Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMA PADA ANAK

Oleh :

Putri Ratna Sari A1C222053

Laily Kadariyah A1C222058

Dika Dayanti A1C222122

Alda Tandi Opa A1C221043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan ridho-Nya kami mendapat hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar. Makalah ini disusun berdasarkan materi yang telah ditentukan
yaitu ‘Asuhan Keperawatan Leukimia Pada Anak”. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Demikian makalah ini kami susun dan kami berharap bermanfaat dan dapat
mendampingi kita dalam proses belajar, dan kami juga mengucapkan terima kasih
banyak atas dukungan dari teman-teman dan dosen pembimbing kami.

Makassar, 21 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………4

A. Latar Belakang.........................................................................................4

B. Rumusan Masalah....................................................................................5

C. Tujuan......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

A. Teori Leukemia Pada Anak..........................................................................6

a. Definisi Leukemia.................................................................................6

b. Klasifikasi..............................................................................................6

c. Etiologi..................................................................................................7

d. Manifestasi Klinis..................................................................................8

e. Patofisiologi.........................................................................................10

f. Pemeriksaan Diagnostik......................................................................11

g. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan..........................................11

h. Komplikasi…………………………………………………………12

B. Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia...............................................12

a. Pengkajian...........................................................................................12

b. Diagnosa Keperawatan.......................................................................13

c. Intervensi keperawatan........................................................................13

BAB III PENUTUP...................................................................................................19


A. Kesimpulan.............................................................................................19

B. Saran.......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukimia berasal dari bahasa Yunani yaitu leukos yang berarti putih dan
haims yang berarti darah. Jadi leukimia dapat diartikan sebagai suatu penyakit
yang disebabkan oleh sel darah putih. Proses terjadinya leukimia adalah Ketika
sel darah yang bersifat kanker membelah secara tak terkontrol dan mengganggu
pembelahan sel darah normal. Sebagaimana diketahui, sel darah putih berfungsi
untuk melawan infeksi sebagai sistem pertahanan. Tidak hanya itu, sel-sel darah
putih ini biasanya tumbuh dan berkembang secara teratur sebagai respond atas
kebutuhan tubuh untuk melawan infeksi. Namun, pada penderita leukemia
sumsum tulang menghasilkan sel darah putih yang abnormal dan dalam jumlah
yang sangat banyak, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Leukemia merupakan kanker yang sering menyerang anak-anak. Leukimia
menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun dengan puncak insiden umur 3-4
tahun (Apriany, 2016). Berdasarkan data Global Cancer Observatory (2018) dari
WHO angka kematian akibat leukimia di Indonesia merenggut 11.314 jiwa. Data
tahun 2013 meminjukkan bahwa prevalensi kanker pada anak untur 0-14 tahun
sekitar 16 291 kasus dan sepertiga dari jumlah kasus kanker anak yang terjadi
adalah leukemia (Riskesdas, 2013).
Menurut Mumpuni dan Romiyanti (2016) tanda dan gejala ALL meliputi
mudah lelah karena peningkatan sel darah putih yang menyebabkan energi cepat
habis, berat badan menurun sering mengalami perdarahan, timbulnya bitnik-
bintik merah atau ungu di bawah kulit, terjadi perdarahan internal seperti
perdarahan dalam tinja dan urine, pembengkakan kelenjar getah bening di bawah
lengan serta di belakang dang di depan leher, pembengkakan pada hati dan
lumpa, berkeringat pada malam hari, mengalami kejang otot dan kesulitan dalam
mengontrol otot maupun menyeimbangkan tubuh, sesak napas dan bank dalam
waktu yang lama. Menurut Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)
pengobatan leukemia pada anak memakan waktu yang ponjung. Anak akan
sembuh dengan waktu pengobatan selama 5 tahun (Wahonso & Sudarji.2016),
Lamanya perawatan di Rumah Sakit dapat menyebabkan anak mengalami
kecemasan Untuk mengatasi masalah kecemasan pada anak dilakukan terapi
bermain plastisin.
Di Indonesia kasus leukimia sebanyak 7000 kasasabun dengan angka
kematian mencapai 83,6% (Herningtyas, 2004). Data dari international cancer
parent Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat
120 anak yang mengidap kanker dan 60% diantaranya disebabkan oleh leukemia
(Sindo 2007) Data dari WHO menunjukkan bahwa angkakematian di amerika
serikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejaktahun 1971 (Katrin, 1997).
Di amerika serikat setiap 4 menitnya seseorang terdiagnosa menderita leukemia.
Pada akhir tahun 2009 diperkimkan 53.240 orang akan meninggal dikarenakan
leukemia (TELS,2009).
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembulu darah yang sering
ditemui pada anak-anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang
dan sistem limfatik(Wonget al.2009) Ecukoma Limfostik Akut (LLA)
merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi
sel-sel patologis dari sistemlimfopoetik yang mengakibatkan organomegali dan
kegagalan organ. LLA sering ditemukan pada anak-anak (829%) dari pada umur
dewasa (186). Tanpa pengobatan sebagian anak-anak hidup 2-3 bulan setelah
terdiagnosa diakibatkan oleh kegagalan sumsum (NANDA 2015).

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu leukimia pada anak?
b. Apa klasifikasi dari leukimia?
c. Apa etiologi dari leukimia?
d. Apa manefistasi klinis dari leukimia?
e. Bagaimana patofisiologi dari leukimia?
f. Apa pemeriksaan diagnostik dari leukimia?
g. Apa pemeriksaan penatalaksanaan keperawatan dan medis pada
leukimia ?
h. Apa saja komplikasi dari leukimia?
i. Bagaimana asuhan keperawatan anak leukimia?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu leukimia
b. Untuk mengetahui klasifikasi dari leukimia
c. Untuk mengetahui etiologi dari leukimia
d. Untuk mengetahui manefistasi dari leukimia
e. Untuk mengetahui patofisiologi dari leukimia
f. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari leukimia
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan dan medis pada leukimia
h. Untuk mengetahui komplikasi leuimia pada anak
i. Untuk mengetahui bagiaman asuhan keperawatan anak pada leukimia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Leukemia Pada Anak


a. Definisi Leukemia
Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik
pada satu atau banyak sel di sumsum tulang Pertumbuhan dari sel yang
normal akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga
akan menimbulkan gejala klinis Keganasan hematologik ini adalah akibat
dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai
tingkatan sel anduk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresit
kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia
beredar secam sistemik.
Leukemia limfositik akut (LLA) adalah proliferasi maligna limfoblas
dalam sumsung tulang yang disebabkan oleh sel inti tunggal yang dapat
bersifat sistematik (Smeltzer et sl. 2008). Leukemia limfostik akut
merupakan penyakit keganasan sel-sel darah yang berasal dari sum-sum
tulang dan ditandai dengan proliferasi maligna leukosit immaturea, pada
darah tapi terlihat adanya pertumbuhan sel-sel yang abnormal (Frichlig et
al, 2015).

b. Klasifikasi
a. Leukemia Mielogennus Akut (LMA)
LMA mengenai sel system hematopoetik yang kelak berdiferensiasi
ke semua sel mieloid, monosit, granulosit(basophil, netrofil, eosinophil),
eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi
meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.
b. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel sistem mieloid.
Namun lebih banyak sel normal dibandingkan bentuk akut, sehingga
penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu dibawah 20
tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMK tetapi dengan tanda
dan gejala yang lebih ringan.pasien menunjukkan tanpa gejala selama
bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar
biasa,dan limpa membesar.
c. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLk merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50-70 tahun.
Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.
d. Leukemia Limfostik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi
pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun LLA jarang terjadi.
Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan
perifer sehingga menggangu perkembangan sel normal.
c. Etiologi
Penyebab leukemia pada anak tidak diketahui secara pasti. Insiden
leukem secara keseluruhan bervariasi menurut umur LLA merupakan
leukemia paling sering ditemukan pada anak-anak, dengan puncak iruiden
antara usia 2-4 tahun. Menurut faktor genetik insiden leukemia pada
anak- anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada
normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia. Akut
Insiden leukemia akut juga meningkat pada penderita dengan kelainan
kongenital misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van
Creveld, penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia Fanconi, sindrom
Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan sindrom trisomi D.
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari
sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap
penyinarum radiasi dan bahan kimin tertentu (misalnya benzena) dan
pemakam obat anti kanker, meninggalkan resiko terjadinya linkemia.
Orang yang memiliki kelainan genetic tertentu (misalnya down sindrom
dan sindrom fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

d. Manifestasi Klinis
Gejala klinis LLA (Leukemia Limfositik Akut) sangat bervariasi.
Pada umumnya adalah anemia, trombositopenia, neutropenia, infeks,
kelirum organ yang terkena infiltrasi, hipormetabolisme, dan
menggambarkan kegagalan sumsum tuling Gejala klinis berhubungan
dengan anemia (mudah lelah, leturgi, posing, sesak, nyeri dada), infeksi
dan pendarahan Selain itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan
sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada
sternum, tibia dan femur Akibat adanya gangguan sistem pembentukan
darah, maka dapat muncul bermacam-macam gejala. seperti:
a. Pucat (anemia)
Pucat pada anak disebabkan oleh kurangnya sel darah merah. Gejala
ini dapat diwaspadai oleh orang tua dengan melihat apakah bibir anak
pucat atau tidak.
b. Perdarahan
Perdarahan pada anak dapat berupa lebam di kulit, mimisan ataupun
berupa bercak merah sebagai tanda adanya perdamhan. Perdarahan ini
disebabkan oleh trombositopenia atau trombosit kurang dari jumlah
normal (<150.000/µL) Semakin rendah trombosit semakin tinggi risiko
perdarahan.
c. Mudah terinfeksi
Sel leukosit yang diproduksi sumsum tulang bukanlah leukosit yang
normal. schingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal
inimenyebabkan anak mudah terinfeksi kuman maupun virus.
d. Demam
Sel kanker dapat menyebabkan demam karena ada pelepasan zat-zat
peradangan (sitokin inflamasi) sehingga menyebabkan demam. Selain
itu, demam juga sering disebabkan karena adanya infeksi akibat
kekebalan yang menurun.
e. Nyen tulang sendi
Nyeri yang dirasakan pada anak merupakan manifestasi dari adanya
infiltrasi (penyebaran sel-sel kanker yang masuk kedalam permukaan
tulang maupun sendi. Selain nyeri, leukemia pada anak juga
menyebabkan bengkak di daerah persendian.
f. Pembesaran organ (organomegali)
Pembesaran organ atau organomegali disebabkan oleh sel kanker
yang menyebar ke hati, limfa kelenjar getah bening ataupun organ lain.
Pembesaran ini sering ditemukan secara tidak sengaja ketika dokter
sedang melakukan pemeriksaan fisik.
g. Kloroma
Kloroma adalah salah satu tanda khas dari leukemia yang berupa
bercak kehitaman pada kulit. Gejala itu merupakan salah satu tanda
adanya infiltasi sel kanker ke dermis, subdermis atau epidermis pada
kulit.
h. Hiperleukositosis
Pada keadaan tertentu anak dapat mengalami kenaikan jumlah sel
leukosit yang sangat tinggi yaitu lebih dari 100.000 L Hiperleukositosis
ini dapat menyebabkan komplikasi atau penyakit penyerta berupa kejang,
sesak, perdarahan pada puru, otak maupun ginjal, Anak-anak yang
memiliki gejala di atas, perlu segera diperiksa oleh dokter spesialis anak
untuk pemeriksaan dan konfirmasi diagnosis lebih lanjut Pada anak,
adanya leukemia sering kali terdeteksi secara tidak sengaja, yaitu buru
diketahui ketika anaknya berobat untuk keluhan lain seperti demam, atan
bank dan pilek. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter
ternyata ditemukan gejala lain, seperti anak tampak pucat, anu adanya
pembesaran organ yang tidak diketahui oleh orangtua sebelumnya. Hal
ini membuat kebanyakan pasien leukemia datang terlambat untuk
berobat.
e. Patofisiologi
Pada keadaan nommal, sel darah putih berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang
sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan Tubuh
Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang
yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal
dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel
darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi
juga merusak produksi sel darah lam pada sumsum tulang termasuk sel
darah merah dimana sel tersebut berfungsi. untuk menyuplai oksigen pada
jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai
aberast kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia
Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang
menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom. atau perubahan
struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), deles, inversi dan
insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan
genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan
mulainya proliferasi sel abnormal. Leukemia terjadi jika proses
pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan
dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan Pembahan tersebut
seringkali melibatkan penyusunan kembalibagian dari kromosom (bahan
genetik nel yang kompleks). Translokam kromosom mengganggu
pengendalian normal dari pembelahan sel, schimura sel membelah tidak
terkendali dan menjadi manas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai
sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan
sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga hias menyusup ke dalam organ
lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, gmjal dan otak.

f. Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah tepi
Adanya pensitopenja, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darab topi monoton terdapat sel blast, yang
merupakan gejala patogenamik untuk leukemia.
b. Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan
sistem yang lain terdesak (apa bila skunder).
c. Pemeriksaan lain: Biopsi Limpo
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000/µl) tetapi dalam
bentuk sel blast/sel primitive.
g. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan
Pengobatan pada anak dengan LLA tergantung pada gejala, umur,
kromosom dan tipe penyakit, pengobatan LLA yang utama adalah
kemoterapi terdiri dari 5 fase yaitu:
1) Fase induksi
Terjadinya pengurangan secara lengkap dan pengurangan lebih 50%
sel leukemia pada sumsung tulang yang disebut dengan remisi.
2) Terapi profilatik
Berfungsi untuk mencegah sel leukemia masuk kedalam sistem saraf
pusat.
3) Kemoterapi
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua
fase di gunakan
4) Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenerfi tinggi untuk membunuh se-
sol leukemia
5) Transplantas sum-sum tulang
Transplantasi sum - sum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum
tulang yang rusak karena dons tinggi kemoterapi atm radiasi
(penymaran). Selain itu transplantasi sumsum tulang berguna untuk
mengganti sel sel drah yang rusak karena kanker.
h. Komplikasi
Komplikasi bisa terjadi akibat sel kanker yang berkembang atau
efek samping dari pengobatan yang dijalani. Komplikasi ini pun bisa
bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
1. Infeksi yang serius.

2. Perdarahan yang parah.

3. Darah kental.
4. Kembalinya sel kanker leukemia.

5. Pertumbuhan kanker lainnya.

6. Gangguan paru-paru atau masalah jantung pada anak.


7. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang melambat.

8. Masalah dengan kemampuan untuk memiliki anak saat dewasa


nantinya.

9. Gangguan belajar pada anak.

B. Asuhan Keperawatan Pada Anak Leukemia


a. Pengkajian
b. Identitas
1) Data Klien : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Suku/bangsa, Alamat,
Agama, Diagnosa
2) Identitas Penanggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Pendidikan/Pekerjaan dan Hubungan dengan klien
c. Keluhan Utama : Nyeri tulang sering terjadi, lemah, nafsu makan
menurun, demam (jika disertai infeksi) bisa juga disertai dengan sakit
kepala.
d. Riwayat perawatan sebelumnya : Pengobatan kanker sebelumnya
e. Riwayat tumbuh kembang
f. Riwayat keluarga : Adanya gangguan hematologis, adanya faktor
herediter missal kembar (monozigot)
g. Cairan : Terjadi defisit cairan dan elektrolit karena muntah dan diare
h. Makanan : Biasanya terjadi mual, muntah anorexia ataupun alergi
makanan.
i. Pola tidur : Mengalami gangguan karena nyeri sendi
j. Aktivitas : Mengalami intoleransi aktivitas karena kelemahan tubuh
k. Eliminasi : Pada umumnya diare, dan nyeri tekan perianal.
l. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum tampak lemah : Kesadaran composmentis selama
belum terjadi komplikasi
2) Tanda-tanda vital : Suhu meningkat jika terjadi infeksi, RR Dispneu,
Takhipneu
3) Pemeriksaan Kepala leher
a) Rongga mulut : Apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur
atau bakteri), perdarahan gusi
b) Konjungtiva : Anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan
akibat infiltrasi
4) Pemeriksaan integumen : Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan
turgor menurun
5) Pemeriksaan dada dan thorax : Askultasi suara nafas, adakah ronchi
(terjadi penumpukan secret akibat infeksi diparu)
6) Pemeriksaan Abdomen : Palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran
hepar dan limpa
7) Pemeriksaan Ekstremitas : Adakah cyanosis kekuatan otot

b. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen fisiologis leukemia
c. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
d. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan efek
samping terapi radiasi
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
c. Intervensi keperawatan
No Diagnosis Tujuan dan kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan hasil (SLKI)
1. Defisit Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
Nutrisi tindakan Observasi
berhubungan keperawatan selama 1. Identifikasi status
dengan 2x24 jam diharapkan nutrisi
anoreksia, status nutrisi 2. Identifikasi makanan
mual,muntah membaik dengan yang disukai
kriteria : 3. Identifikasi kebutuhan
1. Porsi makanan kalori dan jenis nutrient
yang dihabiskan 4. Monitor asupan
meningkat (5) makanan
2. Kekuatan otot 5. Monitor berat badan
pengunyah Terapeutik
meningkat (5) 1. Berikan suplemen
3. Kekuatan otot makannan, jika perlu
menelan Kolaborasi
meningkat (5) 1. Kolaborasi dengan ahli
4. Berat badan gizi untuk menentukan
membaik (5) jumlah kalori dan jenis
5. Frekuensi makan nutrient yang
membaik (5) dibutuhkan, jika perlu
6. Nafsu makan
membaik (5)
2 Nyeri kuta Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
gen tindakan Observasi
fisiologis keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi,
leukemia 2x24 jam karakteristik, durasi,
diharapakan Tingkat frekuensi, kualitas,
Nyeri menurun intensitas nyeri
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri Terapeutik
menurun (5) 1. Berikan Teknik
2. Anoreksia nonfarmakologi untuk
menurun (5) mengurangi rasa nyeri
3. Muntah (mis. Hypnosis,
menurun (5) akupresur, terapi music,
4. Mual meurun (5) kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
3 Risiko Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
Infeksi tindakan Observasi
penurunan keperawatan selama 1. Monitor tanda dan gejala
daya tahan 2x24 jam diharapkan infeksi local dan
tubuh tingkat infeksi sistemik
membaik dengan Terapeutik
kriteria hasil : 1. Batasi jumlah
1. Demam pengunjung
menurun (5) 2. Cuci tangan sebelum dan
2. Kemerahan sesudah kontak dengan
menurun (5) pasien dan lingkungan
3. Bengkak pasien
Menurun (5) Edukasi
4. Kadar sel darah 1. Jelaskan tanda dan
putih membaik gejala infeksi
(5) 2. Ajarkan cara cuci tangan
dengan benar
3. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
4 Gangguan Setelah dilakukan Observasi
integritas tindakan 1. Identifikasi penyebab
kulit/jaringan keperawatan selama gangguan integritas kulit
berhubungan 2x24 jam diharapkan Terapeutik
dengan efek tingkat infeksi 1. Ubah posisi tiap 2 jam
samping membaik dengan jika tirah baring
terapi radiasi kriteria hasil : 2. Hindari produk berbahan
1. Perfusi jaringan dasar alkohol pada kulit
(5) kering
2. Kerusakan Edukasi
lapisan kulit (5) 1. Anjurkan minum air
3. Kerusakan yang cukup
jaringan (5) 2. Anjurkan meningkatkan
4. Jaringan parut (5) asupan buah dan sayur
5 Intoleransi Setelah dilakukan Observasi
aktivitas tindakan 1. Identifikasi gangguan
berhubungan keperawatan selama fungsi tubuh yang
dengan 2x24 jam diharapkan mengakibatkan
kelemahan tingkat infeksi kelelahan
membaik dengan 2. Monitor lokasi dan
kriteria hasil : ketidaknyamanan selama
1. Perasaan lemah melakukan aktivitas
(5) Terapeutik
2. Dispnea saat 1. Sediakan lingkungan
beraktivitas (5) nyaman dan rendah
stimulus
2. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan
olehsel darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada.
Leukemiaakut pada anak adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel
darah putiholeh sumsum tulang anak maupun gangguan pematangan sel-
sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30% jumlahnya dari
seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak. Leukemia terdiri dari dua
tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia Dan acute myeloid leukemia.
Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih banyak
dibandingkan jenis acute myeloid leukemia. Penyebab utama penyakit
kelainan darah ini sampai sekarang belumdiketahui secara pasti, dan masih
terus diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup penting pada beberapa
penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, adahubungannya dengan faktor
keturunan, selain tentunya banyak faktor penyebablain yang bervariasi sesuai
kasus per kasus dan jenis subtipe yang didapat.
Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk
menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang
normal.Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat
melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus
tertentu, dapat jugadilakukan transplantasi sumsum tulang
belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung
waktupenemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam stadium awal
atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang
dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun
kemungkinan penyebab yangbisa diperkirakan.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan Leukimia pada Anak
2. Bagi fasilitas Kesehatan
Dapat memberikan gambaran tentang Leukimia Pada Anak dan dapat
digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA

Aptani, Dyma 2016 Asuhan Keperawatan Anak dengan Keganasan Bandung: PT


RafikaIklanituma
Nursalam: Susilaningrum. R. & Utami. S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak (Untuk Perawatan dan Anak, Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-
purwokerto/medical-faculty/askep-leukemia-pada-anak-1/54586808

Anda mungkin juga menyukai