Disusun Oleh:
Kelompok 10/J
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pandemi virus corona yang bermula di Wuhan, China, menyebar dengan cepat dan
menyerang sistem pernapasan manusia. Pandemi tersebut bernama Covid-19 dan
dinyatakan sebagai darurat kesehatan oleh Indonesia melalui terbitnya Keppres No. 11
Tahun 2020, dilanjutkan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Pemerintah Indonesia juga membentuk Satgas
Covid-19 melalui website www.covidl9.go.id untuk memberikan informasi resmi mengenai
Covid-19. Masyarakat diwajibkan mengikuti protokol kesehatan, seperti mencuci tangan
dengan sabun dan air, menggunakan hand sanitizer, memakai masker, dan menjaga jarak
fisik satu meter. Pemerintah mengeluarkan Perppu No. 1 Tahun 2020 untuk mengatasi
masalah ekonomi dan kesehatan yang mendesak akibat pandemi. Penerbitan Perppu
didasarkan pada tiga prasyarat: kebutuhan yang wajar, kebutuhan yang mendesak, dan tidak
adanya alternatif lain untuk mengatasi situasi tersebut. Urgensi situasi tersebut disebabkan
oleh permasalahan hukum yang membutuhkan penyelesaian cepat dan kekosongan hukum
yang tidak dapat diselesaikan melalui prosedur normal. Peraturan tersebut bertujuan untuk
menstabilkan sistem keuangan nasional yang terkena dampak pandemi, dan menyelamatkan
perekonomian nasional. Penerapan PSBB membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah,
termasuk bekerja dan belajar yang bergeser ke platform daring.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Landasan Teori
- Etika profesi Kesehatan dalam perspektif syariah islam
a. Teori Keadilan
Teori ini dapat dijadikan landasan untuk membahas tentang penegakan hukum
bagi pasien yang tidak jujur terinfeksi COVID-19. Prinsip keadilan diperlukan
untuk menentukan apakah sanksi hukum yang diberikan telah sesuai dengan
tingkat kesalahan yang dilakukan oleh pasien.
b. Teori Hukum Pidana
Teori ini dapat digunakan untuk membahas tentang sanksi hukum yang
diberikan kepada pasien yang tidak jujur terinfeksi COVID-19. Prinsip-prinsip
hukum pidana, seperti kepastian hukum, kesesuaian sanksi dengan tindakan
yang dilakukan, dan penegakan hukum yang adil, dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pembahasan ini.
c. Teori Etika Medis
Teori ini dapat digunakan untuk membahas tentang pertanggungjawaban etis
pasien terhadap tindakan mereka dalam pandemi COVID-19. Prinsip-prinsip
etika medis, seperti otonomi, keadilan, dan tidak membahayakan orang lain,
dapat dijadikan sebagai acuan dalam penulisan jurnal ini.
2. Mengenal Covid-19
COVID-19 telah menimbulkan dampak yang signifikan pada Negara Indonesia, baik
dari segi kesehatan, ekonomi, maupun sosial. Berikut adalah beberapa dampak
COVID-19 terhadap Indonesia:
● Dampak Kesehatan:
● Dampak Ekonomi:
● Dampak Sosial:
Dampak sosial dari COVID-19 terlihat pada penerapan kebijakan jarak sosial
dan pembatasan mobilitas yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Banyak
masyarakat yang terdampak kehilangan pekerjaan dan penghasilan, sehingga
mempengaruhi kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan juga terkena dampak, karena sekolah dan universitas ditutup untuk jangka
waktu yang tidak dapat ditentukan.
● Dampak Politik:
● Pencegahan Penyebaran :
Tenaga kesehatan juga bertanggung jawab dalam mencegah penyebaran virus
COVID-19. Mereka memberikan edukasi dan pelatihan tentang cara-cara
untuk mencegah penyebaran virus, seperti mencuci tangan, menjaga jarak
sosial, dan mengenakan masker. Mereka juga memantau dan mengkarantina
pasien yang positif COVID-19 dan melakukan pelacakan kontak untuk
mencegah penyebaran virus.
● Bantuan Psikologis :
Perjanjian tidak dapat ditarik kembali tanpa kesepakatan kedua belah pihak kecuali
ada alasan lain yang diperbolehkan oleh undang-undang. Penerapan asas itikad baik
dalam perjanjian terapeutik dapat dilihat dari hak dan kewajiban yang dilaksanakan
secara timbal balik. Hal ini membuat kejujuran pasien dalam memberikan informasi
tentang gejala penyakitnya sangatlah dijunjung tinggi, serta pemberian pelayanan
medik dari tenaga medis harus didasarkan pada keahlian & keterampilan tenaga medis
itu sendiri.
Pada situasi wabah covid-19, ketidakjujuran pasien atas informasi kesehatannya dapat
mengancam nyawa petugas medis dan orang-orang di sekitar pasien sehingga
dianggap menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah. Ketidakjujuran pasien
ketika berobat mengenai kronologi penyakit, dianggap menjadi salah satu pemicu
semakin banyaknya perawat atau dokter yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia.
Akibatnya, diagnosis yang dilakukan tenaga medis tidak tepat sasaran, pasien
mendapat penanganan yang salah dan tim medis yang merawat terkena imbasnya
yaitu virus. Atas tindakan tersebut pasien dapat diancam pidana penjara
selama-lamanya satu tahun dan denda setinggi-tingginya satu juta berdasarkan Pasal
14 ayat (1) dan (2) UU No. 4/1984 tentang wabah penyakit menular.
Seperti yang kita tahu, agama islam telah menganjurkan kita untuk selalu menerapkan
kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lisan maupun perbuatan. Karena
kebohongan merupakan hal yang bathil dimana dapat menimbulkan kerugian. Dari
ketidakjujuran para pasien tersebut, membuat angka covid-19 di Indonesia semakin
meningkat sebab banyak orang yang terinfeksi. Hal ini sangatlah menimbulkan
penderitaan bagi yang terdampak apalagi jika sampai ada yang tidak terselamatkan /
meninggal dunia.
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk selalu berkata benar, dimana terdapat
dalam Surat
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar," (QS. Al-Ahzab [46]: 70)
Tenaga kesehatan memiliki faktor resiko yang sangat tinggi untuk tertular Covid-19,
Oleh karena itu, peran & dukungan masyarakat dalam memberikan keterangan
sebenar-benarnya mengenai riwayat penyakitnya sangatlah penting.
KESIMPULAN
Penegakan hukum identik dengan pemberian sanksi bagi para pelanggarnya serta merupakan
syarat terwujudnya perlindungan hukum untuk setiap orang dengan memperhatikan unsur
kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat sebagai
bentuk peringatan kepada masyarakat akan bahaya virus Corona yang tengah melanda hampir
seluruh dunia. Diperlukan kerjasama yang baik dari berbagai pihak dalam upaya
penanggulangan wabah ini diantaranya dengan berlaku jujur dalam memberikan keterangan
mengenai kesehatannya kepada tenaga kesehatan agar pengobatan dapat dilakukan secara
cepat dan tepat. Kejujuran akan menyelamatkan banyak nyawa termasuk nyawa tenaga
kesehatan yang sedang bertugas menangani pasien terinfeksi covid-19. Ketidakjujuran dalam
memberikan informasi kondisi kesehatan tergolong tindakan menghalangi penanggulangan
wabah berdasarkan Pasal 14 ayat dan UU No. 4 tahun 1984 tentang Kekarantinaan
Kesehatan. Selain itu, ancaman pidana diberikan kepada seseorang yang lalai sehingga
mengakibatkan seseorang meninggal dunia dinyatakan dalam pasal 359 KUHP.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
a. Kepada Pemerintah. Ketentuan pidana tidak menyebutkan secara spesifik kondisi jika
pasien berbohong, namun penafsiran mengenai orang yang tidak jujur bisa
dikategorikan menghalang halangi penanggulangan wabah, perlu mendapatkan
penjelasan secara spesifik agar tidak menimbulkan pro dan kontra ataupun multitafsir
sehingga sanksi yang diberikan dapat memenuhi unsur kepastian hukum,
kemanfaatan, dan keadilan.
b. Kepada masyarakat. Diperlukan kesadaran dan kerjasama yang baik antara
masyarakat dengan pemerintah dalam penanggulangan wabah penyakit menular,
Salah satunya adalah dengan memberikan informasi yang jujur mengenai kondisi
kesehatannya kepada tenaga kesehatan sebagai bentuk kewajiban yang harus
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat, Biki Zulfikri. 2017. Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Etika
Bisnis Islam. Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah, 1(1),
98-113.