Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu.

Makalah yang berjudul Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan &, disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep dasar keperawatan II yang di bimbing oleh
ibu Ns. Dian Dwiana Maydinar, S.Kep., M.Kep.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun memohon
sumbang saran dan kritik konstrukti dari berbagai pihak terutama dari dosen
pembimbing mata kuliah Konsep dasar keperawatan II untuk kesempurnaan dalam
pembuatan makalah yang akan datang.

Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,
khususnya bagi masyarakat luas.

Bengkulu , Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Pengertian Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.......................................................6
2.2 Latar Belakang Berfikir Kritis Dalam Keperawatan...............................................7
2. 3 Fungsi Dan Manfaat Berfikir Kritis Dalam Keperawatan......................................8
2.4 Ciri Prilaku Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.....................................................9
2.5 Karakteristik Berfikir Kritis Dalam Keperawatan...................................................9
2.6. Cara Berfikir Kritis Yang Baik Dalam Keperawatan...........................................11
2.7 Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Costa, Dkk (1985) Nengidentifikasi
Nodei Berfikir Kritis : The Six Rs...............................................................................11
2.8 Langkah-Langkah Berfikir Kritis Dalam Keperawatan.........................................12
2.9 Penerapan Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.......................................12
2.10 Aspek-Aspek Berpikir Kritis...............................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................16
3.1 Simpulan...........................................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesenambungan
mencakup interaksi dari suatu rangkayan pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir kritis
merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan
proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga
membahas tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya
dipelajari defenisi,elemen berfikir kritis,model berfikir kritis,analisa berfikir
kritis,berfikir logis dan kreatif, krakteristik berfikir kritis,pemecahan masalah dan
langkah-langkah pemecahan masalah,proses pengambilan keputusan,fungsi berfikir
kritis,model penggunaan atribut,proses intuisi,indikator, dan prinsip utama .
Perawat sebagai bagian dari pemberi layanan kesehatan, yaitu memberi asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk
berfikir kritis dalam berbagai situasi. penerapan berfikir kritis dalam proses
keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada perawat
tentang pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi.penerapan berfikir kritis
dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberikan gambaran kepada
perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan
bermutu .sesorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan
sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan
tersedianya pengetahuan baru, seseorang profesional harus selalu melakukan sesuatu
dan mencari apa yang selalu efektif dan ilmia dan memberikan hasil yang lebih baik
untuk kesejateraan diri maupun orang lain.
Proses berfikir ini dilakukan sepenjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita
dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita jadi lebih
mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat simpulan yang valid. Semua
proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.

3
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan
dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan
proses berpikir, oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir
secara umum. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang
mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar,
mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan
transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan kebiasaan-
kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel,
integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan
perseverance.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?

1.3 Tujuan
Untuk lebih memahami makna dan maksud dari berpikir kritis dalam
keperawatan, serta untuk mengetahui penerapan dan model berpikir kritis dalam
keperwatan,sehingga kita mampu menyelesaikan suatu masalah serta dapat mengambil
suatu keputusan.

1.4 Manfaat
Dengan kita memahami konsep dan tujuan dalam penerapan berpikir kritis
keperawatan, kita dapat berpikir kritis sehingga mampu mengambil suatu keputusan
dengan tepat dan pasti

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Beberapa tahun yang lalu keperawatan memutuskan bahwa berpikir kritis dalam
keperawatan penting untuk disosialisasikan. Meskipun ada Literatur yang menjelaskan
tentang berpikir kritis tetapi spesifikasi berpikir kritis dalam keperawatan sangat
terbatas. Tahun 1997 & 1998 penelitian menegaskan secara lengkap tentang berpikir
kritis dalam keperawatan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri, kreativitas,
fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola piker
terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan
keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas, penggalian data,
rasional tindakan, prediksi, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir kritis merupakan jaminan yang terbaik bagi perawat
Mencapai sukses dalam berbagai aktivitas dan merupakan suatu penerapan
profesionalisme serta pengetahuan teknis dalam memberikan asuhan keperawatan.
Proses berpikir kritis meliputi memahami, mengevaluasi, mempertanyakan maupun
menjawab, membangun pertanyaan yang merupakan pemicu proses berkelanjutan untuk
mencari jawaban dngan kemungkinan ada jawaban atau tidak terdapat jawaban.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses
dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau mengefaluasi
informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan
kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah, kepercayaan, dan
tindakan.
Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang
menitikberatkan pendapat atau fakta yang mutahir dan menginterfensikan serta

5
mengefaluasikan pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan
tentang adanya perspektif pandangan baru.
Menurut Potter dan Pe ry,(fundamental of nursing vol 1 hlmn 131) .Berpikir
kritis adalah suatu proses yang menantang seorang individu untuk menginterpretasidan
mengevaluasi informasi untuk membuat penilaian, kemampuan untuk berpikir secara
kritis,menerapkan pengetahuan dan pemahaman, pemecahan masalah, dan membuat
keputusan adalahinti dari praktik keperawatan.
Menurut Kozier dan Rubenfeld, (berpikir kritis dalam keperawatan hlmn 6).
Berpikir kritis adalah komponen esensial dalam tanggung gugat professional dan
asuhankeperawatan yang bermutu

2.2 LATAR BELAKANG BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Saat perawat bertemu klien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran.
Misalnya, menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat
kesimpulan. Setelah membu at kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving
dengan melakukan sesuatu pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein.
Penerapan berpikik kritis dalam proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap
proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan diaknusis perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

● Berfikir Kritis Daian Tahap Pengkajian Dan Diagnosis


Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang
informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan,
berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons
klien terhadap kondisi sakitnya.
Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian
dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah
kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi kemampuan perawat untuk
mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya keterlibatan profesi lain dan bekerja
sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke
tenaga kesehatan lain. Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi
kegiatan mengumpulkan data dan validasi.

6
Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional.
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
● Berpikir Kritis Dalam Tahap Perencanaan
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan
pengetahuan untuk mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga
memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan
yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan
bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja
dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling
prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam
pencapaian tujuannya.
● Berpikir Kritis Dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesis, karena Tindakan keperawatan untuk
membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan
pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana
intervensi keperawatan itu dilakukan.
● Berpikir Kritis Daian Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di
mana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan
kumpulkan informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan
dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan
adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan model konsep total recall.
2. 3 FUNGSI DAN MANFAAT BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan
adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari- hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.

7
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkadatadan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentangaktifitas
keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam
keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan

2.4 CIRI PRILAKU BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh
pertimbangan
2. bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
3. dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara
sistematis
4. berani menyampaikan kebenaran meskipun berat
5. bersikap cermat, jujur, dan ikhlas
6. kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur
atau tidak berlaku adil
7. adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan
merugikan diri sendiri , sahabat dan kerabat
8. keadilan ditegakkan dalam segala hal.

2.5 KARAKTERISTIK BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.

8
1. Konseptuaiisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan
konseptualisasi merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam otak.
2. Rasionai Dan Beraiasan (Reasonabie)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai
dasar kuat dari fakta atau fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu
untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu,
fakta, dan kejadian.
4. Bagian dari Suatu Sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu
menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding
yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana
seharusnya.
5. Kemandirian Berfikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan
secara benar, dan dapat dipercaya.
6. Berpikir Kritis Adaiah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk
mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis
beberapa konsep.
7. Berpikir Adil Dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan
penuh kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta
argumentasi mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.

9
8. Penganbilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan
kesimpulan, mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang
akan diambil.

2.6. CARA BERFIKIR KRITIS YANG BAIK DALAM KEPERAWATAN


a. MengenaIi MaSaIah ( Defining and dIarifying probIen)
1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Memilih informasi yang relevan.
4. Merumuskan /memformulasikan masalah.

b. MeniIai infornaSi yang reIevan


1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai
dan ideologi.
c. Penecahan MaSaIah / Penarikan keSinpuIan
1. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan/pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.

2.7 MODEL BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN CoSta, dkk (1985)


nengidentifikaSi nodeI berfikir kritiS : The Six RS
1. Remembering : menggunakan pengalaman masa lalu untuk mendekati pikiran
saat ini.
2. Repeating : Semakin sering menggunakan cara berpikir kritis dalam
menghadapu setiap persoalan kehidupan sehingga memudahkan mengambil
keputusan
3. Reasoning : berpikir kritis yaitu pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan
yang akurat serta penentuan pilihan atas alternative yang ditetapkan

10
4. Reorganizing : Mengorganisasi kembali terhadap apa yang sementara menjadi
focus perhatian untuk mengidentifikasi secara tepat terhadap fenomena yang
menjadi perhatian utama
5. Relating : menghubungkan dan menemukan relasi diantara fenomena yang
dipikirkan
6. Reflecting : menunda dalam pengambilan keputusan dengan tujuan menganalisa
kembali secara hati-hati akan apa yang telah dipertimbangkan

2.8 LANGKAH-LANGKAH BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Langkah- langkah dalam berpikir kritis

1. Mengenali masalah (defining and clarifying problem) meliputi mengidentifikasi


isu-isu atau perasalahan pokok, membadingkan kesamaan dan perbedaan-
perbedaan, memilih informasi yang relevan, merumuskan masalah.
2. Menilai informasi yang reevan melipti menyeleksi faka ataupun opini,mengecek
konsitensi,mengidentifikasi asumsi,mengenali kemungkinan emos mapun salah
enafsiran kalimat,mengenali perbedaan orientasi dan idelogi.
3. Pemecahan masalah atu penarikan kesimpulan yang meliputi mengenali data
data yang diperlukan dan meramaikan konsekuensi yang mungkin terjadi dari
keputusan pemecahan masalah atau kesimpulan yang diambil.

2.9 PENERAPAN KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN


Ada empat hal pokok dalam penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu :

1. Penggunaan Bahasa Daian Keperawatan


Perawat menggunakan bahasa secara verbal maupun nonverbal dalam
mengekspresikan idea, pikiran, informasi, fakta, perasan, keyakinan, dan
sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi lain ataupun secara nonverbal
pada saat melakukan pendokumentasian keperawatan. Dalam hal ini berfikir
kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif

Lima macam penggunaan bahasa dalam konteks berfikir kritis :

1. Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative use of


language)
2. Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of language)
3. Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam tindakan
keperawatan (directive use of language)
4. Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi, mengekspresikan
keraguan dan keheranan (interrogative use of language)
5. Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)

2. Argunentasi Dalam Keperawatan

11
Badman (1988) mengemukakan beberapa pengertian argumentasi terkait dengan
konsep berfikir dalam keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Berhubungan dengan situasi perdebatan atau pertengkaran (dalam bahasa


sehari-hari)
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk berbuat suatu
dalam rangka merubah perilaku sehat
4. Berhubungan dengan bentuk penjelasan yang rasional dimana memerlukan
serangkaian alas an perlunya suatu keyakinan dan pengambilan keputusan
atau tindakan.

3. Penganbilan Keputusan
Dalam praktek keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada
situasi dimana harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat
terjadi dalam interaksi teman sejawat profesi lain dan terutama dalam
penyelesaian masalah manajemen di ruangan.

4. Penerapan Daian Proses Keperawatan


a. Pada tahap pengkajian
Perawat dituntut untuk dapat mengumpulkan data dan memvalidasinya
dengan hasil observasi. Perawat harus melaksanakan observasi yang dapat
dipercaya dan membedakannya dari data yang tidak sesuai. Hal ini
merupakan keterampilan dasar berfikir kritis. Lebih jauh perawat
diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data yang sesuai dan
diperlukan. Untuk memiliki keterampilan ini, perawat harus memiliki
kemampuan dalam mensintesa dan menggunakan ilmu- ilmu seperti
biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu social
b. Perumusan diagnose keperawatan
Tahap ini adalah tahap pengambilan keputusan yang paling kritikal.
Dimana perawat dapat menentukan masalah yang benar-benar dirasakan
klien. Berikut argumentasinya secara rasional. Semakin perawat telatih untuk
berfikir kritis, maka dia akan semakin tajam dalam menentukan masalah atau
diagnosis keperawatan klien baik diagnosis keperawatan yang bersifat
possible, resiko, ataupun actual.
c. Perencanaan keperawatan
Pada saat merumuskan rencana keperawatan, perawat menggunakan
pengetahuan dan alas an untuk mengembangkan hasil yang diharapkan untuk
mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini merupakan
keterampilan lain dalam berfikir kritis, pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan. Untuk hal ini dibutuhkan kemampuan perawat
dalam mensintesis ilmu-ilmu.

12
d. Pelaksanaan keperawatan
Pada tahap ini perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi
ata yang dialami klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan
keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh karena itu
pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang
dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai tujuan atau tidak.
e. Evaluasi keperawatan
Pada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah dilakukan sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya
kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur berfikir
kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat harus
dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi,
apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan masalah klien,
atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan diagnose
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya

2.10 ASPEK-ASPEK BERPIKIR KRITIS


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari
beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis
seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:

1. relevance
relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak
jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data
baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. justification
memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan
penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi

13
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Berpikir kritis merupakan proses berfikir dalam menyelesaikan masalah melalui
pertimbangan dengan merumuskan kesimpulan dan berbagai kemungkinan, sehingga
keputusan yang diambil bersifat efektif. Untuk berpikir kritis dalam keperawatan
melalui beberapa model dan penerapan, seperti penggunaan bahasa keperawatan,
penerapan proses keperawatan serta pengkajian,sehingga berpikir kritis dalam
keperawatan merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi dan
kualitas perawat.
3.2 SARAN
Mahasiswa keperawatan harus belajar berpikir kritis dari saat ini, agar ketika
terjun kemasyarakat mereka mampu mengambil suatu keputusan dan menylesaikan
suatu masalah.
Kami mengharapkan agar mahasiswa mengerti tentang berpikir kritis terutama
dalam keperawatan, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba


Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan
Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis
Kompetensi. Jakarta:EGC
Rubenfeld & Scheffer. 1999. Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot..
Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.Rubenfeld & Scheffer. 1999.
Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.ubenfeld & Scheffer. 1999.
Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot. Rubenfeld & Scheffer. 1999.
Critical Thinking in Nursing. Philadelphia : Lippincot.

15

Anda mungkin juga menyukai