RINA NATALIA
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini adalah berkat bantuan dari
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun demikain, tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu,segala kesalahan
dan kekhilafan yang ada mohon di maklumi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Berpikir Kritis ................................................................................................................. 5
B. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan .........................................................................5
C. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan ............................................................................ 6
a. Konseptualisasi ..............................................................................................................................6
b. Rasional dan Beralasan (reasonable) ............................................................................................ 7
c. Reflektif ......................................................................................................................................... 7
d. Bagian dari suatu sikap Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. ..................................7
e. Kemandirian Berpikir .....................................................................................................................7
f. Berpikir Kritis ................................................................................................................................. 7
g. Berpikir Adil dan Terbuka ..............................................................................................................7
h. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan ......................................................................... 7
D. Cara Berpikir Kritis Yang Baik ........................................................................................................... 8
E. Model Berpikir Kritis .........................................................................................................................8
1. Ingatan Total (T) ............................................................................................................................8
2. Kebiasan (H) .................................................................................................................................. 8
3. Penyelidikan (I) ............................................................................................................................. 9
4. Ide baru dan Kreativitas (N) ......................................................................................................... 9
5. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir (K) .................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................10
B. Saran ................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen,
kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988). Berpikir
bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam setiap hari atau
setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh karena itu sangat
penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum.
Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan
pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan
rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam
keperawatan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual,
perspektif, kreatif, fleksibel, integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi,
inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya
merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing).
Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan nyawa manusia,
maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara thingking,
feeling, dan doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan keterampilan
berpikir dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani
perubahan yang berasal dari stresor lingkungan, dan membuat keputusan penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?
2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.
2. Untuk menyusun kriteria hasil untuk berpikir kritis dan evaluasi dalam
keperawatan.
3. Rencana intervensi yang spesifik dan untuk melaksanakan berpikir kritis dalam
menangani klien.
4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau komunikasi.
Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap hari- hari atau
bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan) dan karena semua
tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk memahami secara umum.
Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta mengidentifikasi tentang apa
yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik. Dalam keperawatan, berpikir kritis
adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan
standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah
suatu komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas
pelayanan asuhan keperawatan.
Saat perawat bertemu klien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya,
menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Setelah membuat
kesimpulan perawat akan menerapkan problem solving dengan melakukan sesuatu pemecahan
masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis dalam proses
keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan untuk
pengkajian rumusan diaknusis perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang informasi
apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan, berpikir
tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang respons klien
terhadap kondisi sakitnya. Perumusan masalah keperawatan merupakan kesimpulan
dari hasil pengkajian dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu kekuatan dan
perhatian terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah meliputi
kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandirian perlunya keterlibatan
profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya perawatan
klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain.
Dengan demikian, berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan
data dan validasi. Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional. Oleh
karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi masalah.
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di mana
perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien,
dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan
informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan adalah sangat
penting. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
model konsep total recall.
Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya.
a. Konseptualisasi
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar
kuat dari fakta atau fenomena nyata,
c. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi
dalam berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan
kejadian.
d. Bagian dari suatu sikap Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil.
Pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik
atau lebih buruk dibanding yang lain, dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa
begitu dan bagaimana seharusnya.
e. Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima
pemikiran dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara
benar, dan dapat dipercaya.
f. Berpikir Kritis
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang
menguntungkan menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh
kesabaran dan kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi
mengapa memilih dan memutuskan seperti itu.
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau tempat dan bagaimana
cara untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan
atau pikiran, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan
suatu proses yang kompleks. Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang
tampaknya asing tanpa berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
2. Kebiasan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi
sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam
melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan
tanpa harus memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak. Ada kebiasaan
lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses intuitif.
3. Penyelidikan (I)
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda.
Ide baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari
asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien. Banyak
hal yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan dikerjakan ulang
untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik.
Bagaimana anda berpikir adalah model T.H.I.N.K. yang terakhir, tetapi bukan
tidak penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang. Berpikir tentang pemikiran
disebut metakognisi sebuah kata yang terdiri dari kata awalan, meta, yang berarti diantara
atau ditengah-tengah dari, dan kognisi, yang berarti proses mengetahui. Apabila anda
berada ditengah-tengah proses mencari tahu, Anda akan mengetahui bagaimana Anda
berpikir. Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak sesederhana seperti yang terdengar.
Sebagian besar kita hanya berpikir, kita tidak menghabiskan banyak waktu untuk
merenungkan bagaimana kita berpikir.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir Kritis
Dalam Bidang Keperawatan. apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat makalah
ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari materi ini diharapkan
pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.
Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Berpikir Kritis untuk Perawat: Strategis Berbasis Kompetensi.
Jakarta : EGC