Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.
Makalah yang berjudul Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan &, disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep dasar keperawatan II yang di bimbing oleh
ibu Ns. Dian Dwiana Maydinar, S.Kep., M.Kep.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,
khususnya bagi masyarakat luas.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Pengertian Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.......................................................6
2.2 Latar Belakang Berfikir Kritis Dalam Keperawatan...............................................7
2. 3 Fungsi Dan Manfaat Berfikir Kritis Dalam Keperawatan......................................8
2.4 Ciri Prilaku Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.....................................................9
2.5 Karakteristik Berfikir Kritis Dalam Keperawatan...................................................9
2.6. Cara Berfikir Kritis Yang Baik Dalam Keperawatan...........................................11
2.7 Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Costa, Dkk (1985) Nengidentifikasi
Nodei Berfikir Kritis : The Six Rs...............................................................................11
2.8 Langkah-Langkah Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.........................................12
2.9 Penerapan Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.......................................12
2.10 Aspek-Aspek Berpikir Kritis...............................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................16
3.1 Simpulan...........................................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan
dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan
proses berpikir, oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir
secara umum. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang
mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan
transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-
kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel,
integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan
perseverance.
1.3 Tujuan
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam
keperawatan, serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis dalam
keperwatan,sehingga kita mampu menyelesaikan suatu masalah serta dapat mengambil
suatu keputusan.
1.4 Manfaat
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan berpikir kritis
keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu mengambil suatu keputusan
dengan tepat dan pasti
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan
tentang adanya perspektif pandangan baru.
Menurut Potter dan Pe ry,(fundamental of nursing vol 1 hlmn 131) .Berpikir
kritis adalah suatu proses yang menantang seorang individu untuk menginterpretasidan
mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian, kemampuan untuk berpikir secara
kritis,menerapkan pengetahuan dan pemahaman, pemecahan masalah, dan membuat
keputusan adalahinti dari praktik keperawatan.
Menurut Kozier dan Rubenfeld, (berpikir kritis dalam keperawatan hlmn 6).
Berpikir kritis adalah komponen esensial dalam tanggung gugat professional dan
asuhankeperawatan yang bermutu
6
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional.
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
● Berpikir Kritis Dalam Tahap Perencanaan
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan
pengetahuan untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga
memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan
yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja
dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling
prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam
pencapaian tujuannya.
● Berpikir Kritis Dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesis, karena Tindakan keperawatan untuk
membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan
pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
intervensi keperawatan itu dilakukan.
● Berpikir Kritis Daian Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di
mana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan
kumpulkan informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan
dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan
adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan model konsep total recall.
2. 3 FUNGSI DAN MANFAAT BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari- hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
7
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkadatadan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentangaktifitas
keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam
keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan
8
1. Konseptuaiisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan
konseptualisasi merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam otak.
2. Rasionai Dan Beraiasan (Reasonabie)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta atau fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu
untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu,
fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari Suatu Sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana
seharusnya.
5. Kemandirian Berfikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar, dan dapat dipercaya.
6. Berpikir Kritis Adaiah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk
mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis
beberapa konsep.
7. Berpikir Adil Dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan
penuh kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta
argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
9
8. Penganbilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang
akan diambil.
10
4. Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang sementara menjadi
focus perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat terhadap fenomena yang
menjadi perhatian utama
5. Relating : menghubungkan dan menemukan relasi diantara fenomena yang
dipikirkan
6. Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan menganalisa
kembali secara hati-hati akan apa yang telah dipertimbangkan
11
Badman (1988) mengemukakan beberapa pengertian argumentasi terkait dengan
konsep berfikir dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
3. Penganbilan Keputusan
Dalam praktek keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada
situasi dimana harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat
terjadi dalam interaksi teman sejawat profesi lain dan terutama dalam
penyelesaian masalah manajemen di ruangan.
12
d. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi
ata yang dialami klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh karena itu
pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang
dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai tujuan atau tidak.
e. Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya
kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur berfikir
kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat harus
dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi,
apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan masalah klien,
atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan diagnose
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
1. relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak
jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data
baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan
penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi
13
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Berpikir kritis merupakan proses berfikir dalam menyelesaikan masalah melalui
pertimbangan dengan merumuskan kesimpulan dan berbagai kemungkinan, sehingga
keputusan yang diambil bersifat efektif. Untuk berpikir kritis dalam keperawatan
melalui beberapa model dan penerapan, seperti penggunaan bahasa keperawatan,
penerapan proses keperawatan serta pengkajian,sehingga berpikir kritis dalam
keperawatan merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi dan
kualitas perawat.
3.2 SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar ketika
terjun kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan dan menylesaikan
suatu masalah.
Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis terutama
dalam keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
15