Anda di halaman 1dari 9

Martha E.

Rogers Unitary Human Beings

Kelompok 5
- Yusran (A1C222027)

- Laily Kadariyah (A1C222058)

- Rosina F. Serworwora (A1C222036)

- Nelywanti (A1C2220001)

- Nirwana (A1C222029)

- Ina bin Imran (A1C222014)

- Rahma Dilla (A1C222006)


Teori dan model konseptual Martha E. Rogers
Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam
strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu
pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan
perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip–prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan
dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani.
Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan
teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep
pemahaman manusia atau individu seutuhnya. Dalam teorinya, Martha E Rogers (1970) mempertimbangkan manusia(kesatuan
manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta alam interaksi yang terus menerus dengan lingkungan
(Lutjen,1995). Selain itu,manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki intregritas diri dan menunjukan karakteristik yang lebih
dari sekedar gabungan beberapa bagian (Roger,1970). Manusia yang utuh merupakan ‘Empat sumber dimensi energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manifesti karakteristik spesifik yang menunjukan kesatuan dan tidak dapat ditinjau berdasarkan
bagiannya”(Marriner-Tomey,1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh teori rogers yaitu sumber
energi,keterbukaan,keteraturan,dan pengorganisasian dan keempat dimensiolitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip
mengenai bagaimana manusia berkembang.Pada dasarnya Rogers memandang keperawatan sebagai ilmu dan mendukung adanya
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu-ilmu dasar dan fisiologis begitu juga
dengan ilmu keperawatan itu sendiri.
Berdasarkan kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia yaitu
o Manusia adalah satu kesatuan
o Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi
o Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak bisa diulang dan tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan
waktu
o Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif
o Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi
Berdasarkan pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Rogers yaitu Sumber
energi, Keterbukaan, Pola-pola perilaku, dan Ukuran-ukuran 4 dimensi.

Prinsip Hemodinamika
Teori ini menyatakan bahwa dalam keperawatan digunakan hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu
1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan dengan yang menguntungkan antar manusia dan ingkungannya
secara berkesinambngan.
2. Resonansi ( Resonancy), prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antar manusia dan
lingkungannya. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola –pola gelombang yang itunjukan dengan perubahan –
perubahan dari frekuens terendah keprekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan adalah
berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola – pola perilaku manusia dan lingkugan yang
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manuia dan lingkungan
bukan menyataan ritmitasi.
Kelebihan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip homeodynamics memberikan
pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan,
praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk
memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan
untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan
klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat
akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses
keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha
mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien,
bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap
semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Kekurangan
Walaupun prinsip-prinsip homeodinamik konsisten dengan tujuan universal, ada keterbatasan utama pelaksanaan prinsip-
prinsip universal. Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami prinsip-prinsipnya. Meskipun asumsi dasar yang
diberikan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan, sistem tetap abstrak. Persyaratan belum cukup untuk dioperasionalkan untuk
menyediakan pemahaman yang jelas. Kesulitan definisi pengoperasian konsep serta membawa keabstrakan konsep dan
hubungan ke tingkat empiris untuk pengujian yang mengganggu banyak ilmuwan perawat (Kim, 1986). Definisi operasional
diperlukan untuk pengembangan hipotesis bahwa tes konsep teoritis dan untuk pemilihan instrumen yang memadai akan
mengukur konsep-konsep yang terlibat (Hardy, 1974).
Pada tahap dalam perkembangan ilmu keperawatan, instrumen yang cukup akan menilai manusia dalam totalitas mereka tidak
ada. Tanpa instrumen tersebut, kemampuan menggunakan atau menguji sistem abstrak sepenuhnya adalah hampir tidak
mungkin. Selanjutnya, ketidakmampuan untuk cukup menggunakan atau menguji sistem yang membuat kesuksesan
mengimplementasikan kesulitan keperawatan. Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip homeodynamics di dalamnya
adalah totalitas terbatas. (George, Julia B.1995:241)
Pengaplikasian Teori Rogers
o Praktik
Martha Elizabeth Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan
dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya
berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

o Pendidikan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan
keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi
terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki
batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.
o Penelitian
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan
pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan
tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang
memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang
jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger
menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas
penelitian keperawatan.

o Perkembangan dimasa depan


Rogers (1986a) percaya bahwa pengetahuan pengembangan dalam model nya adalah "proses yang tiada akhir"
menggunakan "banyaknya pengetahuan dari berbagai sumber ... kemungkinan untuk membuat kaleidoskop.
Eksplorasi filsafat baru oleh para sarjana Rogerian ke budha, hindu, dan aborigin contoh kepercayaan ini dalam
kesatuan esensial (madrid, 1997). Fawcett (2000) mengidentifikasi tiga theoris berikut dasar yang dikembangkan oleh
rogers dari ilmu kesatuan manusia:
1. Teori percepatan evolusi
2. Teori kolerasi ritmis perubahan
3. Teori fenomena paranormal
penjelasan lebih lanjut dan pengujian teori-teori dan prinsip-prinsip homeodynamic akan memberikan kontribusi
untuk ilmu pengetahuan keperawatan.
o Agama
Fokus dari teori keperawatan Martah E. Rogers adalah memandang manusia secara utuh dan saling bertukar enegi dengan
lingkungannya. Hal ini seperti halnya Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada
dasarnya ada dua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua, manusia
sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnya hal itu akan merusak kehidupan
manusia itu sendiri.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai