OLEH :
MAHASISWA D-IV KEPERAWATAN KELAS KARYAWAN KAIMANA
LAPORAN PENDAHULUAN ORCHITIS
KONSEP DASAR MEDIS
A. PENGERTIAN
Orchitis adalah suatu inflamasi testis (kongesti testikular), yang biasanya disebabkan
oleh faktor-faktor piogenik, virus, spiroseta, parasit, traumatis, kimia atau faktor yang
tidak diketahui ( Smeltzer, 2002).
Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi
epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis (Price, 2005).
Orchitismerupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai dengan pembengkakan
dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau tuberculosis
(Hartanto, 2008).
ETIOLOGI
Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokus, basil tuberkal, atau virus seperti
paramiksovirus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20% dari orchitis timbul sebagai
komplikasi dari gondongan (parotitis) setelah pubertas (Baradero, 2006).
Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis parotiditis
adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis
pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus parotiditis pada orang dewasa
terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada sekitar 15% pria dengan orkitis
parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya terdapat kerusakan tubulus
seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel
leydig yang mengakibatkan hipogonadisme defisiensi testosterone. Orchitis paroditisis jarang
terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang
sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya.
Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut
dengan demam tinggi, edema, peradangan hidrokel akut, dan
terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke kanalisis
inguinalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan
terdapatnya pus dalam skrotum. Orchitis granulomaktosa
dapat disebabkan oleh sifilis, penyakit mikrobakterial,
aktinomikosis, penyakit jamur, mycobacterium tuberculosis,
dan mycobacterium leprae. Infeksi dapat menyebar melalui
funikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya
melibatkan epididymis, testis, kandung kemih, dan ginjal.
Virus lain yang dapat menyebabkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama adalah :
virus Coxsakie B,
Varisela, dan mononukleosis.
Menurut Ulfiyah, 2012 faktor resiko pada orchitis ada dua yaitu:
1. Faktor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah :
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat
b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
c. Infeksi saluran berkemih berulang
d. Kelainan saluran kemih
e. Traumatik
2. Faktor resiko untuk orchitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:
f. Berganti-ganti pasangan
g. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
h. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
PATO FISIOLOGI
Kebanyakan penyebab orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan (mumps),
dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah pembengkakan
kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 15 % – 20% pria
menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas dengan orchitis
parotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. Pada pria dewasa atau
pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-sel
leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada resiko infertilitas yang
bermakna pada pria dewasa dengan orchitis parotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar
melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk nodula-
nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui
fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis
kontralateral, kandung kemih, dan ginjal. (Price, 2005)
Organ reproduksi normal dan organ reproduksi dengan Orchitis pada pria
Organ reproduksi dengan Orchitis pada pria
Organ reproduksi dengan Orchitis pada pria
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Price, 2005 tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidaknyamanan
ringan pada testikular dan edema hingga nyeri testicular yang parah dan
terbentuknya edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari setelah awitan
penyakit dengan demam tinggi, mual, dan muntah. Gejala yang dirasakan
meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, pembengkakan dan
kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau
unilateral, mual, muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan
seksual, darah pada semen. Keadaan ini dapat berakibat steril atau
impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat di tempat tidur,
kompres panas atau hangat, dan antibiotik (bila perlu)
MANIFESTASI KLINIS
1. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.
2. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
3. Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
4. Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika.
5. Abscess scrotalis
6. Infark testis
7. Rekurensi
8. Epididimitis kronis
9. Impotensi tidak umum setelah epididimitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang didokumentsikan tidak
diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya sementara.
10.Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan oleh gangguan saluran
epididimal yang diamati pada laki-laki penderita epididimitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat.
Kejadian kondisi ini masih belum diketahui
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Ulfiyah, 2012 pemeriksaan diagnostic pada pasien orchitis:
1. Pemeriksaan urin kultur
2. Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe)
3. Pemeriksaan darah CBC (complete blood count)
4. Dopller ultrasound, untuk mengetahui kondisi testis, menentukan diagnosa dan
mendeteksi adanya abses pada skrotum
5. Testicular scan
6. Analisa air kemih
7. Pemeriksaan kimia darah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada penderita orchitis antara lain:
Pemeriksaan discharge uretra untuk mengetahui mikroorganisme penyebab
Sistoskopi, pielografi intravena, dan sistografi dapat dilakukan jika dicurigai adanya patologi pada kandung
kemih
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan orchitis
dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk
pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara
seksual, dapat diberikan antibiotik untuk penyakit menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan
ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten.
PROGNOSIS
Sebagian besar kasus orchitis karena mampu menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh tanpa
komplikasi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M. S. R DENGAN ORCHITIS
DI RUANG PERAWATAN BEDAH RSUD KAIMANA
PENGKAJIAN
A.
1.Data Umum
Identitas
Klien
Nama
: Tn. M. S. R
Umur
: 21 tahun
Agama
: Islam
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Status
Marital : Bekum menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan : TNI
Nama : Tn. J. R
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : TNI
1.Riwayat Kesehatan
Alasan Masuk Rumah Sakit
Sejak 3 hari SMRS (hari minggu) pasien merasa nyeri di daerah kemaluan
(scrotum/testis) dan semakin berat 1 hari SMRS (hari selasa) sehingga pasien melaporkan
ke atasan kemudian ditangani oleh bagian kesehatan dan di bawa ke rumah sakit.
Keluhan Utama
Pada saat dikaji, pasien mengatakan nyeri di daerah kemaluan (scrotum-testis)
Nyeri dirasakan berdenyut dan seperti tertarik
Nyeri dirasakan semakin berat saat tersentuh atau bergerak (terutama kaki) dan akan
berkurang saat beristirahat
Dari skala 1-10, pasien mengatakan nyeri yang dirasa berada di skala 6.
Keluhan Tambahan
Keluhan lain yang dirasakan : nyeri saat BAK, tidak ada cairan/secret yang keluar dari penis
Frekuensi BAK menurun karena nyeri saat BAK, rasa tidak lampias/puas saat berkemih tidak ada.
Tidak ada demam, mual/muntah
Riwayat berhubungan seksual SMRS disangkal pasien
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada November tahun 2020 pasien pernah dirawat dengan sakit yang sama.
Sakit ini mulai muncul dan dirasakan setelah ditendang atasan saat pelatihan fisik.
Riwayat ISK dan IMS disangkal pasien
Riwayat vaksinasi MMR tidak diketahui pasien (lupa)
Penyakit lain yang sering diderita adalah ISPA dan migrain
Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada anggota keluarga lainnya yang sedang mengalami/pernah mengalami
Orchitis.
Riwayat Sosiokultural
Sebelum Sakit :
Pasien tinggal di asmil Yonif 764. Setiap hari melakukan aktivitas fisik berat sebagai anggota
TNI dan dapat berinteraksi dengan baik dengan sesama anggota maupun atasannya. Pasien sering
terlibat dalam kegiatan sosial bersama satuannya di masyarakat. Pasien juga tetap berkomunikasi
baik dengan keluarganya walaupun hanya lewat smartphone.
Saat Sakit :
Pasien untuk sementara diistirahatkan dari aktivitas keanggotaannya sebagai TNI oleh atasannya
karena sakit. Pasien berharap dapat segera sembuh dan beraktivitas seperti biasanya. Pasien bisa
berinteraksi dengan sesama (perawat, orang sakit lain & keluarganya) dengan baik selama sakit.
1. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
Pasien mengatakan sedikit khawatir karena sakit, pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya
tetapi juga bersyukur karena bisa beristirahat dari aktivitas yang sering dilakukan dalam satuannya.
Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialami disebabkan karena peradangan
Pasien mengatakan sepengetahuannya sakit yang dialami ini disebabkan karena ditendang sebelumnya saat
pelatihan fisik yang dijalani
Pasien mengatakan khawatir dengan sakitnya dan pengaruhnya terhadap masa depannya jika berkeluarga
nanti
•Pola Nutrisi-Metabolik
Makan Minum
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Kebiasaan makan 2-3x/hari Kebiasaan minum 8-10 gelas/hari
Nafsu makan baik tergantung aktivitas
Tidak ada kesulitan menelan Pasien biasanya minum air putih
Komposisi nasi, ikan, sayur saja pada pagi dan siang hari,
Porsi makan 1 piring, dihabiskan kadang-kadang teh manis saat
Tidak ada makanan pantangan sore hari
Makanan yang disukai lalapan, dan Tidak ada minuman pantangan
masakan rumah dengan sayur kangkung Minuman yang disukai coca-cola
tumis dingin
Makanan yang tidak disukai sayur Minuman yang tidak disukai tidak
terong ada
Dalam 6 bulan terakhir BB stabil Pasien tidak konsumsi
Setelah sakit : Setelah sakit :
Kebiasaan makan 3x/hari Kebiasaan minum 1-2 botol air
Diet TKTP Aqua besar/hari
Nafsu makan baik Pasien hanya minum air putih
Komposisi bubur & telur (sarapan), saja selama sakit
nasi, ikan, sayur, buah (siang), nasi,
ikan sayur (malam)
Porsi makan 1 piring, tidak
dihabiskan (terutama sarapan karena
tidak terbiasa makan bubur) hanya ¾
dari porsi yang diberikan
Tidak ada mual
Tidak ada muntah
•Pola Eleminasi
BAB BAK
Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Frekuensi 1-2x/hari Frekuensi 4-5x/hari tergantung aktivitas
Konsistensi lunak Jernih
Warna kuning kecoklatan Warna kuning terang
Tidak ada nyeri/kesulitan saat BAB Tidak ada kesulitan BAK
Tidak ada riwayat penggunaan obat
pencahar
Setelah sakit : Setelah sakit :
Sejak masuk RS pasien belum BAB Pasien mengatakan nyeri saat BAK
(1 hari rawat) Frekuensi 2x/hari
Tidak kembung
Urinalisis (tgl.3-3-2021)
Bising usus (+)
Warna kuning tua, keruh
Bau Amoniak
PH : 7
Protein (-)
Leukosit (-)
Blood (-)
Reduksi (-)
Bilirubin (-)
Urobilin (-)
Keton (-)
Nitrit (-)
Pola Aktivitas dan Latihan
sebelum sakit :
pasien mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa dan melakukan aktivitas fisik dengan baik dalam
satuannya sebagai anggota tni
pasien mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri
pasien mengatakan berolahraga terjadwal dan teratur
rutinitas kebersihan sehari-hari : pasien mandi 2x/hari memakai sabun dan keramas memakai shampoo
setelah sakit :
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai atau tidak disukai
Status pasien dalam satuannya sebagai anggota TNI tidak ada hambatan
Setelah sakit :
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai atau tidak disukai
Pasien mengatakan agak cemas dengan kondisinya terutama tentang masa depannya (apakah penyakit ini akan
berpengaruh atau tidak khususnya reproduksi)
Status pasien dalam satuannya sebagai anggota TNI belum bisa dijalankan karena sakit
Pasien berharap segera sembuh dan dapat beraktivitas dengan normal kembali sebagai anggota TNI
Pasien mengatakan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan selama sakit dan menjadi lebih tahu tentang
penyakit yang dialami
Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien tidur jam 22.00 WIT dan bangun jam 04.00 WIT
Pasien tidur 6 jam/hari, dapat tidur dengan lelap
Pasien mengatakan tidak pernah tidur siang
Tidak ada gangguan tidur (insomnia/hipersomnia)
Setelah sakit :
Pasien tidur jam 21.00 WIT atau jam 22.00 WIT dan bangun jam 04.00 WIT
Pasien tidur 6-7 jam/hari
Pasien mengatakan sering terjaga saat tidur karena nyeri
Pola Peran-Hubungan
Sebelum sakit :
Setelah sakit :
Tidak dikaji.
Pola Toleransi Stress-Koping
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan jika punya masalah pasien selalu membicarakannya dengan teman terdekat atau
atasan (jika masalahnya berat)
Setelah sakit :
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan selalu menjalankan ibadah dengan tekun (rutin menjalankan sholat 5
waktu)
Setelah sakit :
Pasien mengatakan tetap menjalankan ibadah walaupun sakit dan hanya berbaring
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Sakit sedang, kesadaran : compos mentis (GCS 15, )
b. Tanda Vital
TD : 117/67 mmHg
RR : 20x/menit
SB : 36,6
SpO2 : 97 %
C. Kepala
d. Mata
Mata kanan & kiri bentuk simetrik
Tidak ada gangguan penglihatan, lapang pandang 6/6
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
e. Hidung
f. Telinga
Bentuk datar
Tidak tampak adanya distensi
Bising usus (+)
Nyeri tekan ulu hati (-)
Kembung (-)
K. Ekstremitas Atas
Bawah :
Akral hangat
Tidak ada edema
Pasien takut menggerakkan kedua kaki karena saat digerakkan daerah kemaluannya (scrotum/testis) terasa nyeri.
L. Genetalia
Pasien mengatakan rajin membersihkan daerah genitalia, baik setelah BAB/BAK maupun saat
mandi menggunakan sabun
DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
Warna Kuning
PH : 7
Protein (-)
Reduksi (-)
Bilirubin (-)
Urobilin (-)
Keton (-)
Nitrit (-)
Blood (-)
Leukosit (-)
DATA TAMBAHAN
Pasien mengatakan sering terjaga saat Pasien tidur jam 21.00 WIT atau jam
tidur karena nyeri 22.00 WIT dan bangun jam 04.00 WIT
Pasien tidur 6-7 jam/hari
Wajah tampak meringis saat bergerak
Pasien mengatakan tidak tahu tentang Tampak gelisah
penyakit yang dialami Lebih banyak berbaring
Pasien mengatakan sepengetahuannya sakit yg N : 96x/menit, reguler, kuat angkat
dialami ini disebabkan karena ditendang dulu
saat pelatihan fisik yg dijalani
Pasien mengatakan khawatir dengan sakitnya
dan pengaruh ke masa depannya jika
berkeluarga nanti
(trauma)
saat tidur karena nyeri Reaksi antigen antibody
DO :
Gangguan Pola Tidur
Pasien tidur jam 21.00 WIT/jam Pertahanan tubuh kalah
22.00 WIT & bangun jam 04.00 WIT
Pasien tidur 6-7 jam/hari Infeksi pd testis
Wajah tampak meringis saat bergerak (proliferasi & multiplikasi sel2 pathogen)
Ulserasi kulit scrotum
Nyeri
Sering terjaga saat tidur
Gangguan Pola Tidur
S: Agen pencedera fisik
(trauma)
Pasien mengatakan nyeri saat BAK
PH : 7
Protein (-) Ulserasi kulit scrotum
Leukosit (-)
Blood (-) Kerusakan syaraf perifer sekitar ulkus
Reduksi (-)
Bilirubin (-)
Nyeri saat berkemih
Urobilin (-)
Keton (-)
Nitrit (-) Gangguan Eliminasi
Urine
DS : Agen pencedera fisik
(trauma)
Pasien mengatakan tidak tahu
tentang penyakit yang dialami Reaksi antigen antibody
Pasien mengatakan
sepengetahuannya sakit yang dialami Pertahanan tubuh kalah
ini disebabkan karena ditendang dulu
saat pelatihan fisik yang dijalani Infeksi pada testis
Ansietas
1 Nyeri b/d agen pencedera fisik (trauma), yang ditandai dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
: selama 3x24 jam, pasien mengatakan nyeri
hilang/terkontrol dengan kriteria hasil :
DS :
Skala nyeri di angka 0 atau mendekati 0
Pasien mengatakan nyeri di daerah kelamin
Tidak menunjukan reaksi nyeri seperti
(scrotum/testis)
meringis
Pasien mengatakan sering terjaga saat tidur.
Sikap protektif menurun
Do : Vital sign dalam batas normal
Wajah tampak meringis saat bergerak
Bersikap protektif (posisi menghindari
nyeri)
TD : 117/67 mmHg
N : 96x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20x/menit
SB : 36,6
INTERVENSI RASIONAL
1. Identifikasi nyeri (PQRST) 1. Mengetahui gambaran nyeri yang
2. Berikan teknik nonfarmakologis untuk dirasakan pasien
mengurangi nyeri (teknik nafas dalam, 2. Memfokuskan perhatian dan
terapi musik) merilekskan pasien, membantu
3. Kontrol lingkungan yang memperberat menurunkan ketegangan otot
nyeri (suhu,pencahayaan,kebisingan) 3. Lingkungan yang tenang dapat
4. Berikan HE tentang pemicu nyeri, mempengaruhi tingkat stress menjadi
pencegahan serta penanganannya lebih ringan sehingga pasien dapat
5. Observasi vital sign beristirahat
6. Kolaborasi dengan dokter dalam 4. Pengetahuan yg memadai
pemberian terapi farmakologis : menungkinkan pasien membuat pilihan
analgetik tindakan yg tepat
5. Mengetahui perkembangan kondisi
pasien
6. Therapi analgetik dapat meringankan
nyeri
No DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 1. Untuk mengetahui pola & kebiasaan tidur pasien
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau 2. Menentukan tindakan keperawatan yang tepat
psikologis) setelah mengetahui faktor pencetus masalah
3. Untuk menghindari makanan & minuman yang
3. Identifikasi makanan & minuman yang mengganggu
mengganggu tidur
tidur (mis. kopi, alkohol, makanan mendekati
waktu tidur, atau banyak minum sblum tidur) 4. Makan sebelum tidur dapat membuat
metabolisme bekerja ekstra dan minuman
4. Anjurkan untuk menghindari makanan/minuman
seperti kopi dapat mempengaruhi waktu tidur
yang mengganggu tidur
pasien karena mengandung kafein.
5. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
5. Obat tidur dapat mempengaruhi pola tidur pasien
6. Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, 6. Suasana yang tepat & nyaman dapat membantu
kebisingan, suhu, matras & tempat tidur) pasien beristirahat dengan tenang
7. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau 7. Agar tidak menggangu waktu tidur pasien
tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga 8. Tindakan pendukung yang tepat dapat membantu
8. Lakukan prosedur untuk meningkatkan pasien beristirahat dengan tenang
kenyamanan (mis.pijat, pengaturan posisi nyaman, 9. Pengetahuan yang baik tentang pola tidur yang
terapi akupresure) tepat dapat membantu pasien untuk tindakan
9. Berikan HE tentang pentingnya tidur cukup selama tepat selanjutnya
No DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
ditandai dengan : jam, tingkat kecemasan berkurang dengan kriteria
hasil :
DS :
Perilaku gelisah dan tegang berkurang
Pasien mengatakan tidak tahu tentang
Kekhawatiran akibat kondisi yang dialami menurun
penyakit yang dialami
atau berkurang
Pasien mengatakan sepengetahuannya sakit
Tampak lebih tenang
yang dialami ini disebabkan karena
Tidak menarik diri
ditendang dulu saat pelatihan fisik yang
Memahami penyakit yang dialami beserta prosesnya
dijalani
dengan baik
Pasien mengatakan khawatir dengan
Vital sign dalam batas normal
sakitnya dan pengaruh ke masa depannya
jika berkeluarga nanti
DO :
Tampak gelisah
Lebih banyak berbaring
N : 96x/menit, reguler, kuat angkat
INTERVENSI RASIONAL
HARI/
NO Dx
TANGGA IMPLEMENTASI EVALUASI
L
1. Rabu, Jam 16.30 WIT Rabu, 03/03/2021
03/03/2
1. Mengidentifikasi nyeri (PQRST) : Jam 20.30 WIT
021
P : Nyeri
Q : Nyeri yg dirasakan seperti berdenyut dan tertarik
R : didaerah scrotum/testis, nyeri menyebar ke daerah S : Pasien mengatakan nyeri di daerah
selangkangan & suprapubik kelamin
S : skala nyeri yg dirasakan 6 (sedang) (scrotum/testis) masih dirasakan
T : muncul tiba-tiba, karena aktivitas ± 1-3 menit, muncul dgn
sendirinya ± 1 menit, tergantung aktivitas, semakin bergerak O : Wajah tampak meringis saat bergerak
maka frekuensinya semakin tinggi saat beristirahan Bersikap protektif (posisi menghindari
frekuensi menurun. nyeri)
1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (teknik TD : 120/87 mmHg
nafas dalam, terapi musik) : mengajarkan teknik nafas dalam dan N : 92x/menit, reguler, kuat
menganjurkan mendengarkan musik yg disukai angkat
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri RR : 20x/menit
(suhu,pencahayaan,kebisingan) : membatasi pengunjung SB : 36,1
3. Memberikan HE tentang pemicu nyeri, pencegahan serta SpO2 : 95 %
penanganannya
A : Masalah belum teratasi
HARI/
NO
TANGGA IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
2. Rabu,
L Jam 16.40 WIT Rabu, 03/03/2021
03/03/20
1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur Jam 20.45 WIT
21
Pasien tidur jam 21.00 WIT/jam 22.00 WIT & bangun jam 04.00 WIT
Pasien tidur 6-7 jam/hari
2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur (fisik atau psikologis) S : Pasien mengatakan masih sering terjaga
Pasien mengatakan sering terjaga saat tidur karena nyeri saat
3. Mengidentifikasi makanan & minuman yang mengganggu tidur (mis. kopi,
tidur karena nyeri
alkohol, makanan mendekati waktu tidur, atau banyak minum sblum tidur) :
Pasien mengatakan jarang minum kopi/alkohon, makan malam jam 19.00
WIT setelah itu pasien tidak makan lagi, hanya minum saja tapi tidak
banyak. O : Wajah tampak meringis saat bergerak
4. Menganjurkan untuk menghindari makanan/minuman yang mengganggu Pasien tidur jam 21.00 WIT/jam 22.00
tidur WIT & bangun jam 04.00 WIT
5. Mengidentifikasi obat tidur yang dikonsumsi : Pasien tidur 6-7 jam/hari
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tidur
6. Memodifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras &
tempat tidur) : Membatasi pengunjung dan menganjurkan keluarga/penjaga agar A : Masalah belum teratasi
tidak mengajak pasien bercerita di jam istirahat pasien.
7. Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur terjaga : P : Lanjutkan intervensi 1, 6, 7, 8, 9
Semua injeksi/12 jam (dilakukan jam 06.00 & 18.00 WIT)
8. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis.pijat, 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
pengaturan posisi nyaman, terapi akupresure) : Menganjurkan pasien tidur 2. Memodifikasi lingkungan (mis.
dengan posisi nyaman (kaki lebih tinggi, dialas bantal) pencahayaan, kebisingan, suhu, matras &
9. Memberikan HE tentang pentingnya tidur cukup selama sakit. tempat tidur)
3. Menyesuaikan jadwal pemberian obat
HARI/
NO Dx IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
3. Rabu, Jam 16.40 WIT Rabu, 03/03/2021
03/03/20
1. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan pola Jam 20.10 WIT
21
eliminasi urine : nyeri
S :Pasien mengatakan masih nyeri saat
2. Monitor eliminasi urine (frekuensi, volume, dan warna) :
BAK
Frekuensi 2x/hari, volume ± 100cc, warna kuning tua
3. Memantau keseimbangan intake & output cairan Frekuensi BAK 2x/hari
Intake : air aqua botol besar 1-2 botol/hari, IVFD RL 20 tpm O :Hasil Urinalisis :
Output : Frekuensi 2x/hari, volume ± 100cc, warna kuning tua Warna kuning pekat, keruh
PH : 7
Muntah (-)
Protein (-), Leukosit (-)
4. Memberikan HE tentang proses penyakit dan kaitannya dengan Blood (-), Reduksi (-)
nyeri yang dialami saat berkemih Bilirubin (-), Urobilin (-)
5. Berkolaborasi dalam pemeriksaan urinalisis Keton (-), Nitrit (-)
Hasil Urinalisis (03/03/2021) : A : Masalah belum teratasi
Warna kuning pekat, keruh P : Lanjutkan intervensi 2, 3
PH : 7
1. Monitor eliminasi urine (frekuensi,
Protein (-), Leukosit (-)
volume, aroma, dan warna)
Blood (-), Reduksi (-)
2. Memantau keseimbangan intake &
Bilirubin (-), Urobilin (-)
output cairan
Keton (-), Nitrit (-)
NO HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx TANGGAL
4. Rabu, Jam 16.50 WIT Rabu, 03/03/2021
03/03/2
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien : sedang Jam 20.20 WIT
021
2. Memberikan HE tentang penyakit, proses dan prognosis
kesembuhannya
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk S : Pasien mengatakan sudah
mengekspresikan perasannya paham tentang
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya penyakit yang dialami
tentang penyakitnya
5. Menginformasikan tentang sumber-sumber dan alat-alat Pasien mengatakan percaya
yang tersedia yang dapat membantu pasien pada proses pengobatan dan
pelayanan medis yang diberikan
serta yakin akan sembuh
Pasien mengatakan tidak
khawatir lagi
O : Tampak lebih tenang
Tidak menarik diri
N : 82x/menit
P : Masalah teratasi
A :-
NO HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx TANGGAL
1. Kamis, Jam 15.00 WIT Kamis, 04/03/2021
04/03/2021
1. Mengidentifikasi nyeri : Jam 20.30 WIT
P : Nyeri
S : Pasien mengatakan nyeri di daerah
Q : Nyeri yg dirasakan seperti berdenyut dan tertarik
kelamin
R : didaerah scrotum/testis, nyeri menyebar ke daerah
(scrotum/testis) masih dirasakan tapi
selangkangan & suprapubik
sudah
S : skala nyeri yg dirasakan 5 (sedang)
berkurang
T : muncul tiba-tiba, karena aktivitas ± 1-3 menit, muncul
dgn sendirinya ± 1 menit, tergantung aktivitas, semakin
O : Wajah tampak meringis saat bergerak
bergerak maka frekuensinya semakin tinggi saat beristirahan
Bersikap protektif (posisi menghindari
frekuensi menurun.
nyeri)
2. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (teknik
TD : 120/80 mmHg
nafas dalam, terapi musik) : menganjurkan untuk tetap melakukan teknik
N : 80x/menit, reguler, kuat angkat
nafas dalam yang telah diajarkan dan mendengarkan musik yg disukai
RR : 20x/menit
3. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri
SB : 36,1
(suhu,pencahayaan,kebisingan) : membatasi pengunjung
SpO2 : 95 %
A : Masalah belum teratasi
Jam 18.00 WIT
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 5, 6
4. Mengobservasi vital sign :
TD : 122/80 mmHg Mengidentifikasi nyeri (PQRST)
N : 80x/menit, reguler, kuat angkat Menganjurkan pasien untuk melakukan
RR : 20x/menit teknik nafas dalam yg telah diajari dan
SB : 36,9 mendengarkan musik yg disukai
SpO2 : 97 % Mengontrol lingkungan yg memperberat
NO HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx TANGGAL
2. Kamis, Jam 15.10 WIT Rabu, 03/03/2021
04/03/2021
1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur Jam 20.45 WIT
Pasien tidur jam 21.00 WIT/jam 22.00 WIT & bangun jam
S : Pasien mengatakan saat tidur masih terjaga
04.00 WIT
Pasien tidur 6-7 jam/hari karena nyeri beberapa kali, biasanya saat
2. Memodifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan,
subuh dan merasa dingin.
suhu, matras & tempat tidur) :
Membatasi pengunjung dan menganjurkan keluarga/penjaga O : Wajah tampak meringis saat bergerak
agar tidak mengajak pasien bercerita di jam istirahat
pasien. Pasien tidur jam 21.00 WIT/jam 22.00 WIT & bangun
3. Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan jam 04.00 WIT
untuk menunjang siklus tidur terjaga Pasien tidur 6-7 jam/hari
Semua injeksi/12 jam (dilakukan jam 06.00 & 18.00 WIT) A : Masalah belum teratasi
4. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis.pijat, pengaturan posisi nyaman, terapi akupresure) P : Lanjutkan intervensi 1, 6, 7, 8, 9
Menganjurkan pasien tidur dengan posisi nyaman (kaki lebih 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
tinggi, dialas bantal) 2. Memodifikasi lingkungan (mis. pencahayaan,
5. Memberikan HE tentang pentingnya tidur cukup selama kebisingan, suhu, matras & tempat tidur)
sakit. 3. Menyesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau
tindakan untuk menunjang siklus tidur terjaga
4. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis.pijat, pengaturan posisi nyaman, terapi
akupresure)
5. Memberikan HE tentang pentingnya tidur cukup
selama sakit.
NO HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx TANGGAL
3. Kamis, Jam 15.10 WIT Kamis, 04/03/2021
04/03/20
1. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan pola Jam 20.10 WIT
21
eliminasi urine : nyeri
S :Pasien mengatakan nyeri saat BAK
2. Monitor eliminasi urine (frekuensi, volume, aroma, dan warna)
berkurang
Frekuensi 2x/hari, volume ± 175cc, warna kuning tua
3. Memantau keseimbangan intake & output cairan Frekuensi BAK 2-3x/hari
4. Memberikan HE tentang proses penyakit dan kaitannya dengan O :Hasil Urinalisis (04/03/2021)
nyeri yang dialami saat berkemih
Warna kuning pekat, keruh
5. Berkolaborasi dalam pemeriksaan urinalisis
PH : 7
Hasil Urinalisis (04/03/2021) Protein (-), Leukosit (-)
Blood (-), Reduksi (-)
Warna kuning pekat, keruh
Bilirubin (-), Urobilin (-)
PH : 7
Keton (-), Nitrit (-)
Protein (-), Leukosit (-)
Blood (-), Reduksi (-) A : Masalah belum teratasi
Bilirubin (-), Urobilin (-)
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 5
Keton (-), Nitrit (-)
1. Monitor eliminasi urine (frekuensi,
volume, aroma, dan warna)
2. Memantau keseimbangan intake &
output cairan
3. Berkolaborasi dalam pemeriksaan
urinalisis
NO HARI/
IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx TANGGAL
1. Jumat, Jam 15.00 WIT Jumat, 05/03/2021
05/03/2021
1. Mengidentifikasi nyeri : Jam 20.00 WIT
P : Nyeri
Q : Nyeri yg dirasakan seperti berdenyut dan tertarik S : Pasien mengatakan nyeri di daerah kelamin
(scrotum/testis) berkurang
R : didaerah scrotum/testis, nyeri menyebar ke daerah
selangkangan & suprapubik
O : Wajah tidak tampak meringis saat bergerak
S : skala nyeri yg dirasakan 3 (ringan)
T : muncul tiba-tiba, karena aktivitas ± 1-3 menit, muncul Nyeri tekan di daerah scrotum/testis ↓
dgn sendirinya ± 1 menit, tergantung aktivitas, semakin bergerak maka Tidak bersikap protektif lagi (posisi
frekuensinya semakin tinggi saat beristirahan frekuensi menurun. menghindari nyeri)
TD : 120/80 mmHg
2. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (teknik nafas dalam,
N : 74x/menit, reguler, kuat angkat
terapi musik) : menganjurkan untuk tetap melakukan teknik nafas dalam yang telah
RR : 20x/menit
diajarkan dan mendengarkan musik yg disukai
SB : 36,1
3. Mengontrol lingkungan yang memperberat nyeri (suhu,pencahayaan,kebisingan) :
SpO2 : 96 %
membatasi pengunjung dan menganjurkan keluarga/penjaga agar tidak mengajak pasien
berbicara saat jam istirahat A : Masalah belum teratasi