Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Berfikir Kritis ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Dia pada Mata Kuliah Metodologi Keperawatan. Makalah ini disusun dan diuraikan secara
efektif untuk menambah wawasan tentang Berfikir Kritis bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Kiranya makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu saya
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi memperbaiki isi dari makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada
pembaca serta ridho dari Allah SWT.

Bukittinggi, 2 Maret 2021


DAFTAR PUSTAKA

JUDUL................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C.Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Definisi Berfikir Kritis.................................................................................................2

B. Tujuan Berfikir Kritis...............................................................................................2

C. Expert Thinking (Berfikir Kritis).............................................................................2

D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)...........................................3

E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah………………………………………………………...4

F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan …………………………………………………4

BAB III PENUTUP......................................................................................................6

Kesimpulan...................................................................................................................6

Saran.............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh. asumsi, prinsip,
argument, kesimpulan, isu, pernyataan keyakinan, dan aktivitas. Kemampuan berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat Esensial, dan berfungsi efektif dalam semua aspek
kehidupan. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis ini menjadi sangat penting sifatnya
dan harus ditanamkan sejak dini baik di sekolah, dirumah maupun di lingkungan masyarakat.
Berfikir kritis merupakan proses berpikir intelektual di mana pemikir dengan sengaja menilai
kualitas pemikirannya, pemikir menggunakan pemikiran yang reflektif, independen. jernih,
dan rasional. Proses berpikir kritis dapat menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan
mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan
dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai
kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan secara
efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berfikir kritis dalam keperawatan menghasilkan
kebiasaan-kebiasaan baik dalam berfikir yaitu : yakin, kontekstual, perspektif ,kreatif,
fleksibel, integritas intelektual, intuisi, dan berpikir terbuka. Seorang perawat diharuskan bisa
berpikir kritis dalam melakukan sebuah tindakan asuhan keperawatan kepada klien pasien.

B. Rumusan Masalah

•Apa Pengertian Berfikir Kriitis?

•Apa Saja Tujuan Berfikir Kritis?

•Apa Saja Expert Thinking (Berfikir Kritis)?

•Apa Saja Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)?

•Apa Saja Langkah-Langkah Metode Ilmiah?

•Apa Saja Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan?

C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Keperawatan dan Sebagai penambah
wawasan tentang Konsep Berfikir Kritis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Berfikir Kritis

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi
dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar
yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar. Pengertian
berpikir kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari defenisi, elemen berpikir kritis,
model berpikir kritis, analisa berpikir kritis, berpikir logis dan kreatif, krakteristik berpikir
kritis, pemecahan masalahdan langka-langka pemecahan masalah, proses pengambilan
keputusan, fungsi berpikir kritis, model penggunaan atribut, proses intuisi, indikator, dan
prinsip utama. Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan akan selalu dituntut
untuk berpikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berpikir kritis dalam proses
keperawatan dengan kasus nyata akan memberikan gambaran kepada anda tentang pemberian
asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu.

•Menurut para ahli (Pery dan Potter, 2005), berpikir kritis adalah suatu proses dimana
seseorang atau individu dituntut untuk mengintervensikan atau mengevaluasi informasi untuk
membuat sebuah penilain atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu
pengetahuan dan pengalaman.

•Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide,
kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan, dan tindakan.

•Menurut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan
pendapat atau fakta yang mutahir dan mengintervensikan serta mengevaluasikan pendapat-
pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan
baru.

B. Tujuan Berfikir Kritis


Untuk menerapkan pola berfikir kritis bagi perawat karena tidak semua Perawat/Mahasiswa
Keperawatan menerapkan pola berfikir kritis dan meningkatkan perilaku berfikir kritis.

C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)

Menurut Bandman (1998)

berfikir kritis adalah pengujian yang rasional terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-
prinsip, argument, kesimpulan-kesimpulan, isu-isu, pernyataan,Pengujian ini berdasarkan
alasan ilmiah,keyakinan pengambilan dan aktivitas. keputusan, dan kreativitas. Berpikir kritis
dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi
dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan menunjukkan kebiasaan mereka dalam
berpikir, kepercayaan diri, kreativitas, fleksibiltas, pemeriksaan intelektual, intuisi, pola piker
terbuka,

D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)

Psikologi klinis tidak akan pernah bisa dilepaskan dari assessment dan diagnosa psikologis.
Pada pembahasan kali ini kita akan mengupas bagaimana seorang clinical bisa menjadikan
data pada assessmentnya menjadi sebuah keputusan, keakuratan clinical judgement dan kesan
(impressions), serta bagaimana hasil dari assessment biasanya disampaikan atau
dikomunikasikan sebagai laporan klinis Process and Acuracy. Untuk pembahasan ini akan
dimulai dari hal yang paling mendasar dari clinical judgement yakni interpretasi. Interpretasi
adalah sebuah aktivitas yang sangat penting dalam membangun clinical judgment.
Interpretasi adalah hal yang dapat dilakukan seorang clinician untuk memperkirakan apa
yang sedang terjadi, berandai andai, membuat rancangan kemungkinan dan yang lainnya
untuk mempermudah jalannya diagnosa. Interpretasi klinis ini merupakan hal yang kompleks.
Dimana, setelah clinician mendapatkan data tes psikologis atauoun data dari wawancara
seperti suara, gesture dan mimic, interpretasi juga melibatkan respon dari clinician sendiri.
Meliputi apa yang ia pikirkan tentang si pasien, koginitif clinician hingga karakteristik si
clinician sendiri. Situasi juga berpengaruh dalam clinical judgement ini. Seperti lokasi,
apakah pasien berada di tempat terapi atau di rumah sakit, bagaimana kondisi pasien
sebelumnya: apakah memang tanpa masalah atau sudah lama bermasalah, banyak sekali yang
bisa menjadi landasan pikiran seorang clinician untuk di interpretasikan sejalan dengan
tujuannya yakni clinician judgement. The Theoretical Framework ( Kerangka Teori ) Pada
sumber yang ada, telah ditegaskan bahwa clinician bukan mencari kebenaran melainkan cara
yang ampuh untuk mengerti pasien sehingga mereka dapat ditolong. Dengan menggunakan
beberapa pendekatan seperti psikoanalasia, behavoris, humanistic dan lainnya para clinician
berusaha menyelesaikan masalah yang dialami pasien. Namun, tipe pendekatan memiliki cara
pandangnya tersendiri pula, sehingga interpretasi yang di dapatkan juga akan berbeda. Cara
mengevaluasi interpretasi mereka adalah dengan kembali merujuknya pada sumber
pendekatan dan teori yang digunakan.Banyaknya interpretasi yang hadir dari observasi, data
atau hasil interview juga nantinya bisa membingungkan sehingga kerangka teori yang paling
banyak digunakan nantinya akan mengurangi kebingungan ini.

E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah

1. Merumuskan Masalah : Kita membutuhkan suatu maslah yang bermanfaat untuk diteliti
dan yang dapat diselidiki melalui metode ilmiah.

2. Meninjau Keputusan : Tinjauan keputusan dilakukan untuk mencari dasar teori yang
digunakan sebagai dasar menganalisis maslah yang diteliti agar penelitian tersebut dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

3. Merumuskan Masalah : Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang


baru di teliti. Sedangkan hipotesis itu sendiri antara lain dapat dirumuskan berdasarkan atas
kajian pustaka yang telah dilakukan.

4. Merencanakan Desain Penelitian : Menguraikan apa yang perlu ditelaah, data apa yang
perlu dicari, di mana, bagaimana mengumpulkan, mengolah dan juga menganalisisnya.

5. Mengumpulkan Data Sesuai Dengan Desain Penelitian : Terdapat sejumlah teknik


pengumpulan data. Meskipun begitu teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis
serta desain penelitiannya, apakah berbentuk kualitatif atau kuantitatif sebagaimana pada
diseiplin ilmu-ilmu lainya. Data yang terkumpul tersebut selanjutnya di analisis.

6. Menarik Kesimpulan : Hal terpenting dari penarikan kesimpulan yang harus diperhatikan
adalah Hipotesis, Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian, Implikasinya, Meningkatkan
pengetahuan dan wawasan, Saran sebagi kebijakan lebih lanjut.

F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan


a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset
Adalah proses identifikasi masalah yang memerlukan studi,kemudian merancang suatu projek
Yang penyelidikan. Merancang dan menjawab menghasilkan pertanyaan riset keterampilan
yang mendasar,kuratifdan pragmatik dalam dalam memerlukan menentukan ketepatan dan
keterkaitan masalah untuk studi keperawatan. Contoh: seorang perawat bekerja pada unit
bedah memeperhatikan bahwa klien yang menantikan biopsy setelah didapatkan masa dalam
payudara mengalami tingkat kecemasan mendekati panik. Perawat berminat mempelajari
pengaruh protocol relaksasi progresif pada wanita-wanita ini. Perawat merancang suatu studi
yang didasrkan pada masalah yang diidentifikasi.Protocol dilaksanakan pada individu yang
mau berpartisipasi dalam studi.

b. peran sebagai replikator

Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi suatu studi.
Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi yang sama dan
peserta riset yang penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut serupa dengan
penggunaan sempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama. Pengulangan
studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat digeneralisasi dan menepakan
validasi hasil riset. Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas membaca
sebuah laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat
meningkatkan relakasasi dan menyebabkan pascakoleksistektomi.Perawat berminat
melakukan reflikasi tidur pada studi pasien dengan menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca
sectio-cesarea.

c. peran sebagai pengumpul data

Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa perawat membantu
dalam melaksanakan implementasi riset yang direncanakan oleh peneliti lain. Contoh:
seorang dokter lebih efektif. Demikian pula, seorang perawat peneliti yang meneliti suatu
rancangan prosedur baru untuk mengurangi insiden nyeri setelah amputsi anggota badan
bagian bawah.Perawat dapat diminta oleh perawat peneliti atau peneliti dari disiplin
kesehatan lainnya .
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berfikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh. asumsi, prinsip,
argument, kesimpulan, isu, pernyataan keyakinan, dan aktivitas. Proses berpikir kritis dapat
menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan
bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan
kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan dan membuat keputusan ketika
menggunakan semua keterampilan secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Seorang
perawat diharuskan bisa berpikir kritis untuk menerapkan pola berfikir kritis bagi perawat
karena tidak semua Perawat/Mahasiswa Keperawatan menerapkan pola berfikir dalam
melakukan sebuah tindakan asuhan keperawatan kepada klien.

Saran

Sebaiknya kita sebagai seorang individu atau seorang perawat bisa berpikir secara kritis,
sehingga dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, Serta dapat menyelesaikan
masalah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hanhara, R. (2019). Konsep Berfikir Kritis dan Karakteristik Berfikir Kritis dalam
Keperawatan.

Hutagalung, D. N. (2019). Penerapan Berpikir Kritis Dalam Penatalaksanaan Asuhan


Keperawatan.

Budiono, (2017).Modul ajar bppsdmk.kemkes/Konsep-dasar-keperawatan-Komprehensif.pdf.


Jakarta

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-dasar-
keperawatan-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai