Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri menyebabkan abses melalui beberapa
cara:
1. Bakteri masuk ke dalam kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang
tidak steril.
3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
3. Patofisiologi
Abses biasa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk di kaki. Menurut Smeltzer &
Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap
fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bias berupa:
a) Nyeri (Dolor)
Nyeri merupakan respon yang bersifat subyektif terhadap adanya stressor fisik dan
psikologik. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan. Nyeri
disebabkan oleh regangan dan distorsi jaringan akibat edema dan terutama karena
tekanan pus di dalam rongga abses. Beberapa mediator kimiawi pada radang akut
termasuk bradikinin, prostaglandin, dan serotinin, diketahui juga dapat
mengakibatkan nyeri.
b) Nyeri tekan
Nyeri yang timbul bila ditekan di daerah yang terjadi kerusakan jaringan.
c) Pembengakakan (Tumor)
Pembengkakan sebagai hasil adanya edema merupakan suatu akumulasi cairan di
dalam rongga ekstravaskuler yang merupakan bagian dari cairan eksudat dan dalam
jumlah sedikit, kelompok sel radang yang masuk dalam daerah tersebut.
d) Kemerahan (Rubor)
Jaringan yang mengalami radang akut tampak merah, sebagau contoh kulit yang
terkena sengatan matahari. Warna kemerahan ini terjadi akibat adanya dilatasi
pembuluh darah kecil dalam daerah yang mengalami kerusakan.
e) Panas (Calor)
Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian perifer/tepi tubuh, seperti pada kulit.
Peningkatan suhu ini diakibatkan oleh peningkatan aliran darah (hiperemia) yang
hangat pada daerah tersebut, mengakibatkan sistem vaskuler dilatasi dan mengalirkan
darah yang hangat pada daerah tersebut. Demam sistemik sebagai hasil dari beberapa
mediator kimiawi proses radang juga ikut meningkatkan temperatur lokal.
f) Hilangnya Fungsi
Kehilangan fungsi yang diketahui merupakan konsekuensi dari suatu nproses radang.
Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun
secara reflek akan mengalami hambatan oleh rasa sakit. Pembengkakan yang hebat
secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan.
5. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
1. Pemeriksaan laboraturium
Pada pemeriksaan laboraturium akan dilihat peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan Rontgen,
Ultrasonography, CT Scan, dan Magnetik Resonance Imaging.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Tindakan pembedahan untuk mengeluarkan puss atau penyebab abses
b. Pemberian antibiotic atau anti imflamasi untuk mengurangi peradangan
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2009).
a. Pre Operatif
1. Data Subjective
- Pasien mengatkan nyeri pada bagian di daerah abses
- Pasien mengatakan teraba hangat pada bagian abses
- Pasien mengatakan badan terasa hangat
- Pasien mengatakan cemas dengan penyakitnya dan tindakan pembedahan
2. Data Objektif
- Pasien tampak meringis saat dilakukan pemeriksaan nyeri tekan
- Kulit pasien tampak kemerahan
- Kulit pasien teraba hangat
- Pasien tampak khawatir dan menanykan tentang penyakit dan pembedahan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
c. Ansietas berhungan dengan krisis situasional (tindakan yang akan dilakukan)
b. Post Operatif
1. Data subjektif
- Pasien mengatakan nyeri pada bagian operasi
- Pasien mengatakan nyeri setiap bergerak
- Pasien mengatakan cemas dengan keadaan setelah operasi dan tidak tahu
mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk dirumah
2. Data Objektif
- Pasien tampak meringis
- Vital sign meningkat
- Terdapat luka insisi atau pembedahan pada area abses
- Pasien tampak bertanya-tanya tentang kondisinya
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik ( mis.abses,
amputasi,terpotong,prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan )
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur infasif/ peningkatan
paparan organisme pathogen lingkungan.
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi / kekhawatiran
mengalami kegagalan dalam tindakan operasi
2. Perencanaan
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
1. Klien bebas dari tanda dan mencuci tangan saat berkunjung dan
kecemasan relaksasi
3. Implementasi
Pelaksanaan adalah tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah
perawat menyusun rencana keperawatan. Rencana keperawatan yang buat berdasarkan
diagnose yang tepat, intervensi, diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien.
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengukur dan
memonitor kondisi klien serta mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilakukan,
evaluasi juga digunakan memeriksa semua proses keperawatan.
Pre Operasi
Nyeri Akut
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal
Hipertermia
Post Operasi
Nyeri Akut
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal
Resiko Infeksi
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi,
pigmentasi)
2. Tidak ada luka / lesi pada kulit
3. Perkusi jaringan baik
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera berulang
5. Mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami
DAFTAR PUSTAKA
Adila, R., et al. 2013. Uji Antimikroba Curcuma spp. Terhadap Pertumbuhan Candida albicans,
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.).
Vol : 3 No :1
Doenges, Marilynn E.dkk.2010.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III.Alih Bahasa: I Made
Kriasa.EGC.Jakarta
Guyton. 2012. Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit. Edisi Revisi. Jakarta: Buku
Kedokteran.
Keliat, dkk. 2016. NANDA International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2016. Edisi 10. Jakarta: EGC
Oswari. 2005. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: FKUI
Prince & Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi: 6. Jakarta:
EGC
Nursing Outcames Classification. 2016
Nursing Intervention Classification. 2016
Faktor predisposisi :
Infeksi bakteri Bakteri mengadakan duplikasi dan Tubuh bereaksi terhadap
Benda asing menyebabkan luka merusak jaringan yang ditempati perlindungan
Reaksi hypersensitivitas
Agen fisik
Abses terbentuk yang
terlokasi (dari matinya Terjadi proses peradangan
jaringan nikrotik, bakteri dan
sel darah putih
Resiko Infeksi
Ansietas Kerusakan integritas Panas
kulit
Hipertermia
Lembar Pengesahan
Mengetahui,
CI Mahasiswa
Pembimbing Akademik