Anda di halaman 1dari 25

Proposal Pengabdian Masyarakat

PENYULUAHAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS METODE PSBH


DALAM PENINGKATAN KESADARAN PENGGUNAAN MCK
DI DUSUN MOJO RW II, DESA TAMPINGMOJO, KECAMATAN TEMBELANG,
JOMBANG

Di Susun Oleh
Anggota Kelompok I :

1. Achmad Yudistira P.M


2. M. Hidayatur Rozaq
3. Ma’rifatul Khusnah
4. Melinda D
5. Nina Ferly
6. Putri Puji Pangestuti
7. Siti Fatimah
8. Vidya Nury
9. Windy Silegar Maelani

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS
JOMBANG
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Penyuluhan Asuah Keperawatan Komunitas

Metode PSBH dalam Peningkatan Kesadaran

Penggunaan Jamban Sehat Di Dusun Mojo RW

II, Desa Tampingmojo Kecamatan Tambelang,

Kabupaten Jombang
2. Ketua Pelaksana :
Nama : Ahhmad Yudistira P.M. S.Kep
NIM 202014901001
3. Jumlah Personalia : 9 Orang
4. Bentuk Kegiatan : Penyuluhan
5. Jangka Waktu Kegiatan : 45 menit
6. Tempat : Rumah Warga
7. Biaya : Rp. 235.000,00

Jombang, 17 Februari 2021

Ketua Kelompok

Ahmad Yudistira P.M

Kaprodi Ners Pembimbing Akademik

Ns. Asri Kusyani M.kep Arif Wijaya. S.Kep. M.Kep

Mengetahui

Pembimbing Klinik Kepala Desa

Lilis Sumariani. S.Kep; Ners Nurul Saadah. S.Psi., M.Pd.I

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..........................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
A. Definisi PHBS.......................................................................................................3
B. Tujuan PHBS........................................................................................................3
C. Manfaat PHBS......................................................................................................3
D. Tatanan PHBS.......................................................................................................4
E. Indikator PHBS.....................................................................................................4
F. Definisi Jamban Sehat...........................................................................................5
G. Standar Kesehatan Bangun Jamban Sehat.............................................................6
H. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)........................................................................7
I. Tujuan Penggunaan Jamban Sehat........................................................................8
J. Syarat Jamban Sehat.............................................................................................9
K. Cara Memelihara Jamban Sehat............................................................................9
L. Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Mengakses Jamban Sehat..........9
M. Dampak Melakukan Buang Air Besar Sembaranagan (BABS)...........................10
N. Upaya Dapat Dilakukan Agar Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS). . .10
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT............................................................................11
A. Tujuan Kegiatan..................................................................................................11
B. Manfaat Kegiatan................................................................................................11
BAB IV METODE PELAKSANAAN..........................................................................12
A. Sasaran................................................................................................................ 12
B. Bentuk Kegiatan..................................................................................................12
C. Jadwal Kegiatan..................................................................................................12
D. Tim Pelaksanaan Kegiatan..................................................................................13

ii
iii

E. Metode ...............................................................................................................13
F. Media.................................................................................................................. 13
G. BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI.......................................................14
H. BAB VI KESIMPULAN DAN
SARAN.........................................................................15

SAP................................................................................................................................ 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia terdapat beberapa masalah mengenai kurangnya pengetahuan


penduduk yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak
antara lain kesadaran dalam penggunaan jamban sehat. Permasalahan tersebut harus
ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan
baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Batas wilayah Dusun Mojo Sebelah timur berbatasan dengan desa Dapur
kejambon, Sebelah Barat Desa Mojokrapak dan Desa Pesantren, Sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Tambakrejo dan Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedung
Losari. Berdasarkan data tahun 2020 Dusun Mojo, Desa Tampingmojo, Kecamatan
Tembelang, Kabupaten Jombang mempunyai jumlah penduduk 1890 jiwa terdiri dari 950
penduduk laki-laki dan 940 penduduk perempuan dengan 637 KK. Dusun dibagi menjadi
2 yaitu Mojo 1 dan Mojo 2 . Dimana RW tersebut terdiri dari RW 01, 02, dan 03 dengan
total 13 RT. Rw 01 terdiri dari 4 RT, Rw 02 terdiri dari 4 RT dan RW 03 terdiri dari 5 RT.
Dari beberapa RW yang ada di dusun Mojo, Kebanyakan dari masyarakat RW 02
yang tidak menggunakan fasilitas jamban sehat pribadi di rumahnya. Kondisi dusun Mojo
RW 02 yang dekat dengan sungai mojodengan sungai yang kotor serta banyak sampah
karena masih banyak warga yang masih membuang sampah disungai, dan di sungai
tersebut tampak bilik kakus yang beratap diatas sungai desa tersebut.
Tingkat kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan di wilayah ini
masih belum optimal hal ini dapat dilihat dari hasil survei dimana hanya (60%) dari 103
rumah yang mempunyai jamban keluarga, 10% masih menggunakan fasilitas umum yang
ada di RW II dan 30% lainnya menggunakan tempat pembuwangan tinja lain.
Berkenan dengan hal tersebut perlu kiranya memberikan informasi dan
pengetahuan kepada masyarakat untuk menciptakan lingkungan pemukiman yang sehat,
serasi, berjati diri dan berkelanjutan sekaligus menjadi motor bagi upaya hidup sehat dan
nyaman yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan, mulai dari
proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan, proses penyusunan program,
pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan pemeliharaan.

1
2

Perangkat desa, puskesmas dan kader telah berupaya untuk tetap menjaga
lingkungan agar bersih dan sehat, termasuk lingkungan sungai Mojo. Upaya tersebut
dilakukan dalam bentuk sosialisasi mengenai penggunaan jamban secara sehat.
Upaya yang dilakukan mahasiswa yaitu melakukanpenyuluhan di dusun Mojo
desa Tampingmojo kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang tentangmeningkatkan
pengetahuan dan kesadaran terhadap PHBS serta penggunaan jamban sehat dengan
menggunakan media leflet yang dilakukan dengan metode ceramah. Setelah itu
mengobservasi perilaku masyarakat dusun Mojo sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PHBS
PHBS adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat dalam budaya
perorangan, keluarga dan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan, memlihara
dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial.

B. TUJUAN PHBS
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan
melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu – individu
dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang bersih dan sehat.
C. MANFAAT PHBS

PHBS penting untuk dijalani secara rutin karena dapat memberikan beberapa
manfaat berikut ini:

1. Mencegah penyakit infeksi

Salah satu tujuan utama penerapan PHBS adalah untuk menjaga kebersihan tubuh
dan lingkungan. Dengan membiasakan diri hidup bersih dan sehat, Anda akan
terhindar dari berbagai virus, bakteri, jamur, dan parasit penyebab penyakit infeksi.

2. Mendukung produktivitas

Badan yang sehat dan lingkungan yang bersih akan mendukung kelancaran proses
belajar mengajar, bekerja, dan kegiatan lainnya. Selain itu, Anda pun akan menjadi
lebih nyaman dan bersemangat dalam beraktivitas.

3. Mendukung tumbuh kembang anak

PHBS yang diterapkan di rumah tangga juga turut berperan dalam mengoptimalkan
tumbuh kembang anak dan mencegah stunting. Dengan kebersihan yang terjaga,
anak-anak akan terlindungi dari kuman penyebab penyakit. Hal ini dapat menjadi
faktor penting guna mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak sejak usia
dini.

3
4

4. Melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan

Lingkungan yang bersih, asri, dan hijau pastinya akan lebih nyaman untuk dijadikan
tempat tinggal. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat perlu menerapkan
kebiasaan PHBS untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak buang air kecil dan buang
air besar di sungai, serta melakukan penghijauan dengan menanam pohon di sekitar
rumah.

D. TATANAN PHBS

Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari


tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang
dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku
hidup bersih sehat :

 PHBS di Rumah tangga


 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum

E. INDIKATOR PHBS
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu
dokter, bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan
yang bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan
bahaya lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif

Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan


menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala

Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi.


5

Penimbangan dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5


tahun. Posyandu dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan
menyediakan kelengkapan memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri


sekaligus langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan
yang bersih dan bebas dari kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat

Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit


pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk

Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur

Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah

Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam
rumah dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

F. DEFINISI JAMBAN SEHAT


Jamban sehat adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotoran atau najis manusi yang lazim disebut kakus/WC sehingga
kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab
atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman (Depkes RI, 2001).
6

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban
sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di
dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.

G. STANDAR KESEHATAN BANGUNAN JAMBAN


1. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap) Bangunan atas jamban harus
berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.

2. Bangunan tengah jamban Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu:
 Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter dilengkapi oleh
konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi saniter), lubang dapat
dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup.
 Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran
untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).

3. Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran/tinja yang
berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui
7

vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2
(dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:
 Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai penampungan
limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari kotoran manusia
akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari
tangki septik dan diresapkan melalui bidang/sumur resapan. Jika tidak
memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan
tersebut.
 Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat dan cair
dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah
tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah, sedangkan bagian
padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat
dibuat bundar atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika
diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis
beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya.

H. CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)


CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih
yang mengalir.
a) Langkah-langkah CTPS yang benar :
1. Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas dengan air
bersih dan keringkan
8

b) Waktu Penting Perlunya CTPS


 Sebelum makan
 Sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
 Sebelum menyusui
 Sebelum memberi makan bayi/balita
 Sesudah buang air besar/kecil
 Sesudah memegang hewan/unggas
c) Kriteria Utama Sarana CTPS
 Air bersih yang dapat dialirkan
 Sabun
 Penampungan atau saluran air limbah yang aman

I. TUJUAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT


1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit dan keracuanan.
9

J. SYARAT JAMBAN SEHAT


1. imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat Tidak mencemari sumber air
minum  (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10
meter
2. Tidak berbau
3. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
4. Tidak mencemari tanah di sekitamya
5. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
6. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
7. Penerangan dan ventilasi cukup
8. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
9. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih
10.

K. CARA MEMELIHARA JAMBAN SEHAT


1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan  air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikur yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki.
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit.
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar
bakteri pembusuk tetap berperan aktif.
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak
10. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain
bekas.

L. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT TIDAK MENGAKSES


JAMBAN SEHAT
1. Faktor Ekonomi
Pendapatan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kepemilikan
jamban, begitu pentingnya kebutuhan atau pendapatan keluarga yang tinggi sehingga
10

bisa merubah hidup diri seseorang atau keluarga untuk bisa hidup lebih baik,
sedangkan dengan pendapatan yang rendah akan sulit memiliki kebutuhan yang
diinginkan.
2. Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran Menjaga Lingkungan
Pengetahuan dan kesadaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kepemilikan jamban, karena dengan adanya pengetahuan dan kesadaran akan
pentingnya jamban sehat serta dampak jika tidak memiliki jamban sehat mereka
bisa membedakan dan memahami akan pentingnya kepemilikan jamban keluarga
sehat. Semakin tinggi pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kepemilikan jamban maka semakin besar keinginan mereka akan berusaha untuk
memiliki jamban keluarga.
3. Letak geografis wilayah
Kepadatan Penduduk atau lahan yang sempit juga sangat mempengaruhi
kepemilikan jamban sehat karena ketidak tersedianya lahan untuk melakukan
pembangunan jamban sesuai dengan persyaratan jamban sehat.

M. DAMPAK MELAKUKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS)


1. Mencemari air sungai akibat aktivitas buang air besar di sungai
2. Mencemari air tanah akibat aktivitas buang air besar sembarangan
3. Semakin menurunnya kualitas air sungai
4. Menjadikan pemandangan sungai terkesan kumuh dan kotor
5. Timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit kulit

N. UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN AGAR TIDAK BUANG AIR BESAR


SEMBARANGAN (BABS)
1. Menumpang pada tetangga atau kerabat terdekat
2. Mengingatkan tetangga atau kerabat yang melakukan BAB sembarangan
3. Membangun jamban sehat
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yang berupa penyuluhan Asuhan
Keperawatan Komunitas dalam Peningkatan Kesadaran Penggunaan Jamban
Sehat bertujuan untuk :

- Membantu para warga khususnya warga Dusun Mojo RW II yang memerlukan


pandangan yang lebih luas tentang penggunaan jamban sehat secara pribadi.
- Untuk memberdayakan warga dalam aspek penggunaan jamban sehat agar
lingkungan tidak tercemari oleh limbah dari BAB sembarangan dan bab di
sungai mulai berkurang.

B. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan kegitan penyuluhan Peningkatan Kesadaran Penggunaan
Jamban Sehat ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
- Dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran bagi masyarakat tentang
PSBH dan jamban sehat.
- Manfaat lain adalah tidak adanya pencemaran lingkungan di sungai Mojo.

11
BAB IV
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. SASARAN
Sasaran untuk kegiatan penyuluhan Asuhan Keperawatan Komunitas Metode PSBH dalam
Peningkatan Kesadaran Penggunaan Jamban Sehat meliputi:
- Kepal Dusun 1 orang,
- kader berjumlah 1 orang
- Warga Dusun Mojo yang tidak memiliki jamban sehat 10 rumah

B. BENTUK KEGIATAN
Penyuluhan Asuhan Komunitas Metode PSBH dalam Peningkatan Kesadaran Penggunaan
Jamban Sehat

C. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Hari : Senin

Tanggal : 22 Februari 2021

Tempat : Rumah Warga

Sasaran : Kepala dusu Mojo, RW, RT, dan warga Dusun Mojo

Jumlah rumah : 10 rumah

Topik penyuluhan : jamban sehat

12
13

D. TIM PELAKSANAAN KEGIATAN


Koordinator : Ahmad Yudistira P.M, S.Kep
Anggota :
1. M. Hidayatur Rozaq
2. Ma’rifatul Khusnah
3. Melinda D
4. Nina Ferly
5. Putri Puji Pangestuti
6. Siti Fatimah
7. Vidya Nury
8. Windy Silegar Maelani

E. SUMBER DANA
Anggaran Pengabmas STIKES Bahrul Ulum Jombang

F. METODE
1. Ceramah adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi,
penjelasan, dan uraian tentang suatu masalah secara lisa.
2. Tanya jawab adalah metode penyampaian materi penyuluhan dengan cara peserta
bertanya dan pemateri menjawab.

G. MEDIA
Lefleat
14

BAB V
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Kegiatan dilaksanakan di masing – masing rumah warga yang tidak mempunyai


jamban dan BAB di sungai di Dusun Mojo Desa Tamping Mojo dilaksanakan 1 hari
yakni hari Senin Tanggal 21 Februari 2021. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 dan
berakhir pada pukul 11.30 WIB. Peserta Kegiatan “Penyuluhan Kesehatan Tentang
PHBS dan Jamban Sehat Pada Orang yang tidak mempunyai jamban dan BAB di
Sungai Di Dusun Mojo” Berjumlah 10 Peserta. Respon Peserta sangat antusias,
Kegiatan penyuluhan ke rumah – rumah berjalan tertib, sesekali peserta mengajukan
pertanyaan, Peserta mengikuti kegiatan dengan senang hati.

Kegiatan penyuluhan ini sebagai bentuk peningkatan kesadaran tentang PHBS


dan Jamban Sehat Di Dusun Mojo Desa Tamping Mojo Kecamatan Tembelang
Kabupaten Jombang. Didapatkan hasil hampir semua Peserta tidak mempunyai
jamban dan BAB di Sungai, dan kurang memperhatikan dampak yang terjadi di
Sungai.
15

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Peserta mengetahui tentang PHBS dan Jamban Sehat

2. Peserta dan keluarga memahami 10 Indikator PHBS, Syarat Jamban Sehat, dan
Upaya agar tidak BAB Sembarangan.

3. Secara nyata terjadi peningkatan pengetahuan dan cara melakukan PHBS, dan
pembuatan Jamban Sehat pada Peserta.

B. SARAN

1. Menerapkan 10 Indikator PHBS untuk keluarga maupun masyarakat sekitar.

2. Menabung sedikit demi sedikit untuk membuat Jamban Sehat.

3. Melakukan pencegahan penanganan BAB Sembarangan dengan memperhatikan


sungai.
16

Lampiran 1

No. Rincian Satuan Harga Jumlah


1. Leaflet 15 Rp 2.000.00 Rp. 30.000,00
2. Konsumsi 15 Rp 8.000.00 Rp. 120.000,00
3. Air Mineral Gelas 1 Rp. 25.000, 00 Rp. 25.000,00
4. Banner 1 Rp. 60.000,00 Rp. 60.000,00
Total Rp 235.000,00
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : PHBS dan Jamban Sehat


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian PSBH dan Jamban Sehat
2. Factor yang mempengaruhi perilaku bab sembarangan
3. Dampak melakukan bab sembarangan
4. Upaya yang dapat dilakukan agar tidak bab sembarangan
Sasaran : Warga Dusun Mojo
Tempat : Rumah Warga Dusun Mojo
Alokasi Waktu : 45 menit (09.00 - 09.45 WIB )

Analisa Situasi
A. Warga Dusun Mojo
- Kepala Dusun berjumlah 1 orang
- Kader berjumlah 1 orang
- Warga dusun Mojo yang tidak memiliki jamban sehat 10 rumah

B. Situasi Tempat Kegiatan Penyuluhan


- Kondisi rumah cukup luas dan memadai untuk dilakukan kegiatan
penyuluhan
- Memiliki kursi peroarng dan dapat dipindahkan
- Ruangan tenang jauh dari keramaian, sehingga memungkinkan
terjadinya proses penyuluhan secara optimal
- Penerangan dan ventilasi ruangan cukup memadai
- Prasarana kegiatan penyuluhan yang tersedia adalah leaflet

17
18

C. Tujuan Intruksional Umum


Pada akhir proses penyuluhan warga Dusun Mojo mampu untuk
menjelaskan tentang PHBS dan pentingnya melakukan jamban sehat.

D. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan warga Dusun Mojo dapat :
a. Menjelaskan Pengertian PHBS dan jamban sehat
b. Menjelaskan Factor yang mempengaruhi perilaku BAB sembarangan
c. Menjelaskan Dampak melakukan BAB sembarangan
d. Menjelaskan Upaya yang dapat dilakukan agar tidak BAB sembarangan

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
19

F. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Penyuluh Warga
Pendahuluan 5 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
Menit mengucapkan salam. 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Memberi persetujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan

Penyajian 25 a. Menjelaskan Pengertian PHBS 1. Mendengarkan dan


menit dan Jamban Sehat memperhatikan
b. Menjelaskan Factor yang 2. Mendengarkan dan
mempengaruhi perilaku BAB memperhatikan
sembarangan 3. Mengajukan pertanyaan
c. Menjelaskan Dampak tentang topik yang
melakukan BAB sembarangan dibahas
d. Upaya yang dapat dilakukan
agar tidak BAB sembarangan
e. Memberi kesempatan audience
untuk bertanya
Penutup 15 1. Menanyakan kepada Audience 1. Mendengarkan dan
menit tentang materi yang bahas memperhatikan
2. Audience memberikan 2. Menjawab salam
kesimpulan tentang topik
bahasan
3. Mengucapkan terima kasih atas
perhatian yang diberikan
4. Mengucapkan salam

G. Media
20

1. Leaflet
H. Lampiran Materi
Terlampir
I. Sumber/Referensi
Latif,A. 1995. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penduduk
dalam Pemanfaatan Sungai Code Sebagai sarana Mandi
cuci dan kakus (MCK).

Nasional, B. S. (2002). Tata cara perencanaan bangunan mck umum


(Vol. 2002).

Raihani, F.,& Chadirin, Y. (2020). Desain Instalasi Mandi , Cuci , dan


Kakus di Cipapais , Kelurahan Kadumerak , Kabupaten
Pandeglang ( Design of Bathing , Washing and Toilet
Installation in Cipapais , Kadumerak Village , Pandeglang
Prefecture ). Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat ISSN 2721-
897X, 2(3), 513–518.

Sitepoe, Unus. 1996. Untuk Kehidupan, Pencemaan Air dan Usaha


Pencegahannya. Jakarta: Grasindo.

Sutoyo, E., Pramono, S. D., & Pawesti, K. W. (2019). Pemanfaatan


Mck Sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (Phbs) Warga Rt 04/01 Desa Sadeng. Abdi
Dosen: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(3), 208–215.
21

Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai