DISUSUN OLEH :
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada
kita semua sehingga tugas Makalah “Berpikir Kritis Dalam Setiap Proses Keperawatan” ini
dapat kita selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi Makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari Makalah ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
Makalah ini dapat dikembangkan lagi lebih lanjut. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berpikir kritis adalah suatu proses aktivitas dimana seseorang dapat memecahkan
masalah melalui ide-ide yang telah dianalisis terlebih dahulu. Menurut Tappen (1989)
mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu keterampilan dalam pengembangan
untuk memecahkan suatu masalah.
Di dalam berpikir kritis, terdapat karakteristik, proses, dan juga aplikasi. Oleh karena
itu, karakteristik dari berpikir kritis meliputi karakteristik intelektual dan karakteristik
professional. Berpikir kritis memiliki lima proses dalam keperawatan yaitu berpikir kritis
pada tahap pengkajian, tahap diagnosis keperawatan, tahap perencanaan, tahap
implementasi, dan tahap evaluasi. Sehingga dari proses tersebut, dapat diketahuinya
penerapan atau pengaplikasian berpikir kritis dalam keperawatan.
4
1.2 Tujuan
Tujuan pembelajaran :
1. Mampu menerapkan berpikir kritis dalam proses keperawatan pada kasus yang
diberikan.
2. Mampu menganalisis pertanyaan kritis pada setiap kegiatan dalam tahap pengkajian.
3. Mampu menganalisis pertanyaan kritis pada setiap kegiatan dalam tahap diagnosa
keperawatan.
4. Mampu menganalisis pertanyaan kritis pada setiap kegiatan dalam tahap perencanaan.
6. Mampu menganalisis pertanyaan kritis pada setiap kegiatan dalam tahap evaluasi.
Kajian ini bertujuan agar asuhan keperawatan yang kita berikan cepat, tepat, tidak
membahayakan pasien dan adanya hubungan kerja sama antara pasien dan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan, kemudian bertujuan untuk mendapatkan kejelasan yang
akurat tentang keadaan pasien dari pihak keluarga pasien sendiri dan juga sebagai standar
keperawatan di rumah sakit.
1.3 Manfaat
Berikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah
sebagai berikut :
Kajian ini bertujuan agar asuhan keperawatan yang kita berikan cepat, tepat,tidak
membahayakan pasien dan adanya hubungan kerja sama antara pasien dan perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan,kemudian bertujuan untuk mendapatkan kejelasan yang
akurat tentang keadaan pasien dari pihak keluarga pasien sendiri dan juga sebagai standar
keperawatan di rumah sakit
Seorang perawat yang bekerja lebih lama akan sangat mudah dapat berpikir kritis
dikarenakan belajar dari pengalaman pengalaman lalu yang didapatkannya sehingga
tingkat pengetahuan juga akan meningkat, tetapi Pembelajaran dan pengalaman tidak
dapat dipisahkan karna sama-sama dibutuhkan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan perawat dalam mengenali, melaporkan, dan menanggapi masalah pasien.
6
Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan
masalah dengan sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam
setiap masalah yang akan diambil demi kebaikan pasien dan diri sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum mengambil keputusan dalam
asuhan keperawatan.Asuhan keperawatan merupakan satu metode ilmiah dalam
penyelesaian masalah klien. Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan
memilih solusi intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir kritis,
7
yaitu kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan evidence base dari setiap
problem dan solusi yang teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis dapat digunakan
ketika menyelesaikan masalah keperawatan (Zori & Morrison, 2009 dalam jurnal
bambang sudono, 2017).
Strategi dalam peningkatan berpikir kritis dalam keperawatan ini dapat dilakukan
dengan cara mengikuti pelatihan dalam masalah-masalah klinis sebagai kompetensi,
melalui pembelajaran, dan pengalaman,melaui hal tersebut perawat diharapkan dapat
lebih ketat untuk berpikir kritis dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien dengan banyak mempertimbangkan baik buruknya.
1. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan,
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan,
kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan perhatian/kewaspadaan. Misalnya
terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda tanda vital, perawat merasakan
gejala,petunjuk, serta perhatiam kepada pernyataan dan perasaan pasien.
2. Vision Model
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relavan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang
tepat umtuk analisis, mencari,menguji, melihat konfirmasi,kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan suatu yang berkaitan dengan ide.
Factor yang bisa menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang adalah terjebak
dalam rutinitas, dan juga cara tersering yang membuat terjebak dalam rutinitas adalah
membiasakan kita menggunakan model kebiasaan berlebihan (Rubenfeld & Scheffer,
2007).
Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi
tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan
masalah, penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan,
membedakan antara baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai
dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.
9
2.2 Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan Pengkajian
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah Langkah awal dan paling mendasar dalam proses keperawatan
secara keseluruhan (Departemen Kesehatan, 1993). Pengkajian adalah proses
pengumpulan, pengorganisasian, validasi dan pencatatan data tentang status klien.
Data yang ada didapat dari berbagai sumber dan merupakan dasar pengambilan
keputusan untuk tahapan selanjutnya (Kozier, 1995). Pengkajian adalah proses
sistematik dalam mengumpulkan, memeriksa, mengkomunikasikan data tentang
klien (Perry and Potter, 1997). Tujuan dari pengkajian adalah mengumpulkan data
tentang respon klien terhadap Kesehatan atau penyakitnya. Pengkajian yang baik
dan benar memberi peluang bagi perawat untuk menerapkan pengetahuan dan
pengalaman dalam melakukan observasi dan pemeriksaan untuk mengumpulkan
data tentang klien.
Analisis pertanyaan kritis perawat dalam setiap kegiatan pada tahap pengkajian,
antara lain :
1. Pengumpulan data
2. Pengelompokan data
3. Pemvalidasian data
4. Pendokumentasian data
1. Analis data
2. Identifikasi masalah klien
3. Membuat pernyataan diagnosis keperawatan
10
4. Memprioritaskan diagnosa keperawatan
5. Mendokumentasikan diagnose keperawatan
2.2.3 Berpikir Kritis Pada Tahap Perencanaan
1. Apakah anda mengkaji ulang kondisi klien untuk menentukan apakah tindakan
masih sesuai dengan kondisi pasien.
2. Apakah sudah dipikirkan perlu tidaknya asistan yang membantu tindakan.
3. Apakah tindakan dilakukan dengan sikap kasih saying, hati-hati dan dengan
percaya diri.
4. Apakah tindakan sudah didokumentasikan dengan benar.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini dibutuhkan
kemanpuan berpikir kritis guna mengevaluasi efektifitas tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah klien dan perlu tidaknya modifikasi tindakan keperawatan.
11
BAB III
KESIMPULAN
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan dengan
terperinci dengan benar benar mempertimbngkan baik buruknya dalam memberikan layanan
kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan.
Perawat yang selalu berpikir kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan
masalah dengan sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam
setiap masalah yang akan diambil demi kebaikan pasien,diri sendiri dan Kemampuan berpikir
kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Peningkatan kemampuan
berpikir kritis akan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bambang sudono. (2017). Gambaran kemampuan berpikir kritis perawat primer dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah sakit islam Surakarta. Jurnal ilmu
keperawatan Indonesia,10(1),81- 93.
Budiono & Budi. (2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Bumi medika.
Deswani. ( 2009). Proses keperawatan dan berpikir kritis. Jakarta: Salemba medika
Feng and all. (2010). Critical thinking competence and disposition of clinical nurse in a
medical center. Journal of Nursing Rearch, 18(2), 77- 8.
Ilfa, and all .(2018). Faktor faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan perawat
dalam ketepatantriase di kota Padang, jurnal for health sciences,2(1),1-2.
13