Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI

Dosen Pengampu : Reni Asmara Ariga,S,Kp,MARS

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Mutiara Suci (211101050)


2. Roiboto BR Manulang ( 211101051)
3. Dwita Siregar ( 211101053)
4. Micah Kornella Halawa ( 211101054)
5. Murni Malika Iglesiaz (211101055)
6. Maya Ribka Aurora Panjaitan (211101056)
7. Lamro Uli Destiny Nababan (211101057)
8. Syarifah Turrahma (211101058)
9. Sri Putri Eriani (211101059)
10. Esteryina Rahmawati Simarmata (211101060)
11. Marcellina Putri Sirait (211101061)

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nafas kehidupan kepada kami dan telah menolong hambanya
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Keperawatan sebagai Profesi”
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Dan tidak lupa ucapan terima kasih
kepada Ibu Reni Asmara Tarigan sebagai dosen pengampu yang telah
memberikan tugas ini kepada kami, sebagai pelatihan dan penambahan
wawasan.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan, yang mana dalam mengajukan gagasannya ini
berdasarkan pemahaman dan apa yang diketahui penulis.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih atas


perhatiannya terhadap makalah ini . Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan kepada para pembacanya .

Medan, 27 September 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………..………… 2

C. Tujuan ……………………………………………………. 3

BAB II ISI ………………………………………………….….. 4


A. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi ……………..…… 4

1. Pengertian Profesi …………………………………… 4

2. Prinsip Etika Profesi ………………………………… 6

3. Profesionalisme …………………………………..…. 8

4. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi …………………. 9

5. Ciri-Ciri Keperawatan Profesi ……………………… 10

6. Analisis Keperawatan di Indonesia ………………… 11

B. Standar Praktik Keperawatan Profesional …….....… 14

1. Defenisi Standar Praktek Keperawatan …………..… 14

2. Klasifikasi Praktek Keperawatan ………………..…. 14

3. Ciri-Ciri Praktek Keperawatan …………………...… 15

4. Tipe Standar Praktek Keperawatan ………………… 16

ii
5. Tujuan Standar Praktek Keperawatan ……………… 16

6. Manfaat Praktek Keperawatan ………………..…….. 18

7. Metode Implementasi Standar Keperawatan ……...… 18

BAB III PENUTUP………………………………………..… 22


A. Kesimpulan………………………………………….…. 22

B. Saran…………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA ……………………………........…….. 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Perawat atau Nurse berasal dari bahasa Inggris yaitu “nurse” dari bahasa
Latin yaitu nutrix yang berarti merawat atau memelihara, perawat adalah orang
yang mengasuh dan merawat orang lain yang mengalami masalah kesehatan
berperan dalam merawat atau membantu dan melindungi, perawat yang
professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan memberikan pelayanan
keperawatan. Pelayanan perawat merupakan aspek penting dalam membangun
kesehatan, perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tenaga perawat merupakan tenaga
kesehatan yang dalam keseharianya selalu berhubungan langsung dengan pasien
dan tenaga kesehatan lainnya. Perawat merupakan salah satu profesi tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Perawat merupakan tenaga professional dibidang
pelayanan kesehatan sebagai salah satu tenaga professional, keperawatan
menjalankan dan melaksanakan kegiatan praktik keperawatan dengan
mengunakan ilmu keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan.

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah unik karena keperawatan
ditujukan ke berbagai respon individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi. Profesi keperawatan telah memenuhi sebagai suatu profesi, salah
satunya cirinya bahwa profesi keperawatan telah menyelenggarakan program
pendidikan keprofesian bertujuan menghasilkan “perawat” yang bertanggung
jawab, mempunyai kemampuan dan kewenangan melaksanakan pelayanan
keperawatan dalam segala aspek dengan selalu berpedoman pada “Kode Etik
Keperawatan” dalam memberikan setiap layanan keperawatan kepada pasien.

1
Profesi keperawatan merupakan profesi yang kompleks dan beragam.
Perawat berpraktik di berbagai tempat yang menuntut aspek keterampilan dan
keahlian serta disiplin yang tinggi. Keahlian dalam keperawatan merupakan hasil
dari pengetahuan dan pengalaman klinik yang dijalanninya. Keahlian diperlukan
untuk menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan yang kompleks
dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan berkualitas.
Profesi keperawatan berkembang karena adanya tuntutan masyarakat serta
perubahan kebutuhan kesehatan dan berbagai kebijakan pemerintah terkait dengan
pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan. Pada masa lalu pelayanan di
bidang keperawatan lebih menuntut perawat untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan pada klien yang
memerlukanya. Namun, saat ini telah terjadi perubahan peran perawat menjadi
lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
dan memandang klien secara komprehensif baik pada kondisi sehat maupun sakit.
Peran yang harus dilakukan perawat sekarang ini meliputi; pemberi perawatan,
pembuat keputusan klinik dan etik, pelindung dan advokat bagi klien, manager
kasus/keperawatan, rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator dan
pendidik. Keperawatan modern merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup
berbagai aktivitas konsep dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai
disiplin ilmu. Sebagai seorang calon perawat profesional, kami diharuskan untuk
dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien,
berdasarkan standar praktik keperawatan dan kode etik profesi perawat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana keperawatan sebagai profesi?
2. Apa saja kriteria profesi dalam keperawaan?
3. Bagaimana prinsip etika dalam profesi keperawatan?
4. Bagaimana standar praktik keperawatan di Indonesia?
5. Apa saja tahap dan tipe implementasi keperawatan?

2
C. TUJUAN
1. Memaparkan pengertian dan pendapat beberapa ahli mengenai profesi
2. Menjelaskan prinsip etika dalam profesi trutama dalam profesi
keperawatan.
3. Menjelaskan profesionalisme dalam keperawatan sebagai suatu profesi.
4. Menjelaskan pendapat beberapa ahli mengenai kriteria profesi.
5. Menjelaskan ciri – ciri keperawatan sebagai suatu profesi.
6. Mendeskripsikan pengimplementasian keperawatan di Indonesia.
7. Menjelaskan definisi dan ruang lingkup standar praktek keperawatan.
8. Melakukan riset mengenai ciri – ciri praktek keperawatan.
9. Menjelaskan klasifikasi & tipe dalam standar praktik keperawatan.
10. Memaparkan tujuan& manfaat dari standarisasi praktek keperawatan.
11. Mendeskripsikan metode implementasi standar keperawatan profesional,
baik didalam maupun diluar negeri dan perkembangannya dari tahun ke
tahun.

3
BAB II
ISI

A. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi


1. Pengertian profesi
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu
profession atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Adapun secara
terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan
tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya
persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk melakukan perbuatan
praktis, bukan pekerjaan manual.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu.
Artinya, jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh sembarang
orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan
pekerjaan tersebut. Melainkan melalui proses pendidikan dan pelatihan yang
disiapkan secara khusus untuk bidang yan diembannya. Misalnya, seorang guru
profesioanal yang memiliki kopetensi keguruan melalui pendididkan guru seperti
(S-1-PGSD, S-1 Kependidikan, AKTA Pendidikan) yang diperoleh dari
pendidikan khusus untuk bidang tersebut. Jadi, kompetensi guru tersebut
diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum
seseorang menjalani profesi itu (pre service training atau pra-jabatan) maupun
setelah menjalani suat profesi (inservice training).
Profesi dapat diartikan juga sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang
mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperolehnya dari
pendidikan akademis yang intensif.
Menurut Martinis Yamin (2007) dikutip dalam buku Rusman berjudul
Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, profesi
mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian,
kemampuan, teknik dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Adapun menurut
Jasin Muhammad (dalam Yunus Namsa, 2006), profesi adalah suatu lapangan
pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur
ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang
berorientasi pada pelayanan yang ahli. Pengertian profesi ini tersirat makna
bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik serta prosedur yang
bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi
adalah suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu yang mensyaratkan

4
kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh melalui
proses pendidikan secara akademis yang intensif.
Profesi bukan hanya sekedar pekerjaan atau vocation, melainkan suatu
vokasi khusus yang mempunyai cirri-ciri expertis (keahlian), responsibility
(tanggung jawab) dan rasa kesejawatan. Berkaitan dengan profesi, ada beberapa
istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan, yaitu profesi, profesional,
profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi.

a. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para
petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu tidak dapat dilakukan oleh
orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk
melakukan pekerjaan.
b. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau
kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Menurut Djam’an Satori Profesional menunjukk kepada dua
hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi; misalnya sebutan ‘Dia
seorang professional.’ Kedua, sifat penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. dalam kegiatan sehari-hari seorang
profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu yang telah
dimilikinya, jadi tidak asal-asalan
c. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinnya suatu bidang pekerjaan
yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesionalisme mengacu kepada
sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan
dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.d.
Profesionalitas merujuk kepada kualitas para anggota atau petugas dalam suatu
profesi.
e. Profesionalisasi menunjukan pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kualitas atau kemmapuan para anggota atau petugas suatu profesi dalam
memenuhi criteria serta penampilan standar sebagai anggota suatu profesi.
Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan
keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan dalam jabatan (in-
service training). Oleh sebab itu, profesionalisasi merupakan proses yang
berlangsung sepanjang hayat, sejagat hayat dan tanpa henti. Menurut beberapa
ahli pengertian profesi ialah:Secara lebih lanjut pengertian profesi menurut para
ahli adalah sebagai berikut:

5
a. Menurut buchari alma yang mengutip villmer dan mill yang dikutip peter jervis
profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi intelektual dan
pelatihan yang khusus.
b. Ilsa nelwan mengartikan profesi dengan memandang tiga aspek yang mengikuti
makna profesi berikut,
1) kalogial yaitu bahwa pengetahuan dan kompetensi seseorang telah di
validasi atau di uji oleh lingkungan kerjaanya.
2) kognitif berhubungan dengan pengetahuan serta kompetensi tersebut
berdasarkan ilmu pengetahuan yang rasional.
3) moral penilaian profesional serta saran yang di berikan serta berorientasi
pada suatu nilai subtantif.

Merujuk kepada uraian di atas profesi dapat di artikan sebagai suatu


pekerjaan atau jabatan yang menuntut ke ahlian yang didapat dari pendidikan dan
latihan tertentu yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pekerjaan itu mempunyai fungsi dan signifikasi sosial karena diperlukan untuk
pengabdian masyarakat sehingga suatu profesi mutlak memerlukan pengakuan
masyarakat.
b. Menuntut ketrampilan tertentu ang diperoleh lewat pendidikan dan latihan
yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial
dapat di pertanggung jawabkan.
c. Didukung oleh suatu disiplin ilmu bukan sekedar commom sense.
d. Ada kode etik yang menjadi pedoman prilaku anggota beserta sansi yang jelas
dan tegas terhadap pelanggar kode etik.
e. Sebagai konsekuensi layanan yang diberikan kepada masyarakat maka anggota
profesi memperoleh imbalan finansialatau materil.

2. Prinsip Etika Profesi


Etika merupakan pedoman untuk melakukan apa yang seharusnya
dilakukan dan merupakan kesepakatan dari nilai-nilai positif untuk menghasilkan
kebaikan guna perkembangan individu dan masyarakat, dan aturan apa saja yang
kita butuhkan untuk mencegah manusia berbuat jahat (Suhaemi, 2003). Etika
keperawatan adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakini oleh profesi
keperawatan dalam melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan pasien,
masyarakat, teman sejawat maupun dengan organisasi profesi, dan juga dalam
pengaturan praktik keperawatan itu sendiri. Prinsip-prinsip etika ini oleh profesi

6
keperawatan secara formal dituangkan dalam suatu kode etik yang merupakan
komitmen profesi keperawatan akan tanggung jawab dan kepercayaan yang
diberikan oleh masyarakat.

Terdapat 7 prinsip etik keperawatan yaitu; otonomi (menghormati hak


pasien), non malficience (tidak merugikan pasien), beneficience (melakukan yang
terbaik bagi pasien), justice (bersikap adil kepada semua pasien), veracity (jujur
kepada pasien dan keluarga), fidelity (selalu menepati janji kepada pasien dan
keluarga), dan confidentiality (mampu menjaga rahasia pasien). Etika
keperawatan dan etika kesehatan sampai saat ini menjadi isu yang menarik untuk
dibahas karena setiap hari perawat berhadapan dengan masalah etik.

1. Dalam hal ini etik autonomy, seorang pasien yang baru selesai menjalani
operasi craniotomie dan langsung dibawa ke ruang perawatan ICU, perawat
langsung memberikan pertolongan langsung misalnya memberikan terapi sesuai
dengan kebutuhan pasien tanpa memberitahukan keluarga pasien tentang tindakan
yang diberikan apakah keluarga pasien setuju atau tidak setuju akan tindakan yang
diberikan kepada pasien

2. Pinsip non-maleficence dan beneficence,(tidak mencederai/melukai pasien dan


memberikan manfaat) yaitu pada pasien yang ada di ICU mayoritas tidak sadar
dan gelisah maka dipasang restrein, pada pemasangan restrein mengakibatkan
luka lecet pada kulit pasien yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pasien. Pada
pemberian tindakan penyedotan lendir (suction) dari satu pasien ke pasien yang
lain yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi silang kepada pasien kepada
pasien yang satu lagi dan dapat mengakibatkan munculnya penyakit baru.

3. Prinsip justice (keadilan) apabila ada keluarga salah satu dari anggota yang
bekerja di rumah sakit tersebut perawatannya berbeda dengan pasien lain dan
segala administrasi di dalamnya akan sangat mudah padahal perawat harus
berlaku adil dalam memberikan pelayanan keperawatan dengan tidak
membedakan status sosial dan ekonominya akan tetapi pelayanan keperawatan
diberikan sesuai dengan kebutuhan dan keselamatan jiwa si pasien.

4. Prinsip veracity (kejujuran), pada kondisi pasien yang mengalami krisis atau
pada tahap terminal perawat tidak mengatakan hal yang sesungguhnya kepada
keluarga pasien sehingga dapat menimbulkan konflik antara perawat dengan
keluarga pasien. Seharusnya perawat harus mengatakan yang sejujurnya pada
keluarga tentang kondisi pasien yang sebenarnya.

7
5. Prinsip confidentiality (mempertahankan kerahasiaan), perawat harus menjalin
hubungan yang baik dengan pasien maupun keluarganya, misalnya apabila pasien
ataupun keluarga pasien menanyakan tentang tindakan yang diberikan maka
perawat harus memberikan keterangan yang tepat dan menjalin suatu hubungan
yang baik sehingga ada rasa saling percaya antara perawat dengan pasien. Perawat
harus memikul sumpah dan kewajiban dari profesinya, misalnya keluarga pasien
menceritakan hal-hal pribadi yang menyangkut pasien yang dirawat kepada
perawat.disini perawat harus merahasiakan ini hal penting ini dari orang lain
kecuali diminta keterangan yang lebih lanjut demi keselamatan pasien.

6. Prinsip fidelity (keyakinan) dimana ada keluarga pasien yang menggunakan


obat-obat tradisional, hal ini cenderung dilarang perawat karena alasan akan
menimbulkan bau yang tidak enak pada ruangan dan pasien itu sendiri.

Secara umum beberapa aspek prinsip etik yang sering dilanggar secara tidak sadar
oleh beberapa perawat adalah aspek otonomi, perawat terkadang tidak meminta
persetujuan sebelum melakukan tindakan karena dianggap pasien telah pasrah
kepada petugas kesehatan terhadap kesembuhannya. Pada banyak kasus terlihat
bahwa pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai dengan kode etik
keperawatan yang telah ditetapkan. Perawat ingin dikatakan profesional tetapi
dalam proses pelaksanaan masih belum sesuai dan melanggar dari kode etik yang
telah ditetapkan.

3. Professionalisme
Profesionalisme merupakan tanggung jawab untuk bertindak lebih dari
sekedar memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan
peraturan masyarakat (Arens et al., 2008). Sedangkan definisi profesionalisme
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) adalah mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional.Profesionalisme harus diupayakan dengan menumbuhkan nilai dan
keyakinan terhadap profesi keperawatan, agar pada saat memberikan pelayanan
keperawatan tidak terjadi pertentangan dengan apa yang sudah menjadi standar
bagi profesi keperawatan.

Sebagai profesional, keperawatan perlu membuktikan perilaku yang


profesional pula dalam memberikan pelayanan. Untuk mewujudkan hal
tersebut,perawat harus memiliki landasan kelimuan yang kuat, kemampuan

8
psikomotoryang baik dan sikap profesionalisme di dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien sehingga keperawatan profesional dapat terwujud.
Sikap profesional yang utama mampu menunjukkan sikap simpati dan empati
kepada klien. Sikap ini sangat berpengaruh terhadap kesembuhan seorang klien
(Prasetyo, 2004).Konsep dari profesionalisme dalam keperawatan memerlukan
komitmen terhadap profesi, mendorong perawat untuk mendidik,
mempublikasikan jurnal hasil penelitian, menguasai praktek dan teori dan mampu
bertindak secara mandiri .Fungsi Nilai Profesional Keperawatan dalam Asuhan
Keperawatan dimana Nilai profesional merupakan landasan dari kode etik.
Pemahaman dan penguasaan tentang kode etik merupakan salah satu standar yang
harus dipenuhi oleh seorang perawat advanced (Jansen & Stauffacher, 2006).
Kemantapan fondasi perawat akan nilai professional yang dimilikinya akan
mempengaruhi tindakan perawat saat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien (Potter dan Perry, 2005). Oleh karenanya, nilai profesional keperawatan
berfungsi sebagai fondasi sekaligus memberikan petunjuk atau arahan kepada
perawat untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.

4. Kriteria profesi menurut ahli


Menurut Moore dalam Martinis Yamin profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a) Seorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan


pekerjaanya;
b) Ia memperlakukan pekerjaannya sebagi seperangkat norma kepatuhan dan
perilaku;
c) Ia anggota organisasi profesional yang formal;
d) Ia menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar
latihan dan spesialisasi atau pendidikan yang khusus;
e) Ia terikat dengan syarat-syarat kompetensi, kesadaran prestasi, dan
pengabdian;
f) Ia memperoleh otonomi dengan berdasarkan spesialisasi teknis yang
tinggi.

Sedangkan menurut Komisi Kebijaksanaan NEA Amerika Serikat dalam Martinis


Yamin menyebutkan kriteria profesi sebagai berikut:

a) Profesi didasarkan atas sejumlah pengetahuan yang dikhususkan;

9
b) Profesi mengejar kemajuan dalam kemajuan dalam kemampuan
anggotanya;
c) Profesi melayani kebutuhan para anggotanya;
d) Profesi memiliki norma-norma etis;
e) Profesi memperngaruhi kebijaksanaan pemerintahan di bidangnya;
f) Profesi memiliki solidaritas kelompok profesi.

Jadi, kriteria profesi didasarkan pada kemampuan yang dimiliki seseorang


memiliki hal-hal yang berhubungan dengan kompetensi, keterampilan, dan sikap
orang tersebut sesuai kode etik profesi tersebut.

5.Karakteristik Keperawatan sebagai suatu profesi


Karakteristik merupakan ciri-ciri yang dimemiliki oleh seseorang yang
berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan lingkungannya
(Maksydayan,2012.) Profesi perawat terdiri dari beragam latarbelakang, adat dan
kebiasaan, budaya karena perawat pun makhluk holistik. .Maka dari itu
karakteristik dari masing masing perawat yang nantinya akan berpengaruh dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

Karakteristik dalam pribadi setiap perawat bisa memberikan hasil


manajemen yang baik tetapi bisa pula memberikan hasil manajemen yang buruk,
tergantung karakteristik perawatnya. Sedangkan Profesi merupakan sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
penegtahuan dan keahlian khusus.

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi,


karena profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan
lainnya. Dalam hal ini, keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
yang membedakannya dengan profesi lain. Berikut merupakan karakteristik
Perawat sebagai suatu profesi menurut Prof. Ma’rifin Husin :

1. Memberi pelayanan/asuhan keperawatan dan melakukan penelitian sesuai


dengan kaidah-kaidah ilmu dan kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan Jenjang Perguruan Tinggi (JPT)sehingga
diharapkan mampu untuk :
 Bersikap profesional
 Mempunyai keterampilan dan pengetahuan profesional

10
 Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
 Menggunakan etika keperawatan dalam memberikan pelayanan
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dengan kaidah suatu
profesi dalam keperawatan :
 Sistem pelayanan/asuhan keperawatan
 Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
 Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan,pendidikan
keperawatan, registrasi/legislasi), dan
 Melakukan riset keperawatan oleh pelaksana secara terencana dan
terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Sedangkan menurut Shortridge, perawat memiliki karakteristik sebagai


berikut :

 Perawat berorientasi pada masyarakat


 Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan ilmu pengetahuan
 Adanya otonomi
 Memiliki kode etik profesi

Dengan demikian kesimpulannya adalah :

 Perawat mempunyai ilmu pengetahuan yang harus terus bertambah sesuai


dengan perkembangan zaman
 Memiliki standard pendidikan
 Pemberian pelayanan berupa asuhan keperawatan dengan konsep caring
 Memiliki Otonomi dan organisasi khusus keperawatan yaitu PPNI
(Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk tingkat nasional dan INC
(International Council of Nursing) untuk tingkat internasional
 Mmepunyai kode etik sebagai profesi.

6. Analisis Keperawatan di Indonesia


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-
solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/ keluarga. Proses keperawatan terdiri
dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan. Antara lain yaitu pengkajian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi
dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan.Salah satunya adalah

11
implementasi atau pelaksanaan.Pada saat implementasi perawat harus
melaksanakan hasil dari rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa
keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.
Tipe implementasi keperawatan Secara garis besar terdapat tiga kategori
dari implementasi keperawatan (Craven dan Hirnle, 2000) antara lain:
a. Cognitive implementations
Meliputi pengajaran atau pendidikan, menghubungkan tingkat
pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk
klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim
keperawatan,mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan
lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
b. Interpersonal implementations
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan,
menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan
perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role
model, dan lain lain.
c. Technical implementations
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon
klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan
rujukan, dan lain-lain

Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:


a. Independent implementations
Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk
membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya:
membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan
diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan

12
dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat
invasive yang dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
b. Interdependen/ Collaborative implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam
hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT),
dan lain-lain.
c. Dependent implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti
ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal
pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi,
latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
Ada tiga prinsip pedoman implementasi keperawatan (Haryanto,2007),
yaitu :a. Mempertahankan keamanan klien dengan Keamanan merupakan focus
utama dalam melakukan tindakan. Oleh karena, tindakan yang membahayakan
tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan professional,
tetapi juga merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat ditutut.b.
Memberikan asuhan yang efektif dengan memberikan asuhan yang efektif adalah
memberiakan asuhan sesuai dengan yang harus dilakukan semakin baik
pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka semakin efektif asuhan yang
diberikan.
Memberikan asuhan seefisien mungkin dengan memberikan asuhan yang efisien
berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat mengunakan waktu sebaik
mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah kilen.
Tahap – Tahap Implementasia.
a. Tahap I: Persiapan merupakan tahap awal tindakan keperawatan ini
menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan.
Meliputi : Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap
perencanaan, menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang
diperlukan, mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin
timbul, menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan,
mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan, dan
mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensi tindakan.
b. Tahap II: Intervensi merupakan tahap yang berfokus pada pelaksanaan
tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan ini meliputi: Independen
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah
dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independen keperawatan
dapat dikatagorikan menjadi 4, yaitu tindakan diagnostik, tindakan terapeutik,
tindakan edukatif, dan tindakan merujuk, interdependen menjelaskan suatu

13
kegiatan yang memelukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter, dan dependen ini
berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan tersebut
menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilaksanakan.
c. Tahap III: Dokumentasi merupakan pelaksanaan tindakan keperawatan harus
diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam
proses keperawatan.Ada 3 tipe sistem pencatatan yang digunakan pada
dokumentasi : Sources-Oriented records, Problem-Oriented records, dan
Computer-Assissted records.Adapun hal-hal yang perlu didokumentasikan pada
tahap implementasi asuhan keperawatan ini terdiri atas:
 Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
 Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan
intervensi tersebut.
 Mencatat semua jenis intervensi keperawatan.
 Serta memberikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim
kesehatan yang telah melakukan intervensi kepada pasien.

B. Standar Praktik Keperawatan professional

1. Defenisi Standar Praktek Keperawatan


Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh
setiap tenaga professional. Penjabaran standar praktik dalam keperawatan dapat
kita identifikasi dalam dua pengertian berikut:

✓Standar praktik keperawatan adalah ekpektasi/harapan-harapan minimal dalam


memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.

✓Standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam


melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Dengan adanya standar keperawatann dalam memberikan asuhan
keperawatan ke pasien diharapkan perawat mempunyai patokan atau pedoman
dalam memberikan layanan kesehatan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih
antara profesi yang satu dengan yang lain, dan tidak sampai terjadi malpraktek
(Munjida, 2011).

2.Ciri ciri praktek keperawatan


Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

14
1. Otonomi dalam Pekerjaan Perawat mempunyai kemandirian. Perawat
mempunyai hak melakukann tugasnya tanpa campur tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat Perawat harus dapat bertanggung
jawab terhadap apa yang dia kerjakan. Misal dalam hal member suntikan harus
sesuai waktu dan dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati dan jujur serta teliti
dalam melakukan kegiatan keperawatan. Perawat juga harus siap bertanggung
gugat yaitu siap menerima semua konsekuennsi dari setiap keputusan yang
diambil.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri Kebebasan perawat untuk bertindak
melaksanakan tindakan keperawatan tanpa kendali dari luar. Seorang perawat
dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat, karena telah memperoleh
pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai perawat profesional.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain Dalam melakukan tindakan keperawatan,
perawat harus melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain. Misal ada orang
kecelakaan dan patah tulang, perawat membutuhkan tenaga radiologi untuk
melakukan rongent.
5. Pemberian pembelaan (advocacy) Pembelaan disebut juga dukungan
(advocacy). Yaitu bertindak demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang
bermutu dengan mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam
mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain yang lebih luas
(system at large).
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien. Tujuan Praktik Keperawatan
Professional diantaranya adalah untuk membantu individu agar mandiri, selain itu
mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan,
kemudian membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara
kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatan, serta membantu individu memperoleh derajat kesehatan secara
optimal.

3. Klasifikasi Standar Praktek Keperawatan


1. Perawat dan Pelaksana Praktek Keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standart praktek keperwatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standart pendidikan Keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat
dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standart profesi keperawatan.
2. Nilai-nilai Pribadi dan Praktek Profesional

15
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup
praktek keperawatan dan bidang teknologi medis akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang memiliki perawat dengan
pelakasana praktek yang dilakukan sehari-hariselain itu pihak atasan
membutuhkan bantuan dari perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan tertentu , dilain pihak perawat mempunyai hak untuk menerima atau
menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

4. Tipe Standar Praktek Keperawatan


Beberapa tipe standar telah digunakan untuk mengarahkan dan
mengkontrol praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk "normatif" yaitu
nengyraikan praktek keperawatan yang ideal dan dapat menggambarkan
penampilan perawat dengan mutu tinggi, standar juga berbentuk "empiris" yaitu
menggambarkan praktek keperawatan berdasarkan hasil observasi pada sebagian
besar sarana pelayanan keperawatan. (Gillies 1989,h.125)
a. Standar Praktek
Meliputi kebijakan (Police),uraian tugas(job describtion),dan standar
kinerja(performance standar).Ia menuntun perawat dalam melaksanakan
perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh
perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan dan
menggambarkan definisi institusi tantang apa yang dapat dilakukan oleh perawat.
Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisiyang harus tersedia untuk
menfasilitasi pemberian asuhan.Uraian tugas mencerminkan kompetensi,
pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan bagi semua staf yang memiliki
peran atau posisi sebagai perawat.Sedangkan standar kinerja diturunkan dari
uraian tugas dan menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat
yang didasarkan atas pengetahuan,ketrampilan, dan pencapaian aktifitas kemajuan
profesional
b. Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana
asuhan(care plans). Itu merupakan alat untuk memastikan perawatan pasien yang
aman dan memastikan hasil yang berasal dari fasien ini. Prosedur
merupakanuraian tahap pertahap tentang bagaimana melakukan keterampilan
spikomotor dan bersifat orientasi tugas. Protokol meliputi lima kategori
utama:manajemen pasien dengan peralatan invasi, manajemen pasien dengan
invatif; manajemen status psiologis dan psikologis; dan diagnosa keparawatan
tertentu. Standar asuhan generik menguraikan harapan asuhan minimal yang
disediakan bagi semua pasien dimana pun pasien dirawat.Rencana asuhan dibuat

16
dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa medis pasien dan diagnosa
keperawatan pasien.

5.Tujuan standarisasi praktek keperawatan


Tujuan standar praktek keperawatan menurut Gillies (1989) adalah
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, melindungi perawat dari kelalaian
dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak
terapeutik
1.Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
Perawat berusahamencapai standar yang telah ditetapkan dan termotivasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat bersifat mendasar terhadap peningkatan kualitas hidup pasiennya.
2.Mengurangi biaya asuhan keperawatan
Apabila perawat melakukan kegiatan yang telah ditetapkan dalam standar,
maka beberapa kegiatan keperawatan yang tidak perlu dapat dihindarakan. Hal ini
berarti perawat akan menghemat biayabaik bagi perawat maupun bagi pasien.
Dengan adanya standar, maka permasalahan pasien akan cepat ditemukan dan
teratasi sehingga hari perawat pasien semakin pendek dan akan mengurangi biaya
perawatan bagi pasien.
3.Melindungi perawat dan melindungi pasien dari kelalaian
Standar keperawatan harus dapat menguraikan prosedur yang wajib
dilakukan dalam member asuhan keperawatan, sehingga perawat akan dapat
memahami setiap tindakan yang dilakukan. Hal ini akan dapat menghindarkan
kesalahan dan kelalaian dalam melakukan asuhan keperawatan. Pasal 53 ayat 2
dan 4 UU Kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan, “Tenaga kesehatan (perawat
dan bidan) dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien”. Berdasarkan hal tersebut standar
keperawatan mempunyai standar hokum, barang siapa melanggar atau lalai akan
menerima sanksi pada pasal 82-85.
Tujuan Standarisasi Praktek Keperawatan

✓ Perawat, standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk


membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan teradap kien dan perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan
keperawatan dengan membimbing perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan yang tepat dan benar.

17
✓ Rumah sakit, dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun
dengan singkat waktu perwatan di rumah sakit.

✓ Klien, dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang ditanggung klien
dan keluarga menjadi ringan.

✓ Profesi, sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai ukuran
untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat pengontrolnya.

✓ Tenaga kesehatan lain, Untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi


lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik.

6. Manfaat standar praktek keperawatan


•Praktek Klinis
Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan
merupakan alat mengukur mutu penampilan kerja perawat guna
memberikan feeedback untuk perbaikan.
•Administrasi Pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam
perencanaan pola staf, program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari
program orientasi.
•Pendidikan Keperawatan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi
penampilan kerja mahasiswa.
•Riset Keperawatan
Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas askep.
•Sistem Pelayanan Kesehatan
Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan
dalam mengembangkan mutu askep dan peran perawat dalam tim kesehatan
sehingga terbina hubungan kerja yang baik dan memberikan kepuasan bagi
anggota tim kesehatan.

7.Metode dan implementasi standar keperawatan profesional

18
1.Pengertian Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Ngalimun, 2014: 14). Jika dikaitkan dengan standar asuhan
keperawatan, maka metode merupakan salah satu aspek penting yang perlu
dilakukan oleh perawat dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan kode etik keperawatan, demi tercapainya tujuan standar asuhan
keperawatan, yaitu memberikan outcome yang membaik pada klien.

2.Metode Dalam Praktik Keperawatan


Metode yang digunakan untuk menyusun standar keperawatan :
a)Proses Normatif : Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli profesional
dan pola praktek klinis perawat di dalam suatu badan/institusi tertentu.
b)Proses Empiris : Standar dirumuskan berdasarkan hasil penelitian dan praktek
keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c)Metode Tim : Merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif. Metode tim di dasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi. Pendapat
Suyanto (2011) metode tim keperawatan merupakan salah satu metode penugasan
keperawatan yang mana pelayanan dilakukan oleh sekelompok perawat dan
kelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dibidangnya.

3.Implementasi Standar Praktek Keperawatan


Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan
pendekatan secara umum dan khusus sebagai berikut :
 Standar struktur : berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan
( semua level keperawatan ) dengan sarana/institusi rumah sakit. Standar
ini terdiri dari : filosofi, tujuan, tata kerja organisasi, fasilitas dan
kualifikasi perawat.
 Standar proses : berorientasi pada perawat, khususnya ; metode, prinsip
dan strategi yang digunakan perawat dalam asuhan keperawatan. Standar
proses berhubungan dengan semua kegiatan asuhan keperawatan yang
dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

19
 Standar hasil : berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa
uraian kondisi klien yang dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil
tindakan keperawatan.
Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan
sesuai dengan aspek yang diinginkan antara lain :
 Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik atau masalah keperawatan
klien yang sering ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan klien
anteatal, intranatal dan postnatal.
 Aspek pendidikan dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan
yang paling dibutuhkan, misalnya penyuluhan tentang perawatan
payudara.
 Aspek kelompok klien, topik dapat dipilih berdasarkan kategori umur,
masalah kesehatan tertentu misalnya; kelompok menopouse.
Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat dimodifikasi
keduanya dalam pelayanan asuhan keperawatan. Contoh : pelaksanaan standar
asuhan keperawatan pada klien postnatal, perawat dapat mengunakan standar
proses (metode, prinsip dan strategi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Standar pelayanan yang digunakan harus sesuai dengan standar profesi
yang berlaku dan kode etik kedokteran saat ini. Setiap rumah sakit gigi dan mulut
dalam memberikan pelayanan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
pelayanan sesuai dengan standar profesi kedokteran gigi yang ditetapkan. Standar
profesi berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1992 adalah pedoman yang
harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.
Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat
dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien.
Kepatuhan perawat terhadap standar menunjukkan adanya otonomi profesi
yang merupakan salah satu karakteristik utama suatu profesi yang berarti perawat
menentukan sendiri rencana keperawatan (renpra) yang akan diberikan kepada
klien. Oleh karena itu, di ruang Metode Praktik Keperawatan Profesional perlu
ditetapkan standar renpra sehingga waktu perawat tidak tersita untuk menulis.
Selama melaksanakan implementasi, keamanan fisik dan psikologis dipastikan
dengan mempersiapkan pasien secara adekuat, melakukan asuhan keperawatan
dengan terampil dan efisien, menerapkan prinsip yang baik
mengindividualisasikan tindakan dan mendukung pasien selama tindakan tersebut.
Pengimplementasian Metode Keperawatan Praktik Profesional sebagai
bagian dari standar praktek keperawatan ternyata dapat menciptakan suatu
lingkungan yang menopang kontribusi unik dari keperawatan pada klien.
Hubungan caring antara klien dan keluarga dan perawat direfleksikan melalui
perilaku perawat antara lain menjadi pendengar yang baik, sehingga klien terbuka

20
dan merasa dihargai. Selanjutnya pengimplementasian standar praktek
keperawatan dalam kepatuhan perawat Kepatuhan terhadap standar menunjukkan
bahwa perawat menggunakan pengetahuan dan keterampilan dalam membantu
klien memenuhi kebutuhannya melalui proses penyelesaian masalah secara
ilmiah. Peningkatan kepatuhan perawat terhadap standar pada Metode Praktek
Keperawatan Profesional menunjukkan bahwa perawat tidak bekerja secara rutin
tetapi pemberian asuhan keperawatan didasarkan pada masalah klien. Di
Indonesia Metode Praktek Keperawatan Profesional telah dikembangkan dan
diimplementasikan dibeberapa rumah sakit pemerintah dan swasta. Metode
Praktek Keperawatan Profesional yang dapat meningkatan mutu asuhan
keperawatan di rumah sakit adalah Metode Praktek Keperawatan Profesional
tentang penataan struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan.

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian


tertentu. Artinya, jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh
sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Melainkan melalui proses pendidikan dan pelatihan
yang disiapkan secara khusus untuk bidang yan diembannya.
Dengan melihat defenisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat
kita analisis bahwa keperawatan d Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu
profesi. Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari
ti kesehatan, yang iku bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun
sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien, dalam
mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal
serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan
tanggung jawab PPNI karena tekanan dan tuntunan kebutuhan terhadap kualitas
asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus
dapa diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-
sumber pengembangan standar praktek keperawatan.
Tujuan dan manfaat standar praktek keperawatan pada dasarnya mengukur
kualitas asuhan kinerja perawat dan efektivitas manajemen organisasi. Dalam
pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim

22
sehingga dapat ditata siapa yang beranggung jawab mengembangkan standar
bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orintasi,
dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil
pasien, standar praktik beriorentasi pada kinerja perawat professionaluntuk
membedayakan proses keperawatan . standar finansial juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi
perawat dan organisasi pelayanan.

B. SARAN
Kami dari kelompok 5 menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Demikian makalah ini kami buat,
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Kami sangat terbuka terhadap
perubahan ke arah yang lebih baik. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat
mema'afkan dan memakluminya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pustaka, rangkuman. 2017. 10+ Pengertian Metode Menurut


Para Ahli, http://www.rangkumanpustaka.com/2017/04/metode-
adalah-cara-kerja.html Diakses pada 27 September 2021 22.27

Markus, vergio. 2018. Standar Praktek Keperawatan,


https://pdfcoffee.com/makalah- standar-praktek-keperawatan-
pdf-free.html Diakses pada 28 September 2021 04.50

Perawat, Media. 2020. Macam Metode Asuhan Perawatan,


https://mediaperawat.id/macam-metode-asuhan-perawatan/
Diakses pada 28 September 2021 05.03

Nastuti. 2017. Asuhan Keperawatan, https://akperyarsismd.e-


journal.id Diakses pada 27 September 2021 23.30

Nersilicious. 2020. Standar Praktik Keperawatan,


https://www.nerslicious.com/standar-praktik-keperawatan/
Diakses pada 27 September 2021

Maisykah. 2015. Standar Praktek Keperawatan,


https://maisykah.wordpress.com/2015/05/19/standar-praktek-
keperawatan/#_Toc411849295 Diakses pada 27 September 2021

Rinawati. 2018. Proses Keperawatan


http://repository.unimus.ac.id/2026/6/BAB%20II.pdf Diakses
pada 27 September 2021

Sitorus, Ratna. 2011. Dampak Implementasi Model Praktik


Keperawatan
https://media.neliti.com/media/publications/110240-ID-dampak-
implementasi-model-praktik-kepera.pdf Diakses pada 27
September 2021
Hasanah, Raudatun. 2019. Karateristik dan Prinsip Etik
Perawat KepadaPasienDirumahSakit,
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&q=karakteristik+dan+prinsip+etik+raudat
un&scisbd=1
Paramitta, Nitta. 2014. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi,
https://nittaparamitta.wordpress.com/2014/12/05/keperawatan-
sebagai-profesi/

24
Khotimah. 2013. Standar Praktek Keperawatan, http://e-
learning.stikespantiwaluya.ac.id/mod/resource/view.php?id=170

Siska, Retna. 2012. Standar Praktek keperawatan,


https://retnasiska-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/retnasiska.wordpress.com/2012/12/10/
standar-praktek-keperawtan/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16327791972844&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https
%3A%2F%2Fretnasiska.wordpress.com
%2F2012%2F12%2F10%2Fstandar-praktek-keperawtan%2F

Maulida Sari, Evi. 2017. Profesi dan Hakikat Guru,


https://www.academia.edu/download/55449590/PPG.pdf

Budiono, Sumirah. (2016). Konsep Dasar Keperawatan.


Jakarta : Bumi Medika.

Fhirawati, Riama Marlyn Sihombing, Adventina Delima


Hutapea, Agus Supinganto. (2020). Konsep Dasar
Keperawatan. Yayasan Kita Menulis
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=XdMGEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR15&dq=inf
o:lHWn7H1ZPxkJ:scholar.google.com/&ots=cOQghGzucn&sig
=ZO9lyxG151Q2SkClsIhP0oMCk4A&redir_esc=y#v=onepage
&q&f=false

Vera, Matt. (July, 2021). Nursing Diagnosis Guide and List: All
You Need to Know to Master Diagnosing.
https://nurseslabs.com/wp-content/uploads/2019/02/The-
Nursing-Process.png. Diakses pada 27 September 2021.

Astri. 2017. Latar belakang profesionalisme dalam profesi


keperawatan http://scholar.unand.ac.id/30194/2/11.-BAB-
Astri-watermark-baru.pdf Diakses pada tanggal 27 September
2021 23.45

Hidayad. 2018. Bab II Nilai Profesi Keperawatan


Materi Inside, 2014. Definisi dan Kriteria Profesi,
https://materiinside.blogspot.com/2014/04/definisi-dan-kriteria-
profesi.html

25
NURSE GENERATION UNSRIT BITUNG, 2015. Etika
Keperawatan : Praktik Keperawatan Profesional,
http://nursegenerationunsrit.blogspot.com/2015/12/praktik-
keperawatan-profesional.html?m=1

Pangaribuan,Resmi. 2016. "Persepsi perawat terhadap prinsip-


prinsip etik dalam pelaksanaan tindakan keperawatan di ICU
Rumah sakit,
https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/jurhesti/article/dow
nload/6/6 diakses pada 27 September 2021 19.00

26

Anda mungkin juga menyukai