Anda di halaman 1dari 15

Gender, kesehatan, stigma

sosial dan pelayanan


kesehatan
KELOMPOK 4:

KRISTA YUNITA
SALEM
MARIA GORETHI P.
Gender dan kesehatan

Dalam masyarakat, perempuan dan laki-laki berbeda


karena tugas dan aktivitasnya, ruang fisik yang mereka tempati
dan orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Namun,
perempuan memiliki akses dan control yang kurang atas sumber
daya dari pada laki-laki, khususnya akses ke pendidikan dan
fasilitas pelatihan yang terbatas.
Pada status kesehatan perempuan dan laki-laki.
Konsekuensi boleh jadi meliputi: “risiko yang berbeda dan
kerawanan terhadap infeksi dan kondisi kesehatan,” mebuat
banyaknya pendapat tentang kebutuhan kesehatan tindakan yang
tepat, akses yang berbeda ke layanan kesehatan, yang
diakibatkan oleh penyakit dan konsekuensi social yang berbeda
dari penyakit dan kesehatan.
WHO (2001) telah membuat daftar cara bagaimana dampak gender
terhadap status kesehatan:

Pembongkaran, risiko atau kerawanan

Sifat dasar, kekerasan dan frekuensi masalah kesehatan yang gejalanya
dapat dirasakan

Perilaku mencari kesehatan

Akses ke layanan kesehatan

Konsekuensi social jangka panjang dan konsekuensi kesehatan
Stigma sosial
Kata stigma berasal dari bahasa Inggris yang artinya noda atau cacat. Dalam kaitanya
dengan gangguan jiwa skizofrenia, stigma adalah sikap keluarga dan masyarakat yang
menganggap bahwa jika ada salah satu anggota keluarga yang menjadi penderita skizofrenia, hal
itu merupakan aib bagi keluarga (Hawari, 2001).
Menurut Goffman (1963) “stigma as a sign or a mark that designates the bearer as
“spoiled” and therefore as valued less than normal people”. Stigma adalah tanda atau ciri yang
menandakan pemiliknya membawa sesuatu yang buruk dan oleh karena itu dinilai lebih rendah
dibandingkan dengan orang normal (Heatherton, Kleck, Hebl, dan Hull, 2003).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Goffman menghasilkan suatu simpulan bahwa
seseorang yang dikenai stigma tidak diperlakukan sama dengan orang lain. Hal ini merupakan
bentuk diskriminasi yang membuat orang yang dikenai stigma kehilangan beberapa kesempatan
penting dalam hidup sehingga pada akhirnya tidak leluasa untuk berkembang (Hinshaw, 2007).
Stigma sosial adalah Tidak diterimanya seseorang pada suatu
kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut melawan norma yang
ada. Stigma sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun
kelompok. Contoh sejarah stigma sosial dapat terjadi pada orang yang
berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak luar kawin,
homoseksual, atau pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama
atau etnis, seperti menjadi orang Afrika Amerika. Kriminalitas juga
membawa adanya stigma sosial.
Aspek stigma
Menurut Heatherton, Kleck, Hebl, dan Hull (2003):
v
Perspektif: pandangan orang dalam menilai orang lain. Misalnya,
seseorang yang memberikan stigma pada orang lain.
v
Identitas: Identitas ini terdiri dari dua hal, yakni identitas pribadi dan
identitas kelompok. Stigma dapat diberikan pada orang yang memiliki
ciri-ciri pribadi. Misalnya perbedaan warna kulit, cacat fisik, Hal yang
lain adalah identitas kelompok. Seseorang dapat diberi stigma karena dia
berada di dalam kelompok yang memiliki ciri khusus dan berbeda
dengan kelompok kebanyakan.
v
Reaksi : Aspek kognitif, afektif, dan behavior.
1. Aspek kognitif

Aspek kognitif prosesnya lebih lambat dikarenakan ada pertimbangan dan


tujuan yang jelas. Aspek kognitif ini meliputi pengetahuan mengenai tanda-tanda orang
yang dikenai stigma. Misalnya, pada orang dengan skizofrenia cenderung dipersepsikan
membahayakan, merugikan, sehingga dalam kognisi orang yang memberi stigma
penderita skizofrenia harus dihindari.
2. Aspek afektif

Aspek afektif. Sifat dari aspek afektif yakni primitive, spontan, mendasar dan
tidak dipelajari. Aspek afektif pada orang yang memberikan stigma ini misalnya adalah
perasaan-perasaan tidak suka, merasa terancam, dan jijik. Sehingga pada prakteknya
dimungkinkan seseorang yang merasa demikian akan menunjukan perilaku menghindar.
Hasil akhir dari kedua proses tersebut adalah aspek behavior.
3. Aspek behavior

Aspek behavior didasarkan oleh kognitif dan afektif. Pada kenyataanya


seseorang yang memiliki pikiran buruk dan perasaan terancam pada orang yang terkena
Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah upaya, pekerjaan atau


kegiatan kesehatan yang ditujukan untuk mencapai derajat
kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi-
tingginya (Pusdokkes Polri, 2006).
Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya
mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif
mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari
penyakit.
Jenis-Jenis
Pelayanan Kesehatan:
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primary
health care)
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua (Secondary
health care)
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga (Tertiary
health care)
Syarat Pokok
Pelayanan Kesehatan:
Menurut Azwar (1996) suatu pelayanan harus mempunyai
persyaratan pokok, hal ini dimaksudkan persyaratan pokok itu
dapat memberi pengaruh kepada pasien dalam menentukan
keputusannya terhadap penggunaan ulang pelayanan kesehatan.
Diantaranya:
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Dapat diterima dan wajar
3. Mudah dicapai
4. Terjangkau
5 (lima) area promosi kesehatan yaitu :

Ottawa Charter (1986) merupakan pertemuan internasional


pertama tentang promosi kesehatan yang menekankan pada 5
(lima) area promosi kesehatan yaitu :

Pengembangan kebijakan Publik yang mendukung kesehatan
(developing healthy public policy),

Penguatan gerakan masyarakat untuk hidup sehat
(strengthening community action),

Menciptakan lingkungan dan suasana yang mendukung
kesehatan (creating supportive environment),

Peningkatan kemampuan individu dan masyarakat untuk hidup
Dalam piagam Ottawa tersebut juga mencantumkan ada 9
(sembilan) faktor sebagai prasyarat untuk kesehatan, yaitu: 1)
Perdamaian/keamanan; 2) Tempat tinggal; 3) Pendidikan; 4)
Makanan; 5) Pendapatan; 6) Ekosistem yang stabil dan seimbang;
7) Sumber daya yang berkesinambungan; 8) Keadilan social; dan
9) Pemerataan. Hasil pertemuan internasional promosi kesehatan
Ottawa Charter banyak diilhami dari pemikiran tentang Primary
Health Care (1978) yang pada waktu itu di Indonesia dikenal
dengan istilah Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD).
Daftar pustaka

Gibson JL, Ivancevich, J.M., Donnelly, J.M. Organisasi : Perilaku,


Struktur, Proses. Jakarta: Bina Rupa Aksara; 1996.
Goffman E. Stigma : Notes on the management of spoiled identity.
Englewood Cliffs, NJ.: Prentice Hall; 1963.
Herek d. HIV Related Stigma and Knowledge in the United States :
Prevalence and trends, 1991- 1999. American Journal of Public
Health. 2002;92 (3).Horizon. Toolkit on HIV/AIDS. 2012.
Hawari, Dadang 2012. Skizofrenia (Pendekatan Holistik Bio-Psiko-
Sosial-Spiritual). Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai