Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATAN


Diajukan Untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Mata Kuliah Etika dan Soft Skill

Disusun Oleh :
Kelompok I
Desi Waluya
Fitri Anjani Bustami
M. Riza Rizki M
Mohammad Dhika Kusumah
Muhammad Irsyad
Peti Marsita Dewi
Rani Anggraeni
Shalma Khoirunisa
Yunita Aisyah Putri

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN TINGKAT 1


STIKES PERMATA NUSANTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah tentang ”Kode Etik Keperawatan”
dengan baik dan selesai secara tepat waktu.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari


dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi kami selaku penyusun dan bagi para pembaca.

Kami selaku penyusun tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Sifa Fauziah, Ns., M.Kep., selaku dosen mata kuliah Etika dan Soft Skill, dan
tak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari


sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya
sebagai penyusun.

Cianjur, 3 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

A. Pengertian................................................................................................3

1. Kode Etik Keperawatan menurut PPNI..............................................3

2. Kode Etik Keperawatan menurut International Council of Nursing. .3

B. Tujuan Dibentuk Kode Etik Keperawatan..............................................4

C. Penerapan Pada Kode Etik Keperawatan................................................6

D. Kode Etik Keperawatan PPNI.................................................................6

E. Pelanggaran Kode Etik Keperawatan dan Sanksinya..............................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................11

B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kode etik profesi merupakan pernyataan komprehensif dari bentuk tugas
dan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan praktik dibidang praktiknya, baik yang berhubungan dengan
pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri.
Sedangkan kode etik keperawatan merupakan daftar perilaku atau bentuk
pedoman atau panduan etik perilaku profesi keperawatan secara profesional.
Dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah memberikan
perlindungan bagi pelaku dan penerima praktik keperawatan.

Kode etik profesi disusun dan disahkan oleh organisasi profesinya sendiri
yang akan membina anggota profesinya baik secara nasional maupun
internasional. Konsep etik yang merupakan paduan profesi merupakan
tanggung jawab dari anggota untuk melaksanakannya. Profesi keperawatan
sebagai salah satu profesional dan mempunyai nilai-nilai atau prinsip moral
dalam melakukan praktiknya maka kode etik sangatlah diperlukan. Perawat
sebagai anggota profesi keperawatan hendaknya menjalankan kode etik
keperawatan yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan tetap memegang
teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya.

Kode etik keperawatan merupakan salah satu pegangan seorang perawat


untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan konflik yang terjadi. Tenaga
keperawatan yang melakukan tindakan keperawatan harus sesuai dengan
kompetensi perawat yang sudah ditetapkan dan didapatkan selama proses
pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kode etik keperawatan?
2. Apa tujuan kode etik keperawatan dibentuk?
3. Bagaimana penerapan kode etik keperawatan?
4. Apa saja kode etik PPNI?
5. Bagaimana pelanggaran kode etik keperawatan dan sanksinya?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kode etik keperawatan.
2. Untuk mengetahui tujuan kode etik keperawatan dibentuk.
3. Untuk mengetahui penerapan pada kode etik keperawatan.
4. Untuk mengetahui kode etik PPNI.
5. Untuk mengetahui pelanggaran kode etik keperawatan dan sanksinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Kode Etik Keperawatan menurut PPNI
Seluruh perawat profesional di Indonesia harus mematuhi dan memegang
teguh aturan yang berlaku dalam menjalankan tugas serta fungsi seorang
perawat sesuai kode etik perawat nasional Indonesia. PPNI sebagai
organisasi profesi perawat menelurkan dua kode etik, yaitu kode etik
perawat dan kode etik keperawatan. Masing-masing kode etik mempunyai
pengertiannya sendiri-sendiri, berikut penjelasannya:
a. Kode etik perawat
Kode etik perawat adalah kesanggupan dan keyakinan yang
dideklarasikan untuk menjunjung tinggi moral, nilai, serta tujuan
keperawatan.
b. Kode etik keperawatan
Kode etik keperawatan adalah pedoman yang mengatur perilaku setiap
perawat sekaligus menjadi kerangka kerja untuk pengambilan keputusan
etis maupun analisis.

Adanya kode etik perawat dan kode etik keperawatan ini menjadi
standar pelayanan prima kepada pasien serta mencegah terjadinya
pelanggaran etik profesi keperawatan.

2. Kode Etik Keperawatan menurut International Council of Nursing


International Council of Nurses (ICN) telah membuat kode etik perawat
untuk pertama kalinya pada tahun 1953 dan beberapa kali direvisi hingga
terakhir pada tahun 2012.
Menurut ICN, kode etik perawat adalah panduan terstandar yang
digunakan untuk mengambil keputusan atau tindakan berbasis nilai serta

3
kebutuhan sosial yang tidak dapat ditawar. Kode etik internasional ini
berfokus pada pelayanan yang diberikan perawat untuk mencapai
kepuasan dan keamanan klien atau pasien.

B. Tujuan Dibentuk Kode Etik Keperawatan


Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap keputusan
yang menyangkut etika masalah etika dengan menggunakan model-model
moralitas yang konsekuen dan absolute (Sutarna 2011).
Secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah suatu upaya agar
perawat dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan
menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut dapat
diuraikan menjadi beberapa hal (tujuan), yaitu :
1. Membantu pasien/individu/masyarakat tetap mandiri
Tidak semua pasien memiliki kesadaran untuk hidup mandiri. Banyak
pasien yang mengalami sakit merasa putus asa dan tidak semangat.
Setidaknya berkat perawat, mampu memberikan semangat bagi pasien.
2. Membantu klien menangani penyakitnya
Banyak masyarakat yang tidak tahu penyakit yang ada di dalam dirinya.
Sebagai seorang perawat harus bisa membantu pasien dalam mengedukasi
penyakit pasien.
3. Mengajak pasien/individu/masyarakat untuk berpartisipasi dalam bidang
kesehatan
Kode etik keperawatan juga bertujuan untuk mendorong pasien untuk
berpartisipasi menjadi bagian di dalamnya.
4. Membantu pasien yang meninggal dengan tenang
Misalnya, menenangkan keluarga, membantu mengurus jenazah sebelum
dipulangkan dan masih banyak lagi.
5. Mengajak memelihara kesehatan dan mengembangkan potensi kesehatan
agar tidak mengalami sakit lagi.
6. Membantu pemulihan kondisi pasien sehabis sakit

4
Seorang perawat secara tidak langsung selain memantau kondisi tubuh
pasien, juga memberikan ketenangan bagi keluarga pasien. Karena perawat
menjelaskan apa yang harus dilakukan keluarga dan pasien itu sendiri.
7. Mengajak untuk merawat kesehatan
Mengajak pasien atau keluarga pasien agar merawat kesehatan tidak
dilakukan saat sakit, tetapi dilakukan sebelumnya sebagai bentuk
pencegahan.
8. Mengajak mencapai derajat kesehatan yang optimal.
9. Mempertahankan kesehatan pasien sebelum atau pasca pengobatan.
10. Mencegah sakit yang lebih parah
Seorang perawat memiliki andil yang besar untuk mengedukasi agar
tidak memperparah sakit pada pasien.

Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut.

1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat harus


memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan
oleh masyarakat.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktik etika.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan- hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai seorang
kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan (Sutarna 2011).

5
C. Penerapan Pada Kode Etik Keperawatan
Penerapan kode etik keperawatan adalah prinsip untuk memberi pelayanan
keperawatan yang berkualitas bagi pasien dan ini di perlukan bagi perawat di
berbagai posisi untuk berkomitmen pada profesi keperawatan.
Pelaksanaan tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan kode
etik keperawatan dan prinsip etik keperawatan . Perawat dalam menjalankan
asuhan keperawatannya, harus menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan
dilakukannya sebelum melakukan prosedur perawatan pada klien. Seorang
perawat dapat dikatakan profesional apabila sesuai dengan peraturan dan tidak
melanggar kode etik yang ditetapkan.
Perawat sebagai profesi yang selalu siap melayani pasien selama 24 jam
dalam pelaksanaan layanan kesehatan, memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan mematuhi kode etik keperawatan serta mampu menerapkan
prinsip etika keperawatan dalam pemberian layanan. Salah satu pegangan
perawat dalam mencegah kesalahan serta konflik yang ada merupakan
pengertian dari kode etik keperawatan.

Perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai


penyelenggara Praktik Keperawatan, pemberi Asuhan Keperawatan, penyuluh
dan konselor bagi Klien, pengelola Pelayanan Keperawatan, dan peneliti
Keperawatan (Nasir and Purnomo 2019).

Kepuasan pasien dan mitra kolaborasi dalam pelayanan tidak terlepas dari
perilaku etik yang berpedoman pada kode etik keperawatan. Sehingga perlu
diperkuat dengan pengetahuan dan kepatuhan dalam penerapannya (Zainuddin,
Saleh, and Kadar 2019).

D. Kode Etik Keperawatan PPNI


Menurut Kementerian Kesehatan (2014), organisasi yang mewadahi
Perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), di
mana mewajibkan anggota patuh terhadap Undang-undang RI Nomor 38 tahun

6
2014 yang menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan keperawatan harus
dilaksanakan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi, kewenangan etik dan
moral tinggi (Zainuddin, Saleh, and Kadar 2019).
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, di mana
seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan. Ada lima kode etik keperawatan
Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
1. Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianutserta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Perawat dan Praktik
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang
keperawatan melalui belajar terus-menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang

7
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
3. Perawat dan masyarakat Perawat mengemban tanggung jawab bersama
masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
4. Perawat dan Teman Sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
ilegal.
5. Perawat dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

E. Pelanggaran Kode Etik Keperawatan dan Sanksinya


Kode etik perawat (juga biasa disebut etik keperawatan) sebagai bagian dari
pengetahuan dasar etik berisi bagaimana perawat seharusnya berperilaku etik
sebagai sebuah profesi, bagaimana seharusnya membuat keputusan saat
mengalami hambatan, bagaimana mencegah terjadinya permasalahan etik, serta

8
bagaimana berusaha memenuhi kewajiban profesional sesuai tujuan, nilai dan
standar keperawatan (Setiani 2018).

Di dalam Buku Standar Kode Etik Keperawatan, disebutkan beberapa jenis


pelanggaran etik keperawatan, antara lain sebagai berikut.

1. Pelanggaran ringan, meliputi:


a. melalaikan tugas;
b. berperilaku tidak menyenangkan penderita atau keluarga;
c. tidak bersikap sopan saat berada dalam ruang perawatan;
d. tidak berpenampilan rapi;
e. menjawab telepon tanpa menyebutkan identitas; dan
f. berbicara kasar dan mendiskreditkan teman sejawat dihadapan
umum/forum.
2. Pelanggaran sedang, meliputi:
a. meminta imbalan berupa uang atau barang kepada pasien atau
keluarganya untuk kepentingan pribadi atau kelompok;
b. memukul pasien dengan sengaja;
c. bagi perawat yang sudah menikah dilarang menjalin cinta dengan pasien
dan keluarganya, suami atau teman sejawat;
d. menyalahgunakan uang perawatan atau pengobatan pasien untuk
kepentingan pribadi atau kelompok;
e. merokok dan berjudi di lingkungan rumah sakit saat memakai seragam
perawat;
f. menceritakan aib teman seprofesi atau menjelekkan profesi perawat di
hadapan profesi lain; dan
g. melakukan pelanggaran etik ringan (minimal 3 kali).
3. Pelanggaran berat, meliputi:
a. melakukan tindakan keperawatan tanpa mengikuti prosedur sehingga
penderitaan pasien bertambah parah bahkan meninggal;
b. salah memberikan obat sehingga berakibat fatal bagi pasien;

9
c. membiarkan pasien dalam keadaan sakit parah atau sakaratul maut tanpa
memberikan pertolongan;
d. berjudi atau meminum minuman beralkohol sampai mabuk di ruangan
perawatan;
e. menodai kehormatan pasien;
f. memukul atau berbuat kekerasan pada pasien dengan sengaja sampai
terjadi cacat fisik;
g. menyalahgunakan obat pasien untuk kepentingan pribadi atau kelompok;
dan
h. menjelekkan dan/atau membuat cerita hoax mengenai profesi
keperawatan pada profesi lain dalam forum, media cetak, maupun media
online yang mengakibatkan adanya tuntutan hukum.

Sedangkan sanksi untuk pelanggaran etik keperawatan terbagi atas :

1. Sanksi pelanggaran ringan, yaitu dengan:


a. berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi; dan
b. meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan.
2. Sanksi pelanggaran sedang, yaitu dengan:
a. harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien atau
keluarganya;
b. meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan; dan
c. membuat surat pernyataan di atas kertas segel bermaterai tidak akan
mengulanginya lagi.
3. Sanksi pelanggaran berat, yaitu dengan:
a. harus meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan;
b. membuat surat pernyataan di atas kertas segel bermaterai tidak akan
mengulanginya lagi;
c. dilaporkan kepada pihak kepolisian; dan
d. diberhentikan dari kedinasan dengan tidak hormat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung
gugat atas pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan
hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat
diperlukan untuk melaksanakan praktik keperawatan, sedangkan etika
keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang
dibuat masih sulit dilaksanakan di lapangan karena bentuk kode etik yang ada
masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk
teknis.

B. Saran
1. Pentingnya membuat standar praktik keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai
bentuk pelindung hukum baik pemberi dan penerima praktik keperawatan.
3. Kode etik di Indonesia yang salah ada perlu didukung dengan adanya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik
di lapangan.
4. Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa fakultas keperawatan
kita harus mengetahui dengan pasti segala bentuk etik maupun isu etik
keperawatan, dan makalah ini merupakan salah satu bagian pembelajaran
yang sesuai.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nasir, Andi, and Edi Purnomo. 2019. “Pengaruh Penerapan Kode Etik
Keperawatan Terhadap Pelayanan Keperawatan.” Jurnal Ilmuah Permas:
Jurnal Ilmiah STiKes Kendal 9(4): 335–42.

Setiani, Baiq. 2018. “Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal


Pemenuhan Kewajiban Dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan.”
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia 8(4).

Sutarna, I Made. 2011. “Penerapan Kode Etik Profesi Keperawatan.” Jurnal


Keperawatan IV(1): 41–42.

Zainuddin, Suhenny, Ariyanti Saleh, and Kusrini Kadar. 2019. “Gambaran


Perilaku Etik Perawat Berdasarkan Penjabaran Kode Etik Keperawatan.”
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah: 145–50.

12

Anda mungkin juga menyukai