Anda di halaman 1dari 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan

penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit

infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti

Middle East Respiratory Syndrom (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut

Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus jenis baru yang

ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada

Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-

2019 (COVID-19). Penyakit ini menyebar melalui tetesan pernapasan dari batuk

dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan

stainless steel SARS Cov-2 dapat bertahan hingga tiga hari, atau dalam aerosol

selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di fases, tetapi hingga Maret 2020

tidak diketahui apakah penularan melalui fases mungkin, dan resikonya

diperkirakan rendah (Safrizal,2020).

Pandemi Covid-19 ini telah menjadi ancaman bagi manusia, penyebaran

virus yang terjadi dari manusia ke manusia menyebabkan perjumpaam antara

manusia menjadi suatu peristiwa yang membahayakan keselamatan dan

kesehatan. Olehnya penyebaran virus ini memaksa manusia untuk mematuhi

aturan protokol kesehatan dengan menjalankan pola hidup sehat dan bersih,

menjaga jarak, memakai masker, atau alat pelindung diri, menjauhi mereka yang
2

terinfeksi penyakit ini. Hal ini membawa dampak bukan hanya dalam bidang

kesehatan saja melainkan dalam semua aspek kehidupan manusia. Dampak yang

paling dirasakan bagi umat beragama adalah pembatasan pelaksanaan beribadah

bersama dimasa pandemi covid-19. Pembaruan tentang penyakit ini telah menjadi

berita utama di seluruh dunia setiap hari sepanjang tahun 2020 (McAleer,2020).

World Health Organization (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai

pandemi global, pernyataan resmi Presiden Republik Indonesia yang menyatakan

penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional (Bencana Non-Alam) dan

Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait

perpanjangan status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat

Virus Covid-19 di Indonesia. Pernyataan sebagai pandemi global merupakan

suatu isyarat bahwa dalam menghadapi pandemi ini segala fokus kebijakan yang

dilakukan suatu negara harus memprioritaskan kebijakan penanganan kesehatan

dibandingkan kebijakan politik maupun ekonomi (Tim Pemerintah Jawa Timur,

2019).

Sedangkan menurut (Cohen & Kupferschmidt, 2020), intervensi

kesehatan masyarakat yang klasik untuk memperlambat transmisi dan

menghindari pelonggaran sistem kesehatan, isolasi, karantina, menjaga jarak

sosial, dan penahanan komunitas sedang dilaksanakan dengan cepat. Tindakan ini

telah terbukti berhasil memperlambat transmisi seperti terlihat pada Cina dan

Korea Selatan, telah menyebabkan penahanan dari virus (Baye, 2020 : Maier &

Brockmann, 2020).
3

Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pembentukan Gugus

Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang selanjutnya telah diubah melalui

Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 untuk memperluas cakupan tugas dan

keanggotaan dari Gugus Tugas Covid-19 yang melibatkan kementerian/lembaga

terkait dalam percepatan penanganan Covid-19. Selanjutnya Presiden Joko

Widodo membubarkan Gugus Tugas Covid-19 ini melalui Peraturan Presiden

Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan

Ekonomi Nasional, yang kemudian pelaksanaan tugas dan fungsi Gugus Tugas

Covid-19 secara nasional maupun daerah dilakukan oleh Komite Kebijakan atau

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Satuan Tugas atau Satgas merupakan sebuah unit atau formasi yang

dibentuk dengan tujuan untuk mengerjakan tugas tertentu. Satgas Covid-19 adalah

sebuah unit yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah dan

menanggulangi dampak penyakit Covid-19. Satgas Covid-19 dibentuk oleh

pemerintah sebagai tindak lanjut SE Mentri Dalam Negeri Nomor 440/226/SJ

tentang pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease

2019 (Covid-19) di Daerah. Satgas ini bertugas menyelesaikan permasalahan

kebijakan strategis yang berkaitan dengan penangan virus tersebut dengan cepat

dan tepat. Selain itu, Satgas Covid-19 juga mengawasi kebijakan strategis terkait

penanganan virus dan yang terakhir, menetapkan dan melaksanakan kebijakan

serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam penanganan Covid-19.

Mengenai struktur dan tugas pokok Satgas Covid-19 telah diatur

Berdasarkan Keputusan Ketua Komite Kebijakan Komite Penanganan


4

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Dan Pemulihan Ekonomi Nasional Nomor

1 Tahun 2020 tentang susunan keanggotaan dan struktur organisasi satuan tugas

penanganan Covid-19 komite penanganan Corona virus Disease 2019 dan

pemulihan ekonomi nasional.

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan kebijakan, antara lain

kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat melalui kebijakan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merupakan

peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan

(Kemenkes) dalam rangka untuk penanganan pandemi Covid-19. Pembatasan

kegiatan masyarakat antara lain tutup sekolah dan perkantoran, pembatasan

kegiatan di tempat keramaian atau fasilitas umum, dan larangan khusus lainnya

terkait keselamatan. Hanya jika setiap anggota masyarakat berkeinginan untuk

menerapkan pembatasan tersebut diatas, efektivitas PSBB dapat dipraktikan di

lapangan agar berhasil (Ni Nyoman Pujaningsih 1, 2020) dalam Amsir (2021).

Evaluasi kebijakan memiliki tujuan untuk melihat apakah tujuan dari

kebijakan yang dibuat dan diimplementasikan tersebut telah tercapai atau tidak

sehingga dengan dilakukannya evaluasi maka dapat diketahui kekurangan dan

kelebihannya, serta dapat dijadikan acuan untuk dapat mengembangkan dan

memperbaiki kekurangannya program sebelumnya.

Pandemi Covid-19 melanda seluruh wilayah di Indonesia tak terkecuali

di Kecamatan Mawasangka Tengah. Kecamatan Mawasangka Tengah marupakan

salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Buton Tengah yang terdiri dari

sembilan desa dan satu kelurahan yaitu Desa Lantongau, Desa Morikana, Desa
5

Lanto, Desa Lalibo, Desa Langkomu, Desa Katukobari, Desa Watorumbe, Desa

Watorumbe Bata, Desa Gundu-gundu, dan Kelurahan Lakorua. Dengan jumlah

penduduk pada tahun 2022 sebanyak 8.442 jiwa dengan angka kepadatan

penduduk rata-rata 90,1 km2. Dimana jumlah penduduk wanita sebanyak 4.221

(50%) jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak 4.221 jiwa (50%).

Pandemi Covid-19 melanda dunia tak terkecuali di Indonesia yang terjadi

sejak tahun 2019 pada bulan Maret. Selain menerapkan PSBB pemerintah juga

mengharuskan masyarakat untuk melakukan vaksinansi agar terhindar dari

penyebaran atau inveksi Covid-19. Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten

Buton Tengah juga menerapkan atau menggunakan vaksinasi berdasarkan amanah

dari pemerintah pusat yang dimulai dari vaksin tahap 1 sampai vaksin booster.

Berdasarkan data dari Puskesmas Mawasangka Tengah jumlah masyarakat yang

melakukan vaksinasi tahap 1 sebanyak 6.669, tahap 2 sebanyak 5.388, dan tahap 3

sebanyak 579. Selain itu, untuk data yang terpapar Covid-19 ditahun 2021

sebanyak 7 orang dan untuk tahun 2022 yang terpapar covid-19 sebanyak 7 orang.

Berdasarkan hasil observasi bahwa dalam pelaksanaan Penanganan

Covid-19 di Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah belum berjalan

dengan baik, hal ini disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara Tim Satuan

Gugus Tugas dan Pemerintah Kecamatan dalam memberikan informasi kepada

masyarakat akan bahaya Covid-19 sehingga masyarakat kurang memahami

manfaat dari vaksinasi yang diberikan oleh pemerintah sehingga membuat

masyarakat merasa takut untuk melakukan vaksinasi seperti yang diungkapkan

oleh salah satu warga di Kecamatan Mawasangka Tengah bahwa “kami


6

masyarakat banyak yang tidak tahu akan manfaat vaksinasi yang diberikan apalagi

ketika melihat berita dari beberapa media bahwa banyak masyarakat yang cacat,

lumpuh, bahkan sampai meninggal dunia”. Selain itu, kurangnya ketegasan dari

Pemerintah Kecamatan dan Tim Satuan Gugus Tugas untuk menjalankan amanah

UU terkait dengan pembatasan aktivitas masyarakat pada ruang publik atau umum

serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, dan

banyaknya masyarakat yang datang dari luar daerah tidak melakukan isolasi

mandiri yang disebabkan oleh kurangnya perhatian dari Pemerintah Kecamatan

dan Tim Satuan Gugus Tugas untuk memantau dan melakukan pemeriksaan dari

luar daerah atau daerah lain. Selain itu juga, selama masa pandemi masih banyak

beberapa masyarakat Mawasangka Tengah tidak mendapatkan bantuan covid-19

yang seharusnya semua kalangan masyarakat wajib mendapatkan bantuan covid-

19 karena seluruh masyarakat terkena juga imbas dari pandem covid-19 .

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul “Evaluasi Penanganan Covid-19 di

Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi

dasar permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimana Evaluasi

Penanganan Covid-19 di kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton

Tengah.
7

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mendeskripsikan mengenai keberhasilan penanganan Covid-19 di Kecamatan

Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dan dapat diperoleh dari

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan

sebagai bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti dan juga bagi pihak

lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan agar dapat membuka wacana yang

ada dimasyarakat, dalam penanganan covid-19 pelayanan sosial seperti vaksinasi

agar dapat berfungsi secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan sosial.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Evaluasi

2.1.1 Definisi Evaluasi

Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris, evaluation yang

berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah yang

berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses

kegiatan.

Secara umum evaluasi memiliki makna proses penilaian akhir pada

suatu kebijakan yang telah di implementasikan, pernyataan yang serupa juga

dikuatkan oleh para ahli kebijakan salah satunya menurut William N Duun,

evaluasi adalah bagian dari proses ataupun perputaran kebijakan publik setelah

perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan, dan

monitoring/pengawasan terhadap implementasi kebijakan. Dalam pendapat

lainnya M. Chabib Thoha, mengutarakan penjelasannya bahwa yang di katakan

evaluasi adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan

menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk

memperoleh kesimpulan.

Evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, prestasi,

efisiensi dan dampak proyek dalam konteks tujuan yang telah disepakati. Evaluasi

memanfaatkan sistem informasi. Sistem tersebut termasuk fisik dasar, catatan

keluarga, rincian, masukan dan pelayanan yang disediakan untuk para pemanfaat

(misalnya kredit, dan penyuluhan) tetapi dengan suatu pandangan terhadap


9

perbandingannya dari waktu kewaktu terhadap informasi kontrol yang

diperbandingkan (Oakley, 1991).

Istilah evaluasi menurut Duun (2000) mempunyai arti yang berhubungan,

masing-masing merujuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil

kebijakan dan program. Secara Umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan

penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment) yang

menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilai.

Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi yang berkenaan dengan produksi

informasi mengenai nilai sasaran atau manfaat hasil program. Evaluasi merupakan

persoalan fakta dan logika penting dari yang penting.

Istilah evaluasi dinyatakan Tyler (1950) sebagai proses menentukan

sampai sejauh mana tujuan organisasi dapat dicapai. Provous (1971) mengartikan

evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar tertentu yakni

untuk mengetahui apakah terdapat selisih atau tidak. Komite untuk standar

evaluasi mendefinisikan evaluasi sebagai penelitian yang sistematik atau teratur

tentang manfaat atau kegunaan beberapa objek (Joint Comitatte, 1981).

Menurut Husni (2010:971), evaluasi adalah suatu proses untuk

menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang

ditemukan. Menurut Arifin (2010:5-6) menyatakan evaluasi adalah suatu proses

bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah

kualitas, sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan

kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
10

Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan Arikunto dan Cepi

(2008:2) bahwa “evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang

bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk

menentukan semua alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi

yang berguna bagi pihak pembuat keputusan untuk menentukan kebijakan yang

akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Sedangkan M.Uzer

Usman (2003:120) mengatakan evaluasi adalah proses yang ditempuh seseorang

untuk memperoleh informasi yang berguna sehingga dapat dipakai untuk

menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternative yang

diingginkan karena penentuan atau keputusan semacam ini diambil secara acak,

maka alternative-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai

itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk

proses pengambilan keputusan.

Menurut Anne Anastasi (1978), evaluasi adalah proses sistematis untuk

menentukan sejauh mana tujuan instruksional dicapai oleh seseorang. Evaluasi

merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan

terarah berdasarkan tujuan yang jelas

Menurut Sejekti Rusi (1988), pengertian evaluasi adalah proses menilai

sesuatu, yang mencakup deskripsi tingkah laku siswa baik secara kualitatif

(pengakuan) maupu secara kuantitatif (penilaian).


11

Menurut Willian A. Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1978), pengertian

evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan

informasi yang sanggat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

Menurut A.D Rooijakkers, pengertian evaluasi adalah suatu usaha atau

proses dalam menentukan nilai-nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga

diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kualitatif hasil

pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi adalah proses pengumpulan

data deskriptif, informatif, prediktif, dilaksanakan secara sistematik dan bertahap

untuk menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.

Menurut Siagian (1984:45) evaluasi sebagai suatu proses pengukuhan

dan pembandingan hasil kerja yang dicapai (diperoleh) dengan hasil yang

seharunya dicapai. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Mokijat (2000:61)

evaluasi atau penilayan adalah fungsi organik dan perbandingan daripada hasil-

hasil pekerjaan yang kenyataanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharunya

dicapai.

Tague Suchlife (1996: 1-3) mengartikan evaluasi sebagai “A Systematic

process of determining the to extent to which instructionsl objective are achieved

by pupils”. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan

insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,

sistematik, dan terarah berdasarkan turunan yang jelas.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi

pada dasarnya sama yaitu proses pengumpulan data, menilai dan melihat tingkat
12

keberhasilan sebuah kegiatan atau program yang telah diimplementasikan,

sehingga dapat dilakukan evaluasi maka dapat di ketahui kekurangan dan

kelebihanya, serta dapat di jadikan acuan untuk dapat mengembangkan dan

memperbaiki kekurangan program sebelumnya.

2.1.2 Tujuan Dan Manfaat Evaluasi

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian

juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2002:13) terdapat dua tujuan evaluasi

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program

secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-

masing komponen.

Worten, Blaine R dan James R. Sanders mengemukakan tujuan evaluasi

yaitu memberikan informasi yang dipakai sebagai dasar untuk

1. Membuat kebijakan dan keputusan

2. Menilai hasil yang dicapai

3. Menilai kekurikulum

4. Memberi kepercayaan kepada sekolah

5. Memonitor dana yang telah diberikan

6. Memperbaiki materi dan program pendidikan (Farida Yusuf Tayibnapis,

2002: 2).

Menurut Crawford (2000: 30) tujuan danfungsi evaluasi yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai

dalam kegiatan

2. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap perilaku hasil


13

3. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan

4. Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan

Menurut Subarsono (2006:120),evaluasi memiliki beberapa tujuan antara

lain dapat dirincikan sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan,

2. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan,

3. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan,

4. Mengukur dampak suatu kebijakan,

5. Untuk mengetahui apabila ada yang menyimpang,

6. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.

2.2 Konsep Evaluasi Program

2.2 1 Definisi Evaluasi Program

Pengertian umum melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang di

maksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan

yang direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993:297)

Evaluasi program menurut Cronbach dan Stufflebean adalah upaya

menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan dan

menegaskan bahwa meskipun evaluation menyediakan informasi, evaluasi

bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program (cronbach, 1982)

Patton;1997 menyatakan bahwa evaluasi program adalah pengumpuuan

informasi yang sistematis mengenai kegiatan, karakteristik, dan hasil dari program

untuk membuat penilaiyan mengenai program ini, meningkatkan efektifitas

program, dan atau menginformasikan keputusan mengenai pengembangan


14

program di masa depan. Sedangkan definisi lain mengenai evaluasi program

datang dari joint committee on standars for educational evaluation (1981) yang

mengatakan bahwa evaluasi program adalah evaluasi yang menilai aktivitas

kegiatan dengan menyediakan data yang berkelanjutan.

Maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan memiliki tujuan

untuk melihat apakah tujuan dari kebijakan yang dibuat dan yang

diimplementasikan tersebut telah tercapai atau tidak sehingga dengan dilakukanya

evaluasi maka dapat ketahui kekurangan dan kelebihanya, serta dapat dijadikan

acuan untuk dapat mengembangkan dan meperbaiki kekuranganya program

sebelumnya.

2.2.2 Tujuan Evaluasi Program

Arikunto dan Jabar (2009: 18) mengatakan bahwa tujuan diadakanya

evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaiya tujuan program dengan

langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program. Ada tujuan elemen yang

harus dilakukan evaluasi, yatu:

1. penentuan fokus yang akan dievaluasi (focus the evaluation),

2. penyusunan desai evaluasi (desingning the evalution)

3. pengumpulan informasi (collecting information)

4. analisis dan interpretasi informasi (analyzing and interpreting)

5. pembuatan laporan (reporting information)

6. pengelolaan evaluasi (managing evaluation) dan

7. evaluasi untuk evaluasi (evaluatingevaluation)


15

Tujuan evaluasi program seperti yang diuraikan oleh Roswati (2008: 66-

67) adalah sebagai berikut:

1. menjawab pertanyaan-pentanyaan tentang tindak lanjut suatu program

dimasa depan

2. penundaan pengambilan keputusan

3. penggeseran tanggung jawab

4. pembenaran/justifikasi program

5. memenuhi kebutuhan akreditasi

6. laporan akuntasi untuk pendanaan

7. menjawab atas permintaan pemberi tugas, informasi yang diperlukan

8. membantu staf mengembangkan program

9. mempelajari dampak/akibat yang tidak sesuai dengan rencana

10. mengadakan usaha perbaikan bagi program yang sedang berjalan

11. menilai manfaat dari program yang sedang berjalan

12. memberi masukan bagi program baru

Ada 6 pendekatan yang dikemukakan oleh William N Duun (2003:429),

yaitu efektivitas, evaluasi, kecukupan, kesamaan, responsifitas, dan ketepatan

sebagai berikut:

1. Efektivitas (effectiveness) adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat

keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas,

kuantitas dan waktu sesuai dengan yang telah di tentukan sebelumnya. Pada

kegiatan evaluasi, penekanan kriteria ini terletak pada ketercapaian hasil.

Apakah hasil yang di ingginkan dari adanya suatu kebijakan sudah tercapai.
16

2. Efesiensi (efficiency) adalah usaha yang mengharuskan penyelesaian pekerjaan

dengan tepat watu, cepat dan memuaskan. Sehingga efisien berkaitan erat

dengan ketepatan waktu tanpa harus mengeluarkan biaya atau cost yang

berlebihan.

3. Kecukupan (adequacy) apakah suatu kebujakan yang dijalankan bisa

mencukupi untuk memecahkan masalah yang di hadapi oleh masyarakat.

Ktriteria ini lebih mempersoalkan kememadaian hasil kebijakan dalam

mengatasi masalah kebijakan, atau seberapa jauh pencapaian hasil dapat

memecahkan masalah kebijakan.

4. Kesamaan (equality) kriterian ini menganalisis apakah biaya dan manfaat telah

didistribusikan secara merata kepada kelompok masyarakat

5. Responsivitas (responsiveness) Indikator responsivitas suatu keberhasilan

kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi

dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif

berupa dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.

6. Ketepatan (appropriateness) adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan

suatu gerakan kesuatu sasaran sesuai dengan tujuan. Dengan kata lain bahwa

ketepatan adalah kesesuain antara kehendak yang di ingginkan dan kenyataan

hasil yang diperoleh terhadap sasaran tujuan tertentu.

2.3 Konsep Covid-19

2.3.1 Definisi Covid-19

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus

bernama SARS-COV-2, atau seringkali disebut virus corona. Virus corona sendiri
17

merupakan keluarga virus yang sangat besar. Infeksi terjadi pada hewan dan

manusia (Tim Penulis Pemerintah Jawa Timur, 2019). Pada manusia biasanya

menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga

penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan

Sindrom Pernapasan Akut Berat/Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Penyakit ini menyebar melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini

dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan Stainless Steel SARS

Cov-2 dapat bertahan hingga tiga hari, atau dalam aerosol selama tiga jam. Virus

ini juga telah ditemukan di fases, tetapi hingga Maret 2020tidak diketahui apakah

penularan melalui fases mungkin, dan resikonya diperkirakan rendah (Safrizal,

2020).

Perkembangbiakan Coronavirus hanya dapat terjadi melalui sel host-nya,

artinya jika tidak ada sel host Coronavirus tidak akan mampu bertahan hidup.

Corona Virus adalah virus RNA Strain tunggal positif, berkapsul dan tidak

bersegmen, termasuk ordo Nidovirales, keluarga coronaviridae (Burhan dkk,

2020). Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) merupakan virus corona tipe

ketujuh yang ditemukan pada manusia. Tipe ini bertransmisi dari kelelawar

kemudian host perantara dan melalui mutase evolusi untuk dapat hidup di

manusia.

WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus

corona secara global, Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat

Covid-19 dibanding China, jumlah total kasus virus corona, menurut WHO,

sedikitnya 123 negara dan wilayah, dari jumlah tersebut, nyaris 81 ribu kasus ada
18

di wilayah China daratan, Italia, yang merupakan negara Eropa yang terdampak

Virus Corona terparah, kini tercatat yang dominan terbanyak dalam kasus virus

corona ini.

Selain itu juga, terdapat beberapa dampak yang timbul akibat adanya

pandemi Covid-19 ini, diantaranya adalah: Bidang Pekerjaan, Covid-19

mengharuskan masyarakat untuk menjaga jarak aman baik dengan pembatasan

sosial berskala besar, sistem bekerja dari rumah (work from home) hingga semi

lockdown. Hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat yang mengurangi

tingkat konsumsi sebagai dampak kehati-hatian dalam bertindak selama masa

pandemi, sehingga mengakibatkan adanya jumlah orang tidak bekerja lagi

sejumlah 55% laki-laki dan 57% perempuan diseluruh sektor dan berbagai latar

belakang pendidikan.

Pencegahan Covid-19 kasus infeksi virus corona ini masih bisa di cegah

dengan cara yang sederhana dengan Social Distancing/Physical Distancing

sebagai berikut :

1. Cuci tangan. Saat cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan

selama 20 detik, jika tak ada air dan sabun bisa dengan handsanitizer dengan

kandungan alkohol minimal 60 persen.

2. Jangan Menyentuh Tempat Umum. Ketika berada di fasilitas umum,

sebaiknya jangan menyentuh tombol lift, pegangan pintu, penggangan tangga

atau escalator, jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan tisu atau lengan baju

dan segera cuci tangan setetlahnya.


19

3. Hindari Keramaian. Kasus infeksi virus corona atau COVID-19 mudah

menyerang saat di tempat ramai, karena itu usahakan tidak berada di

keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi buruk, bila berada di tempat

keramaian jangan sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata, apalagi

bila belum cuci tangan.

4. Penyemprotan Cairan Disinfektan. Menyemprot rumah dan tempat hunian

lainnya menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain mencegah kasus

infeksi virus Corona atau COVID-19.

5. Menggunakan Masker. Setelah cara-cara pencegahan ini dilakukan, jangan

lupa gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah ataupun dalam aktivitas

lainnya.

Selain beberapa point pencegahan diatas, maka dapat juga melakukan

pencegahan yang lain untuk melindungi diri dari infeksi virus seperti: dapat

dilakukan dengan rajin cuci tangan menggunakan sabun, memakai masker bila

batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang dengan perbanyak makan sayur dan

buah, tidak mengonsumsi daging yang tidak dimasak serta mengurangi kontak

fisik dengan hewan. Rutin berolahraga dan istrahat yang cukup, serta menghindari

keramaian juga menjadi upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh diri sendiri.

2.4 Konsep Satuan Gugus Tugas (Covid 19)

2.4.1 Definisi Satuan Gugus Tugas (Covid-19)

Setelah melihat pemaparan kasus wabah diatas maka pemerintah dengan

cepat, dengan tanggap segera mengeluarkan keputusan Presiden Republik

Indonesia No.7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan


20

Corona Virus, Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 Tentang

Percepatan Penanganan Corona Virus dalam Lingkungan Pemerintah Daerah 3,

Surat Edaran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Hk.02.02/MENKES/56/2020 Tentang Penetapan Status Virus Corona (Covid 19)

Sebagai Darurat Kesehatan Global4.

Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pembentukan Gugus

Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang selanjutnya telah diubah melalui

Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 untuk memperluas cakupan tugas dan

keanggotaan dari Gugus Tugas Covid-19 yang melibatkan kementerian/lembaga

terkait dalam percepatan penanganan Covid-19. Selanjutnya Presiden Joko

Widodo membubarkan Gugus Tugas Covid-19 ini melalui Peraturan Presiden

Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan

Ekonomi Nasional, yang kemudian pelaksanaan tugas dan fungsi Gugus Tugas

Covid-19 secara nasional maupun daerah dilakukan oleh Komite Kebijakan atau

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Mengenai struktur dan tugas pokok Satgas Covid-19 telah diatur

Berdasarkan Keputusan Ketua Komite Kebijakan Komite Penanganan

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Dan Pemulihan Ekonomi Nasional Nomor

1 Tahun 2020 tentang susunan keanggotaan dan struktur organisasi satuan tugas

penanganan Covid-19 komite penanganan Corona virus Disease 2019 dan

pemulihan ekonomi nasional.

Berdasarkan Surat Edaran Mendagri Nomor 440/5184/SJ tentang

Pembentukan Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)


21

Daerah maka setiap Bupati/walikota untuk membentuk Satgas Penanganan

COVID-19 tingkat Kecamatan dan Kelurahan serta memerintah Camat untuk

mengkoordinasikan Pembentukan Satgas Penanganan COVID-19 tingkat Desa,

Dusun/RT sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan kearifan lokal daerah.

Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

mempunyai tugas :

1. Melaksanakan dan mengendalikan implementasi kebijakan strategis yang

berkaitan dengan penanganan Covid-19 di daerah;

2. Menyelesaikan permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis yang berkaitan

dengan penanganan Covid-19 di daerah;

3. Melakukan pengawasan pelaksanaan kebijakan strategis yang berkaitan

dengan penanganan Covid-19 di daerah;

4. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta langkah-langkah lain yang

diperlukan dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 di daerah;

Pemerintahan tingkat Kelurahan/Desa sesuai kewenangan diharapkan

mampu untuk melakukan upaya penanggulangan COVID-19 melalui :

1. Melakukan penyampaian informasi pencegahan dan penanggulangan COVID-

19 kepada seluruh penduduk dengan mempergunakan berbagai saluran

komunikasi yang tersedia di wilayah kelurahan/desa masing-masing

2. Memfasilitasi dan mendorong para ketua RT-RW, Kader Kesehatan, dan

Lembaga Sosial Berbasis Masyarakat untuk aktif melakukan berbagai upaya

pencegahan penularan COVID-19


22

3. Mendorong kesiapan dan partisipasi masyarakat untuk melakukan upaya

kebersihan personal dan kebersihan rumah sebagai bagian dari perwujudan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

4. Mendorong dan mengawasi masyarakat dalam melaksanakan pembatasan

kontak fisik pada berbagai sarana yang ada seperti di tempat-tempat keramaian,

pasar lokal/desa, tempat ibadah, sarana olahraga, dan sarana rekreasi

5. Memanfaatkan anggaran Dana Desa/Kelurahan untuk memberikan dukungan

kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 baik sebagai penderita maupun

akibat sosial ekonomi lainnya

6. Melaporkan kepada pemerintah Daerah terkait hal-hal yang dipandang perlu

apabila ada hal-hal yang dianggap berpotensi meningkatkan penularan

COVID-19.

Gugus Tugas Kecamatan berjumlah beberapa orang dan mempunyai

tugas sebagai berikut :

1. Membentuk posko dan Call Center serta menginformasikan kepada

masyarakat;

2. Melakukan razia/sweeping yang dilakukan sesuai jadwal pada setiap hari

dengan sasaran kerumunan massa;

3. Melaporkan kepada gugus tugas kecamatan dan menkoordinasikan dengan

petugas kesehatan setempat dalam hal menemukan anggota masyarakat yang

diduga menemui gejala corona Virus Disease (COVID-19) berdasarkan

deteksi suhu 38 derajat;


23

4. Memberikan informasi tentang pencegahan dan pengendalian serta

penanganan penyebaran corona virus Disease (COVID-19);

5. Melakukan pengendalian kepada seluruh pelaku usaha (warung,pusat

pembelanjaan dan sejenisnya) untuk dibatasi operasionalnya sampai dengan

pukul 21:00 WIB;

6. Melarang pelaksanaan kegiatan masyarakat yang bersifat mengumpulkan

massa dalam jumlah besar termasuk pelaksanaan kegiatan keagamaan dan

sejenisnya;

7. Melaporkan segala bentuk kegiatan terkait tugas pada setiap harinya kepada

gugus tugas tingkat kecamatan;

8. Mencatat buku tamu keluar masuk ke desa;

9. Mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua, balita, serta orang yang

memiliki penyakit menahun, penyakit tetap dan penyakit kronis lainnya; dan

10. Ikut melakukan penyemprotan disfektan ke rumah warga dengan Alat

Pelindung Diri (APD) yang lengkap;

Adapun tujuan dari gugus tugas ini adalah meningkatkan ketahanan

nasional di bidang kesehatan, meningkatkan sinergi antar kementrian/lembaga dan

pemerintah daerah, antisipasi eskalasi penyebaran dan meningkatkan kesiapan,

kemampuan dalam mencegah, emdetesi dan merespon Covid-19 (Tim Penulis

Gugus Tugas),2020).
24

2.5 Konsep Pemerintah

2.5.1 Definisi Pemerintah

Pemerintah (Goverment) secara etimologi berasal dari kata Yunani,

Lubernan atau Nahkoda kapal. Artinya, menatap kedepan. Lalu, “memerintah”

berarti melihat kedepan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan

untuk mencapai tujuan masyarakat negara, memperkirakan arah perkembangan

masyarakat pada masa yang akan datang, dan mempersiapkan langkah-langkah

kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat, serta mengelolah dan

mengarahkan masyarakat ketujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu kegiatan

pemerintah lebih menyangkut pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik

dalam rangka mencapai tujuan masyarakat-negara.

Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, yang paling sedikit kata

“perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu dua pihak yang terkandung, kedua

pihak tersebut saling berhubungan, pihak memerintah memiliki wewenang, dan

yang diperintah memiliki ketaatan.

Menurut C.F Strong pemerintah mesti memiliki kekuasaan militer,

legislatif, dan keuangan. Kemudian juga diilhami oleh teori Montesquieu (Trias

Politika) yaitu kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Syafiie (2005:31)

Menurut Surbakti (1999;168) istilah pemerintah dan pemerintahan

berbeda artinya, dimana pemerintahan menyangkut tugas dan kewenangan,

sedangkan pemerintah merupakan aparat yang menyelenggarakan tugas dan

kewenangan Negara istila pemerintah itu sendiri pengertiannya dapat dikaji atau

ditinjau dari tiga aspek yaitu :


25

a. Ditinjau dari aspek kegiatan (dinamika), pemerintahan berarti segala

kegiatan atau usaha yang terorganisasikan, bersumber pada kedaulatan dan

berlandaskan pada dasar Negara.

b. Ditinjau dari aspek struktural fungsional, pemerintahan mengandung arti

seperangkat fungsi Negara, yang satu sama lain saling berhubungan secara

fungsional, dan melaksanakan fungsinya atas dasar-dasar tertentu demi

tercapaiya tujuan Negara.

c. Ditinjau dari aspek tugas dan kewenangan Negara, maka pemerintahan

berarti seluruh tugas dan kewenangan Negara.

Syafiie.(2011:5) mengemukakan bahwa pemerintah berasal dari kata

“pemerintah” yang setelah ditambah awalan “P” menjadi kata “Pemerintah” dan

ketika mendapat akhiran “an” menjadi kata “pemerintahan”, dalam hal ini beda

antara “pemerintah” dengan “pemerintahan” adalah karena pemerintah merupakan

badan atau organisasi yang bersangkutan, sedangkan pemerintahan berarti perihal

atau hal ikwal pemerintahan itu sendiri.

Menurut C.F. Strong dalam Surti Rahayu (2021), pemerintahan dalam

arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan

legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan

dalam arti sempit, pemerintahan adalah segala kegiatan badan-badan publik yang

hanya meliputi kekuasaan eksekutif. Dalam pengertian luas maupun sempit,

pemerintahan tetap berkaitan erat dengan badan-badan publik, yang mana

pemerintahan itu suatu hal yang tak bisa dipisahkan dari kekuasaan.
26

2.5.2 Definisi Kecamatan

Kecamatan adalah sebuah daerah administratif di wilayah Indonesia yang

berada dibawah wilayah tingkat II (kabupaten/kota), serta terdiri dari beberapa

kelurahan atau desa didalamnya. Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat

yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui perantara seorang

sekretaris daerah. Ada beberapa Unsur yang terdapat didalam satu kecamatan,

antara lain: Camat, Sekretaris Kecamatan serta beberapa seksi dan beberapa sub

bagian di bawahnya.

Tugas dan fungsi kecamatan adalah sebagai berikut:

a. Sebagai wadah untuk koordinasi dan pemberdayaan masyarakat

b. Institusi yang menjaga penegakan peraturan perundangan

c. Melaksanakan kegiatan pelayanan pemerintah

d. Membina pemerintah tingkat desa atau kelurahan

e. Mengevaluasi pelayanan pemerintah di desa atau kelurahan.

Kecamatan sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun

2018 tentang kecamatan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018

ini, kecamatan yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah dari daerah

kabupaten /kota yang dipimpin oleh camat.

Pembentukan kecamatan menurut PP No. 17 Tahun 2018, dilakukan

melalui :

a. Pemekaran 1 (satu) kecamatan menjadi 2 (dua) kecamatan atau lebih; atau

b. Penggabungan bagian kecamatan dari kecamatan yang bersandingan

dalam satu daerah kabupaten/kota menjadi kecamatan baru.


27

Kecamatan dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pembentukan kecamatan ini

dilakukan dengan memenuhi beberapa syarat yaitu persyaratan dasar, persyaratan

teknis, dan persyaratan administrasi.

Persayaratan dasar meliputi :

a. Jumlah penduduk minimal;

b. Luas wilayah minimal;

c. Usia minimal kecamatan; dan

d. Jumlah minimal desa/kelurahan yang menjadi cukupan

Persyaratan teknis pembentukan kecamatan meliputi:

a. Kemampuan keuangan daerah;

b. Sarana dan prasarana pemerintahan; dan

c. Persyaratan teknis lainnya.

Persyaratan teknis lainnya adalah sebagai berikut:

a. Kejelasan batas wilayah kecamatan dengan menggunakan titik koordinat

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Nama kecamatan yang akan dibentuk;

c. Lokasi calon ibu kota kecamatan yang akan dibentuk; dan

d. Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah.

Terakhir, Persyaratan Administrasi dalam pembentukan kecamatan

merupakan kesepakatan musyawarah desa dan/atau keputusan forum komunikasi

kelurahan atau yang disebut dengan nama lain di Kecamatan induk dan kecamatan

yang akan dibentuk.


28

Pembentukan kecamatan ini dilakukan dalam rangka kepentingan

strategis nasional, yaitu pemerintah pusat dapat menugaskan kepada pemerintah

daerah kabupaten/kota tertentu melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat

untuk membentuk kecamatan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam

melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis

tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian

penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian

terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan

penulis.

Penelitian Darmawansyah, dkk (2021)Evaluasi Program Penanggulangan

Covid-19 di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian ini

adalah mengevaluasi program penanggulangan Covid-19 di kota Palopo melalui

Kriteria Epidemiologi dan kriteria Sistem Kesehatan, penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus instrumental. Penelitian ini

menggunakan metode evaluasi formatif dengan informan sebanyak 6 orang dari

satuan gugus tugas percepatan penanganan covid-19. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumen. Hasil

penelitian untuk menilai keberhasilan penanggulangan melalui kriteria

Epidemiologi dan kriteria sistem kesehatan menunjukkan pada Kriteria


29

Epidemiologi menunjukan telah sesuai dengan hasil yang diharapkan, dan pada

kriteria sistem pelayanan kesehatan menunjukan hasil yang baik dan merupakan

hasil penelitian yang diharapkan. Diharapkan pemerintah mempertahankan

ataupun meningkatkan kinerja dari semua tim satuan gugus percepatan dan

penanganan covid-19 maupun paralintas sektor yang terlibat dalam

penanggulangan Covid-19 di kota Palopo. Dan diharapkan pula pemerintah

maupun lintas sektor lainnya lebih meningkatkan koordinasi dan kerjasama

khususnya dalam hal penanggulangan covid-19 di kota Palopo. Persamaan

penelitian terdahulu dan penelitian sekarang ini adalah sama-sama meneliti

tentang penanggulangan Covid-19 dimasa pandemi Covid-19 sedangkan

perbedaannya adalah terdapat pada teori yang digunakan dalam penelitian dan

pendekatannya.

Penelitian Fransiskwa Widyawati (2021), Peran Tim Gugus Tugas

Covid-19 Paroki dalam Memenuhi Hak Ibadah di Paroki Santu Mikael,

Keuskupan Ruteng. Tujuan Penelitian ini untuk memastikan pelaksanaan dimana

adaptasi baru berjalan baik, dibutuhkan tim yang membantu menyiapkan

kebijakan pelaksanaan ibadah, mengedukasi umat, dan memastikan ibadah

berjalan sesuai dengan protokol kesehatan. Untuk itulah, Tim Gugus Tugas

Covid-19 berperan mengatasi persoalan dan kebutuhan ini. Adapun metode dan

pentahapan kegiatan yang dilakukan oleh Tim ini adalah : Persiapan, Pelaksanaan,

evaluasi, dan Feedback. Metode ini sifatnya siklus yang berulang. Persiapan

mencakup perumusan kebijakan, sosialisasi dan edukasi model dan tata cara

ibadah di masa normal baru. Pelaksanaan mencakup kegiatan melaksanakan


30

ibadah sesuai protokol kesehatan. Evaluasi adalah penilaian keberhasilan dan

dampak kegiatan. Feedback adalah memberikan input perbaikan pada siklus

sebelumnya untuk diterapkan pada siklus berikutnya. Hasil yang diperoleh ialah

dengan kegiatan ini Paroki dan umat bisa melaksanakan ibadah sesuai protokol

kesehatan. Umat bisa memperoleh hak ibadah sekaligus protokol kesehatan.

Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang ini adalah sama-sama

meneliti tentang Penanganan Covid-19 di masa pandemi Covid-19 sedangkan

perbedaannya adalah terdapat pada teori yang digunakan dalam penelitian dan

pendekatannya.

Penelitian Audia Nia (2021), Kapabilitas Satuan Tugas Penanganan

Covid-19 dalam Penanggulangan Covid-19 di Kota Padang. Penelitian ini

dilatarbelakangi oleh Kota Padang yang memiliki tingkat penyebaran Covid-19

yang cukup tinggi. Kota padang mampu menekan laju angka penyebaran Covid-

19 ketika penerapan Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Namun

lonjokan kasus Covid-19 kembali terjadi ketika kebijakan New Normal mulai

diterapkan di Kota Padang. Oleh karena itu Kapabilitas Satgas Penanganan

Covid-19 sangat dibutuhkan dalam upaya penanggulangan Covid-19. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kapabilitas Pemerintah Lokal dan

Manajemen Bencana Oleh Bevaola Kusumasari, yaitu; kelembagaan, Sumber

Daya Manusia, Implementasi Kebijakan, Keuangan, Teknis, dan Kepemimpinan.

Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik

Pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Informan dipilih menggunakan

teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan


31

data, redukasi data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan

triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa Satgas Penanganan

Covid-19 Kota Padang telah berperan dengan baik dalam penanggulangan Covid-

19 di Kota Padang. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu untuk dimaksimalkan

terkait dengan kapabilitas Satgas Penanganan Covid-19 di Kota Padang. Pertama

di Variabel Sumber Daya Manusia, mengenai sumber daya tenaga kesehatan dan

juga fasilitas pelayanan kesehatan untuk penanganan kesehatan bagi penyintas

Covid-19 di rumah sakit daerah Kota Padang masih perlu untuk ditingkatkan.

Kedua pada variabel teknis, yaitu dalam hal logistik Covid-19 masih terdapat

beberapa masyarakat penyintas Covid-19 yang tidak menerima bantuan logistik

ketika isolasi mandiri Covid-19 di rumah, selain itu satgas Penanganan Covid-19

juga masih perlu untuk memaksimalkan koordinasinya dalam hal menyampaikan

informasi terbaru terkait perkembangan Covid-19 ke masyarakat. Persamaan

penelitian terdahulu dan penelitian sekarang ini adalah sama-sama meneliti

tentang Penanggulangan Covid-19 di masa pandemi Covid-19 dan

pendekataannya sedangkan perbedaannya adalah terdapat pada teori yang

digunakan dalam penelitian.

Arifin, dkk (2021), Evaluasi Implementasi Kebijkan Protokol Kesehatan

Covid-19 di Mall Ratu Indah Makassar. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengevaluasi implementasi kebijakan protokol kesehatan covid-19 di Mall Ratu

Indah Makassar dilihat dari aspek input, proses dan output. Jenis penelitian ini

adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan induktif, yang dilaksanakan pada

bulan juni hingga Juli tahun 2021 di Mall Ratu Indah Makassar. Subjek penelitian
32

yaitu satgas penanganan Covid-19, general manager dan staf ahli berjumlah 22

orang serta pengunjung Mall. Pengumpulan data dengan cara observasi dan

wawancara. Analisis data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pelaksanaan program kebijakan protokol kesehatan covid-19

dalam aspek input belum maksimal karena jumlah SDM yang kurang memadai

dan tidak mendapatkan pelatihan sebelumnya. Dalam aspek proses Mall Ratu

Indah telah sesuai dengan standar pemerintah karena berpedoman pada panduan

pelaksanaan protokol kesehatan, edaran pemerintah kota makassar dan keputusan

Mentri Kesehatan. Dan pada aspek output belum sesuai dengan standar

pemerintah dan tujuan protokol kesehatan hal ini dikarenakan cakupan program

yang dijalankan belum sepenuhnya tercapai yang mengakibatkan masih adanya

pelanggaran protokol kesehatan covid-19 yang terjadi di Mall Ratu Indah

Makassar, pelanggaran Protokol Kesehatan Covid-19 berupa tidak menjaga jarak

yang dilakukan oleh pengunjung dan karyawan mall. Persamaan penelitian

terdahulu dan penelitian sekarang ini adalah sama-sama meneliti tentang

Penanggulangan Covid-19 di masa pandemi Covid-19 dan pendekataannya

sedangkan perbedaannya adalah terdapat pada teori yang digunakan dalam

penelitian.

Christina Yovanka, dkk (2022), Evaluasi Program Kampung Tangguh

Wani Jago Suroboyo di Kelurahan Pradah Kalikendal Kecamatan Dukuh Pakis

Kota Surabaya. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan evaluasi Program

Kampung Tangguh Wani Jago Suroboyo yang menggunakan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Kriteria evaluasi berdasarkan Teori Evaluasi Kebijakan oleh


33

Dunn dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi

partisipan, dokumentasi serta triangulasi data. Teknik analisis data menggunakan

model interaktif meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kriteria efektivitas program

telah berjalan sesuai tujuan dengan memberikan bantuan sosial serta melakukan

tracing untuk mengurangi risiko penularan; efesiensi yaitu kurang konsistennya

satgas RW dalam melaksanakan program serta kendurnya pengawasan

menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol

kesehatan; responsivitas sudah berjalan dengan baik ditunjukkan dengan respon

positif masyarakat dan pelaksana; pemerataan ditujukkan dengan tidak meratanya

pelaksanaan program; ketepatan sudah tercapai dilihat tepatnya penerimaan

manfaat oleh masyarakat dengan pemberian bantuan; kecukupan belum tercapai

karena implementasi program belum cukup menekan angka penularan Covid-19.

Diharapkan program dapat berjalan secara konsisten maka satgas melakukan

koordinasi dan pengarahan kepada satgas setiap RW untuk selalu melaksanakan

pemantauan serta sosialisasi kepada warga agar tetap menerapkan protokol

kesehatan dan melaksanakan program menyeluruh disetiap RW agar masyarakat

merasakan manfaat yang sama. Persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang ini adalah sama-sama meneliti tentang Penanggulangan Covid-19 di

masa pandemi Covid-19 dan pendekataannya sedangkan perbedaannya adalah

terdapat pada teori yang digunakan dalam penelitian.


34

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti/Tahun Judul Hasil Penelitian Persamaan dan

Perbedaan

1. Darmansyah, Evaluasi Hasil penelitian untuk Persamaan penelitian


dkk/2021 Program menilai keberhasilan terdahulu dan
Penanggulanga penanggulangan penelitian sekarang
n Covid-19 di melalui kriteria ini adalah sama-
Kota Palopo Epidemiologi dan sama meneliti
Provinsi kriteria sistem tentang
Sulawesi kesehatan menunjukkan penanggulangan
Selatan pada Kriteria Covid-19 di masa
Epidemiologi pandemi Covid-19
menunjukan telah sedangkan
sesuai dengan hasil perbedaannya adalah
yang diharapkan, dan terdapat pada teori
pada kriteria sistem yang digunakan
pelayanan kesehatan dalam penelitian dan
menunjukan hasil yang pendekatannya.
baik dan merupakan
hasil penelitian yang
diharapkan. Diharapkan
pemerintah
mempertahankan
ataupun meningkatkan
kinerja dari semua tim
satuan gugus
percepatan dan
penanganan covid-19
maupun paralintas
sektor yang terlibat
dalam penanggulangan
Covid-19 di kota
Palopo. Dan diharapkan
pula pemerintah
maupun lintas sektor
lainnya lebih
meningkatkan
koordinasi dan
kerjasama khususnya
dalam hal
penanggulangan covid-
19 di kota Palopo.
2. Fransiskwa Peran Tim Hasil yang diperoleh Persamaan penelitian
35

Widyawati/202 Gugus Tugas ialah dengan kegiatan terdahulu dan


1 Covid-19 ini Paroki dan umat bisa penelitian sekarang
Paroki dalam melaksanakan ibadah ini adalah sama-
Memenuhi sesuai protokol sama meneliti
Hak Ibadah di kesehatan. Umat bisa tentang Penanganan
Paroki Santu memperoleh hak ibadah Covid-19 di masa
Mikael, sekaligus protokol pandemi Covid-19
Keuskupan kesehatan. sedangkan
Ruteng perbedaannya adalah
terdapat pada teori
yang digunakan
dalam penelitian dan
pendekatannya.
3. Audia Kapabilitas Hasil penelitian Persamaan penelitian
. Nia/2021 Satuan Tugas menunjukan bahwa terdahulu dan
Penanganan Satgas Penanganan penelitian sekarang
Covid-19 Covid-19 Kota Padang ini adalah sama-
dalam telah berperan dengan sama meneliti
Penanggulanga baik dalam tentang
n Covid-19 di penanggulangan Covid- Penanggulangan
Kota Padang 19 di Kota Padang. Covid-19 di masa
Akan tetapi ada pandemi Covid-19
beberapa hal yang perlu dan pendekataannya
untuk dimaksimalkan sedangkan
terkait dengan perbedaannya adalah
kapabilitas Satgas terdapat pada teori
Penanganan Covid-19 yang digunakan
di Kota Padang. dalam penelitian.
Pertama di Variabel
Sumber Daya Manusia,
mengenai sumber daya
tenaga kesehatan dan
juga fasilitas pelayanan
kesehatan untuk
penanganan kesehatan
bagi penyintas Covid-
19 di rumah sakit
daerah Kota Padang
masih perlu untuk
ditingkatkan. Kedua
pada variabel teknis,
yaitu dalam hal logistik
Covid-19 masih
terdapat beberapa
masyarakat penyintas
Covid-19 yang tidak
36

menerima bantuan
logistik ketika isolasi
mandiri Covid-19 di
rumah, selain itu satgas
Penanganan Covid-19
juga masih perlu untuk
memaksimalkan
koordinasinya dalam
hal menyampaikan
informasi terbaru terkait
perkembangan Covid-
19 ke masyarakat.
4. Arifin, Evaluasi Hasil penelitian Persamaan penelitian
dkk/2021 Implementasi menunjukan bahwa terdahulu dan
Kebijakan pelaksanaan program penelitian sekarang
Protokol kebijakan protokol ini adalah sama-
Kesehatan kesehatan covid-19 sama meneliti
Covid-19 di dalam aspek input tentang
Mall Ratu belum maksimal karena Penanggulangan di
Indah jumlah SDM yang masa pandemi
Makassar. kurang memadai dan Covid-19 dan
tidak mendapatkan pendekataannya
pelatihan sebelumnya. sedangkan
Dalam aspek proses perbedaannya adalah
Mall Ratu Indah telah terdapat pada teori
sesuai dengan standar yang digunakan
pemerintah karena dalam penelitian.
berpedoman pada
panduan pelaksanaan
protokol kesehatan,
edaran pemerintah kota
makassar dan keputusan
Mentri Kesehatan. Dan
pada aspek output
belum sesuai dengan
standar pemerintah dan
tujuan protokol
kesehatan hal ini
dikarenakan cakupan
program yang
dijalankan belum
sepenuhnya tercapai
yang mengakibatkan
masih adanya
pelanggaran protokol
kesehatan covid-19
37

yang terjadi di Mall


Ratu Indah Makassar,
pelanggaran Protokol
Kesehatan Covid-19
berupa tidak menjaga
jarak yang dilakukan
oleh pengunjung dan
karyawan mall.
5. Christina Evaluasi Hasil penelitian Persamaan penelitian
Yovanka, Program menunjukkan kriteria terdahulu dan
dkk/2022 Kampung efektivitas program penelitian sekarang
Tangguh Wani telah berjalan sesuai ini adalah sama-
Jago Suroboyo tujuan dengan sama meneliti
di Kelurahan memberikan bantuan tentang
Pradah sosial serta melakukan Penanggulangan
Kalikendal tracing untuk Covid-19 di masa
Kecamatan mengurangi risiko pandemi Covid-19
Dukuh Pakis penularan; efesiensi dan pendekataannya
Kota Surabaya yaitu kurang sedangkan
konsistennya satgas perbedaannya adalah
RW dalam terdapat pada teori
melaksanakan program yang digunakan
serta kendurnya dalam penelitian.
pengawasan
menyebabkan
kurangnya kesadaran
masyarakat dalam
menerapkan protokol
kesehatan; responsivitas
sudah berjalan dengan
baik ditunjukkan
dengan respon positif
masyarakat dan
pelaksana; pemerataan
ditujukkan dengan tidak
meratanya pelaksanaan
program; ketepatan
sudah tercapai dilihat
tepatnya penerimaan
manfaat oleh
masyarakat dengan
pemberian bantuan;
kecukupan belum
tercapai karena
implementasi program
belum cukup menekan
38

angka penularan Covid-


19. Diharapkan
program dapat berjalan
secara konsisten maka
satgas melakukan
koordinasi dan
pengarahan kepada
satgas setiap RW untuk
selalu melaksanakan
pemantauan serta
sosialisasi kepada
warga agar tetap
menerapkan protokol
kesehatan dan
melaksanakan program
menyeluruh disetiap
RW agar masyarakat
merasakan manfaat
yang sama.

2.7 Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono (2011:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi dengan masalah yang penting oleh

karenanya penelitian berangkat dari suatu identifikasi masalah untuk meneliti

masalah untuk membuat kerangka berfikir.

Bertolak dari berbagai konsep dari teori yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka yang mendasari penelitian ini dalam kaitannya dengan

Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten

Buton Tengah. Kerangka pikir digunakan sebagai gambaran bagaimana peneliti

mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Dengan menggunakan

pendekatan atau teori yang dikemukakan oleh William N Dunn (20003:429) yaitu
39

dengan menggunakan 6 pendekatan, yaitu Efektivitas, Evaluasi, Kecukupan,

Kesamaan, Responsifitas, dan Ketepatan.

Evaluasi

1. Efektivitas

2. Efesiensi

3. Kecukupan
Evaluasi Penanganan Covid-19
4. Kesamaan di Kecamatan Mawasangka
Tengah Kabupaten Buton Tengah
5. Responsifitas

6. Ketepatan

William N. Dunn,

(2003:429)
40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif dengan memberikan gambaran seluruh permasalahan

tentang Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah

Kabupaten Buton Tengah. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif (Sugiyono 2016:9) bahwa pendekatan metode kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada paradigma fenomologi, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten

Buton Tengah dengan pertimbangan bahwa di Kecamatan Mawasangka Tengah

ini terdapat Penanganan Covid-19 yang belum optimal.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah yang lebih kecil

dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam penelitian ini

adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan,

peneliti menentukan informan yang akan dimintai informasinya. Penentuan

informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling


41

(Sugiyono, 2016:85), yaitu mengambil informan secara tidak acak, tetapi dengan

pertimbangan dan kriteria tertentu, yaitu:

a. Informan merupakan subjek telah lama dan intensif menyatu dengan kegiatan

atau aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan ini biasanya

ditandai dengan kemampuan memberikan informasi mengenai suatu yang

ditanya peneliti.

b. Informan merupakan subjek yang masih terikat secara penuh aktif pada

lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran dan perhatian peneliti.

c. Informan merupakan subjek yang dalam memberikan informasi tidak

cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka informan dalam penelitian adalah:

1. Unsur Pemerintah Kecamatan Mawasangka Tengah

2. Unsur Pemerintah Desa

3. Unsur Pemerintah Kelurahan

4. Unsur Puskesmas Mawasangka Tengah

5. Masyarakat 3/5 orang

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2016:227), yaitu:

1. Observasi, hal lain adalah melakukan observasi yaitu mengamati langsung

kegiatan-kegiatan pada lokasi penelitian.


42

2. Wawancara, yaitu peneliti melakukan tanya jawab langsung atau tatap muka

dengan informan penelitian menggunakan pedoman wawancara dengan

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti

3. Studi Dokumentasi, sumber tertulis meliputi buku dan dokumen seperti data

dari lokasi penelitian. Dokumen sangat berguna terutama dapat memberikan

latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dikelompokkan dalam dua jenis yaitu:

1. Data Primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

melalui kegiatan observasi maupun wawancara secara langsung dengan pihak

yang terkait.

2. Data Sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang

diperlukan dalam rangka untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari

data primer. Data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh dari internet,

jurnal, skripsi, buku, undang-undang yang memuat berkaitan tentang

penelitian ini, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil atau

menggunakan sebagian/seluruhnya dari sekumpulan data yang berkaitan

dalam penelitian ini.

3.6 Teknik Validitas Data

Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validitas data seperti yang

dikemukakan oleh Moleong (2006:327), adalah perpanjangan keikutsertaan,

ketekunan pengamatan, tiangulasi, pengecekan sejawat, analisis kasus negative,


43

kecukupan referensial, dan pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam

penelitian. Pengujian keabsahan data menggunakan empat kriteria sebagaimana

yang dikemukakan oleh Lexy J.Moleong (2004:173), yaitu: kredibilitas

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

kepastian (confirmability).

1. Kepercayaan (credibility)

Uji credibility atau validtas internal merupakan uji kepercayaan terhadap

data hasil penelitian kualitatif yang dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi

dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Menurut Sutopo

(dalam Harsono, 2008:173) triangulasi merupakan cara yang paling umum bagi

peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Ada tiga jenis triangulasi

ditambah atau review informan.

a. Triangulasi Sumber Membandingkan data hasil pengamatan data dengan data

hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan membandingkan wawancara

dengan dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi Metode Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

c. Triangulasi Peneliti Membandingkan informasi yang sama dari ketiga kasus

di Reviu Informan Mengkomunikasikan hasil analisis dengan informan utama

penelitian.
44

2. Keteralihan (transferability)

Keteralihan (transferability), pada dasarnya merupakan validitas eksternal

pada penelitian kualitatif. Transferability perlu dilakukan orang lain yang telah

mempelajari laporan peneliti (Sutama,2010:73). Orang lain, termasuk rekan-rekan

peneliti, para pembimbing atau promoter, dan para penguji akan

membandingkannya dengan kepustakaan, wacana, peneitian dan pengalamannya

masing-masing. Agar mereka itu memperoleh gambaran yang jelas, peneliti perlu

menjelaskan latar dan adegan mengenai lapangan tempat gejala itu berlangsung

dan peneliti teliti.

3. Kebergantungan/reliabilitas (dependability)

Paradigma positivistic memandang reliabilitas temuan penelitian sebagai

replikabilitas, yaitu kemampuan hasil penelitian untuk diulang yang dilakukan

dengan teknik pengujian berbentuk parallel (Sutama, 2010: 73). Dependability

dalam penelitian kelitatif disebut reliabilitas. Suatu penelitian dikatakan

dependability apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses

penelitian tersebut. Dalam penelitian kelaitatif, uji dependability dilakukan

dengan cara malakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya

dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit

keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian

4. Kepastian/dapat dikonfirmasi (confirmability)

Confirmability atau konfirmabilitas merupakan serangkaian langkah untuk

mendapatkan jawaban apakah ada keterkaitan antara data yang sudah

diorganisasikan dalam catatan lapangan dengan materi-materi yang digunakan


45

dalam audit trail (Harsono, 2008:176). Audit trail merupakan langkah diskusi

analitik terhadap semua berkas data hasil penelitian, mulai berkas data penelitian

sampai dengan transkip pelaporan. Secara lugas, konfirmabilitas dilakukan

dengan konfirmasi informasi secara langsung kepada narasumber dan

menghubungkan perolehan informasi satu sama lain. Pengujian confirmability

dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Penelitian

dikatakan obyektif apabila hasil penelitian disepakati oleh banyak orang. Dalam

penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Uji confirmability adalah

menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan.

3.7 Teknik Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah dan

dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman, (1984:15-21).

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan penelitian, tahap analisis atau pengumpulan data ini bisa

dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, mengumpulkan

data dan lain sebagainya.

1. Reduksi data. Data dari lokasi penelitian dituangkan dalam uraian laporan

secara lengkap dan terperinci data dan laporan tersebut kemudian direduksi,

dirangkum, dan dipilah sebagai hal yang pokok dan difokuskan untuk dipilih

yang terpenting untuk dicari tema dan polanya.


46

2. Penyajian data. Dimaksudkan agar lebih mempermudah peneliti dalam

melihat gambaran secara keseluruhan dari data penelitian. Ini merupakan

pengorganisasian data dalam bentuk tertentu sehingga kelihatan lebih utuh

dan disortir menurut kelompoknya sesuai dengan kategori yang sejenis agar

selaras dengan permasalahan yang dihadapi.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi. Dalam penelitian kualitatif verifikasi data

dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian dilakukan. Selama

proses pengumpulan data peneliti berusaha menganalisis dan mencari makna

dari data yang dikumpulkan yaitu mencari pola tema, hubungan persamaan,

hipotesis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih

bersifat tentatif.

Koleksi

Penyajian

Reduksi

penarikan

Gambar 3.1 Analisis data Kualitatif menurut Miles dan Huberman


47

3.8 Fokus Penelitian

Dalam rangka melakukan penelitian yang berfokus dan sesuai dengan

masalah yang ada, maka perlu kiranya dilakukan pembatasan objek penelitian

agar lebih terarah pada permasalahan sesungguhnya, sehingga dapat diperoleh

kesimpulan yang relevan serta dapat dipertanggung jawabkan. Fokus penelitian

ini diarah pada kajian mengenai Evaluasi Penanganan Covid-19 di Kecamatan

Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah. Evaluasi menurut William N.

Dunn, (2003:429) yaitu :

1. Efektivitas berhubungan dengan suatu keadaan yang menunjukan tingkat

keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas,

kuantitas dan waktu sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Efesiensi berhubungan dengan usaha yang mengharuskan penyelesaian

pekerjaan dengan tepat waktu, cepat dan memuaskan. Sehingga efesiensi

berkaitan erat dengan ketepatan waktu tanpa harus mengeluarkan biaya

atau cost yang berlebihan.

3. Kecukupan berhubungan dengan suatu kebijakan yang dijalankan untuk

bisa mencukupi memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

4. Kesamaan kriterian ini berhubungan dengan menganalisis biaya dan

manfaat telah didistribusikan secara merata kepada kelompok masyarakat.

5. Responsivitas berhubungan dengan kemampuan pemerintah untuk

mengenali kebutuhan, menyusun agenda dan prioritas, mengembangkan

program sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Indikator

responsivitas suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan


48

masyarakat yang menanggapi dampak kebijakan sudah mulai dapat

dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang

negatif berupa penolakan.

6. Ketepatan berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk

mengarahkan suatu gerakan kesuatu sasaran sesuai dengan tujuan. Dengan

kata lain bahwa ketepatan adalah kesesuain antara kehendak yang

diingginkan dan kenyataan hasil yang diperoleh terhadap sasaran tujuan

tertentu
49

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Profil Kecamatan Mawasangka Tengah

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Mawasangka Tengah merupakan sebuah kecamatan yang

meskipun bagian dari wilayah Kabupaten Buton, namun letaknya sedaratan

dengan pulau Muna, yakni pada bagian barat daya pulau Muna, atau juga berada

di seberang barat daya pulau Buton. Disebelah selatan kecamatan ini berbatasan

langsung dengan laut flores, sebelah utara dan baratnya berbatasan dengan

Kecamatan Mawasangka, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Lakudo. Kecamatan Mawasangka Tengah mayoritas suku buton, dan muna yang

sudah menetap sejak sekian lama dan juga penganut agama islam. Dengan mata

pencaharian penduduk Mawasangka Tengah yakni petani, nelayan, pedagang,

ASN, TNI, dan POLRI. Namun, andalan Kecamatan Mawasangka Tengah yakni

pengrajin kain tenun dengan harapan merebut piala sebanyak-banyaknya.

4.1.2 Luas Wilayah

Kecamatan Mawasangka Tengah dengan luas wilayah 152,22 km2 terdiri

dari 9 desa/kelurahan. Desa Langkomu menjadi desa dengan luas terbesar yakni

48 km2 atau 31,53 % dari luas keseluruhan Kecamatan Mawasangka Tengah

sedangkan desa Lanto menjadi desa dengan luas terkecil yakni 1,08% dari

Mawasangka luas keseluruhan wilayah Kecamatan Mawasangka Tengah. Dengan

jarak dari ibu kota Kabupaten/kota ke ibukota Provinsi sulawesi tenggara yaitu

Kabupaten Buton Tengah ke Labungkari sekitar 295,10 km.


50

4.1.3 Kondisi Iklim

Dan Potensi Wilayah di Kecamatan yaitu Hujan selama di tahun 2015

terjdi dalam 12 hujan yang turun, sementara selama di tahun 2011 adalah

sebanyak 132 hari dengan rata-rata 10 hari hujan tiap bulan, dengan rata-rata

curah hujan 14,47 mm. Dilihat dari keadaan bulan januari sampai dengan bulan

Desember tahun 2015, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dengan

jumlah hujan sebanyak 21 hari dengan curah hujannya sebanyak 166 mm.

4.1.4 Kondisi Topografi Tanah

Kondisi topografi tanah daerah Kecamatan Mawasangka Tengah pada

umumnya memiliki permukaan yang bergunung, bergelombang, dan berbukit-

bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit tersebut, terbentang daratan yang

merupakan daerah-daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian.

Permukaan tanah penggunungan rendah, ada yang bisa digunakan untuk usaha

yang sebagian besar berada pada ketinggian 100-500 M di atas permukaan laut

(Mdpl), kemiringan tanah mencapai 400o.

4.1.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Mawasangka Tengah

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Kecamatan jumlah

Penduduk Kecamatan Mawasangka Tengah tahun 2022 tercatat 3.564 kk atau

13.838 jiwa/penduduk yang tersebar disembilan Desa dan satu kelurahan seperti

tergambar pada tabel berikut:

Tabel.jumlah penduduk berdasarkan desa tahun 2022


NO DESA/KELURAHAN Luas Wilayah Jumlah Penduduk KK
Km L P JML JML
1 Morikana 853 841 1694 437
2 Lantongau 4800 1124 1069 2193 552
51

3 Lakorua 720 ha 933 898 1831 452


4 Lanto 3600 ha 587 591 1178 338
5 Lalibo 1215,25 625 617 1242 298
6 Langkomu 182500 649 631 1280 334
7 Watorumbe 5, km2 662 650 1312 331
8 Watorumbe bata 743 788 1531 424
9 Gundu-gundu 16 352 297 649 165

10 Katukobari 16,00 473 455 928 233

7.001 6.837 13.838 3.564

Sumber:Pemerintah Kecamatan Mawasangka tengah Kabupaten Buton Tengah 2022

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Kecamatan jumlah

Penduduk Kecamatan Mawasangka Tengah tahun 2023 tercatat 3.567 kk atau

13.838 jiwa/penduduk yang tersebar disembilan Desa dan satu kelurahan seperti

tergambar pada tabel berikut:

Tabel.jumlah penduduk berdasarkan desa tahun 2023

NO DESA/KELURAHAN Luas Wilayah Jumlah Penduduk KK


Km L P JML JML
1 Morikana 853 841 1694 437
2 Lantongau 4800 1125 1071 2196 554
3 Lakorua 720 ha 932 898 1830 453
4 Lanto 3600 ha 587 591 1178 338
5 Lalibo 1215,25 625 617 1242 298
6 Langkomu 182500 649 631 1280 334
7 Watorumbe 5, km2 662 650 1312 331
8 Watorumbe bata 743 788 1531 424
9 Gundu-gundu 16 359 288 647 165

10 Katukobari 16,00 473 455 928 233

7.008 6.830 13.838 3567

Sumber : Pemerintah Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah 2023


52

Seperti terlihat dalam tabel diatas tercatat jumlah total penduduk

Kecamatan Mawasangka Tengah tahun 2022 sebesar 13.838 jiwa terdiri dari laki-

laki 7.001 jiwa dan perempuan 6.830 jiwa sedangkan untuk tahun 2023 tercatat

13.838 jiwa untuk laki-laki terdiri 7.008 jiwa dan perempuan terdiri 6.830 jiwa

dari hasil survei data sekunder Pemerintah Kecamatan Mawasangka Tengah

Kabupaten Buton Tengah bila dibandingakan dengan data administrasi kecamatan

tahun 2022 dan 2023 kemungkinan terjadi perbedaan yang disebabkan oleh telah

berpindahnya domisili sebagian penduduk untuk mencari pekerjaan di daerah lain

dan juga adanya pendatang baru yang belum teridentifikasi sebagai penduduk.

Lebih lanjut data sekunder dari hasil pengkajian keadaan kecamatan ditahun 2022

dan 2023 dapat di ketahui bahwa di desa Lantongau lebih besar dibandingkan

dengan desa lain.

4.2 Visi Misi Kecamatan Mawasangka Tengah

a. Visi

Visi adalah cara pandangan jauh ke depan kemana instansi Pemerintah

Kecamatan Mawasangka Tengah harus dibawa agar tetap eksis, antipasif, inovatif,

yang merupakan suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang

diinginkan.

Visi Pemerintah Kecamatan Mawasangka Tengah merupakan Visi dari

Bupati Kabupaten Buton Tengah terpilih, yaitu:

“Terwujudnya Kabupaten Buton Tengah sebagai pusat pertumbuhan

baru, melalui optimalisasi sumberdaya local menuju masyarakat sejahtera

mandiri dan bermartabat”


53

b. Misi

Adapun 5 misi dari Kantor Kecamatan Mawasangka Tengah:

1. Meningkatkan kesediaan infrastruktur dasar untuk menjamin mobilitas

penduduk yang dinamis dalam prinsip pembangunan yang berkelanjutan

2. Meningkatkan pembangunan SDM Buton Tengah yang berkualitas dan

berdaya asing

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan

efesien

4. Mengembangkan perekonomian Masyarakat yang berbasis potensi local

daerah

5. Mengembangkan nilai-nilai Budaya Lokal dalam tatanan kehidupan Sosial

Kemasyarakatan dan Pariwisata.

4.3 Bagan Susunan Organisasi Pemerintah Kecamatan Mawasangka Tengah


STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KECAMATAN MAWASANGKA TENGAH
KABUPATEN BUTON TENGAH

CAMAT

SEKCAM
JABATAN
FUNGSIONAL

KASUBBAG UMUM KASUBBAG


& KEPEGAIWAN
KEUANGNAN &
PERLENGKAPAN

KASI KASI KASI KASI PM & KISRA


TRANTIB PELAYANAN PEMBANGUNAN
UMUM
54

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 13

Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi dan Susunan Perangkat Daerah

yang telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor 54

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

Kerja Kantor Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah Provinsi

Sulawesi Tenggara, maka perlu menyusun Uraian Tugas Jabatan Struktural dan

Non Struktural sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas sebagai berikut :

1. Tugas Pokok Camat adalah memimpin, membina, mengkoordinasikan,

merencanakan dan melaksanakan kebijakan dan program strategis,

mengendalikan dan mengembangkan semua kegiatan bidang Pemerintahan di

Kecamatan.

2. Tugas Pokok Sekretariat adalah merencanakan, menyusun, melaksanakan,

membina tugas-tugas kebijakan taktis di bidang pelayanan administratif,

perlengkapan, keuangan, kepegawaian, inventarisasi aset, ketatausahaan,

protokol, humas, rumah tangga, organisasi dan tatalaksana, analisis jabatan,

dokumentasi peraturan perundang-undangan dan mengkoordinasikan

penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu. Untuk melaksanakan

tugas pokok tersebut.

3. Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Kepegawaian adalah melaksanakan

penyusunan rencana kegiatan, mengelola dan melaporkan pelaksanaan

kegiatan kepegawaian, kinerja kepegawaian, penatausahaan kepegawaian,

pembinaan disiplin pegawai, pengembangan dan peningkatan kesejahteraan

pegawai
55

4. Seksi Pemerintahan dan pelayanan umum mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian

kegiatan di bidang pemerintahan yang meliputi pembinaan penyelenggaraan

pemerintahan Desa dan Kelurahan, pemerintahan Umum, Kependudukan.

5. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan

pengendalian di bidang Kesejahteraan Rakyat, yang meliputi pendidikan,

Kesehatan, Pemuda dan Olah Raga, Kebudayaan dan Keagamaan

6. Seksi Ekonomi dan pembangunan mempunyai tugas perencanaan,

melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian di

bidang Ekonomi dan Pembangunan yang meliputi Bina Marga dan Pengairan,

Bangunan dan Permukiman, Tata Ruang, Kebersihan, Pertamanan dan

Pemakaman, Industri dan Perdagangan, Pertanian, Peternakan, Perikanan,

Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Lingkungan Hidup.

7. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas membantu

Camat dalam melaksanakan sebagian kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah di

bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, ketentraman dan ketertiban

umum, perlindungan masyarakat, serta manajemen pencegahan dan

penanggulangan bencana, serta dalam penyelanggaraan tugas umum

pemerintahan dibidang ketentraman.


56

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi informanya yaitu unsur Pemerintah

Kecamatan Mawasangka Tengah, Unsur Pemerintah Desa, Unsur Kelurahan,

Unsur Puskesmas Mawasangka Tengah dan Masyarakat. Uraian masing-masing

informan meliputi umur dan tingkat pendidikan secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut.

5.1.1 Umur Informan

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti dilapangan dari

informan pada rentang umur 30 s/d 56 tahun. Maka umur di jadikan sebagai

bahan pertimbangan peneliti dalam menentukan informan agar memperoleh hasil

data yang dapat dipercaya sehingga tidak diragukan lagi kebenaranya. Peneliti

terhadap masyarakat yang berada pada rentang umur 30 s/d 56 tahun dapat

memberikan gambaran pengalaman serta kedewasaan dalam berpikir dan

bertindak, sehingga dapat diyakini dapat memberikan informasi yang tepat dan

akurat mengenai masalah yang sedang diteliti.

5.1.2 Tingkat Pendidikan Informan

Efektifnya suatu proses komunikasi instruksional dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan komunikator, karena dengan tingkat pendidikan dapat

memudahkan atau mempercepat proses pemahaman terhadap apa yang

disampaikan, demikian pula bila pendidikan rendah dapat menimbulkan


57

pemahaman yang akan terhambat. Informan dalam penelitian berpendidikan SD,

SMA, D3 dan S1.

5.2 Hasil Penelitian

Fokus penelitian ini adalah evaluasi penanganan covid-19 di Kecamatan

Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah. Untuk menjaga konsistensi dan

sistematika dalam penyajian data, hasil penelitian akan uraikan berdasarkan

dimensi yang ada dalam uraian fokus penelitian. Bagian ini akan diuraikan

tentang penelitian evaluasi yaitu hasil efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan,

responsifitas, dan ketepatan. Dalam William N. Dunn (2003:429), dalam hal ini

fokus pada evaluasi penanganan covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah

Kabupaten Buton Tengah.

Uraian ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan pada BAB I, uraian hasil spesifik dari evaluasi penanganan covid-19

di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah sebagai berikut:

5.2.1 Efektivitas

Efektivitas (effectiveness) adalah suatu keadaan yang menunjukan

tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas,

kuantitas dan waktu sesuai dengan yang telah di tentukan sebelumnya. Pada

kegiatan evaluasi, penekanan kriteria ini terletak pada ketercapaian hasil.

Dalam upaya penanganan covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah

Kabupaten Buton Tengah melalui kinerja Tim Satgas Covid-19 yang dimana sejak

tahun 2020 bulan 3 yang lalu dinyatakan bahwa pandemi sangat berbahaya tak

terkecuali di Kecamatan Mawasangka Tengah. Sepanjang tahun 2020-2022 di


58

Kecamatan Mawasangka Tengah terdapat beberapa desa yang masyarakatnya

terpapar covid-19. Sehingga Kinerja dari Tim Satgas harus ditingkatkan

mengingat penyebaran covid-19 yang terus meningkat tiap tahunnya. Namun hal

ini tidak akan berjalan tanpa adanya kerja keras dan kerja sama antara tim satgas

dan pihak lain, dalam hal ini pemerintah Kecamatan maupun Pemerintah Desa

dan pihak-pihak yang terlibat dalam penangan kasus Covid-19. Peneliti

melakukan wawancara dengan Bapak “HM” 56 th selaku camat Mawasangka

Tengah tentang apa saja program dari penanganan covid-19 :

“Program dari penanganan Covid-19 yaitu Sosialisai, melakukan


penyuntikan vaksin, mengadakan tempat cuci tangan di tempat umum
dan mematuhi protokol kesehatan dengan tujuan mencegah penyebaran
covid-19 itu sendiri” (wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya wawancara bersama Bapak “DT”42 th selaku ketua BPD Desa


Lantongau mengatakan bahwa:

“Untuk program selama masa penanganan covid-19 yaitu mengadakan


vaksinasi, pembuatan tempat cuci tangan di tempat umum, sosialisasi,
mengadakan posko-posko di setiap desa, dan lain sebagainya”
(wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang serupa oleh Bapak “AL” 55 th selaku Lurah


Lakorua mengatakan bahwa:

“Untuk Program penanganan Covid-19 diantaranya sosialisasi,


menerapkan aturan 5 M, mengadakan tempat cuci tangan di setiap desa
atapun tempat umum, mengadakan posko di setiap desa-desa,
mengadakan penyuntikan vaksinasi dan lain-lain” (wawancara, 13
Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk


program penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah yaitu
melakukan penyuntikan vaksinasi, sosialisasi, pengadaan posko-posko disetiap
desa, menerapkan 5M, pembuatan tempat cuci tangan di tempat umum dan lain
59

sebagainya. Berikut peneliti melakukan wawancara dengan Bapak “HM” 56th


selaku camat Mawasangka Tengah

“Tujuan dari penanganan Covid-19 yaitu untuk memutus mata rantai


penyebaran Covid-19 agar tidak menyebar pada masyarakat yang lain.
Sehingga tim satgas dan pihak yang terlibat bekerja sama untuk
mengadakan tempat cuci tangan di tempat umum dan memberikan
himbauan kepada masyarkat agar menghindari kerumunan, memakai
masker, dan menjaga jarak dengan tujuan mencegah penyebaran covid-
19 itu sendiri”.(wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Bapak “MA” 36 th,


selaku kepala Desa Katukobari menyatakan bahwa:
“Untuk tujuan pengadaan penanganan Covid-19 di Kecamatan
Mawasangka Tengah ini agar mencegah penyebaran Covid-19 dengan
bekerja sama dengan tim satgas dan pihak yang terlibat dalam hal ini
mengadakan tempat cuci tangan, kemudian melakukan sosialisasi bersama
pihak puskesmas agar masyarakat mengetahui akan pentingnya vaksinasi
guna mencegah penyebaran covid-19 tersebut” (wawancara, 9 Februari
2023)

Kemudian hal tersebut dibenarkan oleh Bapak “MS” 55 th, selaku pegawai
Kelurahan mengatakan bahwa:
“Tujuan Penanganan Covid-19 yaitu salah satunya program vaksinasi
untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan kami bekerjasama dengan
Pemerintah Kecamatan, Puskesmas, Pemerintah Desa maupun pihak
yang terlibat lainnya yaitu dengan melakukan sosialisasi akan pentingnya
vaksinasi kepada masyarakat, dan menghimbau kepada masyarakat agar
mematuhi protokol kesehatan guna memutus matarantai penyebaran
Covid-19.( wawancara, 13 Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk


mengetahui ketercapaian tujuan yang dilakukan oleh Tim Satgas dan pihak yang
terlibat dalam penanganan Covid-19 adalah dengan melakukan sosialisasi akan
pentingnya vaksinasi, dan menghimbau kepada seluruh masyarakat Mawasangka
Tengah agar mematuhi protokol kesehatan. Berikut wawancara bersama Bapak
“HM” 56th selaku camat Mawasangka Tengah mengatakan bahwa:

“Untuk tujuan penanganan covid-19 telah tercapai salah satu


indikatornya vaksinasi hal tersebut dapat dilihat dari partisipasi
masyarakat kecamatan Mawasangka Tengah pergi ke Puskesmas untuk
melakukan vaksinasi namun ada juga beberapa yang tidak bisa karena
60

faktor memilki penyakit bawaan sehingga dokter memberikan saja surat


rekomendasi” (wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya wawancara bersama Bapak “AM”45th selaku kepala Desa


Lantongau mengatakan bahwa:

“Penanganan Covid-19 telah mencapai tujuan mulai dari mengadakan


tempat cuci tangan, kemudian melakukan sosialisasi bersama pihak
puskesmas agar masyarakat mengetahui akan pentingnya vaksinasi yaitu
mengurangi resiko penularan, merangsang sistem kekebalan tubuh,
mengurangi jumlah virus dalam tubuh seseorang dan lain sebagainya
sehingga masyarakat Mawasangka Tengah berpartisipasi untuk
melakukan vaksinasi agar terhindar dari penyebaran covid-19”
(wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang serupa dari “AL” 55 th selaku Lurah Lakorua


mengatakan bahwa :

“Untuk tujuan penanganan Covid-19 telah tercapai hal itu dapat dilihat
dari kalangan Masyrakat Mawasangka Tengah berbondong bondong
pergi ke Puskesmas untuk melakukan penyuntikan vaksin agar terhindar
dari penyebaran covid-19 namun ada juga beberapa masyarakat yang
tidak divaksin karena penyakit bawaannya sehingga hanya diberikan
surat rekomendasi dari dokter” (wawancara, 13 Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang serupa dari “SS”55th selaku Kepala


Puskesmas mengatakan bahwa:

“Untuk penanganan covid-19 seperti vaksinasi sudah tercapai karena


kami menghimbau masyarakat sekecamatan mawasangka tengah untuk
melakukan vaksinasi guna untuk mengurangi resiko penularan,
merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi dampak berat dari
virus, dan mencapai heard immunity” (wawancara, 15 Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan


penanganan Covid-19 telah tercapai hal tersebut dapat dilihat dari hasil kerja sama
antara Tim Satuan Gugus Tugas dan pihak yang terlibat. Mereka melakukan
sosialisasi kepada seluruh masyarakat Kecamatan Mawasangka Tengah mengenai
manfaat vaksinasi, bahaya dari virus covid-19, dan menghimbau kepada seluruh
masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan guna untuk memutus mata rantai
penyebaran Covid-19.
61

5.2.2 Efesiensi

Efisiensi (efficiency) adalah usaha yang mengharuskan penyelesaian

pekerjaan dengan tepat waktu, cepat dan memuaskan. Sehingga efesien berkaitan

erat dengan ketepatan waktu tanpa harus mengeluarkan biaya atau cost yang

berlebihan. Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah terdiri dari

9 Desa dan 1 Kelurahan antara lain:

No Desa/Kelurahan Jumlah Jumlah Penduduk Penanganan Covid-


. KK 19
L P Jml PKH BTS BLT

1. Morikana 437 853 841 1694 80 - 155

2. Lantongau 552 1124 1069 2193 130 - 230

3. Lakorua 452 933 898 1831 98 135 165

4. Lanto 338 587 591 1178 76 - 178

5. Lalibo 298 625 617 1242 60 - 110

6. Langkomu 334 649 631 1280 74 - 168

7. Watorumbe 331 662 650 1312 95 - 125

8. Watorumbe Bata 424 743 788 1531 102 - 220

9. Gundu-gundu 165 352 297 649 34 - 88

10. Katukobari 233 473 455 928 90 - 125

Dari data diatas untuk dana penanganan covid-19 berasal dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Buton Tengah sebesar Rp.19 Miliar dan sebagian diambil

dari dana desa yang disesuaikan dengan poksi yang sudah ditentukan di masing-

masing desa.
62

Pemda diberikan kemudahan dalam mengajukan dana desa untuk BLT

DD perubahan lain yaitu besaran BLT DD. Sebelumnya diberikan sebesar Rp.600

rb untuk penyaluran bulan pertama sampai dengan bulan ketiga, maka

ditambahkan lagi sebesar Rp.300 rb untuk penyaluran bulan keempat sampai

dengan bulan keenam. Dengan demikan total BLT DD yang diterima adalah

Rp.2,7 juta per keluarga penerima manfaat. Disebutkan bahwa rentang waktu

penyaluran tersebut paling cepat dua minggu.

Berikut pernyataan dari “MA”36th selaku Kepala Desa Katukobari

tentang siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan penanganan Covid-19 di

Kecamatan Mawasangka Tengah :

“Dalam pelaksanaan penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka


Tengah melibatkan Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kelurahan,
Pemerintah Desa, Pihak Puskesmas, POLRI, dan TNI agar membantu
tim satgas dalam melaksanakan tugas-tugasnya bahkan disetiap desa
juga ada beberapa masyarakat yang dipercayakan untuk membantu tim
Satgas dalam hal ini melakukan penyemprotan disetiap rumah-rumah
warga”.(wawancara, 9 Februari 2023)
Selanjutnya peneliti juga mewawancarai Ibu “SW”36 th selaku pegawai Kecamatan
mengatakan bahwa:
“Dalam pelaksanaan penanganan Covid-19 oleh Tim Satgas melibatkan
dengan masyarakat karena dapat mempermudah bagi tim penanganan
covid-19 yang melaksanakan tugas-tugasnya dengan berkunjung disetiap
desa-desa yang ada di Kecamatan Mawasangka Tengah dalam hal ini
melakukan penyemprotan disetiap rumah-rumah warga, karena
masyarakat setempat itulah yang akan lebih tahu kondisi yang ada di desa
mereka itu sendiri” (wawancara, 9 Februari 2023)
Selanjutntya pernyataan yang serupa bersama Bapak “AM” 45th selaku Kepala
Desa Lantongau mengatakan bahwa:
“Yang terlibat dalam pelaksanaan Penanganan Covid-19 yaitu
Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kelurahan, Pemerintah Desa, Pihak
Puskesmas, TNI, dan POLRI. Selain itu juga, penanganan Covid-19
melibatkan masyarakat karena dengan melibatkan mereka maka dengan
63

mudah untuk diketahui siapa-siapa masyarakatnya yang terkena stanting


maupun tidak terkena stanting di desanya” (wawancara, 9 Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam


pelaksanaan Penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah
melibatkan Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kelurahan, Pemerintah Desa,
Pihak Puskesmas, POLRI, TNI dan Masyarakat karena dengan melibatkan mereka
dapat mempermudah kinerja dari Tim Satgas itu sendiri dalam hal ini
melaksanakan tugas-tugas mereka. Berikut wawancara bersama Bapak Berikut
wawancara dengan bapak “HM”56th selaku camat Mawasangka Tengah
mengatakan bahwa:
“Untuk dana penanganan Covid-19 dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Buton Tengah sebesar Rp.19 Miliar. Dan juga berasal dari dana desa
(APBN) yang diambil sebagian sesuai poksi yang ditentukan dimasing-
masing desa tersebut yang kemudian disalurkan kepada masyarakat yang
terkena stanting maupun tidak terkena stanting. Dan manfaat yang
dirasakan yaitu dapat membantu masyarakat selama masa pandemi”
(wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang diungkapkan oleh Bapak “MS” 55 th, selaku


pegawai Kelurahan mengatakan bahwa:

“Yang saya ketahui dana penanganan Covid-19 dari Dinas Kesehatan


Kabupaten Buton Tengah dan dana Desa (APBN) yang kemudian
disalurkan kepada masyarakat yang ada disetiap desa tersebut.
Manfaatnya untuk membantu masyarakat yang ada di Kecamatan
Mawasangka Tengah selama Pandemi (wawancara, 13 Februari 2023)

Kemudian hal tersebut dibenarkan oleh Ibu “SS”50th selaku Kepala


Puskesmas Mawasangka Tengah mengatakan bahwa:

“Dana Penanganan Covid-19 berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten


Buton Tengah kemudian disalurkan disetiap Kecamatan yang disesuaikan
dengan jumlah penduduknya. Manfaatnya dapat membantu masyarakat
selama masa pandemi”. (wawancara, 17 Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dana


penanganan Covid-19 berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah
sebesar Rp.19 Miliar dan juga berasal dari dana desa (APBN) yang diambil
sebagian sesuai poksi yang telah ditetapkan dimasing-masing desa. Kemudian
disalurkan kepada masyarakat yang terkena stanting maupun tidak terkena
stanting dan manfaat yang dirasakan yaitu dapat membantu masyarakat
64

Kecamatan Mawasangka Tengah selama masa pandemi Covid-19 dalam hal ini
masyarakat diberikan bantuan seperti bantuan BLT, PKH, Bantuan Sembako
yakni 5kg beras, 1 rak telur, 1 dos mie dan bantuan lainnya.

5.2.3 Kecukupan

Kecukupan (Adequacy) yaitu apakah suatu kebijakan yang dijalankan

bisa mencukupi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Kriteria ini lebih mempersoalkan kememadaian hasil kebijakan dalam mengatasi

masalah kebijakan, atau seberapa jauh pencapaian hasil dapat memecahkan

masalah kebijakan. Berikut pernyataan dari “SW” 36 th selaku pegawai Kecamatan

tentang apakah program penanganan Covid-19 sudah dapat memecahkan masalah

yang dihadapi masyarakat Kecamatan Mawasangka Tengah:

“Iyah! Karena Tim satgas Covid-19 dan pihak terlibat telah memberikan
pelayanan dengan maksimal seperti yang telah kita lihat bahwa mereka
ikut serta dalam melakukan penyemprotan disfektan ke rumah-rumah
warga dengan mengenakan alat pelindung diri yang lengkap,
memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan penularan
covid-19 dan lain sebagainya” (wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama “MS”55 th selaku


pegawai Kelurahan mengatakan bahwa:
“Untuk soal penanganan Covid-19 sudah memecahkan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat karena Tim Satgas maupun pihak yang terlibat
telah memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat mulai dari
pembentukan posko disetiap desa-desa yang ada di Mawasangka Tengah,
melakukan razia, membagikan masker, menyediakan tempat cuci tangan
di tempat-tempat umum dan lain sebagainya”(wawancara, 13 Februari
2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama Ibu“SS” 55 th selaku


Kepala Puskesmas bahwa:
“Menurut saya selama penanganan Covid -19 masyarakat sedikit terbantu
dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat karena di
puskesmas terdapat Pelayanan vaksinasi yang dilakukan oleh tim vaksin
puskesmas guna membantu masyarakat Mawasangka Tengah selama
65

masa pandemi agar terhindar dari penyebaran covid-19” (wawancara, 9


Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan


yang dilakukan sudah cukup dapat membantu masalah yang dihadapi oleh
masyarakat yang ada di Kecamatan Mawasangka Tengah karena tim satgas dan
pihak yang terlibat telah memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat Mawasangka Tengah mulai dari penyemprotan disfektan, melakukan
sosialisasi tentang bahaya akan covid-19, pembentukan posko disetiap desa-desa
yang ada di Kecamatan Mawasangka Tengah, melakukan razia, membagikan
masker, menyediakan tempat cuci tangan di tempat-tempat umum dan lain
sebagainya.

5.2.4 Kesamaan

Kesamaan, kriterian ini menganalisis apakah biaya dan manfaat telah

didistribusikan secara merata kepada kelompok masyarakat. Berikut peneliti

melakukan wawancara bersama “SW” 30th selaku Pegawai Kecamatan tentang

apakah bantuan penanganan Covid-19 yang diberikan sama rata:

“Selama pelaksanaan penanganan Covid-19 bantuan yang diberikan


kepada masyarakat di Mawasangka Tengah sama Rata tidak ada
perbedaan satu sama lain seperti bantuan BLT, PKH, bantuan sembako
yakni 1 kg beras, 1 rak telur dan 1 dos mie yang disalurkan secara
bertahap dengan tepat waktu” (wawancara, 15 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Bapak “AL” 55 th


selaku Lurah Lakorua mengatakan bahwa:
“Untuk bantuan yang diberikan kepada masyarakat Mawasangka Tengah
sama rata tidak dibeda-bedakan sama sekali seperti halnya bantua BLT,
PKH, bantuan Sembako maupun bantuan jenis lainnya” (wawancara, 13
Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang serupa oleh Bapak “GF” 56 th selaku


Masyarakat mengatakan bahwa:
“Untuk bantuan selama masa pandemi kami diberikan bantuan sama rata
jumlahnya tidak di beda-bedakan seperti bantuan BLT sebesar 600 rb,
beras 1 kg, telur 1 rak, dan mie sebanyak 1 dos” (wawancara, 9 Februari
2023)
66

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk


bantuan selama masa pandemi Covid-19 masyarakat Kecamatan Mawasangka
tengah mendapatkan bantuan sama rata tanpa ada perbedaan satu sama lain seperti
bantuan BLT sebesar 600 rb, bantuan sembako seperti beras 1 kg, telur 1 rak, mie
1 dos, PKH dan bantuan lainnya.Berikut peneliti melakukan wawancara bersama
Bapak “HM” 56th selaku Camat Mawasangka Tengah mengatakan bahwa:
“Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat selama Covid-19 yaitu
pelayanan vaksinasi. Yang dimana seluruh masyarakat Mawasangka
Tengah dihimbau untuk wajib melakukan penyuntikan vaksin agar
terhindar dari penyebaran covid-19”(wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang serupa dari Bapak “AM” 45 th selaku Kepala


Desa Lantongau mengatakan bahwa:

“Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat selama masa pandemi


yang paling diutamakan adalah pelayanan Vaksinasi karena vaksinasi
dapat mencegah penyebaran covid-19 (wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Bapak “MA” 36 th


selaku kepala Desa Katukobari mengatakan bahwa :
“Untuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat selama Covid-19
yaitu dengan memberikan pelayanan vaksinasi. Bagi masyarakat yang
tidak memiliki penyakit bawaan maka wajib untuk melakukan
penyuntikan vaksin sedangkan bagi yang tidak bisa melakukan vaksin
hanya diberikan surat rekomendasi dari dokter saja” (wawancara,13
Februari 2023)
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat Mawasangka Tengah selama masa pandemi
Covid-19 yaitu salah satunya pelayanan vaksinasi karena dapat membantu
masyarakat untuk terhindar dari penyebaran covid-19. Akan tetapi tidak semua
kalangan masyarakat melakukan vaksin karena faktor dari penyakit bawaan yang
dideritanya dan bagi yang tidak bisa melakukan vaksin hanya diberikan surat
rekomendasi dari dokter saja.

5.2.5 Responsivitas

Responsivitas (Responsiveness)Indikator responsivitas suatu keberhasilan

kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi dampak

kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa

dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan. Untuk jumlah penduduk
67

Kecamatan Mawasangka Tengah pada tahun 2022 sebanyak 8.442 jiwa dengan

angka kepadatan penduduk rata-rata 90,1 km2. Dimana jumlah penduduk wanita

sebanyak 4.221 (50%) jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak 4.221 jiwa (50%).

Untuk data dari Puskesmas Mawasangka Tengah jumlah masyarakat yang

melakukan vaksinasi tahap 1 sebanyak 6.669, tahap 2 sebanyak 5.388, dan tahap 3

sebanyak 579. Berikut peneliti melakukan wawancara bersama “SS” 50 th selaku

Kepala Puskesmas Mawasangka Tengah tentang apakah sudah seluruh

masyarakat melakukan vaksinasi:

“Untuk pelaksanaan vaksinasi sebenarnya diwajibkan untuk seluruh


masyarakat akan tetapi masih ada beberapa masyarakat yang tidak datang
melakukan vaksinasi karena takut mengingat dari bahaya vaksin tersebut.
Mereka beranggapan bahwa vaksin dapat membuat lumpuh bahkan
sampai meninggal dunia” (wawancara, 15 Februari 2023)
Selanjutnya pernyataan yang serupa oleh Ibu“WE”30thselaku Masyarakat
mengatakan bahwa:

“Untuk pelaksanaan vaksinasi belum semua masyarakat Mawasangka


Tengah ikut serta dalam pelaksanaan vaksinasi karena takut akan bahaya
dari vaksin tersebut” (wawancara, 9 Februari)

Selanjutnya pernyataan yang serupa dari Bapak “GF”56 th selaku


masyarakat mengatakan bahwa:

“Meskipun belum semua namun sudah lebih banyak yang mengikuti


Program Vaksinasi jadi sudah dapat dikatakan bahwa semua masyarakat
menghadiri dan mempunyai respon yang baik terhadap Program
vaksinasi (wawancara, 17 Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk


pelaksanaan vaksinasi sudah hampir seluruh masyarakat ikut serta dalam program
vaksinasi. Berikut Peneliti melakukan wawancara bersama Ibu “KA” 46 th selaku
Masyarakat:

“ kami masyarakat masih ada beberapa tanggapan yang berbeda karena


sebagian masyarakat beranggapan bahwa program vaksinasi dalam
penanganan covid-19 ini sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal
68

seperti dapat membuat kita cacat, lumpuh, dan bahkan maninggal dunia
dan ada juga yang beranggapan baik (wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Ibu “WE”30 th selaku


Masyarakat mengatakan bahwa:

“Untuk program vaksinasi yang diadakan menurut saya kurang baik


karena kami masyarakat terpaksa untuk melakukan vaksinasi hanya
untuk memenuhi persyaratan berpergian keluar daerah sehingga kami
sebagai masyarakat melakukan vaksin secara terpaksa” (wawancara, 9
Februari 2023)

Selanjutnya pernyataan yang serupa oleh Bapak “GF”50 th selaku


Masyarakat mengatakan bahwa:

“untuk program vaksinasi sudah sangat baik karena dapat membantu


kami masyarakat terhindar dari penyebaran Covid-19 namun ada juga
masyarakat yang beranggapan bahwa vaksin berbahaya bagi diri mereka”
(wawancara, 17 Februari 2023)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk


responsivitas masyarakat mengenai program vaksinasi masih berbeda-beda karena
mengingat akan bahaya dari vaksin seperti dapat membuat cacat, lumpuh dan
bahkan meninggal dunia. Akan tetapi ada juga masyarakat yang beranggapan
bahwa adanya penanganan covid-19 salah satunya program vaksinasi dapat
membantu masyarakat Kecamatan Mawasangka Tengah terhindar dari bahaya
penyebaran Covid-19 tersebut.

5.2.6 Ketepatan

Ketepatan (Appropriateness) adalah kemampuan seseorang untuk

mengarahkan suatu gerakan kesuatu sasaran sesuai dengan tujuan. Dengan kata

lain bahwa ketepatan adalah kesesuain atara kehendak yang di ingginkan dan

kenyataan hasil yang di peroleh terhadap sasaran tujuan tertentu. Berikut peneliti

melakukan wawancara bersama Ibu”KA” 51th selaku Masyarakat tentang apakah

masyarakat merasa puas dengan adanya program penanganan Covid-19:

“Saya kurang puas dengan adanya program penanganan covid-19 karena


kami merasa tidak nyaman dan terpaksa untuk mematuhi aturan yang
69

berlaku seperti bagi yang tidak memiliki kartu vaskin tidak bisa
melakukan aktivitas diluar daerah. Karena kartu vaksin bagian dari
persyratan untuk bisa pergi merantau.” (wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama Bapak“GF”56 th


selaku Masyarakat mengatakan bahwa:

“Saya kurang puas karena kami masyarakat terpaksa untuk mematuhi


aturan yang diterapkan oleh Pemerintah seperti pelaksanaan vaksin harus
dilakukan. Karena jika tidak, maka kami sebagai warga perantau tidak
akan bisa pergi ke luar daearah tanpa adanya bukti kartu vaksin maupun
surat rekomendasi dari dokter” (wawancara, 17 Februari 2023)

Selanjutnya jawaban dari Ibu “WE”55th selaku Masyarakat mengatakan


bahwa:

“Saya kurang puas karena kami masyarakat merasa tidak nyaman untuk
memulai mematuhi protokol kesehatan yaitu menerapkan 5 M, dan
aturan yang lain walaupun hal tersebut untuk kepentingan masyarakat”
(wawancara, 9 Februari 2023)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa


masyarakat kurang puas dengan adanya program penanganan covid-19 karena
masyarakat merasa tidak nyaman dan terpaksa untuk menjalani semua aturan yang
diterapkan oleh pemerintah dalam hal ini mematuhi protokol kesehatan yaitu
menerapkan 5 M, melakukan penyuntikan vaksinasi dari tahap 1 hingga booster
dan aturan yang lainnya. Karena bagi masyarakat yang tidak memiliki kartu
vaksin atau surat rekomndasi dari dokter maka ia tidak bisa keluar daerah atau
beraktivitas diluar daerah. Berikut peneliti melakukan wawancara dengan Bapak
“AL”55th selaku Lurah Lakorua mengatakan bahwa:

“Untuk bantuan covid-19 yang diberikan kepada semua kalangan


masyarakat Mawasangka Tengah namun ada juga beberapa yang tidak
menerima bantuan seperti halnya bantuan BLT seharusnya diperuntukan
untuk semua kalangan masyarakat tetapi kenyataannya hanya para janda
dan duda yang mendapatkan bantuan tersebut (wawancara, 13 Februari
2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama Bapak “MA”36 th


selaku Kepala Desa Katukobari mengatakan bahwa:
70

“Untuk bantuan covid-19 sudah sesuai sasaran dimana seluruh


masyarakat telah mendapatkan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah
Desa”(wawancara, 9 Februari 2023)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara bersama Bapak “DT” 42 th


selaku BPD Lantongau mengatakan bahwa:

“Bantuan covid-19 belum tepat sasaran karena banyak masyarakat yang


mengeluh bahwa masyarakat tidak mendapatkan bantuan yang
seharusnya masyarakat tersebut wajib untuk mendapatkan bantuan covid-
19 karena masyarakat terkena juga imbas dari pandemi” (wawancara, 9
Februari 2023)

Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa bantuan


covid-19 belum optimal karena masih ada beberapa masyarakat yang mengeluh
tidak mendapatkan bantuan covid-19 yang dimana seharusnya semua kalangan
masyarakat diwajibkan untuk mendapatkan bantuan karena masyarakat juga
merasakan imbas dari pandemi covid-19.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka peneliti dapat menganalisis

secara ilmiah tentang bagaimana evaluasi penanganan Covid-19 di Kecamatan

Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah untuk mengetahuinya maka

peneliti mengacu pada pendapat William N Duun (2003:429) yang menjelaskan

bahwa untuk mengukur evaluasi suatu program memperhatikan beberapa

indikator yang terdiri dari efektivitas, efisiensi, kecukupn, kesamaan,

responsivitas dan ketepatan

5.3.1 Efektivitas

Efektivitas (effectiveness) adalah Efektivitas adalah suatu keadaan yang

menunjukan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur

dengan kualitas, kuantitas dan waktu sesuai dengan waktu yang telah di tentukan

sebelumnya.
71

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa program penanganan Covid-19 di

Kecamatan Mawasangka Tengah sudah efektif. Karena untuk program

penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah yaitu telah melakukan

penyuntikan vaksinasi, sosialisasi, pengadaan posko-posko disetiap desa,

menerapkan 5M, pembuatan tempat cuci tangan di tempat umum dan lain

sebagainya. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang dilakukan oleh Tim

Satgas dan pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19 adalah dengan

melakukan sosialisasi akan pentingnya vaksinasi, dan menghimbau kepada

seluruh masyarakat Mawasangka Tengah agar mematuhi protokol kesehatan guna

memutus mata rantai penyebaran covid-19.

5.3.2 Efesiensi

Efesiensi (efficiency) adalah usaha yang mengharuskan penyelesaian

pekerjaan dengan tepat waktu, cepat dan memuaskan. Sehingga efisien berkaitan

dengan ketepatan waktu tanpa harus mengeluarkkan biaya atau coast yang

berlebihan.

Hasil peneltian ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaan Penanganan

Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah berjalan baik karena melibatkan

Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kelurahan, Pemerintah Desa, Pihak

Puskesmas, POLRI, TNI dan Masyarakat karena dengan melibatkan mereka dapat

mempermudah kinerja dari Tim Satgas itu sendiri dalam hal ini melaksanakan

tugas-tugas mereka. Selain itu, ada juga usaha yang dilakukan oleh Tim Satgas

Covid-19 yaitu dengan melakukan penyuluhan atau penyampaian kepada

masyarakat tentang akan bahaya covid-19, manfaat dari vaksinasi, serta


72

menganjurkan pelaksanaan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan masyarakat.

Adapun dana penanganan Covid-19 berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Buton Tengah sebesar Rp.19 Miliar dan juga berasal dari dana desa (APBN) yang

diambil sebagian sesuai poksi yang telah ditetapkan dimasing-masing desa.

Kemudian disalurkan kepada masyarakat yang terkena stanting maupun tidak

terkena stanting dan manfaat yang dirasakan yaitu dapat membantu masyarakat

Kecamatan Mawasangka Tengah selama masa pandemi Covid-19 dalam hal ini

masyarakat diberikan bantuan seperti bantuan BLT, PKH, Bantuan Sembako

yakni 5kg beras, 1 rak telur, 1 dos mie dan bantuan lainnya.

5.3.3 Kecukupan

Kecukupan (Adequacy) yaitu Kecukupan yaitu apakah suatu kebijakan

yang dijalankan bisa mencukupi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelayanan yang dilakukan sudah

cukup membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang ada

di Kecamatan Mawasangka Tengah karena tim satgas dan pihak yang terlibat

telah memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Mawasangka

Tengah mulai dari penyemprotan disfektan, melakukan sosialisasi tentang bahaya

akan covid-19, pembentukan posko disetiap desa-desa yang ada di Kecamatan

Mawasangka Tengah, melakukan razia, membagikan masker, menyediakan

tempat cuci tangan di tempat-tempat umum dan lain sebagainya.


73

5.3.4 Kesamaan

Pada kriteria ini menganalisis apakah biaya dan manfaat telah

didistribusikan secara merata kepada kelompok masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk bantuan selama masa

pandemi Covid-19 masyarakat Kecamatan Mawasangka Tengah mendapatkan

bantuan sama rata tanpa ada perbedaan satu sama lain seperti bantuan BLT

sebesar 600 rb, bantuan sembako seperti beras 1 kg, telur 1 rak, mie 1 dos, PKH

dan bantuan lainnya. Dan untuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

Mawasangka Tengah selama masa pandemi Covid-19 yaitu salah satunya

pelayanan vaksinasi karena dapat membantu masyarakat untuk terhindar dari

penyebaran covid-19. Akan tetapi tidak semua kalangan masyarakat melakukan

vaksin karena faktor dari penyakit bawaan yang dideritanya dan bagi yang tidak

bisa melakukan vaksin hanya diberikan surat rekomendasi dari dokter saja.

5.3.5 Responsivitas

Responsivitas (Responsiveness) adalah kemampuan pemerintah untuk

mengenali kebutuhan, menyusun agenda dan prioritas, mengembangkan program

sesuai dengan kebutuhan dan spiras masyarakat. Indiktor responsivitas suatu

keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat yang

menanggapi dampak kebijakan suatu mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang

positif berupa dukungan atau wujud yang negatif berupa penolakan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk tanggapan masyarakat

sudah baik karena pelaksanaan vaksinasi sudah hampir seluruh masyarakat ikut

serta dalam program vaksinasi. Walaupun untuk responsivitas masyarakat


74

mengenai program vaksinasi masih berbeda-beda karena mengingat akan bahaya

dari vaksin seperti dapat membuat sakit, lumpuh dan bahkan meninggal dunia.

Akan tetapi ada juga masyarakat yang beranggapan bahwa adanya penanganan

covid-19 salah satunya program vaksinasi dapat membantu masyarakat

Kecamatan Mawasangka Tengah terhindar dari bahaya penyebaran Covid-19

tersebut.

5.3.6 Ketepatan

Ketepatan (Appropriateness) adalah Adalah kemampuan seseorang untuk

mengarahkan suatu gerakan kesuatu sasaran sesuai dengan tujuan. Dengan kata

lain bahwa ketepatan adalah kesesuaian antara kehendak yang diinginkan dan

kenyataan hasil yang diperoleh terhadap sasaran tujuan tertentu. kriteria ketepatan

secara dekat yang berhubungan dengan rasionalitas subtansif, karena pertanyaan

tentang ketepatan kebijakan tidak berkenaan dengan suatu keriteria individu tetapi

dua atau lebih kriteria secara bersama-sama.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada indikator ini masih kurang

optimal. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat

disimpulkan bahwa masyarakat kurang puas dengan adanya program penanganan

covid-19 karena masyarakat merasa tidak nyaman dan terpaksa untuk mematuhi

aturan yang diterapkan oleh pemerintah dalam hal ini mematuhi protokol

kesehatan yaitu menerapkan 5 M, melakukan penyuntikan vaksinasi dari tahap 1

hingga booster dan aturan yang lainnya. Karena bagi masyarakat yang tidak

memiliki kartu vaksin atau surat rekomndasi dari dokter maka ia tidak bisa keluar

daerah atau beraktivitas diluar daerah. Dan juga untuk Bantuan covid-19 belum
75

optimal karena masih ada beberapa masyarakat yang mengeluh tidak

mendapatkan bantuan covid-19 yang dimana seharusnya semua kalangan

masyarakat diwajibkan untuk mendapatkan bantuan karena masyarakat juga

merasakan imbas dari pandemi covid-19.


76

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Evaluasi
Penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka Tengah Kabupaten Buton
Tengah dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari
beberap indikator.
Melalui indikator efektivitas penanganan Covid-19 ini sudah berjalan
dengan baik hal ini dapat dilihat dari program-program penanganan Covid-19 di
Kecamatan Mawasangka Tengah yang sudah berjalan efektif. Karena Tim Satgas
dan pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19 telah melakukan sosialisasi
akan pentingnya vaksinasi, dan menghimbau kepada seluruh masyarakat
Mawasangka Tengah agar mematuhi protokol kesehatan guna memutus mata
rantai penyebaran covid-19.

Melalui indikator efesiensi sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari pelaksanaan Penanganan Covid-19 di Kecamatan Mawasangka
Tengah melibatkan Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kelurahan, Pemerintah
Desa, Pihak Puskesmas, POLRI, TNI dan Masyarakat. Dan dana penanganan
Covid-19 berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah dan dana desa
yang diambil sebagian sesuai poksi yang telah ditentukan dimasing-masing desa.

Melalui indikator kecukupan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari pelayanan yang dilakukan sudah cukup membantu memecahkan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di Kecamatan Mawasangka
Tengah karena tim satgas dan pihak yang terlibat telah memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat Mawasangka Tengah.

Melalui indikator kesamaan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari bantuan selama masa pandemi Covid-19 masyarakat Kecamatan
Mawasangka Tengah mendapatkan bantuan sama rata tanpa ada perbedaan satu
77

sama lain begitupun dengan pelayanan vaksinasi yang diberikan kepada seluruh
masyarakat Mawasangka Tengah.
Melalui indikator Responsivitas sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
tanggapan masyarakat karena pelaksanaan vaksinasi sudah hampir seluruh
masyarakat ikut serta dalam program vaksinasi.

Melalui indikator ketepatan pada indikator ini masih kurang optimal


dilihat dari jawaban masyarakat bahwa mereka merasa tidak nyaman dan terpaksa
untuk mematuhi aturan pemerintah karena bagi masyarakat yang tidak memiliki
kartu vaksin atau surat rekomendasi dari dokter maka ia tidak bisa pergi keluar
daerah atau beraktivitas diluar daerah. Dan Bantuan covid-19 belum semua
masyarakat mendapatkan bantuan covid-19

6.2 Saran

Adapun saran yang penulis dapat berikan adalah sebagai berikut.

1. Perlu adanya bimbingan dari Tim Satgas Covid-19 untuk pihak yang terlibat

agar penanganan Covid-19 dapat berjalan lebih baik.

2. Perlu adanya kerja sama yang baik antara Tim Satgas Covid-19 dengan

semua pihak yang terlibat dalam penanganan Covid-19.

3. Sebaiknya Pemerintah Daerah menyediakan apa yang menjadi kebutuhan

logistik Penanganan Covid-19 agar penanganan Covid-19 di Kecamatan

Mawasangka Tengah dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai