KESEHATAN –
PERILAKU
SAKIT
SUHERMAN, SKM., M.SI
KONSEP PERILAKU KESEHATAN
• a. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang
berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas
tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
• b. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno “Jiwa yang sehat
terdapat di dalam tubuh yang sehat” (Men Sana In Corpore Sano).
• c. Sehat Spritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam
kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal,
kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan
lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
PERILAKU KESEHATAN MENURUT PARA AHLI
• Solita Sarwono mengatakan perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan
interaksi individu dengan lingkungannya khususnya menyangkut pengetahuan & sikap
tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan & penyakit.
• Bloom mengatakan bahwa perilaku merupakan salah satu aspek yang menentukan derajat
kesehatan masyarakat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN (H.L. BLOOM)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN (FL.DUNN)
JENIS PERILAKU KESEHATAN
• a. Faktor fisik: gejala dan tanda dari penyakit yang menonjol terlihat dan yang dapat
dikenali dan dirasakan faktor-faktor perilaku
• b. Faktor seriousness: faktor yang menunjukkan bahayanya penyakit ditinjau dari
keparahan dari tanda dan gejala suatu penyakit.
• c. Faktor social relationships: terhambat atau terputusnya hubungan dengan keluarga,
pekerjaan ataupun dari peran sosial lainnya.
• d. Faktor frekuensi: yang menunjukkan frekuensi atau jumlah banyaknya tanda dan
gejala yang muncul pada jangka waktu tertentu.
• e. Faktor sensitivitas: kepekaan seseorang terhadap kesakitan dan nilai ambang rasa
sakit yang masih dapat ditolerir pada masing masing individu.
• f. Faktor knowledge dan asuransi: faktor yang menerangkan tentang bagaimana
seseorang menanggapi tanda dan gejala penyakit yang bermunculan dengan dikaitkan
pada pengetahuan yang mereka miliki dan bagaimana asuransi atau upaya-upaya yang
mereka lakukan.
• g. Faktor kebutuhan dasar: faktor-faktor yang dianggap sangat berperan
terhadap peningkatan status kesehatan klien, sesuai dengan penyakitnya
masing-masing.
• h. Faktor responsiveness: respon individu seiring datangnya penyakit.
• i. Faktor persepsi: masing-masing individu mempunyai interprestasi yang
berbeda beda terhadap penyakit, khususnya klien dengan pihak luar.
• j. Faktor lingkungan tempat tinggal dan keturunan: karakter demografi,
geografi, dan psikografi serta faktor genetik individu.
• k. Faktor budaya: masing-masing individu mempunyai keyakinan dan
nilai diri akan perilaku sehat ataupun sakit, yang hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh latar belakang budaya individu tersebut.
• l. Faktor sumber daya: sdm ataupun sda ditempat individu tinggal juga
sangat mempengaruhi
TAHAPAN DAN CIRI-CIRI SAKIT
Menurut Parsons situasi seorang pasien ditandai oleh keadaan ketidakberdayaan dan
keperluan untuk ditolong, ketiadaan kompetensi teknis, dan keterlibatan emosional.
Apabila individu tidak mampu menjalankan tugas dan perannya karena faktor yang berada
di luar kehendak dan kekuasaannya maka menurut Parsons, individu tersebut kemudian
diharapkan untuk menjalankan apa yang dinamakannya peran sakit (sick role).
Peranan sakit terjadi jika penyakit telah didefinisikan cukup serius, sehingga tidak dapat
melakukan sebagian atau seluruh peranan normalnya serta memberikan tuntutan tambahan
kepada orang-orang di sekelilingnya. Peranan pasien terjadi jika yang sakit menghubungi
dokter dan tunduk atas instruksi dokter.
Parsons sebagai seorang sosiolog memandang masalah kesehatan dari sudut
Dari susut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit
terlalu tinggi pada anggota masyarakat merupakan suatu hal yang
mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan
menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan
peran sosialnya.