• Skizofrenia
adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan
penderitanya mengalami halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan
perilaku. Penderita juga sulit membedakan antara kenyataan
dengan pikiran sendiri. Skizofrenia bisa diidap saja, baik laki-laki
maupun perempuan. Kisaran usia 15-35 tahun. Penyebab
skizofrenia diduga terbentuk dari faktor psikologis, fisik, genetik,
dan lingkungan.
• Attention Deficit/Hyperactiviy Disorder
Attention Deficit/Hyperactiviy Disorder merupakan salah
satu gangguan psikologis anak yang mengalami kondisi penurunan
perhatian fokus pada suatu hal. Ciri-ciri anak ADHD bisa dilihat dari
tingkah lakunya, anak akan cenderung melakukan hal yang
dianggap tidak perlu seperti menggerakkan tangan dan juga kaki
dengan tidak jelas. Anak juga seringkali terlihat buru-buru padahal
tidak tahu apa yang dikerjakannya. Kondisi ini disebabkan karena
faktor genetik atau adanya gangguan pada saat masa kehamilan,
seperti mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan. Gangguan ini
bersifat neurobihavarioral dimana kondisi anak akan sangan sulit
diatur bahkan cenderung acuh dengan nasehat dari orang tua atau
gurunya. Biasanya anak akan tampak sulit fokus pada suatu hal dan
kemudian berpindah ke hal lain lagi untuk dilakukan.
• Austic Spectrum Disorder (ASD)
Austic Spectrum Disorder atau biasa disebut dengan
Autisme, merupakan salah satu gangguan psikologis yang dialami
anak saat melakukan aktifitas sosial, berbicara dan gangguan
perilakunya. Gangguan yang terjadi pada otak anak yang
menyebabkan tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan
hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang Autisme menonjol
pada 3 bidang, yaitu:
- Gangguan perkembangan interaksi sosial
- Gangguan komunikasi
- Gangguan minat terbatas atau perilaku berulang (repetitif)
Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki
hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta
total (Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra
menurutKaufman & Hallahan adalah individu yang
memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan
kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi
memiliki penglihatan. Karena tunanetra memiliki
keterbataan dalam indra penglihatan maka proses
pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain
yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh
karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam
memberikan pengajaran kepada individu tunanetra
adalah media yang digunakan harus bersifat taktual
dan bersuara, contohnya adalah penggunaantulisan
braille, gambar timbul, benda model dan benda
nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape
recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu
tunanetra beraktifitas di sekolah luar biasa mereka
belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi
dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana
tunanetra mengetahui tempat dan arah serta
bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat
khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium.
Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu
yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata dan disertai
dengan ketidakmampuan dalam adaptasi
prilaku yang muncul dalam masa
perkembangan. klasifikasi tunagrahita
berdasarkan pada tingkatanIQ.
Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),
Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),
Tunagrahita berat (IQ : 20-35),
Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah
20). Pembelajaran bagi individu
tunagrahita lebih dititik beratkan pada
kemampuan bina diri dan sosialisasi.
Tunawicara
Ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh
gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru,
mulut, lidah, dan sebagainya. Bisu umumnya dikaitkan dengan tuli.
Faktornya:
1. Bisa terjadi akibat faktor genetika (keturunan, perkawinan antar kerabat
yang terlalu dekat, seperti antara sepupu kandung, sehingga terjadi
mutasi gen yang tidak wajar.
2. Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran,
keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada sistem saraf dan
struktur otot, serta ketidakmampuan dalam kontrol gerak juga dapat
mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara.
3. Penyebab lainnya adalah cacat intelektual dan autisme. Seseorang dapat
lahir bisu, atau menjadi bisu di kemudian hari karena cedera atau
penyakit.
4. Namun adapun penyebab lainnya adalah karena trauma atau cedera
pada daerah broca di bagian otak
Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang
memiliki hambatan dalam pendengaran
baik permanen maupun tidak permanen.
Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat
gangguan pendengaran adalah: Gangguan
pendengaran sangat ringan(27-40dB),
Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),
Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),
Gangguan pendengaran berat(71-90dB),
Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas
91dB). Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran individu tunarungu memiliki
hambatan dalam berbicara sehingga
mereka biasa disebut tunawicara. Cara
berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad
jari telah dipatenkan secara internasional
sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-
beda di setiap negara. saat ini dibeberapa
sekolah sedang dikembangkan komunikasi
total yaitu cara berkomunikasi dengan
melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat
dan bahasa tubuh. Individu tunarungu
cenderung kesulitan dalam memahami
konsep dari sesuatu yang abstrak.
Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu
yang memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuro-
muskular dan struktur tulang yang
bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan, termasukcelebral palsy,
amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat
gangguan pada tunadaksa adalah
ringan yaitu memiliki keterbatasan
dalam melakukan aktifitas fisik tetap
masih dapat ditingkatkan melalui
terapi, sedang yaitu memilki
keterbatasan motorik dan mengalami
gangguan koordinasi sensorik, berat
yaitu memiliki keterbatasan total
dalam gerakan fisik dan tidak mampu
mengontrol gerakan fisik.
Tunalaras
Gifted
Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi),
kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task
commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal)
Rett’s Disorder
Rett’s Disorder adalah
jenis gangguan perkembangan
yang masuk kategori ASD. Aspek
perkembangan pada anak Rett’s
Disorder mengalami kemuduran
sejak menginjak usia 18 bulan yang
ditandai hilangnya kemampuan
bahasa bicara secara tiba-tiba.
Koordinasi motorinya semakin
memburuk dan dibarengi dengan
kemunduran dalam kemampuan
sosialnya. Rett’s Disorder hampir
keseluruhan penderitanya adalah
perempuan.
Lamban belajar atau slow learner
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang
memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal
tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa
hal mengalami hambatan atau keterlambatan
berpikir, merespons rangsangan dan adaptasi sosial,
tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang
tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang
normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan
berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-
tugas akademik maupun non akademik, dan
karenanya memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Anak yang mengalami kesulitan belajar
spesifik
Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang
secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik
khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan
berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor
disfungsi neugologis, bukan disebabkan karena factor inteligensi
(inteligensinya normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.