Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Keperawatan Holistik

Dosen Pengampuh : Wa Ode Sri Asnaniar, S.Kep., Ns., M.Kes.

MAKALAH

“TEORI & FILOSOFI KEPERAWATAN HOLISTIK”

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK 1

 RISMAYANI 14220210024
 ALISA 14220210025
 ASMAWATI 14220210027
 NIKEN AYU S.PUJI 14220210028

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas Makalah ini. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada sumber-sumber yang telah membantu kami menyelesaikan
Tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam Tugas Makalah ini, Oleh karena itu, Kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik

Makassar, 22 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Teori Keperawatan Holistik..........................................................................................5
2.2 Filosofi Keperawatan Holistik......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan holistik adalah cara merawat dan merawat pasien sebagai satu
kesatuan tubuh yang melibatkan fisik, lingkungan sosial, psikologis, budaya dan
keyakinan agama. Ada banyak teori yang mendukung pentingnya perawat mendekati
pasien secara holistik dan bagaimana pendidikan tentang hal ini ada untuk mendukung
tujuan keperawatan holistik. Keterampilan penting untuk digunakan dalam keperawatan
holistik adalah keterampilan berkomunikasi dengan pasien dan praktisi lain. Ini
menekankan bahwa pasien yang dirawat tidak hanya akan dirawat tubuh mereka tetapi
juga pikiran dan jiwa. Keperawatan holistik adalah spesialisasi keperawatan tentang
integrasi pikiran, tubuh, dan jiwa seseorang dengan lingkungannya. Keistimewaan ini
memiliki landasan teoretis dalam beberapa halgrand teori keperawatan , terutama ilmu
tentang manusia kesatuan , seperti yang diterbitkan oleh Martha E. Rogers dalam An
Introduction to the Theoretical Basis of Nursing , dan teori mid-range Empowered Holistic
Nursing Education , seperti yang diterbitkan oleh Dr. Katie Love. Keperawatan holistik
telah mendapatkan pengakuan dari American Nurses Association (ANA) sebagai
spesialisasi keperawatan dengan ruang lingkup praktik dan standar yang ditetapkan.
Keperawatan holistik berfokus pada pikiran, tubuh, dan jiwa yang bekerja sama sebagai
satu kesatuan dan bagaimana kesadaran spiritual dalam keperawatan dapat membantu
menyembuhkan penyakit. Pengobatan holistik berfokus pada menjaga kesehatan yang
optimal dan mencegah daripada hanya mengobati penyakit.

Tujuan keperawatan holistik dalam pengertian holistik adalah merawat pasien


secara utuh bukan hanya secara fisik. Berbagai teori keperawatan telah membantu melihat
pentingnya keperawatan holistik. Teori-teori ini mungkin berbeda pandangan tentang
asuhan keperawatan holistik tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu merawat pasien
secara utuh tubuh dan pikiran. Salah satu teorinya adalah The Intersystem Model,
menjelaskan bahwa individu adalah makhluk holistik sehingga penyakitnya berinteraksi
dan mengadaptasinya secara keseluruhan tidak hanya secara fisik. Rumusan masalah.

1.1 Tujuan
Untuk mengetahui Teori dan Filosofi Keperawatan Holistik
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Keperawatan Holistik
1) Teori Caring Watson
Teori Caring Watson berfokus pada paradigma manusia dan keperawatan.
Hal ini menegaskan bahwa manusia tidak dapat disembuhkan sebagai obyek,
sebaliknya bahwa manusia merupakan bagian dari dirinya, lingkungan, alam, dan
alam semesta yang lebih besar. Lingkungan dalam teori ini diartikan sebagai rasa
nyaman, indah, dan damai dan bahwa kepedulian merupakan cita-cita moral yang
melibatkan pikiran, tubuh, jiwa satu sama lain. Teori ini menjelaskan juga
keperawatan termasuk kategori ilmu kemanusiaan dan sebagai profesi yang
melakukan pratik sesuai dengan ilmiah, etis dan estensi. Bertujuan untuk
menyeimbangkan dan setara antara pengalaman kesehatan dan penyakit. Dalam
praktik keperawatan Watson memiliki 10 faktor Carative, yaitu :
 Membentuk sistem altruksik, yaitu memberi kasih sayang dan sikap
terbuka kepada pasien.
 Memciptaka harapan dan kepercayaan , yaitu menjali hubungan dengan
pasien untuk menawarkan bantuan..
 Meningkatkan rasa sensitif terhadap diri sendiri dan sesama, yaitu belajar
menerima keadaan diri sendiri dan orang lai.
 Membangun pertolongan dan kepercayaan, serta hubungan caring
manusia, yaitu membangun komunikasi yang efektif dengan pasien dalam
memwujudkan kepercayaan.
 Mempromosikan dan mengungkapkan prasaan yang positif dan negatif,
yaitu mendukung dan menerima prasaan pasien dalam kondisi apapun
 Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah,
yaitu menerapkan proses keperawatan yang sistematik dan memecahkan
masalah pasien secara ilmiah
 Mempromosikan transpersonal belajar – mengajar, yaitu mengajarkan
pasien agar trampil dalam merawat diri
 Menyediakan dukungan, perlindungan, dan perbaikan mental, fisik,
sosial, dan spritual, yaitu memulihkan suasana prasaan pasien fisik
maupun non-fisik
 Memperoleh bantuan manusia, yaitu membatu pasien mendapatkan
kebutuhan dasar
 memgizinkam adanya kekuatan fenomena yang bersifat spiritual, yaitu
untuk memberi pengertian yang lebih bak pada kondisi pasien
2) Teori Consciousness Wilber
Wilber mengajukan sebuah teori integratif tentang kesadaran yang memadukan
kekuatan-kekuatan dari duabelas perspektif lain, yaitu ilmu pengetahuan kognitif,
introspeksionisme, neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri
klinis, psikologi perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus,
tradisi Timur dan kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum serta tenaga
dalam.
Wilber menyimpulkan bahwa eksistensi itu terbentuk dari 4 (empat) kuadran,
yaitu intensional, keperilakuan, kultural dan sosial. Kuadran kiri adalah kuadran interior,
yang terdiri dari kuadran intensional dan kuadran kultural. Kuadran kanan, yang terdiri
dari kuadran keperilakuan dan sosial, merupakan kuadran eksterior. Kuadran atas adalah
kuadran individual yaitu kuadran keperilakuan dan intensional; sedang kuadran bawah
adalah kuadran kolektif yang terdiri dari kuadran kultural dan sosial. Sehingga dapat
dijelaskan bahwa
a. kuadran keperilakuan ada dibagian sebelah kanan atas dan merupakan kuadran
individualeksterior,
b. kuadran sosial ada disebelah kanan bawah dan bersifat kolektif-eksterior,
c. kuadran intensional terletak disebelah kiri atas dan bersifat individual-interior,
dan
d. kuadran kultural terletak di kuadran kiri bawah dan bersifat kolektif-interior.
Teori kesadaran menurut Wilber haruslah mencakup “semua kuadran, semua-level”.
Kesadaran bukan berlokasi dalam diri organisme, namun kesadaran adalah sebuah
peristiwa menyangkut empat kuadran. Kesadaran terdistribusi kedalam semua kuadran,
baik kuadran keperilakuan, sosial, intensional dan kultural. Jika kita menghapus satu
kuadran saja, maka semuanya akan menghilang, sebab masing-masing kuadran secara
intrinsik perlu untuk keberadaan kuadran yang lain. Kesadaran tidak hanya dilekatkan
pada otak (fisik), tapi juga dilekatkan pada intensionalitas yang tidak dapat dijelaskan
oleh fisik. Kesadaran tidak hanya diterangkan oleh faktor individual, yaitu intensionalitas
dan otak namun juga membutuhkan makna kultural sebab tanpa praktek serta makna
kultural maka intensi tidak akan berkembang. Kesadaran juga terdistribusi kedalam
sistem sosial untuk menentukan kontur dari manifestasi tertentu kesadaran
3) Teori Energi Roger
Teori Rogers menyatakan bahwa; "Manusia adalah medan energi yang bersifat
terbuka". Salah satu penyebab dari penyakit adalah terdapat ketidakseimbangan aliran
energi dalam tubuh manusia. Apabila energi dalam tubuh manusia tidak seimbang dapat
memberikan dampak negatif pada tubuh manusia. Salah satu terapi yang dapat
menyeimbangkan energi adalah dengan healling touch theraphy. Healling touch theraphy
(HT) adalah terapi energi didasarkan pada pemikiran bahwa kita memiliki kemampuan
yang lebih dalam tubuh. Penelitian ini membahas tentang penyembuhan dengan sentuhan
terapi terapeutik pada kejiwaan pasien yang dapat berdampak pada kemajuan praktik
keperawatan. Penggunaan terapi ini berasal dari Martha Rogers tentang science of unitary
human beings (SUHB), serta susan leddy's human energy model (HEM).
Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang
“Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia
merupakan individu yang holistic, saling memberikan timbal balik dengan individu yang
lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigm
keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan
merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi datu dengan yang lainnya.
4) Teori Transcultural Leininger
Transcultural Leininger adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan
diantaranya budaya dengan menghargai asuhsan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunkan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepeda manusia.
Tujuan dari keperawatan Transcultural adalah untuk mengidentifikasi, menguji,
mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transcultural untuk mrningkatkan
kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. "Budaya dan perawatan
terkait erat dengan hasil kesehatan mereka," kata Leininger. "Saya menyadari bahwa
perawat akan memiliki waktu yang sulit untuk melayani orang- orang ini kecuali jika
dipersiapkan tentang budaya dan kebutuhan perawatan mereka. Saya menyadari bahwa
perawat harus siap untuk memahami dan membantu budaya menerima perawatan yang
sesuai dengan kebutuhan mereka," imbuhnya. Untuk membuat perawatan kesehatan
efektif bagi orang-orang dari beragam budaya, Leininger menjelaskan, profesional
kesehatan dibutuhkan untuk membangun program pendidikan dan praktik perawatan
yang kompeten secara budaya. Ia dan rekan-rekannya mempelajari sekitar 100 budaya di
seluruh dunia dan telah membentuk kursus keperawatan transcultural di seluruh dunia

2.2 Filosofi Keperawatan Holistik


Keperawatan holistik didasarkan pada teori dasar keperawatan, seperti karya
Florence Nightingale dan Jean Watson serta teori alternatif keterhubungan dunia,
keutuhan, dan penyembuhan. Perawat holistik menghormati pasien sebagai pembuat
keputusan sepanjang rangkaian perawatan. Perawat holistik dan hubungan pasien
didasarkan pada kemitraan di mana perawat holistik melibatkan pasien dalam pilihan
pengobatan dan pilihan perawatan kesehatan. Perawat holistik berusaha untuk
membangun hubungan profesional dan etis dengan pasien untuk menjaga harga diri,
kebaikan, dan harga diri pasien.
Keperawatan holistik menggabungkan intervensi keperawatan standar dengan
berbagai modalitas yang difokuskan untuk merawat pasien secara totalitas. Terapi
alternatif dapat mencakup manajemen stres, terapi aroma, dan sentuhan terapeutik.
Kombinasi intervensi memungkinkan pasien untuk menyembuhkan pikiran, tubuh, dan
jiwa dengan berfokus pada emosi, spiritualitas, dan identitas budaya pasien serta
penyakitnya. Enam langkah proses perawatan holistik terjadi secara bersamaan, termasuk
penilaian, diagnosis, hasil, rencana perawatan terapeutik, implementasi, dan evaluasi.
Penilaian holistik pasien dapat mencakup penilaian spiritual, transpersonal, dan medan
energi yang dikombinasikan dengan penilaian fisik dan emosional standar. Rencana
perawatan terapeutik dalam keperawatan holistik mencakup rencana yang sangat
individual dan unik untuk setiap pasien. Perawat holistik mengakui bahwa rencana
perawatan akan berubah berdasarkan individu pasien, dan karenanya merangkul
penyembuhan sebagai proses yang selalu berubah dan beradaptasi dengan perjalanan
penyembuhan pribadi individu. Terapi yang digunakan oleh perawat holistik
meliputiteknik manajemen stres dan praktik alternatif atau pelengkap seperti reiki dan
citra terbimbing . Modalitas terapi ini difokuskan pada pemberdayaan individu untuk
mengurangi tingkat stres dan memperoleh respons relaksasi untuk meningkatkan
penyembuhan dan kesejahteraan.
Merawat pasien dalam keperawatan holistik mungkin berbeda dengan asuhan
keperawatan lainnya karena beberapa mungkin kurang dalam merawat pasien secara
keseluruhan, termasuk secara spiritual. Dalam keperawatan holistik, merawat pasien tidak
berbeda dengan keperawatan lainnya, tetapi difokuskan pada kebutuhan mental dan
spiritual serta kesehatan fisik. Dalam keperawatan holistik harus ada kepercayaan
terapeutik antara pasien dan perawat, karena merawat secara holistik melibatkan
mengetahui penyakit pasien secara keseluruhan. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh
pasien yang memberitahukan kepada perawat tentang penyakit sosial, spiritual dan
penyakit dalam yang dialaminya.Juga sebagai kepedulian dapat dilibatkan sebagai
tindakan asertif, dukungan tenang atau bahkan keduanya yang membantu dalam
memahami perbedaan budaya, kebutuhan fisik dan sosial seseorang. Melalui ini perawat
mampu memberikan perawatan yang lebih holistik untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
spiritual pasien. Sikap perawat meliputi membantu, berbagi dan mengasuh.Dalam
perawatan holistik ada perawatan spiritual di mana diperlukan pemahaman tentang
keyakinan pasien dan pandangan agama. Inilah alasan mengapa harus ada kepercayaan
terapeutik antara perawat dan pasien, karena untuk memahami dan menghormati
keyakinan agama pasien perawat harus mendapatkan informasi dari pasien secara
langsung yang sulit didapat bila tidak ada kepercayaan terapeutik .Tidak ada urutan atau
pola khusus bagaimana perawatan secara holistik, tetapi prinsip perawatan holistik adalah
memasukkan kebutuhan sosial dan internal pasien dan tidak hanya berfokus pada
perawatanpenyakitfisik.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Caring Watson berfokus pada paradigma manusia dan keperawatan. Hal ini
menegaskan bahwa manusia tidak dapat disembuhkan sebagai obyek, sebaliknya bahwa
manusia merupakan bagian dari dirinya, lingkungan, alam, dan alam semesta yang lebih
besar. Wilber mengajukan sebuah teori integratif tentang kesadaran yang memadukan
kekuatan-kekuatan dari duabelas perspektif lain, yaitu ilmu pengetahuan kognitif,
introspeksionisme, neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri klinis,
psikologi perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus, tradisi Timur
dan kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum serta tenaga dalam. Teori Rogers
menyatakan bahwa; "Manusia adalah medan energi yang bersifat terbuka". Salah satu
penyebab dari penyakit adalah terdapat ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh
manusia. Apabila energi dalam tubuh manusia tidak seimbang dapat memberikan dampak
negatif pada tubuh manusia. Salah satu terapi yang dapat menyeimbangkan energi adalah
dengan healling touch theraphy. Transcultural Leininger adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang
perbedaan dan kesamaan diantaranya budaya dengan menghargai asuhsan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunkan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepeda
manusia.

Keperawatan holistik didasarkan pada teori dasar keperawatan, seperti karya


Florence Nightingale dan Jean Watson serta teori alternatif keterhubungan dunia, keutuhan,
dan penyembuhan. Perawat holistik menghormati pasien sebagai pembuat keputusan
sepanjang rangkaian perawatan. Perawat holistik dan hubungan pasien didasarkan pada
kemitraan di mana perawat holistik melibatkan pasien dalam pilihan pengobatan dan pilihan
perawatan kesehatan. Perawat holistik berusaha untuk membangun hubungan profesional
dan etis dengan pasien untuk menjaga harga diri, kebaikan, dan harga diri pasien.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan diatas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sebagai penyusun
mengharapkan pembaca memberikan saran dan kritik.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Efy. 2017. “Keragaman Budaya Dan Perspektif Transkultural Dalam Keperawatan”.

Batubara, Fitri Rhma. 2018. “Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring
Dalam Proses Keperawatan”. : 10–25.

Hastjarjo, Dicky. 2018. “Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness)”. jurnal Buletin Psikologi
13(2): 79–90.

Putri, Dewi Murdiyanti Prihatin. 2018. “Keperawatan Transkultural Pengetahuan dan Praktik
Berdasarkan Budaya”. Keperawatan Transkultural: 285–87.

Anda mungkin juga menyukai