Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN

DAN DENGAN KONDISI RENTAN DAN


KEBUTUHAN KHUSUS PADA
PERMASALAHAN FISIK

OLEH KELOMPOK 1
SITTI CHADIJAH AZIZ
HASRIANTI
LISA WITA SABA
KELOMPOK RENTAN
• Kelompok rentan adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan
dalam menikmati kehidupan yang layak.
• Pengertian rentan sebagai : mudah terkena penyakit dan peka, mudah
merasa. Kelompok yang lemah ini lazimnya tidak sanggup menolong
diri sendiri, sehingga memerlukan bantuan orang lain.
• Dalam Penjelasan Pasal 5 ayat (3) Undang-undang No.39 tahun 1999
disebutkan bahwa yang termasuk kelompok rentan adalah orang
lansia, anak-anak, fakir-miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat.
Apakah itu ABK ?
Menurut peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10 tahun
2011 tentang kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan
Khusus dijelaskan bahwa :
“ Anak Berkebutuhan Khusus “ adalah anak yang mengalami
keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual,
social, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Hal ini
menyebabkan anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu
penanganan yang khusus
• Kategori anak berkebutuhan khusus dapat dideskripsikan oleh
profesional sebagai tidak  mampu (disabled), mempunyai
kesulitan (impaired), terganggu (disordered), cacat
(handicapped), atau berkelainan (exeptional) (Haring, 1982).
1. Seseorang yang tidak mampu (disabled) adalah seseorang
yang mempunyai keterbatasan karena adanya kekurangan
fisik yang akan mengganggu masalah belajar atau
penyesuaian sosial, misalnya dalam penglihatan,
pendengaran, atau cacat fisik dan masalah kesehatan lainnya.
2. Seseorang yang mempunyai kesulitan (impaired) dalam
fisiknya juga akan mempunyai masalah yang sama dengan
orang yang tidak mampu (disabled).
3. Seseorang yang terganggu (disordered) dalam hal
belajar, sehingga dapat disebut mempunyai gangguan
belajar. Atau terganggu perilakunya dapat disebut
mempunyai gangguan perilaku.
4. Seseorang disebut cacat (handicapped) apabila ia
mempunyai kesulitan dalam merespons atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan karena adanya
masalah inteligensi, fisik, dan emosi. Hal ini biasanya
dialami pada anak autisme, retardasi mental/slow
learner, down syndrome.
Anak Berkebutuhan Khusus Pada Masalah
Fisik
 1. Masalah pada Disabilitas
Undang-Undang Republik Indonesia (UU No 8 Tahun 2016).
Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental, dan/atau sensoris dalam jangka
waktu lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara
penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan
kesamaan hak.
Hallahan (2009) menjelaskan semua disabilitas adalah inabilitas
(ketidakmampuan) dalam melakukan sesuatu, tetapi tidak semua
inabilitas (ketidakmampuan) tersebut termasuk disabilitas. Sebagai
contoh, Sebagian besar anak usia 6 bulan tidak dapat berjalan atau
bicara, tetapi hal ini bukan disabilitas melainkan inabilitas
(ketidakmampuan) usia yang belum sesuai dengan tahap perkembangan
tersebut.
Sekurang-kurangnya ada 6 masalah fisik dari sekian banyak yang butuh
pendampingan :
1. Tunanetra
2. Tunarungu
3. Tunagrahita
4. Tunadaksa
5. Tunalaras
6. Tuna ganda
1. Tunanetra
istilah ini dipakai untuk mereka yang mengalami gangguan
penglihatan yang mengakibatkan fungsi penglihatan tidak dapat
dilakukan. Anak tunanetra mempunyai kebutuhan khusus yang
menuntut adanya pelayanan khusus sehingga potensi yang dimiliki
oleh para tunanetra dapat berkembang secara optimal.
2. Tunarungu
istilah tunarungu dikenakan bagi mereka yang mengalami gangguan
pendengaran, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gangguan ini
dapat terjadi sejak lahir (merupakan bawaan), dapat juga terjadi setelah
kelahiran. Saat ini, sudah ada alat juga yang mampu membantu
pendengaran walaupun harus belajar bicara secara tidak lancar.
3. Tunagrahita
Tunagrahita atau sering dikenal dengan cacat mental adalah kemampuan
mental yang berada dibawah normal. Tolak ukur yang sering dikenakan untuk
ini adalah tingkat kecerdasan atau IQ. Anak yang secara nyata berbeda
mempunyai IQ dibawah normal dikelompokkan sebagai anak tunagrahita.
Sebagaimana halnya anak tunarungu, tunagrahita juga dapat dikelompokkan
tunagrahita ringan, sedang, berat.
4. Tunadaksa
tunadaksa secara harfiah berarti cacat fisik,. Oleh karena kecacatan ini, anak
tersebut tidak dapat menjalankan fungsi fisik secara normal. Anak yang kakinya
tidak normal karena kwna polio atau yang anggota tubuhnya diamputasi karena
satu penyakit dapat dikolompokkan pada anak tunadaksa. Istilah ini juga
mencakup gangguan fisik dan Kesehatan yang dialami oleh anak sehingga
fungsi yang harus dijalani sebagai anak normal, seperti koordinasi, mobilitas,
komunikasi, belajar, dan penyesuaian pribadi secara signifikan terganggu.
5. Tunalaras
gangguan yang muncul pada anak ini berupa gangguan perilaku, seperti
suka menyakiti diri sendiri (misalnya mencabil-cabik pakaian atau memukul-
mukul kepala), suka menyerang teman (agresif) atau bentuk penyimpangan
perilaku yang lain. Misalnya memukul-mukul secara berkelanjutan,
melempar/membanting benda-benda disekitarnya, dan jari tangan diputar-putar.
Disamping autistic atau autism, dalam kelompok ini juga termasuk attention
deficit disorder (ADD) dan attention deficit hyperactive disorder (ADHD).
Anak – anak seperti ini, khususnya ADHD perlu diwaspadai karena dapat
membahayakan diri sendiri atau orang lain.
6. Tunaganda
istilah kelompok penyandang kelainan jenis ini adalah mereka yang
menyandang lebih dari satu jenis kelainan. Misalnya, penyandang tunanetra dan
tunarungu sekaligus, penyandang tunadaksa disertai tunagrahita atau bahkan
tunadaksa, tunarungu, dan tunagrahita sekaligus.
Kebutuhan khusus yang dapat kita berikan pada
permasalahan fisik dengan disabilitas ini antara lain :
1. Berikan kemudahan bagi mereka untuk dapt bergerak gunakan peralatan yang
berat dan stabil agar tidak mudah terguling. Hindari penggunaan karpet atau alat
lainnya yang dapat menyebabkan anak tersandung. Lalu, atur peralatan ditempat
yang luas agar anak dapat bergerak lbih bebas. Sediakan tempat yang aman untuk
pejalan kaki, kursi roda, atau tongkat agar anak-anak lain tidak tersandung.
2. Perkenalkan kegiatan belajar, sediakan alat yang dapat mendukung motoriknya,
seperti menggenggam , memegang, memberi, dan melepaskan. Pastikan juga
objek sesuai usia.
3. Ajari teman sebaya membantu aktivitas penyandang disabilitas fisik. Teman
bermain biasanya ingin membantu anak penyandang disabilitas fisik, tetapi
kadang caranya kurang tepat. Oleh karena itu, ajari teman –teman sikecil cara
menawarkan bantuan penuh rasa hormat.
2. Masalah kelainan genetik
• Kelainan genetik adalah suatu kondisi di mana terjadi
perubahan sifat dan komponen di dalam gen sehingga
menimbulkan penyakit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
mutasi baru pada DNA atau kelainan pada gen yang diwarisi
orang tua.
• Kelainan genetik dapat menimbulkan beragam kondisi, mulai dari
cacat atau kelainan fisik dan mental, hingga penyakit tertentu
seperti kanker. Meski begitu, tidak semua penyakit kanker
disebabkan oleh kelainan genetik, sebagian juga dapat terjadi
karena faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak baik.
Berikut ini adalah beberapa kelainan genetik yang
cukup sering terjadi di tengah masyarakat:
1. Buta warna
Salah satu kelainan genetik yang mungkin tidak asing lagi adalah buta warna. Terdapat
dua jenis utama buta warna, yaitu:

 Buta warna sebagian (parsial), di mana penderita kesulitan membedakan warna biru dan
kuning saja, atau warna hijau dan merah saja.

 Buta warna total atau achromatopsia. Penderita kondisi ini hanya dapat melihat warna
abu-abu, hitam, dan putih.

2. Penyakit sel sabit


• Kelainan genetik ini disebabkan oleh adanya kesalahan gen yang kemudian memengaruhi
perkembangan sel darah merah. Sel darah merah penderita penyakit ini memiliki bentuk
yang tidak wajar, sehingga menyebabkan sel darah tersebut tidak dapat hidup lama seperti
sel darah sehat pada umumnya.
3. Hemofilia
• Hemofilia merupakan kelompok kelainan pada darah yang terjadi secara turun
temurun. Kelainan genetik ini terjadi karena adanya kesalahan pada salah satu
gen pada kromosom X yang menentukan bagaimana tubuh membuat faktor 
pembekuan darah.
• Kondisi ini menyebabkan darah tidak dapat membeku secara normal, sehingga
ketika penderitanya mengalami cedera atau luka dan perdarahan yang terjadi
akan lebih lama.

4. Sindrom Klinefelter
• Kelainan genetik yang hanya terjadi pada laki-laki. Penderita sindrom
Klinefelter memiliki gejala berupa bentuk penis dan testis yang kecil, rambut
hanya tumbuh sedikit di tubuh, memiliki payudara yang besar, badan tinggi,
dan berbentuk kurang proporsional.
• Ciri khas lain pada kelainan genetik ini adalah kurangnya hormon testosteron
dan infertilitas.
5. Sindrom Down (Down syndrome)
• Sindrom Down terjadi karena adanya materi genetik yang berlebih
pada anak, sehingga menyebabkan keterlambatan perkembangan anak
secara fisik dan mental.
• Kondisi ini tidak dapat dicegah karena merupakan kelainan genetik,
namun dapat dideteksi lebih awal sebelum anak lahir. Kondisi anak
dengan sindrom Down dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya.
• Sebagian anak dapat hidup dengan cukup sehat, sedangkan sebagian
lagi memiliki masalah kesehatan, seperti kelainan jantung atau
kelainan otot.
Beberapa penyebab yang paling banyak adalah : sindromdown
(downsyndrome), sindrom user (usersyndrome),. Disamping itu, hambatan
genetic juga dapat terjadi sejak lahir. Dengan adanya kelainan – kelianan
pada organ tubuh seperti hydrocephaly, microcephaly akibat penggunaan
obat- obatan yang salah oleh ibunya pada saat masa kehamilan.
Selain itu dapat juga terjadinya hambatan mejemuk dikarenakan factor
sebagai berikut :
1. Faktor prenatal terjadi sebelum kelahiran, dapat terjadi karena
ketidaknormalan kromoson komplikasi pada anak dalam kandungan,
ketidakcocokan Rh, infeksi pada ibu Ketika hamil, serta mengkonsumi
obat-obatan atau alcohol.
2. Faktor natal terjadi saat kelahiran. Hal ini dapat terjadi karena kelahiran
premature, luka pada saat kelahiran, kekurangan oksigen saat kelahiran,
dan lain-lain.
Kebutuhan khusus yang bisa kita berikan pada
permasalahan fisik kelainan genetik ini antara lain :
• Membawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk diperiksa
tenaga medis secara rutin, karena jika tidak maka tubuh anak bisa
bertambah kecacatannya ( bengkak,mengecil, kaku)
• Menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari tenaga medis dengan mengikuti
petunjuk dan saran yang diberikan
• Memasukkan anak kesekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang
dimiliki anak. Saat ini banyak anak tunadaksa yang dapat berprestasi
berhasil seperti anak lain sebayanya.
• Memerlukan Latihan rutin, dan menggunakan alat bantu untuk mencegah
bertambahnya kecacatan dan memudahkan melakukan kegiatan sehari-hari.
3. Masalah perbedaan RAS
• Ras menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai golongan
bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik; rumpun bangsa.
• Kemudian menurut Bruce J. Cohen, ras merupakan kategori individu yang secara
turun temurun mempunyai ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang sama.
• Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, ras merupakan suatu kelompok/golongan
yang digolongkan berdasarkan beberapa faktor, di antaranya seperti faktor ciri-ciri
fisik, rumpun bangsa, dan biologis. Ciri-ciri fisik dapat digolongkan seperti warna
kulit, bentuk rambut, tinggi badan, dan berbagai bentuk lainnya. Hal tersebut dapat
terlihat secara langsung berdasarkan penampilan fisiknya.
Filosofi Bhineka Tunggal Ika mengajak kita untuk meyakini bahwa di
dalam diri manusia bersemayam potensi kemanusiaan yang bila
dikembangkan melalui Pendidikan yang baik dan benar dapat
berkembang tak terbatas. Dan perlu diyakini pula bahwa poptensi itu
pun ada pada diri setiap ABK. Karena, seperti halnya ras, suku dan
agama di tanah Indonesia, keterbatasan pada ABK maupun keunggulan
pada anak pada umumnya memiliki kedudukan yang sejajar.
Suasana tolong menolong seperti yang dikemukakan diatas dapat
diciptakan melalui suasana belajar dan kerja sama yang silih asah, silih
asih, dan silih asuh (saling mencerdaskan, saling mencinta san saling
tenggang rasa)
Kebutuhan khusus yang dapat kita berikan pada
permasalahan ras ini antara lain :
a) Ajak berpikir kritis dan terbuka perkenalkan kepada anak bahwa keragaman yang ada di lingkungan
sekitar adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa
b) Ajak bersosialisasi dengan lingkungan. Beri kebebasan pada anak untuk berteman dengan siapapun
tanpa memandang agama, suku maupun ras
c) Bangun rasa percaya diri, bangun rasa percaya diri anak dengan cara melatih mencintai dirinya
sendiri. Memotivasi anak untuk menonjolkan kelebihan yang ada pada diri mereka
d) Bacakan cerita tentang perbedaan dan keragamanan
e) Bertamasya ajak berkunjung ke tempat-tempat yang penuh keragaman seperti ke taman mini,
museum, mall atau pertokoan. Kenalkan kepada anak bahwa Indonesia memiliki keberagaman suku,
agama, budaya dan adat istiadat
f) Contoh teladan anak merupakan pembelajar yang cepat, terlebih belajar dari sikap-sikap yang
ditunjukkan oleh orang tua.
g) Tanamkan karakter kebangsaan orang tua atau pun guru dapat mengajak anak mengikuti kegiatan –
kegiatan yang memberikan semangat untuk tumbuhnya rasa nasionalisme dan karakter kebangsaan.
4. Masalah usia anak dibawah 21 tahun
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai
perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas
adalah perubahan fisik, dimanan tubuh berkembang pesat sehingga
mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif
Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu
berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja
mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka
menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut :
a.Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak


dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan
tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah
penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas
yang kuat dengan teman sebaya.
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir


yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting,
namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri
(self-directed). Pada masa ini remaja mulai mengembangkan
kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas,
dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan
dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-


peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha
memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of
personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang
dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa,
juga menjadi ciri dari tahap ini.
Kebutuhan yang dapat kita berikan pada anak berkebutuhan khusus
dengan permasalahan fisik pada usia < 21 tahun, antara lain :

a. Jadilah pendengar yang baik


b. Hormati privasi anak
c. Sepakati aturan – aturan penting
d. Berikan motivasi untuk cita-citanya
e. Berikan informasi dalam bergaul
f. Sampaikan cara mengelola stres
Kesimpulan
1. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) secara fisik memerlukan pendampingan
baik dari segi Kesehatan, social, Pendidikan, dan kasih sayang.
2. ABK secara fisik dapat dibagi menjadi 4 sumber yaitu masalah Disabilitas,
kelainan genetis, perbedaan ras, dan masalah pada kelompok usia dibawah 21
tahun.
3. ABK secara nyata minimal ada 6 masalah utama dari banyak masalah yang
harus ada pendampingan.
4. Masalah genetis pada umunya berasal dari masa kehamilan dari berbagai factor
5. Perbedaan RAS dapat disejajarkan oleh undang-undang negara RI
6. Masalah usia anak dibawah 21 tahun yang ABK sangat berkaitan dengan
kecemasan masa depannya.

Anda mungkin juga menyukai