MAKALAH
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 1
RISMAYANI 14220210024
ALISA 14220210025
ASMAWATI 14220210027
NIKEN AYU S.PUJI 14220210028
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas Makalah ini. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada sumber-sumber yang telah membantu kami menyelesaikan
Tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam Tugas Makalah ini, Oleh karena itu, Kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1 Teori Keperawatan Holistik..........................................................................................5
2.2 Filosofi Keperawatan Holistik......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Untuk mengetahui Teori dan Filosofi Keperawatan Holistik
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Keperawatan Holistik
1) Teori Caring Watson
Teori Caring Watson berfokus pada paradigma manusia dan keperawatan.
Hal ini menegaskan bahwa manusia tidak dapat disembuhkan sebagai obyek,
sebaliknya bahwa manusia merupakan bagian dari dirinya, lingkungan, alam, dan
alam semesta yang lebih besar. Lingkungan dalam teori ini diartikan sebagai rasa
nyaman, indah, dan damai dan bahwa kepedulian merupakan cita-cita moral yang
melibatkan pikiran, tubuh, jiwa satu sama lain. Teori ini menjelaskan juga
keperawatan termasuk kategori ilmu kemanusiaan dan sebagai profesi yang
melakukan pratik sesuai dengan ilmiah, etis dan estensi. Bertujuan untuk
menyeimbangkan dan setara antara pengalaman kesehatan dan penyakit. Dalam
praktik keperawatan Watson memiliki 10 faktor Carative, yaitu :
Membentuk sistem altruksik, yaitu memberi kasih sayang dan sikap
terbuka kepada pasien.
Memciptaka harapan dan kepercayaan , yaitu menjali hubungan dengan
pasien untuk menawarkan bantuan..
Meningkatkan rasa sensitif terhadap diri sendiri dan sesama, yaitu belajar
menerima keadaan diri sendiri dan orang lai.
Membangun pertolongan dan kepercayaan, serta hubungan caring
manusia, yaitu membangun komunikasi yang efektif dengan pasien dalam
memwujudkan kepercayaan.
Mempromosikan dan mengungkapkan prasaan yang positif dan negatif,
yaitu mendukung dan menerima prasaan pasien dalam kondisi apapun
Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah,
yaitu menerapkan proses keperawatan yang sistematik dan memecahkan
masalah pasien secara ilmiah
Mempromosikan transpersonal belajar – mengajar, yaitu mengajarkan
pasien agar trampil dalam merawat diri
Menyediakan dukungan, perlindungan, dan perbaikan mental, fisik,
sosial, dan spritual, yaitu memulihkan suasana prasaan pasien fisik
maupun non-fisik
Memperoleh bantuan manusia, yaitu membatu pasien mendapatkan
kebutuhan dasar
memgizinkam adanya kekuatan fenomena yang bersifat spiritual, yaitu
untuk memberi pengertian yang lebih bak pada kondisi pasien
2) Teori Consciousness Wilber
Wilber mengajukan sebuah teori integratif tentang kesadaran yang memadukan
kekuatan-kekuatan dari duabelas perspektif lain, yaitu ilmu pengetahuan kognitif,
introspeksionisme, neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri
klinis, psikologi perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus,
tradisi Timur dan kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum serta tenaga
dalam.
Wilber menyimpulkan bahwa eksistensi itu terbentuk dari 4 (empat) kuadran,
yaitu intensional, keperilakuan, kultural dan sosial. Kuadran kiri adalah kuadran interior,
yang terdiri dari kuadran intensional dan kuadran kultural. Kuadran kanan, yang terdiri
dari kuadran keperilakuan dan sosial, merupakan kuadran eksterior. Kuadran atas adalah
kuadran individual yaitu kuadran keperilakuan dan intensional; sedang kuadran bawah
adalah kuadran kolektif yang terdiri dari kuadran kultural dan sosial. Sehingga dapat
dijelaskan bahwa
a. kuadran keperilakuan ada dibagian sebelah kanan atas dan merupakan kuadran
individualeksterior,
b. kuadran sosial ada disebelah kanan bawah dan bersifat kolektif-eksterior,
c. kuadran intensional terletak disebelah kiri atas dan bersifat individual-interior,
dan
d. kuadran kultural terletak di kuadran kiri bawah dan bersifat kolektif-interior.
Teori kesadaran menurut Wilber haruslah mencakup “semua kuadran, semua-level”.
Kesadaran bukan berlokasi dalam diri organisme, namun kesadaran adalah sebuah
peristiwa menyangkut empat kuadran. Kesadaran terdistribusi kedalam semua kuadran,
baik kuadran keperilakuan, sosial, intensional dan kultural. Jika kita menghapus satu
kuadran saja, maka semuanya akan menghilang, sebab masing-masing kuadran secara
intrinsik perlu untuk keberadaan kuadran yang lain. Kesadaran tidak hanya dilekatkan
pada otak (fisik), tapi juga dilekatkan pada intensionalitas yang tidak dapat dijelaskan
oleh fisik. Kesadaran tidak hanya diterangkan oleh faktor individual, yaitu intensionalitas
dan otak namun juga membutuhkan makna kultural sebab tanpa praktek serta makna
kultural maka intensi tidak akan berkembang. Kesadaran juga terdistribusi kedalam
sistem sosial untuk menentukan kontur dari manifestasi tertentu kesadaran
3) Teori Energi Roger
Teori Rogers menyatakan bahwa; "Manusia adalah medan energi yang bersifat
terbuka". Salah satu penyebab dari penyakit adalah terdapat ketidakseimbangan aliran
energi dalam tubuh manusia. Apabila energi dalam tubuh manusia tidak seimbang dapat
memberikan dampak negatif pada tubuh manusia. Salah satu terapi yang dapat
menyeimbangkan energi adalah dengan healling touch theraphy. Healling touch theraphy
(HT) adalah terapi energi didasarkan pada pemikiran bahwa kita memiliki kemampuan
yang lebih dalam tubuh. Penelitian ini membahas tentang penyembuhan dengan sentuhan
terapi terapeutik pada kejiwaan pasien yang dapat berdampak pada kemajuan praktik
keperawatan. Penggunaan terapi ini berasal dari Martha Rogers tentang science of unitary
human beings (SUHB), serta susan leddy's human energy model (HEM).
Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang
“Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia
merupakan individu yang holistic, saling memberikan timbal balik dengan individu yang
lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigm
keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan
merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi datu dengan yang lainnya.
4) Teori Transcultural Leininger
Transcultural Leininger adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan
diantaranya budaya dengan menghargai asuhsan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunkan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepeda manusia.
Tujuan dari keperawatan Transcultural adalah untuk mengidentifikasi, menguji,
mengerti dan menggunakan pemahaman keperawatan transcultural untuk mrningkatkan
kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan. "Budaya dan perawatan
terkait erat dengan hasil kesehatan mereka," kata Leininger. "Saya menyadari bahwa
perawat akan memiliki waktu yang sulit untuk melayani orang- orang ini kecuali jika
dipersiapkan tentang budaya dan kebutuhan perawatan mereka. Saya menyadari bahwa
perawat harus siap untuk memahami dan membantu budaya menerima perawatan yang
sesuai dengan kebutuhan mereka," imbuhnya. Untuk membuat perawatan kesehatan
efektif bagi orang-orang dari beragam budaya, Leininger menjelaskan, profesional
kesehatan dibutuhkan untuk membangun program pendidikan dan praktik perawatan
yang kompeten secara budaya. Ia dan rekan-rekannya mempelajari sekitar 100 budaya di
seluruh dunia dan telah membentuk kursus keperawatan transcultural di seluruh dunia
3.1 Kesimpulan
Teori Caring Watson berfokus pada paradigma manusia dan keperawatan. Hal ini
menegaskan bahwa manusia tidak dapat disembuhkan sebagai obyek, sebaliknya bahwa
manusia merupakan bagian dari dirinya, lingkungan, alam, dan alam semesta yang lebih
besar. Wilber mengajukan sebuah teori integratif tentang kesadaran yang memadukan
kekuatan-kekuatan dari duabelas perspektif lain, yaitu ilmu pengetahuan kognitif,
introspeksionisme, neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri klinis,
psikologi perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus, tradisi Timur
dan kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum serta tenaga dalam. Teori Rogers
menyatakan bahwa; "Manusia adalah medan energi yang bersifat terbuka". Salah satu
penyebab dari penyakit adalah terdapat ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh
manusia. Apabila energi dalam tubuh manusia tidak seimbang dapat memberikan dampak
negatif pada tubuh manusia. Salah satu terapi yang dapat menyeimbangkan energi adalah
dengan healling touch theraphy. Transcultural Leininger adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang focus memandang
perbedaan dan kesamaan diantaranya budaya dengan menghargai asuhsan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunkan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepeda
manusia.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan diatas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sebagai penyusun
mengharapkan pembaca memberikan saran dan kritik.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Efy. 2017. “Keragaman Budaya Dan Perspektif Transkultural Dalam Keperawatan”.
Batubara, Fitri Rhma. 2018. “Mengenal Proses Keperawatan Untuk Menerapkan Perilaku Caring
Dalam Proses Keperawatan”. : 10–25.
Hastjarjo, Dicky. 2018. “Sekilas Tentang Kesadaran (Consciousness)”. jurnal Buletin Psikologi
13(2): 79–90.
Putri, Dewi Murdiyanti Prihatin. 2018. “Keperawatan Transkultural Pengetahuan dan Praktik
Berdasarkan Budaya”. Keperawatan Transkultural: 285–87.