KANKER TESTIS
Oleh:
NIM. 1708114081
Pembimbing :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul “Karsinoma Testis”.
Penulis menyusun laporan kasus ini sebagai sarana untuk memahami bagaimana
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada dr. Indra
Jaya, Sp.U selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, dan
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan penulis dari dokter pembimbing serta rekan-
rekan dokter muda demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga laporan kasus
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
dengan kelompok usia 15-40 tahun. Kanker testis memiliki insiden sebesar 1-2 %
dari seluruh jenis neoplasma pada pria dan 5% dari seluruh jenis tumor
signifikan selama 30-40 tahun terakhir.3 Angka kejadian kanker testis tiap
tahunnya diperkirakan 2-3 kasus baru dari 100.000 pria di Amerika Serikat,
sedangkan di Asia angka insidensinya lebih rendah yaitu 0,4 per 100.000
populasi.2
Tumor sel germinal adalah jenis kanker testis yang paling umum terjadi
yaitu sebanyak 95%. Terdapat 10-30% kasus dari tumor sel germinal disertai
seminoma merupakan jenis yang lebih tinggi angka kejadiannya yaitu 40% dari
jenis tumor sel germinal. Puncak kejadian tumor seminoma terjadi pada dekade
kehidupan.2,3
beberapa faktor yang memiliki kaitan erat dengan peningkatan kejadian tumor
testis, antara lain: 1) maldensensus testis, 2) trauma testis, 3) atrofi atau infeksi
testis, dan 4) pengaruh hormone. Selain itu, partus premature, berat badan lahir
rendah, reaksi gravid hebat dan perdarahan abnormal sewaktu kehamilan memiliki
kaitan tertentu dengan tuor testis. Terdapat pula faktor herediter yaitu delesi
tumor testis.3,4
diagnosis tumor testis yang lebih baik, regimen kemoterapi dan radiasi, serta
teknik pembedahan yang lebih baik, sehingga dapat memperbaiki usia harapan
klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis pada kasus tumor ganas
testis.
TINJAUAN PUSTAKA
Testis adalah organ genitalia pria yang pada kondisi normal berjumlah dua
dan terletak di dalam skrotum. Testis memiliki bentuk ovoid dengan ukuran 4 x 3
x 2,5 cm, dan volume 15-25 ml. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan
tunika albuginea yang melekat secara langsung pada testis. Bagian luar dari tunika
albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas tunika viseralis dan parietalis,
serta tunika dartos. Otot kremaster merupakan otot menyerupai kantong yang
dan menjauhi rongga abdomen yang bertujuan untuk mempertahankan suhu ideal
testis.
Sistem perdarahan testis berasal dari beberapa cabang arteri, yaitu (1)
arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta, (2) arteri
deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior, dan (3) arteri kremasterika yang
arteri testikularis. System saraf tersebut berupa system saraf otonom terdiri dari
system saraf parasimpatis, berasal dari system saraf simpatis yang berasal dari
Testis terdiri atas + 250 lobuli dan tiap lobules terdiri atas tubuli
Sertoli, sedangkan di antara tubuli seminifri terdapat sel Leydig atau yang disebut
Sel Sertoli berfungsi memberi nutrisi untuk pertumbuhan sel sperma, sedangkan
disalurkan bersamaan dengan cairan dari epididimis dan vas deferens menuju ke
ampula deferens, kemudian bercampur dengan cairan dari vesikula seminalis dan
2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
beberapa faktor yang terbukti memiliki kaitan yang erat dengan kejadian tumor
testis, yaitu :3
1. Maldesensus testis, testis yang tidak turun ke dalam skrotum. Dikatakan
2.2.3 Klasifikasi
tumor testis sekunder. Tumor ganas testis primer terdiri atas tumor sel germinal
dan tumor non-germinal. Sebanyak 95% dari tumor testis primer berasal dari sel
germinal sedangkan sisanya berasal dari non germinal. Jenis tumor sel germinal
atas tumor sel leydig, sel sertoli, dan gonadoblastoma. Terdapat perbedaan antara
tumor seminoma dan non seminoma yaitu antara lain dari sifat keganasannya,
Tumor sel germinal juga bisa berada di luar testis yaitu sebagai
Gibb terdiri atas stadium A (I) untuk tumor testis yang masih terbatas lokasinya
pada testis, stadium B (II) untuk tumor yang telah menyebar ke kelenjar regional
(para aorta) dan stadium C (III) untuk tumor yang telah menyebar ke kelenjar
mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudia menyebar ke rete testis,
epididymis, funikulus sprematikus, hingga bahkan ke skrotum. Tunika albuginea
merupakan barrier yang sangat kuat untuk mencegah penjalaran tumor testis ke
organ sekitarnya, namun jika barrier ini rusak maka sel-sel tumor dapat menyebar
keluar testis.10
Tumor testis dapat menyebar melalui pembuluh darah limfe atau secara
2.2.4 Diagnosis
A. Anamnesis
yang terasa berat pada kantung skrotum dan 10% mengeluh nyeri akut
B. Pemeriksaan Fisik
tumor pada funikulus dan epididymis perlu diperhatikan, dan perlu dicari
kemungkinan adanya massa di abdomen, kelenjar supraklavikuler, ataupun
ginekomastia.4,5
C. Pemeriksaan Penunjang5,8
jam.
2) Pencitraan11
a) Ultrasonografi (USG)
tumor testis.
b) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
ataupun kedua belah testis. Orkidektomi dilakukan pada pasien tumor testis
menyebar.4,5
non seminoma. Jenis seminoma memberikan respon yang baik terhadap radiasi
2.3.1 Definisi
Tumor yolk sac (juga dikenal sebagai tumor sinus endodermal) adalah
tumor sel germinal primitif yang ganas, dan secara histologis mirip dengan sel
mesenkim pada yolk sac primitif. Tumor yolk sac termasuk kedalam jenis tumor
sel germinal, tumor sel germinal biasanya muncul di gonad tetapi terkadang dapat
Tumor yolk sac testis sering ditemukan pada anak-anak dengan usia
pada usia dewasa, tumor yolk sac pada usia dewasa sering ditemukan jenis yang
tidak murni dan dalam kombinasi dengan tumor sel germinal lainnya seperti,
2.3.2 Epidemiologi
Tumor yolk sac testis dapat terjadi pada kelompok usia anak-anak dibawah
3 tahun da pada orang dewasa pasca-pubertas. Tumor yolk sac testis pada anak-
anak merupakan jenis neoplasma yang paling umum ditemukan, dengan angka
kejadian sekitar 30% dari seluruh tumor sel germinal dan rata-rata didiagnosis
pada umur 18 bulan. Prognosis tumor yolk sac testis pada anak-anak adalah baik.
Pada dewasa, tumor yolk sac testis biasanya menunjukkan tumor sel germinal
campuran dan muncul pada usia dekade kedua hingga ketiga kehidupan.14,15
2.3.3 Etiologi
2.3.4 Histopatologi
Pemeriksaan makroskopik menunjukkan tumor yolk sac berupa massa
yang lunak, padat, dan berwarna cokelat hingga kuning atau abu-abu dengan
tipe yang paling umum yang dibentuk oleh sitoplasma sel tumor yang bervakuol;
telur, dan tampak seperti struktur glomerulus dengan inti fibrovaskular. Namun,
badan Schiller-Duvall biasanya hanya ada pada dua hingga tiga perempat tumor
- Stage 2 = jika kelenjar limfe telah terlibat, namun tidak ada metastasis
2.3.6 Diagnosis
kistik, batas yang tidak jelas dan disertai kalsifikasi. Pemeriksaan CT scan dan
MRI menunjukkan gambaran massa kistik yang padat dan besar dengan
tetapi tidak sensitif (sensitivitas keseluruhan serendah 60%) karena dapat dilihat
dapat mendukung diagnosis tumor yolk sac. Penanda tumor yang hasilnya positif
pada tumor yolk sac adalah AFP, Glypican 3, SALL4, Pancytokeratin dan Villin,
dan hasil negatif pada penanda tumor OCT3/4, CD30, CD117, PLAP dan
podoplanin.20
2.3.7 Tatalaksana
hingga enam bulan, kemudian pada tahun kedua, janji temu akan
kekambuhan.
- Stadium 1S
Kemoterapi dengan tiga siklus BEP atau empat siklus EP (etoposide dan
kasus.
- Stadium 2A
(BEP atau EP). Jika tidak ada kelenjar getah bening yang terlibat, maka
- Stadium 2B
Jika kadar penanda tumornya normal:
Kemoterapi: Empat siklus EP atau tiga siklus BEP harus diberikan untuk
mengobati pasien.
- Stadium 3
berikut:
EP 4 siklus
sac):
menonjol prominent
- Atipia sitologi yang lebih tinggi, nekrosis yang luas, aktivitas mitosis
yang cepat
Usia pada saat diagnosis bukan merupakan faktor prognostik, tetapi derajat
sangat penting untuk prognosis. Tumor stadium awal lebih baik daripada
c) Jika tidak diobati dengan sempurna, metastasis luas dapat diperumit oleh
perdarahan yang luas yang dapat berakibat fatal. Tempat metastasis yang
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.LS
No. RM : 01061848
Agama : Kristen
ANAMNESIS
Keluhan Utama
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Awalnya benjolan sebesar kelereng dan
semakin membesar hingga dua kali ukuran telur ayam. Benjolan menetap dan
tidak hilang timbul. Bengkak disertai dengan nyeri dan rasa berat pada testis yang
timbul terutama saat beraktivitas, dan semakin memberat sejak seminggu yang
pada leher sebelah kanan sebesar koin yang teraba keras, tidak nyeri, tidak hilang
timbul dan dirasakan semakin membesar sejak satu minggu yang lalu. Pasien
makan sejak sebulan yang lalu, disertai dengan mual, pusing dan lemas.
sejak 6 bulan yang lalu, nyeri terasa tumpul dan tidak dipengaruhi oleh aktifitas.
Keluhan demam (-), pembesaran payudara (-), BAK keluar darah (-), BAK keluar
Riwayat infeksi pada kelamin (-), riwayat trauma pada testis (-), riwayat
terpapar radiasi (-), Riwayat Operasi (-), riwayat testis tidak turun (-), Riwayat
ISK (-), Riwayat DM (-), Riwayat Hipertensi (-), Riwayat Penyakit Jantung (-),
- Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Status Generalis
Berat Badan : 59 kg
Nadi : 68 x/menit
Suhu : 36,8 oC
keras dengan ukuran 6 x 4 cm, terfiksir, pinggir rata dan tidak nyeri pada palpasi.
Pemeriksaan Thoraks :
Inspeksi : bentuk normal, pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
Inspeksi : tampak datar, distensi (-),Tanda Trauma (-), Tanda Radang (-)
Pemeriksaan Ektremitas :
Ekstremitas Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-/-), edema (-/-)
Ekstremitas Bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-/-), edema (-/-),
dengan ukuran 4 x 3 x 1 cm, terfiksir, pinggir rata dan tidak nyeri pada
palpasi.
Pemeriksaan Genitourinarius :
Status lokalis
Tidak dilakukan
STATUS UROLOGI
I. Flank Area
2 Tanda radang - -
3 Tanda massa - -
4 Ballotement - -
5 Nyeri tekan CVA - -
6 Nyeri ketok CVA - -
II. Suprapubis
Palpasi : Buli tidak teraba, tanda radang (-), tanda massa (-)
Penis
Penis : Terkubur
Posisi : Lurus
Preputium : Disirkumsisi
MUE : Stenosis (-), duh tubuh (-), terpasang kateter uretra (-),
Skrotum
ukuran 10 x 8 x 9 cm.
Testis
(12 x 8 x 9 cm)
Konsistensi Keras Kenyal
Nyeri tekan - -
Transluminasi - -
Rectal Toucher
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS KERJA:
DIAGNOSIS BANDING :
Epidydymo-orchitis
Hidrokel
Torsio testis
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Darah Lengkap
HB : 14.8 g/dL
Leukosit : 11,49 x 10^3 /uL (H)
Hematokrit : 42.0%
MCV : 83,0 fL
MCH : 29,2 pg
Basofil : 0.3 %
Eosinofil : 1.0 %
Hemostasis
Kimia Klinik
GDS : 98 mg/dL
Interpretasi :
- Hepar : ukuran nomal, struktur echo parenkim normal, vena porta, vena
hepatica, vena cava inferior tidak melebar, ductus biliaris intra dan ekstra
- Renal sinistra : ukuran normal, struktur echo parenkim, PCS normal, batu
Kesan :
Kesan :
berlapis dan epitel torak. Inti sel dalam batas normal. Subepitelial terdiri
dari stroma jaringan ikat fibrokolagen bersebukan sel limfosit dan pmn.
Tampak struktur tulang rawan, sel adiposity matur dengan inti di tepi
dalam batas normal. Pada satu bagian tampak sel bentuk bulat, oval
Dextra.
DIAGNOSIS AKHIR :
Yolk sac tumor stage III + Teratoma tipe post pubertas Testis Dextra
TATALAKSANA :
PEMBAHASAN
ke poli RSUD Arifin Achmad setelah mengeluhkan bengkak pada testis kanan.
Dari hasil anamnesis pasien mengatakan bengkak pada testis kanan yang semakin
membesar sejak 6 bulan yang lalu, semakin lama semakin membesar hingga dua
kali ukuran telur ayam. Konsistensi dari massa keras, pinggir berbenjol, terfiksir
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dan tanda
vital normal kecuali suhu badan sedikit meningkat. Terdapat pembesaran kelenjar
anamnesis dan pemeriksaan fisik dicurigai bahwa pasien terkena kanker testis
1. Chia VM, Quraishi SM, Devesa SS, dkk. International trends in the
incidence of testicular cancer, 1973-2002. Cancer Epidemiology
Biomarkers. May 2010
3. Park JS, Kim J, Elghiaty A, Ham WS. Recent global trends in testicular
cancer incidence and mortality. Medicine (Baltimore). 2018
Sep;97(37):e12390.
11. Kreydin EI, Barrisford GW, Feldman AS, Preston MA. Testicular cancer:
what the radiologist needs to know. AJR Am J Roentgenol. 2013
Jun;200(6):1215-25.
18. Cornejo KM, Frazier L, Lee RS, Kozakewich HP, Young RH. Yolk Sac
Tumor of the Testis in Infants and Children: A Clinicopathologic Analysis
of 33 Cases. Am J Surg Pathol. 2015 Aug;39(8):1121-31.
19. Kim CY, Choi JW, Lee JY, Kim SK, Wang KC, Park SH, Choe G, Ahn
HS, Kim IH, Cho BK. Intracranial growing teratoma syndrome: clinical
characteristics and treatment strategy. J Neurooncol. 2011 Jan;101(1):109-
15.
21. Kattuoa MI, Kumar A. Yolk Sac Tumors. StatPearls. Desember, 2020.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563163/. Accessed June 6th,
2021