Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BERPIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN


Dosen : Agustina Nugrahini, Ners., MSi.

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

ARMELIATI 2018.C.10a.0959
CHIO MIKHAEL PRATAMA.P 2018.C.10a.0961
DHEA PERMATASARI ISKANDAR 2018.C.10a.0964
IGO GUNAWAN 2018.C.10a.0969
THOMAS ERIK HELVIN 2018.C.10a.0988
LOREN 2018.C.10a.0979
RAMA 2018.C.10a.0981

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan”, disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II yang di
bimbing oleh Ibu Agustina Nugrahini ,Ners.,.Msi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari bebagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Agustina Nugrahini, Ners., Msi. selaku Dosen Pembimbing di Prodi
S1 Keperawatan tingkat 1B
2. Yth. Pada kedua orang tua atas segala restu dan doanya.
3. Teman-teman atas segala motivasi dan dorongannya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, kami memohon
sumbang saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen
pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II untuk kesempurnaan
dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita, khususnya bagi masyarakat luas.

Palangkaraya.09 maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Berpikir Kritis ........................................................................ 3
2.2 Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan .................................... 4
2.3 Asuhan keperawatan yang bermutu tinggi ............................................... 5
2.4 Asumsi Dan Model Dalan Bepikir Kritis T.H.I.N.K ................................ 6
2.5 Model T.H.I.N.K. Berpikir Kritis ............................................................. 7
2.6 Model pembelajaran berpikir kritis dalam proses keperawatan ............. 11
2.7 Berpikir Kritis dalam Setiap Proses Keperawatan ................................. 12
2.8 Cara Berpikir Kritis Yang Baik .............................................................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
3.2 Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan
bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan
standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional
terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu,
pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988)
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara
konstan dan dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan
keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh karena itu sangat penting
bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis dalam
praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,
menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi
pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-
kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif,
kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi,
inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam
keperawatan pada prinsipnya merupakan suatu kesatuan dari berpikir
(thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing). Mengingat
profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan
nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat
menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan doing secara
konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir
dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan

1
lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor
lingkungan, dan membuat keputusan penting.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2) Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3) Apa saja Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan?
4) Apa saja Asuhan keperawatan yang bermutu tinggi?
5) Apa saja Asumsi dan model berpikir kritis T.H.I.N.K?
6) Apa saja Model T.H.I.N.K. berpikir kritis ?
7) Apa saja Model pembelajaran berpikir kritis dalam keperawatan?
8) Apa saja cara Berpikir kritis dalam setiap keperawatan ?

1.3. Tujuan Pembahasan


1) Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.
2) Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam
keperawatan.
3) Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis
dalam menangani klien.
4) Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5) Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil
pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Berpikir bukan
merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari hari
atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara
konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran,
maka penting untuk memahami secara umum. Penting juga untuk
memahami gaya dan pola unik seseorang serta mengidentifikasi tentang
apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.
Dalam 10 menit sebelum anda mulai membaca teks ini, anda
mungkin telah berpikir, “apakah saya harus membaca sekarang atau
menonton TV?” “apakah saya harus berbaring di tempat tidur atau duduk
dikursi?” “apakah saya harus menggunakan stabilo atau saya hanya
membaca saja?” anda memikirkan jawabannya untuk setiap pertanyaan
tersebut. Bagaimana anda memikirkan jawaban tersebut? Apakah anda
mengingat perkataan guru anda bahwa konsentrasi akan meningkat jika
anda duduk dekat meja? Apakah anda berbaring di atas tempat tidur
karena anda selalu berbaring di atas tempat tidur ketika sedang belajar?
Apakah anda mempertimbangkan semua pilihan dan berpikir mengenai
keuntungan dan kerugiannya sebelum memutuskan model belajar yang
anda gunakan?
Setiap pilihan ini atau kombinasinya memerlukan model berpikir
yang berbeda. Anda mungkin bergantung pada kebiasaan masalalu atau
situasi belajar dilihat sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan.
Mungkin anda memutuskan untuk melakukan suatu hal baru atau berbeda,
seperti membaca sembari mengayuh sepeda statis dan mendengarkan
musik. Semua tindakan yang anda lakukan memerlukan pemikiran, tetapi
tidak semua pemikiran sama. Jika anda seperti sebagian besar masyarakat,

3
anda tidak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan tentang cara
berpikir yang berbeda. Anda bahkan mungkin tidak berpikir bahwa
memikirkan cara berpikir adalah hal penting. Kami percaya bahwa itu
penting. Semakin baik anda memahami cara berpikir anda, semakin
mudah untuk mengembangkan dan memelihara cara berpikir anda dalam
keperawatan.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan
bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan
standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan.

2.2 Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan
penjabarannya.
1) Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep.
Dan konseptualisasi merupakan pemikiran abstrak yang
digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan
di dalam otak.
2) Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta atau fenomena nyata.
3) Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi
atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan
menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
4) Bagian dari suatu sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis
akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik

4
atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan
mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
5) Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua
isu, memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.
6) Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya
untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan
dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
7) Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan
kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan
dilakukan dengan penuh kesabaran dan kemauan, kemudian
hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan
memutuskan seperti itu.
8) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi
dan kesimpulan, mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif
solusi tindakan yang akan diambil.

2.3 Asuhan keperawatan yang bermutu tinggi


Asuhan keperawatan bermutu tinggi adalah tujuan perawat di
semua praktik pelayanan keperawatanyang di sebut “great nursing”
keberhasilan mencapai tujuan asuhan keperawatan memerlukan
keterlampilan berpikir kritis dari pemberi asuhan keperawatan.banyak
faktor yang berpengaruh terhadap great nursing, yaitu : klien, perawat,
keterampilan berpikir,dan pengatahuan tentang proses
keperawatan,mamahami bahwa klien sebagai individu, keluarga,
kelompok, atau komunitas, perawat adalah seseorang yang memberikan
asuhan keperawatan pada klien berdasarkan ilmu dan kemampuan yang
telah di perolehnya dalam penddikan formal perawat. Adapun

5
keterampilan berpikir kritis adalah integrasi dari kemampuan total recall,
habist , inquiry, new idea and creativity, dan knowing how you think, pada
umumnya, pengatahuan dijelaskan sebagai kumpulan informasi
(aggregates of information) yang di peroleh dari berbagai sumber.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah
klien melalui apa yang dilakukan oleh seorang perawat prfesional dalam
bentuk tindakan keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Great nursing adalah suatu konsep yang susah didefinisikan secara
sederhana,tetapi pada prinsipnya adalah aktivitas pelayanan perawat untuk
menjadi lebih baik dan aman.

Klien + Anda (perawat) + Keterampilan Berpikir + Pengatahuan +


Proses keperawatan = Great Nursing

Great nursing berfokus pada klien dan kesehatan seseorang yang


unik,sehingga membutuhkan kreativitas individu sebagai kombinasi ilmu
dan seni.prinsip dari great nursing adalah menggunakan secara efektif
semua komponen ekuasi dan keyakinan perawat bahwa klien adalah unik.

2.4 Asumsi Dan Model Dalan Bepikir Kritis T.H.I.N.K


Asumsi berpikir (think) adalah komponen dasar yang meliputi
pikiran, perasaan, dan bekerja bersama/sejalan dengan keperawatan. Ada
beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu sebagai berikut.
Asumsi pertama, adalah berpikir kritis melibatkan pikiran,
perasaan, dan bekerja yang ketiganya merupakan keseluruhan komponen
penting bagi perawat profesional yang bekerja bersama-sama. Berpikir
tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa berpikir akan melahirkan
bahaya, sedangkan berpikir dan bekerja tanpa perasaan adalah hal yang
sangat tidak mungking (impossible). Pengenalan nilai-nilai keterkaitan
antara pikiran, perasaan, dan bekerja merupakan tahap penting dalam
memulai praktik profesional. Misalnya, seorang perawat dalam
memberikan pendidikan kesehatan pada klien tentu membutuhkan pikiran

6
tentang cara melakukannya, perasaan tentang hubungan interpersonal, dan
melakukan penyuluhan tersebut.
Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan.
Walaupun pikiran, perasaan, dan bekerja adalah sesuatu hal yang tidak
dapat di pisahkan dalam keadaan nyata pada praktik keperawatan, tetapi
dapat di pisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses pembelajaran.
Contohnya, melaksanakan pendidikan kesehatan, tetapi dalam
mempelajarinya dapat di pisah-pisahkan. Misalnya, pengetahuan tentang
materi pendidikan kesehatan dan metode dalam memberikan penyuluhan
kesehatan di pelajari pada materi yang berbeda.
a. Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam keperawatan bukan sesuatu
yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan.
Para pembaca dapat belajar bagaimana cara meningkatkan
kemampuan berpikirnya.
c. Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara
sistematis dan efektif.
d. Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah
campuran dari beberapa aktivitas berpikir yang berhubungan
dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi. Hal
ini merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.

2.5 Model T.H.I.N.K. Berpikir Kritis


Lima Model yang dikembangkan dalam berpikir kritis pada
paraktik keperawatan adalah total recall, habits, iquiry , new idea and
creativity, dam knowing how you think. Seorang perawat dikatakan dapat
berpikir kritis adalah apabila dapat menggunakan semua model tersebut
dalam segala waktu.
 Total Recal
Total Recall / Kemampuan mengingat kembali adalah kemampuam
mengingat fakta dimana dan baaimaa menemukan pengalaman dalam
memorinya ketika dibutuhkan. Fakta – fakta keperawatan didapatkan

7
berasal dari berbagai sumber, baik dikelas, buku, informasi dari klien atau
sumber lainnya. Misalnya, data – data tengtang klien dapat ditemukan
dalam pengumpulan data . Selain itu, dapat dikatakan juga sebagai
kemampuan untuk mengakses pengetahuan, kaena pengetahuan
menjadikan sesuatu dapat dippelajari dan disimpan didalam pikiran. Setiap
orang mempunyai berbagai kelmpok pengetahuan yang berfariasi di dalam
pikirannya.
Total Recall sangat tergantung pada kemampuan memory otak.
Memory adalah suatu proses yang komplek yaitu proses utnutk mengingat
kembali hal – hal yang berhubungan dengan fakta dari beberapa
pengalamannya. Kemampuan mengkaji pengetahuan sangat penting,
karena dengan pengetahuan itu seseorang belajar dan mengaplikasikannya
denagan waawasan yang luas. Seorang perawat pemula yang
pengetahuannya dan wawasannya tentang keperawatan sangat sedikit akan
mengalami masalah dalam mengaplikasikan Ilmunya. Sebagai contoh,
perawat telah sering melakukan intervensi keperawatan pemberian obat
Intravena. Demi kepentingan evaluasi dan peningkatan aktivitasnya
dikemudian hari, perawat tersebut menciba mengingat kembali apa dan
bagaimana pemberian obat intravena yang pernah dilakukan. Selanjutnya,
mereka akan mencoba membandingkan dengan standar mencari
kesenjangan yang terjadi, serta coba menjawab mengapa kesenjangan itu
terjadi.
Dengan demikian, data dikatakan bahwa Total Recall adalah
mengingat fakta fakta dimana dan mengapa serta menemukan sesuatu
yang diperlukan dan fakta dalam keperawatan yang diperoleh dari
berbagai sumber termasuk klien dan keluaganya.

 Habits/Kebiasaan
Pola piker yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru
(second nature) yang secara spontan dapat dilakukan.hasil dari kebiasaan
tersebut menjadi cara baru dalam melaukan suatu pekerjaan. Orang sering
mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan tanpa berpikir. Hal ini

8
sebenarnya bukan perilaku kebiasaantetapi hanya proses berpikir untuk
menjadi kebiasaan .proses berpiir dalam suatu pekerjaan sudah tersusun
secara sistematis dan dapat berjalan mendekati otomatis tanpa banyak
waktu untuk mempertimbangkan penggunaan cara cara baru dalam
melalukan suatu aktivitas tertentu .sebagai contoh,kebiasaan perawat
mencuci tangan adalah suatu kebiasaan yang sangat berguna dalam proses
keperwatan ,yang selanjut nya akan menjadi kebiasaan yang menetap.

 Inquiry/Penyelidikan
Inquiry/penyelidikan adalah suatu penemuan fakta melalui
pembuktian dengan pengujian terhadap suatu isu penting atau pernyataan
yang membutuhan suatu jawaban .penyelidikan adalah sebuah pemikiran
utama yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.walaupun
kesimpulan dapat di peroleh tanpa harusmenggunakan penyelidikan, tetapi
penggunaan penyelidikan akan menghasikan suatu kesimpulan yang lebih
baik dan akurat. Tahap penyelidikan dalam praktik keperawatan sangat
penting , dimana perawat harus mampu berpikir dengan membandingkan
atau menganalisis antara informasi yang telah di temukan dengan
pengetahuan atau ilmu yang pernah dia pelajari.

Penyelidikan dalam praktik keperawatan sangat penting,terutama pada


tahap pengkajian .Adapun tahap penyelidikan melipu:
 Mencari atau mendaoatkan suatu informasi tentang suatu hal;
 Membuat rangkuman sementara dari informasi yang didapat;
 Mengenali beberapa kesenjangan atas rangkuman yang dibaut;
 Mengumpuli informasi tambahan yang berhubungan dngan
informasi pertama;
 Membandingkan antara informasi baru dengan apa yang telah
diketahuinya;
 Mencoba menjawab beberapa pertanyaan dan analisis yang bias;
 Mempertimbangkan satu atau lebih alternatif kesimpulan;

9
 Memvalidasi keaslian alternative kesimpulan dengan lebih banyak
informasi;

Sebagai contoh dari hasil pengkajian perawat menemukan data


adanya kemerah merahan di bagian tulang yang menonjol.perawat
kemudian membandingkan dengan pengetahuan yang pernah di
pelajari,lalu dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan tentang
kemerahan yang menonjol tersebut.Dengan demikian penyelidikan adalah
proses menguji suatu isu secara mendalam pertanyaan yang segera
menjadi kenyataan dan cara berpikir utama dalam pengambilan
keputusan,sehingga keputusan akan lebih akurat dan analisis informasi
untuk keputusan akan lebih baik.

 New ides and creativity/ide-ide baru kreativitas


New ides and creativity (ide-ide baru kreativitas)adalah ide ide dan
kreativitas yang menekan kan bentuk berpikir yang sangat khusus.berpikir
creative(creative thingking) adalah kebalikan dari kebiasaan (habits)
.Pemikir kreative sangat menghargai adanya kesalahan dan perbedaan
terhadap nilai –nilai yang di pelajari nya. Ide ide baru dan kreativitas
dasar perlu di kembangkan dalam keperawatan karena keperawatan
memiliki banyak standar yang dapat menjamin pekerjaan lebih baik,tetapi
tidak selalu dapat di lakukan .Oleh karena itu,perawat harus lebih banyak
belajar ,sehingga memperoleh informasi baru yang berkualitas untuk
melaksanakan prakti keperawatan.Sebagai contoh adalah bagaimana
perawat menggunakan ide –ide dan kreativitasnya dalam menyiasati
kurangnya peralatan dalam memberikan asuhan keperawatan.

 Knowing how you think


Knowing how you think ( tahu bagaimana kamu berpikir )adalah
kemampuan pengetahuan kita tentang bagaimana kita
berpikir.Model”tahu bagaimana kamu berpikir ini dapat membantu
perawat bekerja kaloborasi dengan profesi kesehatan lainnya .satu hal

10
yang sangat penting dari bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka
bekerja dengan refleksi ,bagaimana yang telah perawat dan lkien pikirkan
dalam bekerja sama sewaktu menjalan kan asuhan keperawatan. Misalnya
pada saat melalakukan perawatan luka maka perawat harus selalu berpikir
dan menjawab tentang apa dan mengapa perawatan luka dilakukan,dan
bagaimana keterlibatan nurani perawat dalam berempati saat melakukan
tindakan itu.

2.6 Model pembelajaran berpikir kritis dalam proses keperawatan


Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan
keperawatan,dapat digunakan tiga model,yaitu: feeling model,vision
model, dan examine model.ketiga model tersebut secara lengkap dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa,kesan,dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam
melakukan pengamatan,kepekaan dalam melakukan aktivitas
keperawatan,dan perhatian keawaspadan.misalnya terhadap aktivitas
dalam tanda vital,perawat merasakan gejala,petunjuk,dan perhatian
kepada pernyataan serta pikiran klien.feeling model merupakan
pegangan utama dalam keperawatan.Namun,perasaan saja tidak
cukup,sehingga di dalamnya harus ada pikiran dan pengertian dari
aktivitas yang dilakukan
2) Vision Model
model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir,mengorganisasi
dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan
hipotesis,analisis,dugaaan, dan ide tentang permasalahan perawat
kesehatan klien.berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip –
prinsip pengertian dan berperan sebagai pedoman yang tepat untuk
merespon ekspresi,baik perasaan perawat maupun perasaan klien.

11
3) Examine Model
Model ini digunakan untuk merefksikan ide. Pengertian,dan visi,
perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis mencari,
menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan seusatu yang berkaitan dengan ide. Model ini dilengkapi
dengan kerangka pikir yang mengajarkan para peserta didik bagaimana
berpikir kritis,keterampilan,kebiasaan,kemampuan,dan sikap.
a. Berpikir kritis dalam pendidikan didefinisikan sebagai pengujian
penalaran, ide-ide, analisis asumsi, prinsip, argumentasi,
kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan tindakan yang
dihadapi,pengujian mencakup alasan-alasan ilmiah termasuk
proses perawatan,pengambilan keputusan dan argumentasi,serta
isu-isu kontropersial.
b. Ada empat bentuk alasan berpikir kritis, yaitu: deduktif,induktif,
aktivitas normal, aktivitas tiap hari, dan praktik.) untuk
menjelaskanlebih mendalam tentang definisi tersebut, alasan
berpikir kritis adalah untuk menganalisis pengguaan
bahasa,perumuasan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,
kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan,membedakan antara baik
dan buruknya argument,serta mencari kebenaran fakta dan nilai
dari hasil yang diyakini benar.serta tindakan yang dilakukan.

2.7 Berpikir Kritis dalam Setiap Proses Keperawatan


Saat perawat bertemu klien, perawat akan selalu menggunakan
pemikiran. Misalnya, menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data
dan membuat kesimpulan. Setelah membu at kesimpulan perawat akan
menerapkan prblemsolving dengan melakukan sesuatu pemecahan
masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis
dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap proses
keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

12
Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses
pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode
pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang
respons klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan
kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung dua
kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi
kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri,
an perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara
interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus
dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir
kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan
data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap
pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus
menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh
karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam
mengidentifikasi masalah.

Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan


Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan
pengetahuan untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan.
Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis
ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat.
Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di
mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya
terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang

13
paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan
dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi


Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan
keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesis,
karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang
menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan.
Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan
untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan
keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa
yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan
bagaimana intervensi keperawatan itu dilakukan.

Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi


Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji
efektivitas tindakan di mana perawat harus dapat mengambil
keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan
memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang.
Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons klien
setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja
sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan
keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam
tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
model konsep total recall.

2.8 Cara Berpikir Kritis Yang Baik


a. Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem)
1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Memilih informasi yang relevan.
4. Merumuskan /memformulasikan masalah.

14
b. Menilai informasi yang relevan
1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6.Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan
ideologi.

c. Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan


1. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting
dalam mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional
terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip, argumen, kesimpulan, isu,
pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma model
adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai kerangka berpikir kritis yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi jika
individu tidak mampu beradaptasi secara holistis dari stresor yang
didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan sebagai stimulus terhadap
stres (sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping (cognator) individu
melalui proses pembelajaran. Perbaikan respons cognator berpengaruh
terhadap sistem hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme HPA-
Aksis mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th) dalam Roy disebut
regulator.

3.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk
memperjelas dalam pembahasan “ Berpikir Kritis Dalam proses
Keperawatan”. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam makalah
ini dapat menghubungi penulis, dan apabila ada kekurangan dari materi ini
diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini,dan
juga kami berharap dengan di buat nya makalah dengan materi Berpikir
kritis dalam keperawatan dapat memperluas wawasan kita mengenai hal
tersebut

16
DAFTAR PUSTAKA
.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC

17

Anda mungkin juga menyukai