DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 1V
RINA NATALIA
DOSEN
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,syukur kepada allah yang telah memberikan hidayahnya kepada saya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep berpikir kritis dalam keperawatan”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,suri teladan yang
telah membawa kita dari jaman kebodohan kejaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan kali ini,dengan penuh syukur saya mengucapkan terimah kasih kepada kedua
orang tua saya atas segala doa dan harapan besar yang harus saya pertanggung jawabkan. Saya
merasa sangat berharga dengan semua itu sehingga dengan penuh semangat bias menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Meskipun demikain, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan dan
kekhilafan yang ada mohon di maklumi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian berfikir kristis ........................................................................... 2
B. Latar berfikir kritis dalam ........................................................................... 2
keperawatan
C. Karakteristik berfikir kritis dalam ........................................................................... 3
keperawatan
D. Cara berfikir kritis yang baik ........................................................................... 4
E. Model berfikir kritis ........................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian
rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan
aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988) Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara
konstan dan dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses
berpikir, oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum.
Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan
rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif,
fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya
merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing).
Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan nyawa manusia,
maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan
doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir dengan
menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani perubahan yang
berasal dari stresor lingkungan, dan membuat keputusan penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.
2. Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam keperawatan.
3. Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis
dalam menangani klien.
4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi
tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Berpikir bukan
merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau bahkan setiap jam. Karna
berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan
pemikiran, maka penting untuk memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola
unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir
lebih baik. Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
2
Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan
untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran
tentang apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan
itu dilakukan.
Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat harus
dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan apakah
tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons klien
setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka
evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan model konsep total recall.
3
h. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta
sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
4
Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor
yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu,
walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N)
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide
baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari
asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal
yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk
menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)
Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak
penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut
metakognisi sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau
ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda berada
ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda berpikir.
Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian
besar kita hanya berpikir, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan
bagaimana kita berpikir.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan. Berpikir
kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip, argumen, kesimpulan,
isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas. Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma
model adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai kerangka berpikir kritis yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi jika individu tidak mampu beradaptasi
secara holistis dari stresor yang didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan sebagai stimulus
terhadap stres (sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping (cognator) individu melalui proses
pembelajaran. Perbaikan respons cognator berpengaruh terhadap sistem hormonal yang
dirambatkan melalui mekanisme HPA-Aksis mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th)
dalam Roy disebut regulator.
B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir
Kritis Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat
makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan
pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.
6
DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi.
Jakarta:EGC