METODOLOGI KEPERAWATAN
Dosen Pembimbing :
Umi Margi Rahayu, S.ST, M.Tr.Kep.
Disusun oleh :
Kelompok 5 Reguler 1
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Metodologi dengan judul “Konsep Berpikir Kritis dan Pengambilann Keputusan dalam
Keperawatan.”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Berpikir dan Berpikir Kritis ...................................................................... 2
2.2 Teknik Berpikir ........................................................................................................... 3
2.3 Proses Berpikir ............................................................................................................ 4
2.4 Hubungan Berpikir dengan Proses Belajar ................................................................. 5
2.5 Aspek Perilaku Berpikir Kritis .................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 8
3.2 Saran ............................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari- hari manusia pasti terlibat dalam pengambilan suatu keputusan,
baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam pengambilan keputusan selalu
terkait dengan proses berpikir kritis. Berfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Perawat
sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai
situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan akan memberi gambaran kepada
perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seorang
yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda
meskipun obyeknya sama. Sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru,
seorang profesional harus selalu melakukan inovasi yang akan bermanfaat untuk diri sendiri
maupun orang lain.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berpikir adalah sebuah proses yang dimana berjalan dengan cara berkelanjutan yang
memperoleh informasi melalui pikiran dan persepsi yang masuk akal. Berpikir kritis adalah
komponen esensial dari keperawatan dengan menggunakan pengetahuan mengenai ilmu
keperawatannya secara menyeluruh agar bisa memberikan perawatan yang efektif. Berpikir
kritis proses yang sangat melekat dalam keprofesional diri seorang perawat, di mana dinamika
proses keperawatan membutuhkan kemampuan dalam menggunakan kognitifnya secara aktif
dan terorganisir dengan optimal dalam upaya mengetahui pemikiran seseorang (klien) dan
pemikiran terhadap orang lain, dan berfokus pada penyelesaian masalah. Berfikir kritis juga
merupakan berfikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai dan dilakukan.
Dalam lingkup keperawatan, berfikir kritis sangat diperlukan bagi seorang perawat demi
membantunya dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan. Berfikir kritis membantu
seorang perawat untuk lebih mudah dalam pengambilan sebuah keputusan maupun tindakan
yang akan dilakukan terhadap klien demi terpenuhnya kebutuhan klien tersebut.Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi keterampilan berpikir kritis termasuk kondisi fisik, motivasi,
kecemasan, kebiasaan, perkembangan intelektual, konsistensi, perasaan, dan pengalaman.
Faktor-faktor ini dapat memberikan dukungan positif atau dapat mengurangi keterampilan
berpikir kritis. Perkembangan intelektual perawat dapat meningkatkan pemikiran kritis yang
paling dominan dalam menerapkan asuhan keperawatan.
2
2.2 Teknik Berpikir
3
2.3 Proses Berpikir
Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (rasio). Proses yang dilalui dalam
berpikir diantaranya:
2.3.1 Proses pembentukan pengertian, yaitu kita menghilangkan ciri-ciri umum dari sesuatu,
sehingga tinggal ciri khas dari sesuatu tersebut.
2.3.2 Pembentukan pendapat yaitu pikiran kita menggabungkan (menguraikan) beberapa
pengertian, sehingga menjadi tanda masalah itu.
2.3.3 Pembentukan keputusan yaitu pikiran kita menggabung-gabungkan pendapat tersebut
2.3.4 Pembentukan kesimpulan yaitu pikiran kita menarik keputusan-keputusan dari
keputusan yang lain.
Dalam keperawatan berpikir kritis ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan
dalam masalah-masalah klinis sebagai kompetensi, melalui pembelajaran, dan
pengalaman,melaui hal tersebut perawat diharapkan dapat lebih ketat untuk berpikir kritis dan
mengevaluasi asuham keperawatan yang akan diberikan kepada pasien dengan banyak
mempertimbangkan baik buruknya. Berpikir kritis sendiri membutuhkan proses intelektual
aktif yang esensial dalam pengumpulan data, pengambilan keputusan, penyusunan prioritas,
penyelesaian masalah dan perencanaan asuhan keperawatan. Berikut proses berpikir kritis
menurut Christensen & Kenny (2009) yaitu :
4
2.3.5 Berpikir Rasional Logis dan Beralasan
Maksud dari berpikir rasional logis dan beralasan disini yaitu argumen yang diberikan
harus berdasarkan analisis dan memiliki dasar yang kuat dari fakta atau fenomena nyata.
Perawat perlu meluangkan waktu untuk meneliti menganalis data secara akurat
mengidentifikasi masalah klien dan hasil akhir kesehatan yang dialami klien. Perawat perlu
memikirkan kemungkinan dari tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan, hal tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan serta membandingkan dengan keuntungan, bahaya, dan
kerugian dari setiap tindakan.
Perawat perlu berpikir dengan diri sendiri, tidak hanya menerima dan dapat dengan
mudah terrmanipulasi oleh pandangan orang lain. Perawat yang berpikir otonomi akan
menganalisis infomasi dan memutuskan dimana yang paling benar terpercaya.
Dalam hal ini perawat mencakup, menganalisis dan mengevaluasi bukti-bukti, serta
memperbandingkan pilihan, menimbang kerugian, resiko serta keuntungan dan
memperkirakan keberhasilan pencapaian hasil akhir yang di inginkan untuk menunjang derajat
kesehatan pasien.
Dalam konteks keperawatan, hubungan antara berpikir dan proses belajar sangat penting.
Kemampuan berpikir kritis memungkinkan perawat untuk menganalisis situasi klinis,
membuat keputusan yang tepat, dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan. Proses belajar
dalam keperawatan melibatkan pemahaman konsep medis, keterampilan klinis, serta etika
profesi.
5
Dengan berpikir kritis, perawat dapat mengevaluasi informasi yang diterima dari pasien,
kolega, dan literatur medis, sehingga dapat mengambil tindakan yang sesuai dan memberikan
perawatan yang berkualitas. Kemampuan berpikir kritis juga membantu perawat dalam
mengatasi situasi yang kompleks dan berubah-ubah di lingkungan klinis.
Selain itu, proses belajar dalam keperawatan melibatkan penerimaan informasi baru,
analisis terhadap konsep medis, serta pengembangan keterampilan klinis. Berpikir secara kritis
memungkinkan perawat untuk memahami dan mengaplikasikan konsep ini dengan lebih baik
dalam praktek sehari-hari.
Dengan demikian, hubungan antara berpikir dan proses belajar dalam keperawatan
sangat erat, karena berpikir kritis mendukung pencapaian kemampuan belajar yang lebih baik
dan peningkatan pelayanan perawatan yang profesional.
Aspek-aspek berpikir kritis dalam dunia keperawatan tentu saja berketerkaitan dengan
aspek aspek pemecahan masalah. Pemecahan masalah berhubungan dengan kemampuan
memproses informasi dan pemecahan masalah membutuhkan pikiran. Lew (dalam Sudjimat,
1996:28) menyatakan bahwa pemecahan masalah pada hakikatnya adalah belajar berpikir
(learning to think) atau belajar bernalar (learning to reason).
6
Alfaro-LeFevre (2004) telah mengembangkan indikator untuk mengidentifikasi
keterampilan dan perilaku pemikir kritis, yang terdiri dari tiga aspek, yaitu pengetahuan,
perilaku afektif dan perilaku emosiona. Ketiga aspek ini harus dimiliki semua perawat terutama
di medikal bedah agar dapat mengembangkan keterampilan dan perilaku berpikir kritis untuk
memberikan high-quality care.
Mason (2008) menyatakan ada 3 aspek penting berpikir kritis, yaitu keterampilan bernalar
kritis, karakter, pengetahuan substansial dalam bidang tertentu.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA