BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir Desember 2019, otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan
sejumlah kasus sindrom pernafasan akut di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China.
Kasus ini dikonfirmasi merupakan Coronavirus jenis baru dan diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), yang
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, seperti flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
kasus terdahulu yaitu middle East Respiratory Syndrome (MERS) serta Serve
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
sejak 31 desember 2019, Kasus ini menyebar dengan cepat ke seluruh
penjuru dunia. hingga hari ini tercatat 446.363.008 kasus Covid – 19 di seluruh
dunia dengan jumlah korban jiwa mencapai 6.019.640 Jiwa. (Link: COVID-19
situation update worldwide, as of week 8, updated 10 March 2022 (europa.eu) )
Selama dua tahun ini terdapat beberapa negara di dunia yang masih
mengalami lonjakan kasus positif covid – 19. Diantaranya sebagai berikut: Afrika
dengan total kasus 11.386.065, dengan kota terbanyak suspect Covid – 19 yaitu
afrika selatan, Morocco, dan Tunisia. Asia dengan total kasus 103.907.675.
dengan kota terbanyak kasus suspect Covid – 19 berasa dari India sebanyak
42.967.315 dan di Indonesia dengan jumlah 6.018.048 kasus. kasus pertama
covid – 19 di Indonesia yang disampaikan secara langsung oleh Presiden Joko
Widodo pada tanggal 2 Maret 2020. Selama dua tahun ini Penyebaran Covid –
19 di Indonesia terbilang cukup cepat dibuktian dengan sejumlah daerah di
Indonesia masih mengalami lonjakan kasus sampai saat ini.
Dari 34 provinsi di Indonesia, DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus
terbesar dengan total 20,6% atau sejumlah 1.242.697, diikuti oleh jawa barat
dengan total 18,3% atau sebanyak 1.102.048 kasus.
Berdasarkan data dari gugus tugas covid-19 provinsi Gorontalo jumlah
yang terpapar covid-19 di Gorontalo yaitu total 13,875 jiwa yakni dirawat 723
jiwa, sembuh 13.351 jiwa, meninggal 486 jiwa. Di kabupaten Bone bolango
sebanyak 621 jiwa terkonfirmasi, diantaranya 17 jiwa meninggal dunia, 577 jiwa
sembuh. (sumber data : dinas Kesehatan provinsi Gorontalo).
Cara terbaik untuk mencegah penularan COVID-19 adalah menghindari
kontak langsung dengan menerapkan physical distancing atau menjaga jarak.
Namun hal ini tidak mudah dilakukan oleh tenaga Kesehatan.Tenaga kesehatan
merupakan kelompok yang paling berisiko tertular Covid-19 karena berinteraksi
langsung dengan pasien yang terinfeksi. Di Indonesia, setidaknya hingga 9
Maret 2022 melalui laman nakes.laporcovid19.org terdapat total 2.066 Tenaga
Kesehatan yang gugur akibat Covid – 19, dan angka ini akan terus bertambah
apabila upaya pencegahan penyebaran dan penularan COVID-19 tidak diatasi
dengan segera, salah satunya dengan penyediaan APD yang efektif dan
efisiensi bagi tenaga Kesehatan.
Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Sejak
merebaknya Covid-19 yang dikabarkan menular melalui kontak fisik, pemerintah
mengimbau para tenaga kesehatan untuk mewaspadai penggunaan alat
pelindung diri (APD) selama bertugas. Hal ini untuk mencegah paparan virus ke
tubuh atau penularan virus ke orang lain. Adapun alat pelindung diri yang
dianjurkan untuk digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti masker, face shield,
sarung tangan dan pakaian alat pelindung diri (Hazmatt).
1.2 Rumusan Masalah
Tenaga kesehatan merupakan kelompok yang paling berisiko tertular
Covid-19 karena berinteraksi langsung dengan pasien yang terinfeksi. Di
Indonesia, setidaknya hingga 9 Maret 2022 melalui laman
nakes.laporcovid19.org terdapat total 2.066 Tenaga Kesehatan yang gugur
akibat Covid – 19, dengan rincian 730 Dokter, 670 Perawat, 46 Dokter gigi, 7
Sanitarian, 398 Bidan, 8 Terapis Gigi, 4 Petugas Ambulan, 12 Rekam radiologi,
48 Apoteker, 3 Elektromedik, 1 fisikawan medik, 1 entomolog Kesehatan, dan 2
epidemiolog.Penggunaan APD yang benar menjadi syarat penting dalam
mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan tenaga Kesehatan. APD dapat
menghindari penularan virus dari pasien ke orang sehat (tenaga Kesehatan).
Alat pelindung diri (APD) harus selalu dipakai pada saat akan melakukan
Tindakan yang berisiko seperti bersentuhan pada darah penderita, cairan tubuh
pasien, secret, lender, kulit yang luka serta benda yang telar terpapar dengan
pasien. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Analisis
Kepatuhan Tenaga Kesehatan Terhadap Pemakaian APD Saat Masa Pandemic
Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan”
1.3 Tujuan Umum
Mengidentifikasi kepatuhan tenaga Kesehatan terhadap pemakaian APD saat masa
pandemic Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti disiplin dan taat. Kepatuhan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perilaku sesuai aturan dan
berdisiplin. Selain itu kepatuhan merupakan sikap disiplin atau perilaku taat terhadap
suatu perintah maupun aturan yang ditetapkan dengan kesadaran. Kepatuhan atau
Kepatuhan adalah salah satu perilaku pemeliharaan Kesehatan yaitu usaha seseorang
untuk memelihara Kesehatan atau menjaga Kesehatan agar tidak sakit dan usaha
compliance dan teori obedience. Teori compliance dikembangkan oleh Green dan
dianjurkan atau respons yang diberikan terhadap sesuatu di luar subjek. Sementara itu
pada tahun 1963. Milgram menyatakan bahwa kunci untuk patuh yaitu tidak bergantung
pendukung meliputi sarana prasarana fasilitas Kesehatan dan factor pendorong meliputi
peran keluarga. Sedangkan menurut Smet, kepatuhan dipengaruhi oleh factor
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan
adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah satu cara untuk mencegah
kecelakaan, dan secara teknis APD tidaklah sempurna dapat melindungi tubuh akan
(Lani, 2021) Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai
atau seluruh tubuh sumber daya manusia dari potensi bahaya di fasilitas
APD bersifat eksklusif (hanya melindungi individu) dan spesifik (setiap alat
6. Covid – 19
Covid – 19 merupakan salah satu masalah kesehatan yang cakupannya
mendunia. Kasus ini diawali dari laporan World Health Organization (WHO) pada
tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan bahwa ada kasus kluster pneumonia
dengan etiologi yang belum jelasdi Kota Wuhan Provinsi Hubei China. Kasus ini terus
berkembang, dan akhirnya diketahui penyebab kluster pneumonia ini adalah novel
coronavirus. Kasus ini terus berkembang hingga diluar Negara China. Pada tanggal
11Maret 2020, akhirnya WHO pun menetapkan Covid-19 sebagai pandemic. Pandemi
adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia atau pada daerah yang sangat luas, yang
melintasi perbatasan beberapa negara, dan biasanya mempengaruhi banyak
orang(widyaningrum.2020)
Covid-19 merupakan jenis virus baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan
belum diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya. Covid-19 merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV02). WHO menetapkan virus
Corona sebagai pandemi pada 11 maret 2020 karena penularan virus ini sangat cepat.
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi
utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien
simptomatk terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Beberapa laporan
kasus menunjukkan dugaan penularan dari karier asimtomatis, namun mekanisme
pastinya belum diketahui. Kasus-kasus terkait transmisi dari karier asimtomatis
umumnya memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19.(Satria, 2020)
(Faisol,2020) munculnya virus baru yang ditemukan pertama kali pada
sekitar Desember 2019 di Wuhan Provinsi Hubei, Tiongkok.1 Pasalnya, virus
yang diberi nama oleh World Health Organization (WHO) sebagai Coronavirus
Deseas (covid-19)2 ini telah menyebarluas dan menginfeksi banyak orang di
hampir seluruh belahan dunia. Lebih lagi, sampai saat ini metode ataupun obat
dan vaksin untuk mencegah penularannya belum juga ditemukan.3 Penyebaran yang
sangat cepat dari manusia ke manusia lainnya menyebabkan jenis virus baru ini
juga ditetapkan sebagai pandemi global.4 Akibatnya, tidak hanya terhadap angka
infeksi maupun kematian yang terus meningkat, fenomena tersebut juga telah
berimbas pada hampir semua aspek kehidupan.
7. Risiko Covid – 19
Faktor risiko terbagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti umur,
jenis kelamin, ras, suku, genetik termasuk adanya kasus pneumonia yang serius yang
sebelumnya belum teridentifikasi etiologinya. Pada mulanya kasus ini sebanyak 44
kasus bermula di Wuhan, Cina yang menyebar begitu sangat cepat sampai saat ini
berjumlah puluhan juta jiwa kasus.
faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan COVID 19 terdiri dari:
(Wulan,2020)
1. Karakter individu
a. Umur
Faktor umur erat kaitannya dengan COVID 19 karena orang yang lanjut
usia adanya proses degeneratif anatomi dan fisiologi tubuh sehingga
rentan terhadap penyakit, imunitas yang menurun, ditambah seseorang
yang mengidap penyakit penyerta akan menyebabkan kondisi tubuhnya
lemah sehingga mudah terinfeksi COVID 19. Selain itu faktor usia yang
lanjut menyebabkan kelalaian dalam menjaga protokol COVID 19
sehingga meningkatkan risiko COVID 19
b. Jenis kelamin
Laki-laki biasanya karena tuntutan pekerjaan lebih sering keluar rumah
dibandingkan perempuan sehingga rentan penyakit ini. Selain itu
perempuan biasanya lebih memiliki tingkat pengetahuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki terutama epidemiologi dan faktor risiko COVID 19.
2. Infeksi dari penderita di rumah sakit
tata laksana pada pasien suspek COVID 19 baik yang ringan maupun
penderita COVID 19 dengan tingkatan penyakit yang berat di RS diantaranya
harus menerapkan protokol kesehatan yaitu pasien menggunakan masker,
pasien yang COVID 19 dipisahkan dari pasien lain, serta pengaturan jarak 1
m, serta petugas RS diwajibkan menggunakan APD lengkap. Keluarga
pasien sebaiknya disarankan tidak diperkenankan menjenguk ke rumah sakit
demi memutus infeksi nosokomial dan memutus rantai penularan COVID
3. Hipertensi
hipertensi akan meningkatkan risiko COVID 19 sebaiknya alternative
pengobatan herbal bisa digunakan dalam menangani hipertensi sehingga
tidak memperburuk prognosis COVID 19 dan memperkecil risiko COVID 19
4. Kardiovaskuler.
Dalam hal ini meskipun secara medis tidak disarankan penghentian ACE dan
ARB tetapi untuk memperkecil risiko COVID 19 sebaiknya adanya alternatif
terapi penyakit kardiovaskuler bisa dicoba terapi obat yang tidak memiliki efek
samping serta meningkatkan gaya hidup sehat sehingga seseorang terhindar
dari COVID 19
5. Diabetes militus
Penderita COVID 19 dengan diabetes akan meningkatkan gagal ginjal
menyebabkan tidak terkontrolnya diabetes dan hipertensi sebagai komorbid
COVID 19.. Dampak tidak terkontrolnya diabetes akan menyebabkan
peradangan sitokin yang berakibat kerusakan multi organ
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.5.2 Sampel
Sampel merupakan yang akan diterima sebagai dokumen penelitian
untuk seluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
Total sampling. Total sampling adalah Teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil
total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang
dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel
dalam penelitian ini yaitu 38 tenaga kesehatan yang bekerja di Wilayah
Kerja Puskesmas Dumbaya Bulan.