Anda di halaman 1dari 32

PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

LEUKEMIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Anak III
Dosen Pembimbing : Deswita, Ns.Sp.Kep.An

Disusun Oleh :
Monika Diara Putri
(1911311014)

Kelas : A2 2019

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah “Leukemia” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah Keperawatan Anak III.
Makalah ini tidak hanya diambil dari satu sumber saja, melainkan dari berbagai
sumber.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Padang, 12 September 2021

Monika Diara Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 Konsep Dasar.................................................................................................2
2.1.1 Definisi...............................................................................................2
2.1.2 Etiologi...............................................................................................3
2.1.3 Patofisiologi (patoflow) .....................................................................4
2.1.4 Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................5
2.1.5 Penatalaksanaan Medis.......................................................................6
2.1.6 Komplikasi.........................................................................................7
2.1.7 Prognosis............................................................................................7
2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis........................................................................8
2.2.1 Pengkajian..........................................................................................8
2.2.2 Diagnosis Keperawatan......................................................................9
2.2.3 Intervensi Keperawatan......................................................................9
2.2.4 Implementasi Keperawatan................................................................13
2.2.5 Evaluasi Keperawatan........................................................................13
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus...........................................................................14
2.3.1 Pengkajian..........................................................................................15
2.3.2 Diagnosis Keperawatan......................................................................21
2.3.3 Intervensi Keperawatan......................................................................21
2.3.4 Implementasi Keperawatan................................................................23
2.3.5 Evaluasi Keperawatan........................................................................24
BAB III ANALISIS JURNAL ................................................................................26
BAB IV PENUTUP..................................................................................................29
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................29
4.2 Saran ..............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang disebabkan karena
adanya abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan
poliferasi klonal dari sel-sel yang tidak terkendali, sekitar 40% leukemia yang
terjadi pada anak (Widagdo, 2012).
. Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya
risiko anak-anak terkena kanker dan tumor diingatkan bahwa para orangtua
perlu perhatian dan kesigapan. terutama terhadap anak-anak yang memiliki
gejala-gejala mirip dengan gejala kanker.
Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, yang mengetahui
Data Rumah Sakit Dharmais Jakarta dalam kurun waktu 4 tahun terdapat 163
kasus baru dan 91 kematian pada anak karena penyakit leukemia (Pusdatin,
2015).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan konsep penyakit leukemia pada anak
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien anak dengan
masalah leukemia
2. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah pada klien
anak dengan masalah leukemia
3. Mahasiswa mampu melakukan rencana dan intervensi keperawatan
terhadap kien anak dengan leukemia
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi dan evaluasi sesuai
dengan intervensi

1.3 Manfaat Penulisan


Agar menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan leukemia sesuai
dengan konsep

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Definisi
Leukemia adalah kanker darah yang berawal dalam sumsum tulang
belakang, tempat sel darah dibuat. Darah yang mengandung sel merah, sel
putih dan trombosit. Pada leukemia, sumsum tulang belakang membuat
sel darah putih yang belum matang yang disebut sel leukemik. Sel yang
belum matang ini tidak berfungsi secara normal, dan mengerubungi sel
yang sehat.
Kondisi ini dapat menimpa anak-anak dan orang dewasa. Meskipun
diagnosa lebih banyak ditemukan pada orang dewasa, mereka yang
berusia diatas 20 tahun memiliki hasil perawatan (prognosa) yang lebih
baik.

A. Leukimia Limfositik Akut (LLA)


LLA lebih sering dijumpai pada anak usia 3-5 tahun , dan lebih sering
terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Sampai sekarang
penyebabnya belum diketahui, diduga karena virus (virus onkogenik).
Faktor lain yang berperan:
a. Faktor eksogen: sinar X, sinar radio aktif, hormon, bahan kimia
(benzol arsen, preparat sulfat), infeksi (virus, bakteri).
b. Faktor endogen: ras (orang Yahudi mudah menderita LLA) ,faktor
konstitusi seperti kelainan kromosom (sindrom down), herditer
(kadang-kadang dijumpai kasus leukimia pada kembar satu telur).

B. Leukimia Limfositik Kronik (LLk)


Lebih sering pada laki-laki dan ditemukan pada umur kurang dari 40
tahun. Pada ysia 60 tahun keatas insiden tinggi. Gejala klinis pada LLK
Limfodenopati, splenomegaly hepatomegali, anemia hemolitik,
trombositopenia. Pemeriksaan Lab Darah tepi limfositosis 50.000/mm
dan Sumsum tulang yaitu adanya infiltrasi merata dan dilakukan
Pengobatan Clorambucil dan kortikosteroid.

2
C. Leukimia Mieloblastik Akut (LMA)
Lebih sering ditemukan pada usia dewasa (85%) daripada anak-anak
(15%) dan lebih sering pada laki-laki.
Gejalas klinis. Rasa lelah, pucat, nafsu makan menurun, nyeri tulang,
pembesaran kelenjar getah bening, bembesaran kelenjar mediastrium,
anemia ptekie, pendarahan, infeksi.

D. Leukimia Granulositik Kronik (LGK)

Suatu penyakit mielopolifertif yang ditandai dengan produksi


berlebihan dari sel granulosit yang relatif matang.

Gejala klinis Rasa lelah, penurunan berat badan, rasa penuh di perut,
splenomegali. Pemeriksaan lab : Leukosit lebih dari 50.000/mm,
Trombositopenia, Kadar fosfatose alkali leukosit rendah. Kenaikan
kadar vitamin B16 dalam darah. Sumsum tulang : Hiper seluler dengan
peningkatan jumah megalicitiosil dan aktvitas granulopolsis.

Manifestasi klinik pada LGK Pilek, pucat, lesu, mudah terstimulasi,


demam, anoreksia, berat badan menurun, ptechiae, nyeri tulang dan
persendian, nyeri abdomen, limfadenopati, hepatoslenomegali.

2.1.2 Etiologi
Seperti kebanyakan jenis kanker, penyebab pasti kanker darah
belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia , yaitu :
1. Host
a. Umur, jenis kelamin, ras
Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur.
LLA merupakan leukemia paling sering ditemukan pada anak-
anak, dengan puncak 2-4 tahun, Ketika leukemia terjadi pada
anak-anak. Halitu terjadi paling sering sebelum 4 tahun.
b. Faktor Genetik

3
Pada penderita dengan leukemia, insiden leukemia meningkat
dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada
saudara kandung penderita naik 2-4 kali. Selian itu, leukemia juga
dapat terjadi pada kembar idetik. misalnya down sindrom dan
sindrom fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.

2. Agent
a. Virus
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan
etiologi terjadinya leukemia.
b. Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas
dapat menyebabkan leukemia. misalnya Marie Curie, ilmuwan
yang menemukan radiasi, meninggal akibat leukimia
c. Zat Kimia
Zat kimia diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia,
sebagian besar dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.
Seperti benzena
d. Pemakain obat anti kanker (pengobatan kemoterapi),
meninggalkan risiko terjadinya leukemia, obat–obat
imunosupresi, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol

2.1.3 Patofisiologi (patoflow)


Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal
dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan
tidak terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel,
pertama-tama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam
sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ
hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga
mengakibatkan hematomegali dan splenomegali. Limfosit imatur
berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
mengganggu perkembangan sel normal.

4
Akibatnya, hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan penurunan
jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Eritrosit dan trombosit
jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan
sitopenia atau penurunan jumlah.
Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi karena penurunan imun. Trombositopeni
mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan ekimosis atau
perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma
dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran
kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh imfark
tulang.

2.1.4 Pemeriksaan Diagnostik


1. Anemia
5
Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari
kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai
dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hemaktorit,
jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia
mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi
Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis
akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi
untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak bekerja secara optimal.
3. Perdarahan
Bertujuan melihat jumlah dan tingkat kematangan berbagai
jenis sel darah. Dari contoh darah akan dilihat sel-sel yang tidak
normal atau yang belum matang. Dilihat dari adanya perdarahan
mukosa seperti gusi.
4. Penurunan nafsu makan
5. Kelemahan dan kelelahan fisik
6. Biopsi sumsum tulang belakang
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan sumsum
tulang belakang, kemudian diperiksa di laboratorium untuk
mengetahui jenis leukemia dan seperti apa tingkat keparahannya
7. Tes pemindaian (CT scan, MRI, PET scan)
Tes-tes ini dapat menemukan tanda-tanda keberadaan leukemia

2.1.5 Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan tidak
segera dilakukan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
1. Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru-paru.
2. Tubuh rentan terhadap infeksi.
3. Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.

Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang


dilakukan. Berikut ini beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia:
1. Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum
tulang.
6
2. Anemia hemolitik.
3. Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor).
4. Gangguan fungsi ginjal.
5. Infertilitas.

Anak-anak penderita leukemia juga berisiko mengalami komplikasi


akibat pengobatan yang dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi
meliputi:
1. Gangguan sistem saraf pusat
2. Gangguan tumbuh kembang
3. Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure).
4. Infeksi

2.1.6 Penatalaksanaan Medis


1. Kemoterapi, yaitu pengobatan yang menggunakan obat khusus untuk
mematikan sel-sel leukemia. Pasien leukemia bisa minum hanya satu
jenis obat atau kombinasi beberapa obat.
2. Radioterapi atau terapi radiasi, yaitu pengobatan yang menggunakan
sinar radiasi berkekuatan tinggi untuk menghancurkan dan
menghambat pertumbuhan sel-sel leukemia. Terapi sinar radiasi dapat
ditargetkan ke area tertentu di tubuh maupun ke seluruh tubuh.
3. Transplantasi sumsum tulang, yaitu prosedur penggantian sumsum
tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat.
4. Imunoterapi atau terapi imun, yaitu pemberian obat-obatan untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan
sel kanker.
5. Terapi target, yaitu penggunaan obat-obatan untuk menghambat
produksi protein yang digunakan sel kanker untuk berkembang.
Contoh jenis obat yang bisa digunakan adalah penghambat protein
kinase, seperti imatinib.

2.1.7 Prognosis

7
Prognosis leukemia paling buruk pada acute myeloid leukemia (AML).
Komplikasi yang dapat terjadi di antaranya adalah osteonekrosis sendi
dan perdarahan intrakranial.
Prognosis leukemia tergantung pada faktor usia, penyakit komorbid,
subtipe leukemia, dan karakteristik sitogenik dan molekular leukemia
pada masing-masing orang.  

Prognosis 5-year relative survival rate:


• Acute lymphocytic leukemia: usia <50 tahun sebesar 75%, usia ≥50
tahun sebesar 25%
• Acute myeloid leukemia: usia <50 tahun sebesar 55%, usia ≥50 tahun
sebesar 14%
• Chronic lymphocytic leukemia: usia <50 tahun sebesar 94%, usia ≥50
tahun sebesar 83%
• Chronic myeloid leukemia: usia <50 tahun sebesar 84%, usia ≥50
tahun sebesar 48%

2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis


2.2.1 Pengkajian
1. Identitas : Umur, jenis kelamin, agama, alamat, dan pendidikan.
Leukemia lebih sering terjadi pada laki-laki dan pada anak yang
berusia 2-5 tahun. Jenis leukemia ( limfositik myeloid akut ) lebih
sering di temukan pada anak umur 15 tahun.
2. Riwayat Kesehatan : Adanya pucat, kelemahan dan kelelahan,
ekimosis, nyeri, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, anoreksia,
muntah
3. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan infeksi.
4. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu petekia, purpura,
perdarahan membrane mukosa.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga : Adanya gangguan hematologis, adanya
faktor herediter misal kembar monozigot.
6. Pemeriksaan Diagnostik

8
Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
yaitu:
a. Darah tepi : adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel belst, yang
merupakan gejala patogonomik untuk leukemia.
b. Sum-sum tulang : dari pemeriksaan sum-sum tulang akan
ditemukangambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel
lomfopoetik sedangkan sistem yang lain terdesak (apanilaskunder)
c. Pemeriksaan lain : biopsy limpa, kimia darah, cairan cerebrospinal dan
sitogenik.

2.2.2 Diagnosis Keperawatan


Masalah keperawatan yang muncul pada anak dengan leukemia, yaitu:
1. Nyeri akut b.d agen pencedara biologis (infiltrasi leukosit jaringan
sistematik) d.d tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat,
mengalami gangguan tidur, sulit tidur, dan proses berfikir terganggu.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
proliferative gastrointestinal dan efektoksik obat kemoterapi d.d berat
badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
3. Risiko infeksi b.d menurunnya daya tahan tubuh yang berkaitan
dengan neutropenia/ menurunnya sistem imun.
4. Intoleransi aktivitas b.d anemia d.d Kelemahan.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


No Diagnosis NOC NIC
keperawatan
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
agen pencedara asuhan keperawatan Aktivitas-aktivitas :
biologis selama …. X 24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri
(infiltrasi diharapkan nyeri (P,Q,R,S,T)
leukosit klien dapat diatasi, 2. Observasi reaksi non verbal
jaringan nyeri berkurang atau dari ketidaknyamanan
sistematik) d.d hilang dengan skal 3. Gunakan teknik komunikasi
tampak 0-2. terapeutik untuk mengetahui

9
meringis,   pengalaman nyeri pasien
gelisah, Kriteria Hasil: 4. Kaji kultur yang
frekuensi nadi 1. Pasien dapat mempengaruhi respon nyeri
meningkat, mengontrol nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri
mengalami (tahu penyebab masa lampau
gangguan nyeri, mampu 6. Ajarkan tehnik
tidur, sulit menggunakan nonfarmakologi
tidur, dan teknik 7. Tingkatkan istirahat
nafsu makan nonfarmakologi 8. Kolaborasi pemberianan
menurun. untuk analgetik
mengurangi
DS: Mengeluh nyeri, mencari
nyeri bantuan)
DO: 2. Pasien dapat
• Tampak melaporkan
meringis bahwa nyeri
• Gelisah berkurang
• Frekuensi dengan
nadi menggunakan
meningkat manajemen nyeri
• Sulit tidur skala 0-2
• Tekanan 3. Pasien mampu
darah mengenali nyeri
meningkat (skala, intensitas,
• nafsu frekuensi, dan
makan tanda nyeri)
berubah 4. Pasien dapat
menyatakan rasa
nyaman dan
nyeri berkurang
2 Ketidakseimba Setelah dilakukan Pengaturan Nutrisi
ngan nutrisi: asuhan keperawatan Aktivitas-aktivitas:
kurang dari selama ….. x 24 jam 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan diharapkan nutrisi 2. Ajarkan pasien untuk

10
tubuh b.d pasien tercukupi dan meningkatkan intake
proliferative adekuat (pemasukan) Fe3.
gastrointestinal Ktiteria Hasil : 3. Anjurkan pasien untuk
dan efektoksik 1. Adanya meningkatkan protein
obat peningkatan BB vitamin C4.
kemoterapi d.d sesuai dengan 4. Berikan substansi gula
berat badan tujuan. 5. Yakinkan diet yang dimakan
menurun 2. BB ideal sesuai mengandung tinggi serat
menimal 10% dengan tinggi untuk mencegah konstipasi
di bawah badan 6. Berikan makanan yang
rentang ideal. 3. Pasien mampu terpilih (sudah
mengidentifikasi dikonsultasikan dengan ahli
DS: Nafsu kebutuhan nutrisi gizi)
makan 4. Dari hasil 7. Monitor jumlah nutrisi dan
menurun pemeriksaan, kandungan kalori
DO : tidak terdapat 8. Berikan informasi tentang
• Berat tanda-tanda kebutuhan nutrisi
badan malnutrisi 9. Kolaborasi dengan ahli gizi
menurun 5. Tidak terjadi untuk menentukan jumlah
minimal penurunan BB kalori dan nutrisi yang di
10% di yang berarti pada butuhkan pasien
bawah pasien
rentang
ideal
• Membran
mukosa
puca
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
b.d tindakan Aktivitas-aktivitas:
menurunnya keperawatan …. x 1. Pertahankan teknik aseptif.
daya tahan 24 jam klien 2. Batasi pengunjung bila
tubuh yang menunjukkan tidak perlu.
berkaitan adanya infeksi 3. Cuci tangan setiap sebelum
dengan   dan sesudah tindakan

11
menurunnya Kriteria Hasil: keperawatan.
sistem imun. 1. Klien bebas dari 4. Gunakan baju, sarung
tanda dan gejala tangan sebagai alat
infeksi pelindung.
2. Menunjukkan 5. Gunakan kateter intermiten
kemampuan untuk menurunkan infeksi
untuk mencegah kandung kencing.
timbulnya infeksi 6. Tingkatkan intake nutrisi.
3. Jumlah leukosit 7. Berikan terapi antibiotik.
dalam batas 8. Monitor tanda dan gejala
normal infeksi sistemik dan lokal.
4. Status imun, 9. Inspeksi kulit dan membran
gastrointestinal, mukosa terhadap
genitouria dalam kemerahan, panas, drainase
batas normal 10. Monitor adanya luka.
11. Dorong masukan cairan.
12. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi.

4 Intolenransi Setelah dilakukan Terapi aktivitas


Aktivitas b.d intervensi ….. x 24 Aktivitas-aktivitas:
anemia d.d jam, diharapkan 1. Observasi adanya
kelemahan. pasien mampu pembatasan klien dalam
beraktivitas dengan melakukan aktivitas.
DS : normal. 2. Kaji adanya faktor yang
• Mengeluh   menyebabkan kelelahan.
lelah Kriteria Hasil : 3. Monitor nutrisi dan sumber
• Merasa 1. Berpartisipasi energi yang adekuat.
lemah dalam aktivitas 4. Monitor respon
DO: fisik tanpa kardiovaskuler terhadap
• Sianosis disertai aktivitas (tacikardi, disritmia,
• Anemia peningkatan sesak nafas, diaporesis,
tekanan darah, pucat, perubahan

12
nadi, dan RR. hemodinamik).
2. Mampu 5. Monitor pola tidur dan
melakukan lamanya tidur/ istirahat
aktivitas sehari- pasien.
hari (ADLS) 6. Bantu klien untuk
secara mandiri. mengidentifikasi aktivitas
3. Keseimbangan yang mampu dilakukan.
aktivitas dan 7. Bantu untuk memilih
istirahat. aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan sosial.
8. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan.

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Kegiatan implementasi pada klien dengan leukimia adalah membantunya


mencapai kebutuhan dasar seperti :
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara komprehensif untuk
mengidentifikasi masalah baru atau memantau status dan masalah yang
ada pada klien.
2. Melakukan penyuluhan untuk membantu klien memperoleh
pengetahuan baru mengenai kesehatan dan penyakit mereka sendiri
atau penatalaksanaan penyimpangan.
3. Membantu klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
kesehatannya.
4. Berkonsultasi dan rujuk dengan tim kesehatan profesional lainnya agar
memperoleh arahan yang tepat dan benar.

13
5. Memberikan tindakan perawatan spesifik untuk menghilangkan,
mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan pada klien.
6. Membantu klien dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.
1 Diagnosa 1 Anak menunjukkan rasa nyaman dan nyeri berkurang
2 Diagnosa 2 Berat badan anak bertambah sesuai usia dan
ukurannya
3 Diagnosa 3 Anak tidak menunjukkan adanya tanda dan gejala
infeksi
4 Diagnosa 4 Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan
kegiataan sesuai dengan perkembangan usianya

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus


Seorang klien An. A berusia 7 tahun datang dibawa ke rumah sakit oleh
keluarga nya sejak 3 hari yang lalu dengan keluhan muncul ruam berwarna biru
dan merah pada bagian kaki tangan dan wajah, ayah klien juga mengatakan
anaknya sakit perut, akan menangis dan mengeluh sakit jika bergerak, nyeri yang
di rasakan hilang timbul ketika nyeri hilang . klien tampak tenang dan sadar. ayah
klien mengatakan anaknya juga sulit tidur karena nyeri dan gatal yang ia rasakan,
klien tampak lemas, klien tampak menangis klien tampak sering memegang
perutnya. Klien dibantu duduk. 1 bulan yang lalu An.A pernah masuk rumah sakit
dengan penyakit yang sama dan keluarga hanya tahu anaknya mengalami penyakit
kelainan darah, ayah klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami
kecelakaan apapun.
klien minum 2 gelas ukuran kurang lebih 240 ml jenis air putih dan juga cairan
infus melalui iv RL 14 tpm. klien sering terbangun di malam hari karena nyeri
yang di rasakanya klien tidur malam jam 22.00 dan sering terbangun sekitar jam
2 dan sulit untuk tidur kembali, BAB dan BAK klien digendong ke wc. Dengan
Suhu badan klien 36,8 , Nadi 90x/ menitdan Respirasi klien 20x/ menit,
Conjungtiva klien pucat bibir kering. Hb 8,7 g/dl dan Trombosit klien 8x 10³

14
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas
1) Identitas Klien
Nama Klien An.A, Berusia 7 tahun tempat tanggal lahir padang 4
desember 2013 berjenis kelamin laki–laki, beragama islam, yang
di rawat di ruang melati A kamar 112 masuk tanggal 4 september
2020.
2) Identitas penanggung jawab
Tn. K umur 31 tahun, pekerjaan petani, pendidikan SD, agama
islam, suku melayu, hubungan dengan klien adalah ayah klien,
alamat lubuk begalung kota padang

2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Ayah klien mengatakan anaknya sakit pada perut.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga klien mengatakan klien masuk rumah sakit pada hari
rabu tanggal 4 september 2020 dengan keluhan muncul ruam
berwarna biru dan merah pada bagian kaki tangan dan wajah,
ayah klien juga mengatakan anaknya sakit perut, ayah klien
mengatakan anaknya akan menangis dan mengeluh sakit jika
bergerak, nyeri yang di rasakan hilang timbul ketika nyeri hilang
klien tampak tenang, ayah klien mengatakan anaknya juga sulit
tidur karena nyeri dan gatal yang ia rasakan, klien tampak lemas,
klien tampak menangis klien tampak sering memegang perutnya.
3) Riwayat kesehatan lalu
Ayah klien mengatakan anakanya pernah masuk rumah sakit
dengan penyakit yang sama dan hanya tahu anaknya mengalami
penyakit kelainan darah, ayah klien mengatakan anaknya tidak
pernah mengalami kecelakaan apapun.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Ayah klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang pernah
mengalami penyakit seperti ini dan tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
15
3. Riwayat imunisasi
(tidak dilakukan pengkajian) di karenakan anak hanya dijaga oleh
sang ayah dan nenek nya.

4. Riwayat tumbuh kembang


Pertumbuhan klien baik, klien berusia 7 tahun, BB klien 20 kg, PB/TB
klien 110 cm

5. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
Klien pertama kali disusui umur 0 hari dan mendapatkan
kolostrum, klien diberikan ASI setiap kali menangis, lama
pemberian 2 bulan.
2) Pemberian susu formula
Ayah klien mengatakan anaknya tidak pernah mengkonsumsi
susu formula hanya asi saja.
3) Pola perubahan nutrisi tahap usia sampai saat ini
Saat ini klien makan nasi, dan terkadang juga bubur.

6. Riwayat psikososial
Anak tinggal bersama keluarganya di rumah milik sendiri di
padang, ayah klien mengatakan hubungan dengan keluarga yang
lain harmonis.

7. Reaksi Hospitalisasi
1) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ayah klien mengatakan sebelumya anaknya pernah di rawat di
rumah sakit, ayah klien mengatakan dokter memberitau penyakit
anaknya, perasaan orang tua klien gelisah dan khawatir dan
berharap anaknya segera sembuh.
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat ini
Klien belum memiliki cukup pemahaman tentang penyakitnya.

16
8. Aktivitas sehari-hari
1) Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit : ayah klien mengatakan klien makan 2x sehari
jenis makanan nasi sayur dan lauk pauk, nafsu makan klien
baik, klien menghabiskan porsi makan, klien makan peroral
dan dapat makan sendiri.
b. Saat sakit : klien makan 2x sehari, jenis makanan bubur,
nafsu makan sedikit menurun, klien hanya menghabiskan 2-3
sendok makan dan makan lagi jika klien mau.
2) Pola Cairan
a. Sebelum sakit : klien minum air putih 7-8x/hari, terkadang
klien minum susu 2-3 kali klien minum dengan ukuran
kurang lebih 200ml minum melalui oral kebutuhan cairan
terpenuhi.
b. Saat sakit : klien minum air putih dan terkadang juga malas
klien minum 2 gelas ukuran kurang lebih 240 ml jenis air
putih dan juga cairan infus melalui iv RL 14 tpm.
3) Pola Eliminasi (BAB dan BAK)
a. Sebelum sakit : Ayah klien mengatakan bahwa anaknya tidak
ada masalah saat BAB lancar biasa 1-2 x/hari ayah klien
mengatakan tidak ada masalah anaknya dapat BAK dengan
mudah dan dapat melakukanya sendiri di wc.
b. Saat sakit : Ayah kelien mengatakan BAB anaknya tidak ada
masalah klien berak pada pagi hari saat sakit , ayah klien
mengatakan tidak ada masalah dengan BAK anaknya, hanya
saja anaknya sering kencing di botol karena kondisinya yang
lemah
4) Pola Istirahat tidur
a. Sebelum sakit : Ayah klien mengatakan tidak ada masalah
dengan tidur klien, klien jarang tidur siang karena asik
bermain, tidur malam jam 21.00-08.00, klien bangun dalam
keadaan segar.
b. Saat sakit : Ayah klien mengatakan klien susah tidur, klien
sering terbangun di malam hari karena nyeri yang di
17
rasakanya klien tidur malam jam 22.00 dan sering terbangun
sekitar jam 2 dan sulit untuk tidur kembali .
5) Pola persepsi- konsep diri
a. Sebelum sakit : klien dapat mandi sendiri klien
membersihkan seluruh tubuhnya mencuci rambut dan
mengosok gigi dan
b. Saat sakit : klien hanya diseka setiap pagi dan selalu di ganti
bajunya
6) Pola Aktivitas/mobilitas fisik
a. Sebelum sakit : klien bermain dengan keluarga tanpa ada
keluhan
b. Saat sakit : klien hanya bermain diranjang

9. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Keadaan umum klien baik, pasien sadar penuh (composmentis),
nilai GCS : Eye 4(spontan), Motorik 5(normal), Verbal 5(baik).
2) Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,8oC
b. Nadi : 90x/ menit
c. Respirasi : 20x/ menit
3) Antopometri
a. Tinggi Badan 110cm
b. Berat Badan :20 kg
4) Sistem pernapasan
Pengembangan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi ataupun
benjolan, pernafasan 24x/menit, tidak terdapat suara napas
tambahan vesikuler.
5) Sistem cardio vaskuler
Conjungtiva pucat bibir kering capillary refilling time kembali
dalam kurang lebih 1 detik.
6) Sistem pencernaan
Sklera tidak ikterus, bibir kering, tidak terdapat labioskizis, mulut
tidak ada stomatitis, kemampuan menelan baik. Abdomen bulat,
18
tidak ada lesi. benjolan, tidak ada nyeri tekan, bising usus
8x/menit, saat perkusi terdengar timpani.
7) Sistem Indra
 Pada pemeriksaan mata ditemukan alis tebal, penyebaran alis
merata, kelopak mata tidak ada lesi, konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, reflek berkedip baik lapang pandang baik, visus
6/6
 Pada pemeriksaan hidung, penciuman hembusan napas baik
tidak ada polip tidak ada penyumbatan jalan napas pada
 pemeriksaan telinga, telinga simetris kiri dan kana
pendengaran baik keadaan bersih.
8) Sistem musculoskeletal
a. Kepala: Rambut klien berwarna hitam, tidak mudah tercabut,
tidak berminyak. tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada
ketombe, kulit kepala bersih. Tungkai : klien mampu
menggerakan lengan, dan kakinya tetapi klien terlihat lemah,
daerah infus di kaki terlihat bengkak.
9) Sistem integument
Kulit berwarna sawo matang, lembab, bulu mata merata, suhu
36,8oC, permukaan kuku halus tidak ikteri
10) Pemeriksaan penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
WBC -1,4x 103 4-12 ribu/mm
RBC 3.06x 106 Lk : 4,5-6 Pr : 4,0 – 5,5
HGB 8.7gr/dl 14-18 g/dl
HCT -24,4 % Lk : 40 - 48 %
MCV -79,7% 82 – 92 fl
MCH 29,4 pg 27 – 31 %
MCHC 35,7 g/dl 32 – 37 %
PLT 8x 103 150 – 450

10. Analisa Data


Data Masalah Etiologi
Keperawatan (penyebab)
DS : Gangguan berkurangn
 Ayah klien mengatakan terdapat perfusi ya

19
lebam berwarna biru dan merah jaringan komponen
di wajak kaki dan tangan perifer darah
 Ayah klien mengatakan anaknya sebagai
lemah pengangkut
 Ayah klien mengatakan anaknya oksigen
mengeluh nyeri
DO :
 Kulit pucat
 Hb 8.7 g/dl
 Trombosit 8x 103
 Klien tampak lemah
 CRT kembali kurang lebih 1
detik
DS : Nyeri akut Agen
 Ayah klien mengatakan perut cedera
anaknya sakit biologis
 Ayah klien mengatakan terdapat
memar biru di badanya
 Ayah klien mengatakan anaknya
mengeluh nyeri saat di gerakan
DO :
 Klien tampak meringis
 Skala nyeri 6
 Klien tampak sering memegang
daerah perut
 Suhu 36,8 oC
DS : Gangguan Ketidaknya
 Ayah klien mengatakan anaknya pola tidur manan fisik
sulit tidur karena nyeri yang (nyeri)
dirasakan
 Ayah klien mengatakan anaknya
sering terbangun dimalam hari
DO :

20
 Klien tampak lemah
 Mata klien tampak sayup
 Jam tidur malam jam 22:00 dan
sering terbangun jam 2 malam
dan sulit tidur lagi

2.3.2 Diagnosis Keperawatan


1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d berkurangnya komponen darah
sebagai pengangkut oksigen
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (nyeri pada perut)
3. Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan fisik (nyeri)

2.3.3 Intervensi
No Diagnosis NOC NIC
Keperawatan
1 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen sensasi
perfusi tindakan keperawatan perifer.
jaringan selama 2x24 Jam Aktivitas-aktivitas :
perifer b.d Gangguan perfusi 1) Observasi tanda-
berkurangnya jaringan perifer tidak tanda vital setiap 6
komponen terjadi. jam
darah sebagai Kriteria hasil : 2) Kaji yang mendasar
pengangkut 1) Kulit dan dan banyaknya darah
oksigen membran mukosa yang keluar
tidak pucat 3) Pantau terjadinya
2) Saturasi Spo2 atau kesemutan
dalam batas 4) Ajarkan pasien atau
normal 95-100% keluarga, untuk
3) CRT kembali memantau posisi
dalam kurang bagian tubuh saat
lebih 1 detik pasien mandi, duduk
berbaring atau
mengubah posisi
2 Nyeri akut b.d setelah dilakukan Manajemen nyeri

21
agen cedera tindakan Aktivitas-aktivitas :
biologis (nyeri keperawatan 1) Lakukan pengkajian
pada perut) selama 2 x 24 nyeri yang
nyeri dapat komprehensiv sehari
teratasi. sekali
Kriteria hasil : 2) Menejemen
1) Klien terlihat nyeri
tenang mengurangi/
2) Klien tidak terlihat meringankan
meringis nyeri sampai
3) Skala nyeri tingkat
berkurang menjadi kenyamanan
3 3) Lakukan pengunaan
4) Melaporkan nyeri teknik
berkurang dengan nonfarmakologi
menggunakan kompres hangat/
menejemen nyeri dingin
4) Kolaborasi
pemberian obat
untuk mengurangi
nyeri
3 Gangguan pola Setelah dilakukan Peningkatan kualitas
tidur b.d tindakan keperawatan tidur
ketidak selama 2 x 24 jam Aktivitas-aktivitas :
nyamanan fisik gangguan pola tidur 1) Kaji pola tidur klien
(Nyeri) dapat teratasi. setiap pagi dansore
Kriteria hasil : 2) Jelaskan pentingnya
1) Keluarga klien tidur yang adekuat
melaporkan klien 3) Pantau pola tidur dan
tidur dengan catat faktor-faktor
mudah saat ketidaknyamanan
mengantuk fisik
2) Jumlah jam tidur 4) Ciptakan lingkungan
bertambah yang nyaman

22
menjadi 6-8 jam
perhari
3) Klien tidak
terbangun di
malam hari

2.3.4 Implementasi
No Diagnosa Implementasi
1 Gangguan • Jam 08:00 : Mengobservasi tanda-tanda vital/ 6
perfusi jam
jaringan DS : -
perifer b.d DO : Suhu 35,8oC Nadi: 90x/menit Spo2 97%
berkurangnya
• Jam 08.10 : Mengkaji yang mendasar dan
komponen
banyaknya darah yang keluar
darah sebagai
DS : Ayah klien mengatakan terdapat memar
pengangkut
merah dan biru dan biru dibadan klien
oksigen
DO : Terdapat memar merah dan biru di daerah
kaki dan tangan , Hb : 8,7 g/dl, Trombosit : 8x
103 Tidak ada Pendarahan atau luka baru
2 Nyeri akut b.d • Jam 08.15 : Melakukan pengkajian nyeri yang
agen cedera komprehensif meliputi PQRST
biologis (nyeri DS : Ayah klien mengatakan anaknya nyeri,
pada perut) nyeri yang dirasakan apabila klien bergerak,
nyeri berkurang ketika beristirahat, nyeri yang
di rasakan seperti tertusuk tusuk, ayah klien
mengatakan nyeri di daerah perut
DO: Klien tampak meringis Klien sering
memegang daerah perut Skala nyeri 6
3 Gangguan pola • Jam 08.30 : Mengkaji pola tidur klien setiap
tidur b.d pagi dan sore
ketidak DS : Ayah klien mengatakan anaknya banggun
nyamanan fisik tidur sekitar jam 10.00 pagi di karenakan tidur
(Nyeri) malam yang sering terganggu karena nyeri.
DO: Klien tampak mengantuk, klien sering
menguap

23
2.3.5 Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
1 Gangguan perfusi Jam 08.00
jaringan perifer b.d S :Ayah klien mengatakan anaknya tidak lemas
berkurangnya lagi
O :Kulit dan membran mukosa tidak pucat
komponen darah
Saturasi Spo2 98% CRT kembali dalam 2 detik
sebagai
A : Masalah teratasi
pengangkut
P : intervensi di hentikan
oksigen
2 Nyeri akut b.d Jam 08.15
agen cedera S :Ayah klien mengatakan anaknya tidak
biologis (nyeri mengeluh nyeri lagi Ayah klien mengatakan
pada perut) anaknya tidak meringis lagi
O :Klien terlihat tenang Klien tidak
menangis lagi Skala nyeri berkurang 1-3
A : masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
3 Gangguan pola Jam 08:30
tidur b.d ketidak S : Ayah klien mengatakan anaknya tidur
nyamanan fisik dengan mudah saat mengantuk Ayah klien
(Nyeri) mengatakan anaknya tidak rewel lagi saat
tidur malam
O : Klien tidur malam jam 20.00 dan
terbangun di jam 8.00 pagi Klien tidak
terbangun di malam hari
Klien terlihat segar
A :Masalah teratasi
P :Intervensi di hentikan

24
BAB III
ANALISIS JURNAL

3.1 Identitas Jurnal


1. Judul : Metode Mendongeng Menurunkan Nyeri Pada Anak Penderita Acute
Limpoblastic Leukimia (ALL)
2. Pengarang/author : Heru Kurniawan dan Pawestri Pawestri
3. Penerbit : Ners Muda
4. Nomor halaman : Vol 1 No 3
5. Alamat Jurnal : Kurniawan, H., & Pawestri, P. (2020). Metode Mendongeng
Menurunkan Nyeri Pada Anak Penderita Acute Limpoblastic Leukimia
(ALL). Ners Muda, 1(3), 178-183.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda/article/view/6216
6. Tahun publikasi : Desember 2020
7. Tujuan Jurnal : untuk mengetahui pengaruh metode mendongeng dalam
menurunkan nyeri pada anak penderita Acute Limpoblastic Leukimia (ALL)

3.2 Analisis Jurnal


1. Gaya dan sitematika penulisan
1) Kelebihan
a. Sistematika dalam penulisan jurnal ini sudah disusun rapi dan sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesi (EBI) dan istilah asing serta kata-kata
ilmiah yang bercetak miring
b. Penulisan judul jurnal menggunakan bahasa indonesia, sudah dicetak
tebal
c. Abstrak yang ditulis sudah memuat tujuan, metode penelitian yang
digunakan dan hasil
d. Pendahuluan sudah memuat latar belakang penelitian secara ringkas,
padat dan jelas.
e. Metode penelitian sudah baik, yaitu ditulis dengan hasis analisis yang
sesuai
f. Simpulan yang dijelaskan sudah baik, sangat mudah dimenegerti
karena sangat jelas dan padat

25
g. Daftar pustaka sudah baik, karena sesuai abjad dan penulisan judul
buku juga dicetak miring
2) Kekurangan
a. Penulisan judul jurnal hanya menggunakan bahasa indonesia saja,
seharusnya juga dibuat menggunakan bahasa inggris
b. Abstrak hanya ditulis menggunakan bahasa indonesia saja seharusnya
juga dibuat menggunakan bahasa inggris

2. Abstrak
Nyeri beraktivitas dan menganggu kenyamanan anak saat beristirahat,
mendongeng adalah sebuah metode yang dapat mengalihkan (distraksi)
sehingga mengeluarkan hormon endorphin (proses penurunan nyeri) sehingga
penurunan nyeri membuat kualitas hidup anak menjadi meningkat

3. Pendahuluan
pendahuluan jurnal digambarkan bahwa leukemia atau kanker darah ini
biasanya semakin memburuk dengan cepat jika tidak diobati. ALL atau juga
disebut leukemia limfositik akut yang umum terjadi pada anak-anak yang
meningkat dari tahun ke tahun, yang terjadi sekitar 80% kasus Leukemia
Limfositik Akut (LLA) dan diikuti 20% Leukemia Mieloid Akut (LMA).
Dampak negatif akibat ALL pada anak adalah nyeri, gejala nyeri pada tulang
dan perut. Jika pada penderita merasakan nyeri akan mempengaruhi
emosional, kognitif, dan fisik, ketidakmampuan serta memahami rasa
(misalnya marah, sedih, takut, dan khawatir akan berdampak pada kerja otak
dalam memproses rasa sakit yang dialami oleh anak sehingga menganggu
kualitas hidup penderita.

4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan sudah baik karena hasil analisis yang sesuai ,
dalam jurnal menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Subjek dalam studi kasus ini adalah pasien Acute Limpoblastic Leukemia
(ALL) yang menjalani rawat inap di ruang anak dasar RSUP Dr.Kariadi
semarang pada bulan Februari 2020. Subjek studi kasus ini berjumlah 2
responden. Pengambilan subjek studi kasus menggunakan teknik purposive
26
sampling. Instrumen studi kasus ini adalah naskah dongeng dan alat ukur nyeri
(numerik rating scale). Proses pengambilan data dilakukan dalam tiga kali
pertemuan, setiap tindakan dilakukan selama durasi 20 menit.

5. Hasil dan pembahasan


Pada hasil pengkajian data tinjauan kasus responden 1 jenis kelamin
perempuan, usia 8 tahun dengan diagnosa medis Acute Limpoblastic Leukimia
(ALL). orang tua responden 1 mengatakan keluhan utama pasien nyeri hampir
diseluruh tubuh dengan nyeri saat digerakan, seperti ditusuk-tusuk, hampir
diseluruh tubuh, dan hilang timbul, sulit makan dan minum, anak tampak
meringis dan lemas .Pada responden 2 mengatakan keluhan utama mengatakan
ngeluh nyeri dibagian punggung kanan, nyeri saat digerakana, seperti di timpa
benda berat, nyeri dirasakan dibagian pungung kanan hilang timbul. Diagnosa
keperawatan pada responden 1 dan responden 2 yaitu nyeri kronis
berhubungan dengan infiltrasi tumor ini ditegakkan dengan dari analisa data
yang didapatkan dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dipengaruhi oleh
leukositosis yang berlebihan dapat ditandai dengan gejala nyeri.
Intervensi yang diberikan pada responden 1 dan responden 2 adalah
monitor karakteristik nyeri yang meliputi berikan informasi kepada klien dan
keluarga mengenai penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, cara
mengontrol nyeri dengan relaksasi nafas dalam, ajarkan teknik managemen
nyeri non farmakologi (mendongeng) Evaluasi kemampuan klien mengontrol
nyeri, kolaborasi pemberian analgetik.
Pada hari pertama, kedua, dan ketiga hasil obeservasi kedua responden
setelah diberikan terapi mendongeng mengalami penurunan skala nyeri yang
signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. Skala nyeri dari
kedua responden terdapat perbedaan, dilihat dari hasil observasi setelah
diberikan terapi mendongeng, responden 1 didapatkan hasil selisih dihari 1 =
3, hari ke 2 = 2, hari ke 3 = 2. Sedangkan pada responden 2 dari hasil
observasi setelah diberikan terapi mendongeng didapatkan hasil selisih pada
hari 1 = 2, hari ke 2 = 2, dihari ke 3 = 2. Keberhasilan dalam pengobatan
Acute Limpoblastic Leukimia (ALL) ini disebabkan karena kepatahuan klien
dalam proses pengobatan.

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Leukimia adalah kanker yang menyerang sumsum tulang belakang. Sumsum
tulanglah yang biasanya memproduksi sel darah putih, sel darah merah, serta
trombosit. Leukimia terjadi akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah
putih abnormal.
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang sering
ditemui pada anak-anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang
dan sistem limfatik Leukemia merupakan kelompok kelainan yang ditandai
dengan akumulasi leukosit ganas di sumsum tulang dan darah tepi.

4.2 Saran
Hendaknya mahasiswa meningkatkan asuhan keperawatan khususnya asuhan
keperawatan dengan Leukemia pada anak sebagai pemberi pelayanan kepada
masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
dikemudian hari

28
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, A. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis


NANDA NIC-NOC jilid 2. Jogjakarta: Mediaction jogja
Nurarif HA, Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan BerdasarkanDiagnosa
Medis & NANDA NIC NOC. Jilid 2. Jogjakarta. Penerbit MediAction.
Nurjannah Intansari ( 2015 ). Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi 6.
Elsevier : Jakartaa
Rahmadina eka, LF. ( 2018 ) Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Leukimia.
Diakses 12 September 2021

29

Anda mungkin juga menyukai