan signifikasi pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen (Pramesti, 2017). Hubungan antara variabel
independen variabel dependen dikatakan signifikan jika nilai signifikannya (p-
value) adalah < 0,05.

3.9 Teknik Pengolahan Data


Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
mengungkap fenomena (Nursalam, 2016 Dalam Kartawidjaja, 2020)
1. Pemeriksaan data (Editing)
Editing adalah upaya memeriksa kembali data yang diperoleh atau
dikumpulkan yang dilakukan pada tahap pengumpulan data untuk memeriksa
kebenarannya.
2. Pemeriksaan kode (Coding)
Coding adalah memberikan nomor atau kode terhadap data yang di dapat
untuk mempermudah dalam proses pengolahan data.
3. Pemeberian nilai (Scoring)
Menentukan skor atau nilai untuk tiap-tiap item pertanyaan, tentukan nilai
terendah dan tertinggi.
4. Tabulasi (Tabulating)
Tabulating adalah proses memasukan atau menginput data dari lembar
observasi ke dalam kerangka tabel yang sudah dibuat atau peneliti menyusun
data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dalam presentasi sesuai dengan
karakteristik masing-masing responden.
5. Entry data
Kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table
atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau
bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

3.10 Hipotesis Penelitian


3.11 Etika Penelitian
Menurut Notoadmojo (2012) terdapat beberapa etika dalam penelitan, antara
lain sebagai berikut:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia.
Dalam penelitian peneliti harus menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai responden dalam penelitian dimana dalam penelitian tidak
bisa ada paksaan atau penekanan tertentu. Subjek penelitian berhak
mendapatkan informasi yang terbuka dan lengkap terkait dengan penelitian
yang akan dilaksanakan yang meliputi tujuan dari penelitian dan manfaat
penelitian, prosedur penelitian, risiko penelitian, keuntungan dan kerahasian
informasi.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek.
Dalam penelitian ini menghormati privasi dilakukan dengan
meniadakanidentitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti
dengan kode tertentu, dengan demikian informasi yang menyangkut identitas
subjek tidak terekspos.
3. Menghormati keadilan dan insklusivitas.
Prinsip dari keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa
penelitian memberikan informasi yang jelas dan benar kepada subjek terkait
dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek.
5. Bebas dari eksploitasi.
Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang
tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam
penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan untuk
hal-hal yang merugikan subjek dalam bentuk apapun.
6. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menjaga kerahasiaan responden
dengan cara data yang didapatkan tidak disimpan ditempat umum atau
terbuka namun disimpan dalam lemari dan hanya peneliti saja yang bisa
membuka lemari tersebut. (Hidayat edisi 2, 2012 Dalam Kartawidjaja, 2020).

Anda mungkin juga menyukai