Anda di halaman 1dari 10

BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1V

FITRI YENI EKA PUTRI

RINA NATALIA

DOSEN

Ns.MARLINA ENDRIANI S.kep.M kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR


2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,syukur kepada allah yang telah memberikan hidayahnya kepada saya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep berpikir kritis dalam keperawatan”.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,suri teladan yang
telah membawa kita dari jaman kebodohan kejaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan kali ini,dengan penuh syukur saya mengucapkan terimah kasih kepada kedua
orang tua saya atas segala doa dan harapan besar yang harus saya pertanggung jawabkan. Saya
merasa sangat berharga dengan semua itu sehingga dengan penuh semangat bias menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Meskipun demikain, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan dan
kekhilafan yang ada mohon di maklumi.

Payakumbuh, 10 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian berfikir kristis ........................................................................... 2
B. Latar berfikir kritis dalam ........................................................................... 2
keperawatan
C. Karakteristik berfikir kritis dalam ........................................................................... 3
keperawatan
D. Cara berfikir kritis yang baik ........................................................................... 4
E. Model berfikir kritis ........................................................................... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................... 6
B. Saran ........................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian
rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan
aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988) Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara
konstan dan dinamis dalam setiap hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses
berpikir, oleh karena itu sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum.
Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan
rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan
menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif,
fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya
merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing).
Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan nyawa manusia,
maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara thingking, feeling, dan
doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan berpikir dengan
menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani perubahan yang
berasal dari stresor lingkungan, dan membuat keputusan penting.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.
2. Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam keperawatan.
3. Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis
dalam menangani klien.
4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi
tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Berpikir bukan
merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau bahkan setiap jam. Karna
berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan
pemikiran, maka penting untuk memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola
unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir
lebih baik. Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan
profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.

B. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Saat perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya,
menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Setelah membuat
kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving dengan melakukan sesuatu pemecahan masalah
guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis dalam proses keperawatan
diintregrasikan dalam tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan untuk pengkajian rumusan
diaknusis perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
 Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi apa yang
dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir tentang kesesuaian informasi,
dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien terhadap kondisi sakitnya. Perumusan masalah
keperawatan merupakan kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung dua kategori mendasar,
yaitu kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi
kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandirian perlunya keterlibatan profesi lain dan
bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga
kesehatan lain.
Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data
dan validasi. Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan yang paling
kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh karena itu, perlu
dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
 Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan
Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil
untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki
untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di
mana dan bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja
dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu
juga mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

2
 Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
Berfikir kristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan
untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran
tentang apa yang harus dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan
itu dilakukan.
 Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana perawat harus
dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan memutuskan apakah
tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi tentang respons klien
setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka
evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan model konsep total recall.

C. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan


Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan konseptualisasi
merupakan pemikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol- simbol
dan disimpan di dalam otak.
b. Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat
dari fakta atau fenomena nyata,
c. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan
data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan kejadian.
d. Bagian dari suatu sikap Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil.
Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih
buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan
bagaimana seharusnya.
e. Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran dan
keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan dapat
dipercaya.
f. Berpikir Kritis
Adalah Berpikir Kreatif Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya
untuk mencipta berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis
beberapa konsep.
g. Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan kemauan,
kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih dan memutuskan
seperti itu.

3
h. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta
sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.

D. Cara Berpikir Kritis Yang Baik


Mengenali Masalah ( Defining and dlarifying problem)
1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
2. Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
3. Memilih informasi yang relevan.
4. Merumuskan /memformulasika masalah.
Menilai informasi yang relevan
1. Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
2. Mengecek konsistensi.
3. Mengidentifikasi asumsi.
4. Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
5. Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat.
6. Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.

Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan


1. Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan
masalah/kesimpulan yang diambil.

E. Model Berpikir Kritis


Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:
1. Ingatan Total (T)
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau tempat dan bagaimana cara
untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau
pikiran, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu proses
yang kompleks. Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang tampaknya
asing tanpa berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat
alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam melakukan segala
hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus memikirkan
sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya
tidak jelas, ini adalah proses intuitif. Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari
dalam diri. Polanyi (1964) menjelaskan fenomena serupa,
yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah penemuan pengetahuan itu tidak dapat
diidentifikasikan.
3. Penyelidikan (I)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu
yang mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat pertanyaan ini
dalam situasi sosial, anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan termasuk menggali dan
mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi seseorang dalam situasi tertentu.

4
Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor
yang kurang jelas, meragukan semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu,
walaupun hal tersebut tampak tidak bermakna.
4. Ide baru dan Kreativitas (N)
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide
baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari
asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak hal
yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang untuk
menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K)
Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan tidak
penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran disebut
metakognisi sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara atau
ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda berada
ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda berpikir.
Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar. Sebagian
besar kita hanya berpikir, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan
bagaimana kita berpikir.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan. Berpikir
kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip, argumen, kesimpulan,
isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas. Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma
model adaptasi dari Roy dan PNI mempunyai kerangka berpikir kritis yang dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara koherensi. Sakit terjadi jika individu tidak mampu beradaptasi
secara holistis dari stresor yang didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan sebagai stimulus
terhadap stres (sakit) yang berperan memperbaiki jenis koping (cognator) individu melalui proses
pembelajaran. Perbaikan respons cognator berpengaruh terhadap sistem hormonal yang
dirambatkan melalui mekanisme HPA-Aksis mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th)
dalam Roy disebut regulator.
B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir
Kritis Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat
makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan
pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.

6
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi.
Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai