DALAM KEPERAWATAN
DOSEN PENGAJAR :
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
HILDA ANANTA KONI ( 02010010045)
CHESILYA SUMENDONG (02010010008)
LEONY GANIA SANGER (02010010015)
TOMAS OBET SAPUTRA (02010010025)
AZIZAH AZZAHRAH (02010010006)
PUTRA AFRIZAL LOMBAN (02010010046)
MOH. RIDHO MOKOAGOW (02010010019)
PUTRI PATRISIA PULUKO (02010010030)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dankasih-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima,
serta petunjuk- Nyasehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam
penyusunan makalah ini.Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu
yang bisa kami sajikan dengan topik “KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM
KEPERAWATAN”. Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa
kita pelajari khususnya pengetahuan tentang cara berpikir kritis dalam
keperawatan. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami
tentang cara berpikir kritis dalam keperawatan. Menjadikan keterbatasan kami pula
untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini, kiranya mohon
dimaklumi apabila masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini.Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita
penyusun dan pembaca.
A. Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup
interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir
kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam
pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu
untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses
tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan
disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran
rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan
yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.
Berpikir kritis merupakan suatu tehnik berpikir yang melatih kemampuan dalam
mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau layak
tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitif) yang
mencakup penilaian analisa secara rasional tentang semua informasi, masukan, pendapat, dan
ide yang ada, kemudian merumuskan kesimpulan.
Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan dan
berkerja bersama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu
sebagai berikut.
1. Asumsi pertama adalah berpikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional yang berkerja
bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa perasaan adalah hal yang
sangat tidak mungkin, pengenalan nilai-nilai keterkaitan antara pikiran, perasaan, dan
berkerja merupakan tahap penting dalam memulai praktik profesional.
2. Asumsi kedua, berpikir kritis memerlukan pengetahuan, walaupun pikiran, perasaan, dan
bekerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek
keperawatan, tetapi dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses pembelajaran.
3. Asumsi ketiga, berpikir kritis dalam keperawatan bukan sesuatu yang asing, karena
sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Asumsi keempat, berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat
belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikirnya.
5. Asumsi kelima, berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif.
Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktifitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu
terjadi. Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat
digunakan tiga model, yaitu : feeling, model, vision model, dan examine model yaitu sebagai
berikut :
1. Feeling Model
Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir
kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam
melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam
pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada
pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision Model
Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan
perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan
perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip
pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide
dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat
untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Ada Lima bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas informal,
aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut,
alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah,
penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan
antara baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang
diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis
adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat
penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional
karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
B. Saran
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih
nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.
DAFTAR PUSTAKA