Anda di halaman 1dari 9

Bengkulu, September 2021

Lampiran : 1 ( Satu ) Berkas


Prihal : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Kepada Yth,
Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Di-
Bengkulu
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mitha Rapiani
NPM : 1826020004
Bermaksud mengajukan judul skripsi, sebagai salah Satu
syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (SI) Program Studi
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKES) Tri Mandiri Sakti Bengkulu Adapun judul yang saya
ajuan:
1. HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP VAKSIN
COVID-19 DI WILAYAH KECAMATAN IPUH KABUPATEN
MUKOMUKO
2. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA
KERJA PEMANEN SAWIT DI PT DARIA DHARMA
PRATAMA
3. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT
MENSTRUASI DI MAN 1 MUKOMUKO KABUPATEN
MUMOMUKO KECAMATAN IPUH.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian
dan kebijaksanaan dari Bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya

Mitha Rapiani
Proposal

HUBUNGAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP VAKSIN COVID-


19 DI WILAYAH KECAMATAN IPUH KABUPATEN MUKOMUKO
PROVINSI BENGKULU

OLEH :

MITHA RAPIANI
NPM. 1826020004

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
A. Latar Belakang

Akhir tahun 2019 tepatnya pada bulan desember, dunia dihebohkan dengan

sebuah kejadian yang membuat banyak masyarakat resah yaitu dikenal dengan virus

corona (covid-19). Kejadian tersebut bermula di Wuhan, Tiongkok. Pada awalnya virus

ini diduga akibat paparan pasar grosir makanan laut huanan yang banyak menjual banyak

spesies hewan hidup. Penyakit ini dengan cepat menyebar ke seluruh China. Tanggal 18

Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute

Respiratory Distress Syndrome (ARDS) (Ren L et al, 2020). Sejak 31 Desember 2019

hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya

sebanyak 44 kasus (Susilo et al, 2020).

Munculnya 2019-nCoV telah menarik perhatian global, dan Pada 30 Januari

WHO (World Health Organization) telah menyatakan COVID-19 sebagai darurat

kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional . Penambahan jumlah kasus

Covid-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai

dengan tanggal 25 Maret 2020, dilaporkan total kasus konfirmasi 414.179 dengan 18.440

kematian (CFR 4,4%) dimana kasus dilaporkan di 192 negara/wilayah. Diantara kasus

tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang dilaporkan terinfeksi (Kemenkes RI,

2020).

Jumlah orang yang terinfeksi dan mereka yang meninggal meningkat dari hari ke

hari. Penambahan jumlah kasus Covid-19 cukup berat dan sudah terjadi penyebaran ke

luar wilayah Wuhan dan negara lain . Sampai dengan 16 februari 2020, secara global

dilaporkan 51.857 kasus konfirmasi di 25 negara dengan 1.699 kematian (CFR 3,2%).

Rincian negara dan jumlah kasus sebagai berikut: China 51.174 kasus konfirmasi dengan

1.666 kematian, Jepang 53 kasus, 1 kematian dan 255 kasus di cruise ship pelabuhan
Jepang. Thailand 34 kasus, Korea Selatan 29 kasus, Vietnam 16 kasus, Singapura 72

kasus, dan Amerika Serikat 15 kasus. Per 11 februari 2021, pemerintah Republik

Indonesia telah melaporkan 1.191.990 orang dengan COVID-19 yang di konfirmasi. Ada

32.381 kematian terkait COVID-19 yang dilaporkan dan 993.117 pasien telah pulih

penyakit tersebut. WHO (World Health Organization) bekerja sama dengan pemerintah

Indonesia untuk memantau situasi dan mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut

(WHO, 2020).

Diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang meremehkan virus

corona dan tidak menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan yang dibuat oleh

pemerintah, sehingga risiko penularan Covid-19 semakin meningkat. Oleh

sebab itu, tidak hanya perlu dilakukan intervensi dalam pelaksanaan prosedur

kesehatan, tetapi juga perlu segera dilakukan tindakan intervensi lain yang

efektif untuk memutus penyebaran penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi

(Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Vaksin tidak hanya melindungi mereka yang

melakukan vaksinasi namun juga melindungi masyarakat luas dengan

mengurangi penyebaran penyakit dalam populasi. Pengembangan vaksin yang

aman dan efektif sangat penting dilakukan karena diharapkan dapat

menghentikan penyebaran dan mencegah penyebaran penyakit di masa

mendatang. Selain itu, karena virus menyebar dengan sangat cepat maka diperlukan

vaksin yang dapat diterapkan dalam waktu singkat sehingga dapat

meminimalisir dampaknya (Sari IP, 2020).

Vaksin Covid-19 merupakan salah satu terobosan pemerintah untuk

melawan dan menangani Covid-19 yang ada didunia khususnya Negara

Indonesia. Tujuan dari vaksinasi Covid-19 adalah untuk mengurangi

penyebaran Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian yang

disebabkan oleh Covid-19, mencapai kekebalan dan melindungi masyarakat


dari Covid-19, sehingga dapat menjaga masyarakat dan perekonomian

(Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020). Meski begitu, tidak bisa dipungkiri masih

banyak kelompok masyarakat yang menolak vaksinasi. Kelompok yang

menolak divaksinasi memiliki banyak alasan, mulai dari masalah kesehatan

hingga alasan agama. Berawal dari kepedulian terhadap kesehatan, terdapat

beberapa kelompok masyarakat dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Dikarenakan kekhawatiran tentang peningkatan kematian atau korban akibat

vaksin. Hal ini disebabkan karena dikhawatirkan tubuh tidak pandai menangani

vaksin dan justru akan menyerang orang yang telah divaksinasi yang berujung

pada penyakit dan kematian (Enggar Furi H, 2020).

Solusi vaksinasi ini kembali menimbulkan kontroversi bagi sebagian

orang. Pertama, karena adanya keraguan pengembangan vaksin, dikarenakan

waktu pengembangan vaksin cukup singkat, sekitar satu tahun. Ini berebeda

dengan vaksin lain yang mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun. Hal ini

kemudian menimbulkan kekhawatiran masyarakat tentang efek samping atau

dampak vaksin terhadap para pemberi vaksin (Pranita, 2020). Sehingga persepsi

dan sikap masyarakat menjadi tolak ukur kesadaran masyarakat. Upaya

promotif dan preventif harus dilaksanakan oleh Tenaga kesehatan dan

masyarakat. Perkembangan internet dan kenyamanan informasi terkini

memberikan dukungan terhadap jumlah informasi. Penyebaran informasi yang

salah akan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 dan

dengan demikian mempengaruhi perilaku masyarakat. Keputusan dan pilihan

yang diambil lebih didasarkan pada informasi dari internet, khususnya media

sosial (Moudy and Syakurah, 2020).

Menurut data Dinkes Provinsi Bengkulu diketahui bahwa Kabupaten Mukomuko

menjadi Kabupaten dengan penerima vaksinasi paling sedikit dibanding Kabupaten lain.
Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, menyebutkan jumlah

warga setempat yang telah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama dalam beberapa

waktu terakhir mencapai 20.425orang Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19

Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo dalam keterangannya di Mukomuko, Rabu,

menyebutkan sebanyak 20.425 orang ini terdiri atas 1.363 tenaga kesehatan, 17.696

petugas pelayan publik, dan 1.366 warga lanjut usia (lansia). Ia menyebutkan, 17.696

petugas pelayan publik yang telah menjalani vaksinasi terdiri atas personel Kodim,

Polres, Brimob, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, KPPN, Pengadilan Agama,

wartawan, BPJS, pegawai pemerintah, BRI, dan aparatur sipil negara (ASN) di

lingkungan pemkab setempat dan masyarakat umum.

Namun, dari 20.425 warga, baru 11.926 orang yang telah menerima penyuntikan

vaksinasi COVID-19 secara lengkap, yakni dosis I dan dosis II, yang terdiri atas 1.201

tenaga kesehatan, 9.895 petugas pelayan publik, dan 830 lansia. Hingga hari Sabtu ini

masih ada 8.499 tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, dan lansia yang telah

menerima vaksin COVID-19 dosis I tetapi belum menerima vaksin dosis II karena ada

beberapa yang di antaranya belum sampai masanya dan kondisi kesehatannya belum

memungkinkan. Sebagian masyarakat masih belum memutuskan dan masih bingung. Hal

tersebut karena banyak sekali isu-isu yang mempengaruhi tentang informasi mengenai

vaksin Covid-19 seperti faktor kehalalan dan keamanan dari vaksin Covid-19.

Penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 di kecamatan

Ipuh kabupaten Mukomuko sebelumnya belum pernah dilakukan. Perhatian masyarakat

terhadap vaksin Covid-19 dan maraknya penyebaran berbagai informasi palsu dan miss

informasi di masyarakat menjadi dasar kajian untuk mengetahui persepsi masyarakat

terhadap vaksin Covid-19 di kecamatan Ipuh kabupaten Mukomuko.


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang : “ Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di

Wilayah Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko ’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah, “ Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Wilayah

Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajarim Persepsi

`Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 di Wilayah Kecamatan Ipuh Kabupaten

Mukomuko

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran distribusi persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-

19 di kecamatan Ipuh kabupaten Mukomuko

b. Mengetahui Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di

Wilayah Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi serta

pengetahuan yang dapat menambah wawasan tentang pemahaman

masyarakat terhadap vaksin Covid-19 agar pandemi Covid-19 dapat

terkendalikan dan menurunkan angka kejadian Covid-19.

2. Bagi Dinas Kesehatan


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan yang

bermanfaat bagi Dinas Kesehatan terutama dalam penyusunan program dan

kegiatan agar dapat meningkatkan wawasan tentang pemahaman

masyarakat terhadap vaksin Covid-19 agar pandemi Covid-19 dapat

terkendalikan dan menurunkan angka kejadian Covid-19

3. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumber

informasi bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan, khususnya bidang penelitian

sebagai referensi kepustakaan.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi rujukan dan acuan data bagi penelitian

selanjutnya dalam permasalahan yang serupa ataupun penelitian lain

yang berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-

19 serta menghasilkan informasi yang berguna bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai