Anda di halaman 1dari 4

ASPEK LEGAL DAN HUKUM DALAM KEPERAWATAN

I. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentukpelayanan profesional yang berupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
II. ASPEK LEGAL KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Aspek Legal Keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam memberikan
asuhan perawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam Undang
Undang Keperawatan
III. ASPEK LEGAL KEPERAWATAN MELIPUTI :
1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan
keperawatan mana yang sesuai dengan hukum
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
3. Membantu menentukan batas batas kewenangan tindakan keperawatan
mandiri
4. Membantu mempertahankan standar peaktek keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum
5. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa
6. Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di
ruang prakteknya
7. Perawat yang memilki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah
8. Persyaratan praktik perorangan sekurang kurangnya memenuhi :
 Tempat praktek memenuhi syarat
 Memiliki peralatan dan administrasi termasuk formulir/buku
kunjungan catatan tindakan dan formulir rujukan

Dalam Aspek legal Keperawatan yang perlu diperhatikan dan harus dihindari adalah :
1. Kelalaian
Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara
tidak melakukan pekarjaan sesuai yang diharapkan
2. Pencurian
Mengambil ssuatu yang bukan miliknya
3. Fitnah
Jika membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang
tersebut
4. False Imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan
pelanggaran hukum
5. Penyerangan dan pemukulan
Perawatan yang kita berikan atas ijin pasien atau informed consent yang
berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan
kita lakukan
6. Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hakatas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya
7. Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip prinsip etik dan membuat anda terikat
secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar Etik meminta
perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membayahakan pasien
IV. ASPEK HUKUM DALAM KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN HUKUM
Hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan peraturan atau kaidah kaidah
dalam suatu kehidupan bersama atau keseluruahn peraturan tingkah laku yang
berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sangsi.
2. PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN
Adalah ketentuan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari
tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu
dan masyarakat yangmenerima upaya kesehatan tersebut dalam segala
aspekpromotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara organisasi dan
sasaran.
3. FUNGSI HUKUM DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
a. Memberikan kerangka untuk mementukan tindakan keperawatan
b. Membedakan tanggung jawab denagn profesi yang lain
c. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memilki akuntabilitas di bawah hukum
4. HAK HAK PASIEN
a. Memberikan persetujuan ( consent )
b. Hak untuk memilih mati
c. Hak perlindunagan bagi orang yang tidak berdaya
d. Hakpasien dalam penelitian
5. HAK HAK PERAWAT
a. Hak perlindungan wanita
b. Hak berserikat dan berkumpul
c. Hak mengendalikan praktek keperawatan sesuai yang diatur oleh
hukum
d. Hak mendapat upah yang layak
e. Hak bekerja dilingkungan yang baik
f. Hak terhadap pengambangan profesional
g. Hak menyusun standar praktekdan pendidikan keperawatan
6. INFOREMED CONSENT
Ada 3 hal yang menjadi hak mendasar dalam menyatakan persetujuan.
Rencana tindakan medis yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
hak untuk mendapatkan informasi, dan hakuntuk ikut mementukan
7. HAK ATAS INFORMASI
a. Sebelum melakukan tindakan medis baik ringan maupun berat
b. Pasien berhak bertanya tentang halhal seputar rencana tundakan medis
yang akan diterimanya tersebut apabila informasi yang diberikan
dirasakan masih belum jelas
c. Pasien berhak meminta pendapat atau penjelasan dari dokter lain untuk
memperjelas atau membendingkan informasi tenntang rencana
tindakan medis yang akan dialaminya
d. Pasien berhak menolak rencan tindakan medis tersebut
e. Semua informasi di atas sudah harus diterima pasien sebelum rencan
tindakan medis dilaksanakan. Pemberian informasi ini layaknya
bersifat objektif, tiak memihak, dan tanpa tekanan. Setelah menerima
informasi tersebut pasien harus diberi waktu untuk berfikir dan
mempertimbangkan keputusannya
8. INFORMASI YANG DIPEROLEH :
a. Bentuk tindakan medis
b. Prosedur pelaksanaanya
c. Tujuan dan keuntungan dari pelaksanaanya
d. Resiko dan efek samping dari pelaksanaanya
e. Resiko atau kerugian apabila rencana tundakan medis itu tidak
dilakukan
f. Alternatif lain sebagai pengganti rencana tindakan medis itu, termasuk
keuntungan dan kerugian dari masing masing alternatif tersebut
9. KRITERIA PASIEN YANG BERHAK :
a. Pasien tersebut sudah dewasa. Batas 21 tahun
b. Pasien dalam keadaan sadar
Pasien harus diajak berkomunikasi secara wajar dan lancar
c. Pasien dalam keadaan sehat akal
Jadi yang paling berhak untuk menentukan dan memberikan
pernyataan persetujuan terhadap rencana tindakan medisadalah pasien
itu sendiri. Namun apabila pasien tersebut tidak memenuhi 3 kriteria
tersebut diatas maka dia akan diwakili oleh wali keluarga atau wali
hukumnya.
10. HAK SUAMI ATAU ISTRI PASIEN.
Untuk beberapa jenis tindakan medis yang berkaitan dengan kehidupan
berpasangan sebagai suami istri misalnya : tindakan terhadaporgan reproduksi,
KB dan tindakan medis yang bisaba berpengaruh terhadap kemampuan
seksual atau reproduksi dari pasien tersebut.
11. DALAM KEADAAN GAWAT DARURAT.
Proses pemberian informasi dan permintaan persetujuan rencana tindakan
medis bisa dilaksanakan oleh dokter apabila situai pasien dalam kondisi gawat
darurat. Kondisi ini dokter akan mendahulukan tindakan untuk penyelamatan
pasien. Prosedur ini harus dilaksanakan sesuai standar pelayanan atau prosedur
medis yang berlaku disertai profesionalisme yang dijunjung tinggi.

12. TIDAK BERARTI KEBAL HUKUM


Pelaksanaan ini semata-mata menyatakat bahwa pasien telah menyetujui
rencana tindakan medis yang akan dilakukan, harus sesuai standar profesi
kedokteran. Setiap kelalaian, kecelakaan, atau bentuk kesalahan lain yang
timbul dalam pelaksanaan tindakan medis itu tetap bisa menyebabkan pasien
merasa tidak puas dan berpotensi untuk mengajukan tuntutan hukum.
Informed consent tidak menjadikan tenaga medis kebal terhadap hukum atas
kejadian yang disebabkan karna kelalaianya dalam melaksanakan tindakan
medis.
13. UNDANG-UNDANG YANG BERKAITAN DENGAN PRAKTEK
KEPERAWATAN YAITU :
a. Undang-undang keperawatan diatur oleh UU nomor 38 tahun 2014.
Disahkan oleh SBY di Jakarta padatanggal 17 Oktober tahun 2014.
b. Undang-undang kesehatan diatur oleh UU nomor 36 tahun 2009 pasal 56-
58 tentang perlindungan pasien

Anda mungkin juga menyukai