0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
312 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut memberikan pedoman untuk dokumentasi pelaporan keperawatan yang baik, termasuk pentingnya mencatat informasi secara faktual, akurat, lengkap, dan terbaru. Juga dijelaskan 5 tipe pelaporan antara anggota kesehatan untuk memastikan perawatan berkelanjutan, yakni laporan pergantian shift, pelaporan telepon, perintah dokter melalui telepon, dan laporan pemindahan pasien.
Dokumen tersebut memberikan pedoman untuk dokumentasi pelaporan keperawatan yang baik, termasuk pentingnya mencatat informasi secara faktual, akurat, lengkap, dan terbaru. Juga dijelaskan 5 tipe pelaporan antara anggota kesehatan untuk memastikan perawatan berkelanjutan, yakni laporan pergantian shift, pelaporan telepon, perintah dokter melalui telepon, dan laporan pemindahan pasien.
Dokumen tersebut memberikan pedoman untuk dokumentasi pelaporan keperawatan yang baik, termasuk pentingnya mencatat informasi secara faktual, akurat, lengkap, dan terbaru. Juga dijelaskan 5 tipe pelaporan antara anggota kesehatan untuk memastikan perawatan berkelanjutan, yakni laporan pergantian shift, pelaporan telepon, perintah dokter melalui telepon, dan laporan pemindahan pasien.
Jika perawat gagal dalam membuat dokumentasi dan pelaporan dengan serius, maka akan timbul banyak masalah. Contah : Ny. B menderita diabetes mellitus, dia harus belajar menyuntikkan insulin sendiri sebelum pulang ke ruma. Perawat jaga siang lupa mencatat bahwa ia telah mengajarkan metode penyuntikan insulin kepada Ny. B untuk belajar karena proses pengajaran perawat siang tidak didokumentasikan. Akhirnya waktu yang berharga terbuang, dan Ny. B frustasi karena perawat gagal mengetahui dan memenuhi kebutuhannya. Dari contoh diatas, menunjukkan bahwa kualitas dokumentasi dan pelaporan diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, dokumentasi dan laporan harus : 1. Fakta ( fact ) Informasi tentang klien dan keperawatannya harus faktual. Catatan (a record) harus bersifat deskriptif, objektif mengenai apa yang perawat lihat, dengar, rasa dan cium (Monika, 1999). Deskripsi objektif merupakan informasi hasil observasi langsung dan hasil pengukuran. Informasi yang aktual dapat memperkecil kemungkinan terjadi keseluruhan atau salah interpretasi.Dalam membuat laporan dan cacatan tidak boleh menggunakan kata-kata seperti kelihatannya, sepertinya atau nampaknya. Perawat boleh menggunakan informasi subjektif hanya jika didukung oleh fakta, contoh klien berkata, “Saya merasa sangat lemah, tidak dapat melakukan apa-apa sendiri”. Kadang perawat berharap dapat menambah data objektif untuk lebih mendeskripsikan, seperti sulit tidur. Deskripsi,” Klien terlihat depresi”. Tidak boleh dipakai jika tidak ada fakta yang mendukung. 2. Akurat / tepat (accuracy) Pencatatan harus tepat sehingga dapat dipercaya oleh anggota tim kesehatan lainnya. Contoh penulisan yang akurat/tepat : “Pemasukan cairan 360 ml”,lebih baik dibanding dengan menuliskan “Klien minum cukup air”. Untuk ketepatan dokumentasi dan pelaporan sebaiknya menggunakan: a. Singkatan, sombol, sistem pengukuran yang dapat dimengerti semua anggota tim kesehatan. b. Ejaan yang baku c. Menggambarkan apa yang perawat lakukan selama waktu kerjanya d. Perawat tidak pernah mendata untuk orang lain atau mengizinkan orang lain membuat data untuknya e. Membubuhkan tanda tangan, nama jelas dan gelar status serta waktu. 3. Lengkap (completeness) Informasi dalam catatan atau laporan sebaiknya lengkap, singkat/ringkas dan teliti. 4. Baru terjadi (currentness) Aktivitas yang diinformasikan pada waktu yang baru terjadi meliputi: a. Tanda-tanda vital b. Administrasi pengobatan dan perawatan c. Persiapan untuk diangnosa atau pembedahan d. Perubahan status e. Masuknya, pindahnya, keluarnya atau kematian klien f. Perawatan untuk perubahan mendadak pada status aktivitas rutin seperti mandi, menggosok gigi tidak perlu dicatat. 5. Terorganisasi (organization) Data yang terorganisir menggambarkan seluruh kebutuhan perawatan klien, pengkajian dan intervensi perawat, dan pengawasan dokter pada setiap kejadian. 6. Rahasia (confidentiality) Informasi yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dengan rasa percaya dan keyakinan bahwa informasi tersebut akan dirahasiakan. Hukum melindungi informasi tentang klien yang diperoleh melalui pemeriksaan, observasi, dialog langsung atau melalui proses perawatan. Perawat tidak boleh mendiskusikan status klien dengan klien lain atau staf yang tidak terlibat dalam perawatan klien tersebut. Hanya anggota staf yang terlibat dalam perawatan yang memiliki izin untuk mengetahui catatan. Perawat dan tenaga profesional kesehatan lainnya beralasan untuk memperoleh data penelitian dan pendidikan yang berkelanjutan. Hal ini tidak mengganggu kerahasian selama digunakan secara spesifik dan mendapat izin dari rumah sakit bersangkutan. Perwat bertanggung jawab untuk melindungi catatan dari pembaca yang tidak mempunyai wewenang. 2.5 Tipe Dokumentasi Pelaporan Pelaporan tentang klien terjadi diantara anggota kesehatan. Pelaporan ini meliputi kesimpulan dari aktivitas, observasi yang dilihat, ditampilkan atau mendengar. Tujuan Pelaporan : Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan, harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi bukan detail yang tidakberhubungan. Selain laporan pergantian sip dan laporan telepon, pelaporan juga dapat mencakup pencapaian informasi atau ide dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain tentang beberapa aspek perawatan klien. Contohnya meliputi konferensi rencana perawat dan ronde keperawatan.
Ada 5 tipe pelaporan :
1. Change of shift reports (CRS)/Laporan pertukaran shift CSR terjadi 2 atau 3
kali dalam sehari. setelah berakhirnya jam kerja, perawat melaporkan informasi tentang kliennya kepada perawat yang jaga pada shift berikutnya. Laporan itu berisi tentang informasi penting yang berhubungan dengan proses perawatan secara holistik dan kebutuhan rasa aman klien. Tujuannya untuk memberikan perawatan yang berkelanjutan. ,CSR dapat berbentuk : 1. Berbicara langsung; antara perawat yang akan bergantian jaga. 2. Melalui audiotape; keuntungan lebih efesien bagi staf, kerugiannya staf perawat tidak dapat bertanya dan meminta penjelasan lebih lanjut. 3. Selama operan; keuntungannya klien dan anggota keluarga serta 4. perawat lain dapat berpartisipasi dalam membuat keputusan, kerugiannya memerlukan waktu yang lama untuk melengkapi laporan.
Contoh dari CSR :
a. Latar belakang informasi b. Pengkajian c. Diagnosa keperawatan d. Rencana pengajaran e. Perawatan f. Informasi keluarga g. Rencana yang sudah dilaksanakan h. Prioritas kebutuhan
Pelaporan yang baik adalah yang objektif dan menjudgment (tidak
memberikan penilaian).
2. Telephone reports/ pelaporan melalui telepon
Anggota tin kesehatan secara teratur berbicara satu sama lain melalui telepon. Contoh: Perawat menginformasikan kepada dokter tentang perubahan kondisi klien Perawat dari satu unit menginformasikan perawat lain mengenai pemindahan klien tersebut. Informasi yang dilaporkan melalui telepon harus didokumentasikan dalam bentuk tulisan jika terjadi perubahan / peristiwa penting terhadap kondisi klien. Informasi yang disamapaikan melalui telepon, harus jelas, tepat dan ringkas. Bila tidak jelas perlu diulang/minta pengulangan. Pelaporan melalui telepon harus meliputi : waktu pembicaraan, siapa yang menelepon dan ditelpon, untuk siapa informasi diberikan dan diterima. 3. Telepohone orders (TOs)/ perintah melalui telepon , Merupakan perintah dokter mengenai terapi yang tepat melalui telepon kepada perawat.
Petunjuk Tos:
a. Jika suara dokter terdengar terburu-buru, gunakan pertanyaan yang
diklarifikasikan untuk menghindari kesalahpahaman. b. Menuliskan nama klien, nomor ruangan dan diagnosa dengan tepat. c. Ulangi semua perintah yang diberikan dokter d. Tulis kembali perintah melalui telepon ini yang mencakup tanggal dan jam, nam klien, perawat dan dokter dan perintah dengan lengkap. e. Ikuti kebijaksanaan rumah sakit/ institusi f. Minta dokter memberikan perintah dalam waktu yang telah ditetapkan institusi. 4. Transfer Report (TR)/ pelaporan pemindahan Terjadi jika klien dipindahkan dari satu unit kepada unit lain untuk mendapat tingkat keperawatan yang berbeda. Contoh: klien dipindahkan dari ICU ke unit perawatan umum setelah tidak membutuhkan perawatan yang lebih intensif.TR merupakan penyampaian informasi tentang klien dari perawat yang mengirim ke perawat dari unit yang menerima klien. Perawat yang menerima harus mengetahui informasi yang penting tentang klien dan kemajuannya. TR yang lengkap dan tepat penting untuk kemajuanperawatan klien. TR dapat diberikan melalui telepon atau langsung.Pelaporan pemindahan transfer report (TR) meliputi : Status nama klien, umur, diagnosa medis dan dokternya.