DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ARMELIATI 2018.C.10a.0959
CHIO MIKHAEL PRATAMA.P 2018.C.10a.0961
DHEA PERMATASARI ISKANDAR 2018.C.10a.0964
IGO GUNAWAN 2018.C.10a.0969
THOMAS ERIK HELVIN 2018.C.10a.0988
LOREN 2018.C.10a.0979
RAMA 2018.C.10a.0981
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan”, disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II yang di
bimbing oleh Ibu Agustina Nugrahini ,Ners.,.Msi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dari bebagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Agustina Nugrahini, Ners., Msi. selaku Dosen Pembimbing di Prodi
S1 Keperawatan tingkat 1B
2. Yth. Pada kedua orang tua atas segala restu dan doanya.
3. Teman-teman atas segala motivasi dan dorongannya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, kami memohon
sumbang saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak terutama dari dosen
pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan II untuk kesempurnaan
dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita, khususnya bagi masyarakat luas.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Berpikir Kritis ........................................................................ 3
2.2 Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan .................................... 4
2.3 Asuhan keperawatan yang bermutu tinggi ............................................... 5
2.4 Asumsi Dan Model Dalan Bepikir Kritis T.H.I.N.K ................................ 6
2.5 Model T.H.I.N.K. Berpikir Kritis ............................................................. 7
2.6 Model pembelajaran berpikir kritis dalam proses keperawatan ............. 11
2.7 Berpikir Kritis dalam Setiap Proses Keperawatan ................................. 12
2.8 Cara Berpikir Kritis Yang Baik .............................................................. 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
3.2 Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor
lingkungan, dan membuat keputusan penting.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
anda tidak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan tentang cara
berpikir yang berbeda. Anda bahkan mungkin tidak berpikir bahwa
memikirkan cara berpikir adalah hal penting. Kami percaya bahwa itu
penting. Semakin baik anda memahami cara berpikir anda, semakin
mudah untuk mengembangkan dan memelihara cara berpikir anda dalam
keperawatan.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan
bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan
standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan.
4
atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan
mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
5) Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua
isu, memutuskan secara benar, dan dapat dipercaya.
6) Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya
untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan
dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
7) Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan
kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan
dilakukan dengan penuh kesabaran dan kemauan, kemudian
hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan
memutuskan seperti itu.
8) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi
dan kesimpulan, mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif
solusi tindakan yang akan diambil.
5
keterampilan berpikir kritis adalah integrasi dari kemampuan total recall,
habist , inquiry, new idea and creativity, dan knowing how you think, pada
umumnya, pengatahuan dijelaskan sebagai kumpulan informasi
(aggregates of information) yang di peroleh dari berbagai sumber.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan pemecahan masalah
klien melalui apa yang dilakukan oleh seorang perawat prfesional dalam
bentuk tindakan keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Great nursing adalah suatu konsep yang susah didefinisikan secara
sederhana,tetapi pada prinsipnya adalah aktivitas pelayanan perawat untuk
menjadi lebih baik dan aman.
6
tentang cara melakukannya, perasaan tentang hubungan interpersonal, dan
melakukan penyuluhan tersebut.
Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan.
Walaupun pikiran, perasaan, dan bekerja adalah sesuatu hal yang tidak
dapat di pisahkan dalam keadaan nyata pada praktik keperawatan, tetapi
dapat di pisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses pembelajaran.
Contohnya, melaksanakan pendidikan kesehatan, tetapi dalam
mempelajarinya dapat di pisah-pisahkan. Misalnya, pengetahuan tentang
materi pendidikan kesehatan dan metode dalam memberikan penyuluhan
kesehatan di pelajari pada materi yang berbeda.
a. Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam keperawatan bukan sesuatu
yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan.
Para pembaca dapat belajar bagaimana cara meningkatkan
kemampuan berpikirnya.
c. Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara
sistematis dan efektif.
d. Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah
campuran dari beberapa aktivitas berpikir yang berhubungan
dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi. Hal
ini merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.
7
berasal dari berbagai sumber, baik dikelas, buku, informasi dari klien atau
sumber lainnya. Misalnya, data – data tengtang klien dapat ditemukan
dalam pengumpulan data . Selain itu, dapat dikatakan juga sebagai
kemampuan untuk mengakses pengetahuan, kaena pengetahuan
menjadikan sesuatu dapat dippelajari dan disimpan didalam pikiran. Setiap
orang mempunyai berbagai kelmpok pengetahuan yang berfariasi di dalam
pikirannya.
Total Recall sangat tergantung pada kemampuan memory otak.
Memory adalah suatu proses yang komplek yaitu proses utnutk mengingat
kembali hal – hal yang berhubungan dengan fakta dari beberapa
pengalamannya. Kemampuan mengkaji pengetahuan sangat penting,
karena dengan pengetahuan itu seseorang belajar dan mengaplikasikannya
denagan waawasan yang luas. Seorang perawat pemula yang
pengetahuannya dan wawasannya tentang keperawatan sangat sedikit akan
mengalami masalah dalam mengaplikasikan Ilmunya. Sebagai contoh,
perawat telah sering melakukan intervensi keperawatan pemberian obat
Intravena. Demi kepentingan evaluasi dan peningkatan aktivitasnya
dikemudian hari, perawat tersebut menciba mengingat kembali apa dan
bagaimana pemberian obat intravena yang pernah dilakukan. Selanjutnya,
mereka akan mencoba membandingkan dengan standar mencari
kesenjangan yang terjadi, serta coba menjawab mengapa kesenjangan itu
terjadi.
Dengan demikian, data dikatakan bahwa Total Recall adalah
mengingat fakta fakta dimana dan mengapa serta menemukan sesuatu
yang diperlukan dan fakta dalam keperawatan yang diperoleh dari
berbagai sumber termasuk klien dan keluaganya.
Habits/Kebiasaan
Pola piker yang diulang – ulang akan menjadi suatu kebiasaan baru
(second nature) yang secara spontan dapat dilakukan.hasil dari kebiasaan
tersebut menjadi cara baru dalam melaukan suatu pekerjaan. Orang sering
mengartikan bahwa suatu kebiasaan itu dilakukan tanpa berpikir. Hal ini
8
sebenarnya bukan perilaku kebiasaantetapi hanya proses berpikir untuk
menjadi kebiasaan .proses berpiir dalam suatu pekerjaan sudah tersusun
secara sistematis dan dapat berjalan mendekati otomatis tanpa banyak
waktu untuk mempertimbangkan penggunaan cara cara baru dalam
melalukan suatu aktivitas tertentu .sebagai contoh,kebiasaan perawat
mencuci tangan adalah suatu kebiasaan yang sangat berguna dalam proses
keperwatan ,yang selanjut nya akan menjadi kebiasaan yang menetap.
Inquiry/Penyelidikan
Inquiry/penyelidikan adalah suatu penemuan fakta melalui
pembuktian dengan pengujian terhadap suatu isu penting atau pernyataan
yang membutuhan suatu jawaban .penyelidikan adalah sebuah pemikiran
utama yang digunakan dalam memperoleh suatu kesimpulan.walaupun
kesimpulan dapat di peroleh tanpa harusmenggunakan penyelidikan, tetapi
penggunaan penyelidikan akan menghasikan suatu kesimpulan yang lebih
baik dan akurat. Tahap penyelidikan dalam praktik keperawatan sangat
penting , dimana perawat harus mampu berpikir dengan membandingkan
atau menganalisis antara informasi yang telah di temukan dengan
pengetahuan atau ilmu yang pernah dia pelajari.
9
Memvalidasi keaslian alternative kesimpulan dengan lebih banyak
informasi;
10
yang sangat penting dari bagaimana kamu berpikir ini adalah mereka
bekerja dengan refleksi ,bagaimana yang telah perawat dan lkien pikirkan
dalam bekerja sama sewaktu menjalan kan asuhan keperawatan. Misalnya
pada saat melalakukan perawatan luka maka perawat harus selalu berpikir
dan menjawab tentang apa dan mengapa perawatan luka dilakukan,dan
bagaimana keterlibatan nurani perawat dalam berempati saat melakukan
tindakan itu.
11
3) Examine Model
Model ini digunakan untuk merefksikan ide. Pengertian,dan visi,
perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis mencari,
menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan seusatu yang berkaitan dengan ide. Model ini dilengkapi
dengan kerangka pikir yang mengajarkan para peserta didik bagaimana
berpikir kritis,keterampilan,kebiasaan,kemampuan,dan sikap.
a. Berpikir kritis dalam pendidikan didefinisikan sebagai pengujian
penalaran, ide-ide, analisis asumsi, prinsip, argumentasi,
kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan tindakan yang
dihadapi,pengujian mencakup alasan-alasan ilmiah termasuk
proses perawatan,pengambilan keputusan dan argumentasi,serta
isu-isu kontropersial.
b. Ada empat bentuk alasan berpikir kritis, yaitu: deduktif,induktif,
aktivitas normal, aktivitas tiap hari, dan praktik.) untuk
menjelaskanlebih mendalam tentang definisi tersebut, alasan
berpikir kritis adalah untuk menganalisis pengguaan
bahasa,perumuasan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,
kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan,membedakan antara baik
dan buruknya argument,serta mencari kebenaran fakta dan nilai
dari hasil yang diyakini benar.serta tindakan yang dilakukan.
12
Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses
pemahaman tentang informasi apa yang dikumpulkan, metode
pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang
kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang
respons klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan
kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung dua
kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap
masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi
kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri,
an perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara
interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus
dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir
kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan
data dan validasi.
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap
pengambilan keputusan yang paling kritis, karena harus
menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh
karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam
mengidentifikasi masalah.
13
paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan
dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
14
b. Menilai informasi yang relevan
1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6.Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan
ideologi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting
dalam mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan
asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional
terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip, argumen, kesimpulan, isu,
pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma model
adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai kerangka berpikir kritis yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi jika
individu tidak mampu beradaptasi secara holistis dari stresor yang
didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan sebagai stimulus terhadap
stres (sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping (cognator) individu
melalui proses pembelajaran. Perbaikan respons cognator berpengaruh
terhadap sistem hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme HPA-
Aksis mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th) dalam Roy disebut
regulator.
3.2 Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini dari penulis untuk
memperjelas dalam pembahasan “ Berpikir Kritis Dalam proses
Keperawatan”. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam makalah
ini dapat menghubungi penulis, dan apabila ada kekurangan dari materi ini
diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini,dan
juga kami berharap dengan di buat nya makalah dengan materi Berpikir
kritis dalam keperawatan dapat memperluas wawasan kita mengenai hal
tersebut
16
DAFTAR PUSTAKA
.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC
17