Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

Dosen Pengajar : Tri Peni,S Kep.Ns.,M.Kes

Penyusun:

1. Risma dwi agustina 201901145


2. Elvira widyawati 201901159
3. Alifia khofifatur r. 201901160
4. Mardiyanti garpenassy 201901164
5. Dwiartha bayu krisna w. 201901167
6. Retno dwi hapsari 201901184

Kelas : D Tingkat III

Semester V

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Leukimia” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Keperawatan Anak II”. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan penanganan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak dengan penyakit Leukimia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Peni selaku Dosen Mata Kuliah
Kperawatan Anak II. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 31 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................

1. Latar Belakang.........................................................................................................
2. Tujuan......................................................................................................................
3. Manfaat....................................................................................................................

BAB II Pembahasan ...........................................................................................................

1. Defenisi Penyakit Leukemia....................................................................................


2. Etiologi penyakit leukemia.......................................................................

3. Patofisiologi penyakit leukemia................................................................

4. Gejala klinis.............................................................................................

5. Pemeriksaan penunjang.............................................................................................

BAB III Konsep asuhan keperawatan.................................................................................

1. Pengkajian...............................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................................
3. Rencana Keperawatan.............................................................................................
4. Implementasi...........................................................................................................
5. Evaluasi...................................................................................................................

BAB IV Tinjauan teori asuhan keperawatan ....................................................................

1. Trigercasse.............................................................................................................
2. Pengkajian...............................................................................................................
3. Diagnosa Keperawatan............................................................................................
4. Rencana Keperawatan.............................................................................................
5. Implementasi...........................................................................................................
6. Evaluasi...................................................................................................................
BAB V Penutup...................................................................................................................

1. Kesimpulan .....................................................................................................
2. Saran..................................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan dalam kehidupan adalah hal mutlak yang selalu diharapkan oleh

manusia, karena semua kegiatan atau rutinitas manusia dapat berjalan dengan lancar

apabila rohani dan jasmaninya sehat. Hidup sehat dengan mengatur pola makan,

memakan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan berolah raga mampu

menghindarkan dari berbagai penyakit. Namun adakalanya penyakit datang tanpa

kita sadari dan terkadang tanpa kita rasakan, salah satunya adalah penyakit di dalam

tubuh manusia. Leukemia atau kanker darah yang sangat berbahaya memiliki gejala

umum seperti penyakit ringan ternyata dapat diketahui tanpa sengaja dalam ”general

check up”.

Leukemia terjadi karena penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih

yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow) sehingga sel darah putih

memproduksi sel yang abnormal menjadi sel leukemia. Berbahaya karena produksi

yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan

dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang

abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit leukemia ?

2. Apa penyebab timbulnya penyakit leukemia ?

3. Bagaimana patofisiologi penyakit leukemia ?


4. Bagaimana geajala klinis dari penyakit leukemia ?

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit leukimia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit leukemia.

2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya penyakit leukemia.

3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit leukemia.

4. Untuk mengetahui geajala klinis dari penyakit leukemia.

5. Ntuk mengetahui asuhan keperawatan leukimia.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Defenisi Penyakit Leukemia

Leukemia adalah suatu tipe dari kanker yang berasal dari kata Yunani leukos-

putih, haima-darah. Leukemia adalah kanker yang mulai dari sel-sel darah. Penyakit

ini terjadi ketika sel darah memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol

dan menggangu pembelahan sel darah normal. Leukemia (kanker darah) adalah

jenis penyakit kanker yang menyerang sel darah putih yang diproduksi oleh

sumsum tulang (bone marrow) (Padila, 2013). Leukemia adalah poliferasi sel

lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada

normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan

diakhiri dengan kematian (Nurarif & Kusuma, 2015).

Darah adalah jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan atau

plasma darah yang didalam nya terkandung sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari sel

darah merah ( eritrosit ), sel darah putih (leukosit ) dan keping darah ( trombosit ).

Komposisi plasma dalam darah sekitar 55 %, sedangkan sel-sel darah dan trombosit

sekitar 45 % l. Sel dan keping darah lebih berat dibandingkan plasma sehingga dapat

di pisahkan melalui prosedur yang di sebut sentrifugasi.

Leukemia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel leukosit yang

abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit jumlah yang berlebihan dari

sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,

Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel

darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Dalam keadaan normal,
sel darah putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau sel darah putih,

berfungsi sebagai pertahanan tubuh, akan terus membelah dalam suatu kontrol yang

teratur. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel

darah diharapkan bereproduksi kembali.

Pada penderita leukemia, sumsum tulang memproduksi sel darah putih yang

tidak normal yang disebut sel leukemia. Sel leukemia yang terdapat dalam sumsum

tulang akan terus membelah dan semakin mendesak sel normal, sehingga produksi

sel darah normal akan mengalami penurunan, sel darah putih tidak merespon kepada

tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol

(abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah

perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan

dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya.

2. Etiologi Penyakit Leukemia

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi

yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :

a) Faktor Endogen

Faktor Herediter

Adanya Penyimpangan Kromosom Insidensi leukemia meningkat pada

penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma Down, sindroma

Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van

Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von

Reckinghausen, dan neurofibromatosis ( Wiernik, 1985; Wilson, 1991 ) .

Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan

informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola

kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy.


Kelainan Genetik

Mutasi genetik dari gen yang mengatur sel darah yang tidak ditururnkan

b) Faktor Eksogen

Virus

Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia

adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah

Acute T- Cell Leukemia .

Bahan Kimia dan Obat-obatan

Paparan kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan

peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering

terpapar benzen. Selain benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan

resiko tinggi dari AML, antara lain : produk – produk minyak, cat , ethylene

oxide, herbisida, pestisida, dan ladang elektromagnetik.

Obat-obatan anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II

) dapat mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML.

Kloramfenikol, fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan

kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML.

Radiasi

Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan

pada pasien-pasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan

pada kasus lain seperti peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang

yang selamat dari ledakan bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui
juga pada pasien yang mendapat terapi radiasi misal : pembesaran thymic,

para pekerja yang terekspos radiasi dan para radiologis.

3. Patofisiologi Penyakit Leukemia

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel

darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang

atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah

diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi),

sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian

kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan terkait

dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak terkendalinya

proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama-tama menggumpal pada

tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan

menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga

mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.

Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringa perifer serta

mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal

terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit.

Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel

imatur.

Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel

hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan

trombositopenia atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih

meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun.

Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan


ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung,

hematoma dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran

kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang.

Pathway

4. Gejala Klinis

Gejala penderita leukemia bevariasi tergantung dari jumlah sel abnormal dan

tempat berkumpulnya sel abnormal tersebut. Gejala umum penderita leukemia

yaitu:

1. Demam atau keringat malam.

2. Sering mengalami infeksi, sel darah putih berperan sebagai pelindung daya

tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita leukemia, sel

darah putih yang terbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak

berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi


virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya

demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

3. Anemia, penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat

(sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang,

akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan

oxygen dalam tubuh)

4. Pucat.

5. Sakit kepala.

6. Mudah berdarah atau memar. Misalnya gusi mudah berdarah saat sikat gigi,

muda memar saat terbentur ringan).

7. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar

karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami

perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan

kulit).

8. Nyeri pada tulang dan/atau sendi, hal ini disebabkan sebagai akibat dari

sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

9. Pembengkakan Kelenjar limfa. Penderita kemungkinan besar mengalami

pembengkakan pada kelenjar limfa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada

dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat

terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.

10. Pembesaran kelenjar getah bening, terutama di leher dan ketiak.

11. Penurunan berat badan, di akibatkan oleh nyeri perut dimana sel leukemia

dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan

pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini

dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.


12. Penurunan konsentrasi.

13. Kehilangan kendali otot, dan kejang.

14. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala

kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera

mendapatkan pertolongan medis.

15. Sel leukemia juga dapat berkumpul di buah zakar dan menyebabkan

pembengkakan.

5 . pemeriksaan penunjang.
1. Darah tepi

Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada

kelainan sumsum tulang, yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang kadang-

kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blas.

Terdapat sel blas pada darah tepi yang merupakan gejala leukemia.

2. Sumsum tulang

Dari pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran yang monoton

yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem lain

menjadi terdesak (aplasia sekunder). Hiperselular, hampir semua sel sumsum

tulang diganti sel leukemia (blast), tampak monoton oleh sel blast, dengan

adanya leukemia gap (terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel

yang matang, tanpa sel antara). Sistem hemopoesis normal mengalami depresi.

Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang (dalam

hitungan 500 sel pada asupan sumsum tulang).

3. Biopsy limpa

Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel-sel yang berasal dari

jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, ranulosit, pulp cell.

4. Kimia darah
Kolesterol mungkin merendah, asam urat dapat meningkat,

hipogamaglobulinemia.
5. Cairan serebrospinal

Bila terjadi peninggian jumlah sel (sel patologis) dan protein, maka hal ini

menunjukkan suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat dari

perjalanan penyakit baik pada keadaan remisi maupun pada keadaan kambuh.

Untuk mencegahnya dilakukan fungsi lumbal dan pemberian metotreksat (MTX)

intratekal secara rutin pada setiap penderita baru atau pada mereka yang

menunjukkan gejala tekanan intracranial yang meninggi.

6. Sitogenetik

70-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromosom, yaitu pada

kromosom 21 (kromosom Phiadelphia atau Phl) 50-70% dari penderita LLA dan

LMA mempunyai kelainan berupa :

 Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid

(2n+a).

 Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang

diploid.

7. Pemeriksaan immunophenotyping

Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan klasifikasi imunologik

leukemia akut. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk pemeriksaan surface marker guna

membedakan jenis leukemia (Desmawati, 2013).


BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a) Identitas pasien Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua.
Biasanya leukemia banyak diderita oleh anak yang berusia β sampai 5 tahun, diamana penderita
laki – laki lebih banyak dibandingkan penderita perempuan.
b) Keluhan utama
1) Riwayat Kesehatan sekarang Biasanya orang tua anak mengeluhkan anak demam, nafas sesak,
anak tampak bernafas cepat, terdapat petekie pada tubuh anak, anak tampak letih. Anak
meneguluh nyeri pada ekstremitas, berkeringat pada malam hari, penurunan selera makan, sakit
kepala dan perasaan tidak enak badan.
2) Riwayat kesehatan dahulu : Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat kesehatan
keluarga yaitu keluarga juga mengalami leukemia.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran Riwayat kesehatan ibu saat hamil adanya pemaparan sinarX
saat hamil muda, riwayat keluarga dengan Sindrom down karena kelainan kromosom salah satu
penyebab terjadinya leukemia.
4) Riwayat pertumbuhan Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan
karena keletihan, nyeri pada ekstremitas, anak mudah terserang infeksi.
5) Riwayat psikososial dan perkembangan Kelainan juga dapat membuat anak mengalami
gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan, hal ini disebabkan karena aktivitas bermain
anak dibatasi. c) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum Kesadaran composmentis sampai koma Tekanan darah hipotensi Nadi
takikardi Suhu tubuh tinggi Pernapasan takipnea sesak napas
2) Kepala-leher Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan pembesaran
Kelenjer getah bening.
3) Mata Biasanya pada pasien dengan leukemia konjungtiva anemis, perdarahan retina.
4) Hidung Biasanya pada hidung terjadi epistaksis.
5) Mulut Biasanya pada wajah klien leukemiasering terjadi perdarahan pada gusi
6) Thorax Nyeri tekan pada tulang dada, terdapat efusi pleura.
7) Abdomen Biasanya pasien mengalami hepatomegali, spenomegali, limfadenopati, nyeri
abdomen 8) Kulit Biasanya pada klien leukemia terdapat petekie pada tubuh akibat perdarahan.
9) Ekstremitas Biasanya pada ekstremitas terasa nyeri terutama pada persendian apabila
digerakkan d) Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah, trombosit rendah.
2) Pemeriksaan sumsum tulang Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit
abnormal dan sistem hemopoitik normal terdesak. Aspirasi sumsum tulang (BMP) didapatkan
hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
3) Lumbal punksi Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
4) Biopsi limpa Memperlihatkan proliferasi el leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa
akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit (Wijaya & putri, 2013).
B.Diagnosa
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang akan muncul

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit(leukemia)


b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemi
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
d. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
e. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dan leukemia
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi,
radioterapi, imobilitas
C.Intervensi.
Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk
mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarakan diagnosa yang ada maka
dapat disusun rencana tindakan sebagai berikut :

Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
Hipertermia Dengan dilakukan 1) Monitor 1) Untukmengetahui
berhubungan tindakan keperawatan
kenaikansuhutubuh naik turunnyasuhu
dengan proses selama 1x 24 jam
penyakit(leuke Kriteria hasil : 2) Sediakanlingkungan 2) Agar
mia)
Suhu tubuh anak yang yang dingin dan segar pasiennyaman dan
awal nya 38’C , 3) Longgarkanpakaianan merasa segar yang
kembali normal pada ak dapatmenurunkans
angka 36’C. 4) Ganti linen lebihsering uhutubuh
Anak tidak mengalami 3) Untukanaklebihbis
menggigil lagi. aleluasamerasakan
segar
4) Memberikankenya
manananaksaatker
ingatberlebih
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Intoleransi Dengan dilakukan 1) Evaluasilaporankele 1) menentukanderajat
tindakan keperawatan
aktivitas mahan, dan
selama 1x 24 jam
berhubungan Kriteria hasil : perhatikanketidakma efekketidakmampu
dengan An. Mampu mpuanuntukberpartisi an
kelemahan melakukan aktivitas pasidalamaktifitasseh 2) menghematenergiu
akibat anemi seperti biasa , mampu ari-hari ntukaktifitas dan
berinteraksi 2) Berikanlingkungante regenerasiselulerat
denganbaik, dan nang dan aupenyambunganja
kondisi umum anak perluistirahattanpaga ringan
tidak lagi lemah. ngguan 3) mengidentifikasike
3) Kajikemampuanuntu butuhan individual
kberpartisipasi pada dan
aktifitas yang membantupemiliha
diinginkanatau  nintervensi
dibutühkan

Resiko tinggi Dengan dilakukan 1) Berikanantiemetikaw 1) untukmencegahmual


tindakan keperawatan
kekurangan alsebelumdimulainya dan muntah
selama 1x 24 jam
volume cairan Kriteria hasil : kemoterapi 2) untukmencegahberul
berhubungan Mual muntah yang 2) Berikanantiemetiksec ang
dengan mual dialami an.S arateratur pada waktu 3) karenatidakadaobata
dan muntah berkurang . anak tidak dan program ntiemetik yang
mengeluh mual saat di kemoterapi secaraumumberhasil
berikan asupan 3) untukmencegah hindarimemberikan
makan. episode berulang makanan yang
4) Anjurkanmakandala beraromamenyengat
mporsikeciltapisering 4) karenajumlahkecilbi
5) Berikancairanintrave asanyaditoleransiden
nasesuaiketentuan ganbaik
5) untukmempertahank
anhidrasi
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Defisit Nutrisi Dengan dilakukan 1) Dorong orang 1) jelaskanbahwah
tindakan keperawatan
berhubungan tuauntuktetaprileks ilangnyanafsum
selama 1x 24 jam
dengan Kriteria hasil : pada saatanakmakan akanadalahakib
kurangnya Nafsu makan an. S 2) Izinkananakmemakan atlangsung   dan
asupan membaik, anak tidak semuamakanan yang mual dan
makanan menolak ketika diberi dapatditoleransi,   muntahsertake
beberapa makanan rencanakanuntukmem moterapi
yang perbaikikualitasgizi 2) untukmemperta
direkomendasikan pada hankannutrisi
oleh perawat. saatseleramakananak yang optimal
meningkat 3) untukmemaksi
3) Berikanmakanan malkankualitas
yang intake nutrisi
disertaisuplemennutri 4) untukmendoron
sigizi, seperti susu g agar
bubukatausuplemen anakmaumakan
yang dijualbebas 5) karnajumlah
4) Izinkananakuntukterli yang
batdalampersiapan kecilbiasanyadit
dan oleransidengan
pemilihanmakanan baik
5) Dorongmasukannutri 6) kebutuhanjaring
sidenganjumlahsediki anmetabolikditi
ttapisering ngkatkanbegitu
6) Dorongpasienuntukm juga
akan diet tinggikalori cairanuntukmen
kaya nutrient ghilangkanprod
7) Timbang BB, ukur uksisasuplemen
TB dan dapatmemainka
ketebalanlipatankulitt nperananpentin
risep gdalammempert
ahankanmasuka
nkalori dan
protein yang
adekuat
Nyeri Kriteria Hasil Intervensi Rasional
berhubungan Dengan dilakukan 1) Mengkajitingkatnyeri 1) informasimemb
dengan efek tindakan keperawatan denganskala 0 sampai erikan data
selama 2 x 24 jam
fisiologis dan 5 dasaruntukmeng
leukemia Kriteria Hasil : 2) Jika mungkin, evaluasi     
Nyeri yang dialami gunakanprosedur- kebutuhanatauk
an. S berkurang
prosedur eefektifan
menjadi skala 1
Anak juga tidak (misalpemantauansuh 2) untukmeminima
menampakkan u non   invasif, lkan rasa
ekspresi seperti
alatakses vena tidakaman
menahan rasa nyeri.
3) Evaluasiefektifitaspe 3) untukmenentuka
nghilangnyeridengan nkebutuhanperu
derajatkesadaran dan bahandosis.
sedasi Waktu
4) Lakukanteknikpengur pemberianatauo
angannyeri bat
5) Berikanobat-obat anti 4) sebagaianalgetik
nyerisecarateratur tambahan
5) untukmencegah
kambuhnyanyeri
Kerusakan integritas Kriteria Hasil Intervensi Rasional
kulit berhubungan Setelah dilakukan 1) Berikanperawatan 1) karena area
dengan pemberian tindakan kulit yang cermat, inicenderungmen
keperawatan
agen kemoterapi, terutama di galamiulserasi
selama 2 x 24 jam
radioterapi, dalammulutdan 2) untukmerangsang
Kriteria hasil :
imobilitas daerah perianal sirkulasi dan
Integritas kulit
2) Ubahposisidengan mencegahtekanan
pasien membaik
sering pada kulit
dan tidak terjadi
3) Mandikandengan 3) mempertahankan
ruam ruam merah
air hangat dan kebersihantanpam
sabunringan engiritasikulit
4) Kajikulit yang 4) efekkemerahanata
keringterhadapefe ukulitkering dan
ksampingterapikan pruritus,ulserasid
ker apatterjadidalam
5) Anjurkanpasienunt area radiasi pada
uktidakmenggaruk beberapaagenkem
dan menepukkulit oterapi
yang kering 5) membantumence
6) Dorongmasukanka gahfriksiatau
lori protein yang trauma kulit
adekuat 6) untukmencegahke
7) Pilihpakaian yang seimbangan
longgar dan nitrogen yang
lembutdiatas area negative
yang teradiasi 7) untukmeminimal
kaniritasitambaha
n

3. Implementasi

Menurut Kozier & Snyder (2010), implementasi keperawatan merupakan sebuah


fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan
sebelumnya. Berdasarkan terminologi NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk
melaksanakan intervensi.Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan
kreativitas perawat.Sebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui
alasan mengapa tindakan tersebut dilakukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya tindakan keperawatan yang dilakukan harus sesuai dengan tindakan yang
sudah direncanakan, dilakukan dengan cara yang tepat, aman, serta sesuai dengan
kondisi pasien, selalu dievaluasi mengenai keefektifan dan selalu mendokumentasikan
menurut urutan waktu. Aktivitas yang dilakukan pada tahap implementasi dimulai dari
pengkajian lanjutan, membuat prioritas, menghitung alokasi tenaga, memulai intervensi
keperawatan, dan mendokumentasikan tindakan dan respon klien terhadap tindakan
yang telah dilakukan.Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Perencanaan
asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika pasien mempunyai
keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi asuhan keperawatan.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya
tujuan dan kriteria hasil, pasien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya,
pasien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang
(reassessment). Secara umum, evaluasi ditujukan untuk: 1) Melihat dan menilai kemampuan
klien dalam mencapai tujuan. 2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau
belum. 3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai (Asmadi, 2008).
BAB IV
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

TRIGGERCASE
Seorang anak bernama An. S berumur 8 tahun datang kerumah sakit diantar oleh ibunya
untuk memeriksakan keadaan anaknya yang terus menerus menangis sejak beberapa hari
terakhir. An. S terlihat pucat dan lemas. Sang ibu mengatakan anaknya tersebut malas makan,
sering demam dan mimisan, serta keringat berlebihan. Ibunya juga mengatakan kalau
anaknya sering mengeluh nyeri/kesakitan. Dilakukan pengkajian oleh perawat timbul bitnik-
bintik merah pada kulit, timbul pembengkakan pada limfa. Perawat juga melakukan
pemeriksaan TTV dengan hasil sebagai berikut :
 Tekanan Darah :
o Sistolik : 98 mmHg
o Diastolik : 59 mmHg
 Suhu Tubuh : 38°C
 RR : 25x/mnt
 Nadi : 90x/mnt
Diperolah peeriksaan penunjang sebagai berikut :
1. Hasil pemeriksaan tes darah yaitu kenaikan jumlah leukosit = 150.000/µL
2. Hasil cek sum-sum tulang :
A.    Pengkajian
Adapun pengkajian yang sistematis pada sistem hamatologi (leukemia) meliputi
1.   Biodata
a. Identitas klien :
a) Nama : An.S
b) Umur : 8th
c) Jenis Kelamin : Perempuan
d) Agama : Islam
e) Alamat : Surabaya
f) Pendidikan : Sekolah Dasar
b. Identitas penanggung :
a) Nama : Ny. M
b) Umur : 28th
c) Jenis Kelamin : Perempuan
d) Agama : Islam
e) Tingkat Pendidikan : SMA
f) Pekerjaan : IRT
g) Pendapatan : -
h) Alamat : Surabaya
2.   Riwayat kesehatan sekarang
a. Suhu tubuh anak tinggi
b. Anak mengeluh nyeri dan kesakitan
c. Anak malas makan dan mudah lelah
d. Timbul bitnik-bintik merah pada kulit
3.   Riwayat kesehatan sebelumnya
Anak pernah mengalami Hipertermia
4.   Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi yang di dapatkan oleh klien yaitu BCG, DPT (I, II, III), Polio (I,
II ,III), Campak, Hepatitis, dan riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
seperti malnutrisi. 
5.   Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Buruk
a. Tanda-tanda vital
-  TD : 98mmHg   
-  Nadi : 90x/mnt
-  RR : 25x/mnt
-  Suhu : 38°C
c. Antropometri
-    TB : 126 cm
-    BB : 22 kg
e. Sistem cardiovaskuler
Anemis, bibir pucat, denyut nadi normal, tekanan darah normal
f. Sistem pencernaan
Mukosa bibir bibir, anoreksia
B.     Diagnosa Keperawatan
g. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit(leukemia)
h. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemi
i. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
j. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
k. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dan leukemia
l. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,
radioterapi, imobilitas

C.   Rencana keperawatan


a. Hipertermia berhubungan dengan leukemia)proses penyakit
Tujuan : Penurunan suhu tubuh menjadi normal
Intervensi Rasional
5) Monitor kenaikan suhu tubuh 5) Untuk mengetahui naik turunnya
6) Sediakan lingkungan yang dingin suhu
dan segar 6) Agar pasien nyaman dan merasa
7) Longgarkan pakaian anak segar yang dapat menurunkan suhu
8) Ganti linen lebih sering tubuh
7) Untuk anak lebih bisa leluasa
merasakan segar
8) Memberikan kenyamanan anak saat
keringat berlebih

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemi


Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifias
Intervensi Rasional
4) Evaluasi laporan kelemahan, 4) menentukan derajat dan efek
perhatikan ketidakmampuan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam 5) menghemat energi untuk
aktifitas sehari-hari aktifitas dan regenerasi seluler
5) Berikan lingkungan tenang dan atau penyambungan jaringan
perlu istirahat tanpa gangguan 6) mengidentifikasi kebutuhan
6) Kaji kemampuan untuk individual dan membantu
berpartisipasi pada aktifitas yang pemilihan intervensi
diinginkan atau  dibutühkan
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan : Pasien tidak mengalami mual atau muntah.
Intervensi Rasional
6) Berikan antiemetik awal sebelum 6) untuk mencegah mual dan
dimulainya kemoterapi muntah
7) Berikan antiemetik secara teratur 7) untuk mencegah berulang
pada waktu dan program 8) karena tidak ada obat antiemetik
kemoterapi yang secara umum berhasil
8) untuk mencegah episode berulang hindari memberikan makanan
9) Anjurkan makan dalam porsi yang beraroma menyengat
kecil tapi sering 9) karena jumlah kecil biasanya
10) Berikan cairan intravena sesuai ditoleransi dengan baik
ketentuan 10) untuk mempertahankan
hidrasi

d. Defisit Nutrisi Kurangnya asupan makanan, disebabkan oleh mual muntal


Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
Intervensi Rasional
8) Dorong orang tua untuk tetap 8) jelaskan bahwa hilangnya nafsu
rileks pada saat anak makan makan adalah akibat langsung  
9) Izinkan anak memakan semua dan mual dan muntah serta
makanan yang dapat ditoleransi,   kemoterapi
rencanakan untuk memperbaiki 9) untuk mempertahankan nutrisi
kualitas gizi pada saat selera yang optimal
makan anak meningkat 10) untuk memaksimalkan kualitas
10) Berikan makanan yang disertai intake nutrisi
suplemen nutrisi gizi, seperti susu 11) untuk mendorong agar anak
bubuk atau suplemen yang dijual mau makan
bebas 12) karna jumlah yang kecil
11) Izinkan anak untuk terlibat dalam biasanya ditoleransi dengan
persiapan dan pemilihan makanan baik
12) Dorong masukan nutrisi dengan 13) kebutuhan jaringan metabolik
jumlah sedikit tapi sering ditingkatkan begitu juga cairan
13) Dorong pasien untuk makan diet untuk menghilangkan produk
tinggi kalori kaya nutrient sisa suplemen dapat memainkan
14) Timbang BB, ukur TB dan peranan penting dalam
ketebalan lipatan kulit trisep mempertahankan masukan
kalori dan protein yang adekuat
14) membantu dalam
mengidentifikasi malnutrisi
protein kalori, khususnya bila
BB dan   pengukuran
antropometri kurang

e. Nycri yang berhubungan dengan efek fisiologis dan leukemia


Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang
dapat diterirna anak
Intervensi Rasional
6) Mengkaji tingkat nyeri dengan 6) informasi memberikan data
skala 0 sampai 5 dasar untuk mengevaluasi     
7) Jika mungkin, gunakan prosedur- kebutuhan atau keefektifan
prosedur (misal pemantauan suhu 7) untuk meminimalkan rasa tidak
non   invasif, alat akses vena aman
8) Evaluasi efektifitas penghilang 8) untuk menentukan kebutuhan
nyeri dengan derajat kesadaran perubahan dosis. Waktu
dan sedasi pemberian atau obat
9) Lakukan teknik pengurangan 9) sebagai analgetik tambahan
nyeri 10) untuk mencegah kambuhnya
10) Berikan obat-obat anti nyeri nyeri
secara teratur

f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi,


radioterapi, imobilitas
Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit
Intervensi Rasional
8) Berikan perawatan kulit yang 8) karena area ini cenderung
cermat, terutama di dalam mulut mengalami ulserasi
dan daerah perianal 9) untuk merangsang sirkulasi dan
9) Ubah posisi dengan sering mencegah tekanan pada kulit
10) Mandikan dengan air hangat dan 10) mempertahankan kebersihan
sabun ringan tanpa mengiritasi kulit
11) Kaji kulit yang kering terhadap 11) efek kemerahan atau kulit
efek samping terapi kanker kering dan pruritus,ulserasi dapat
12) Anjurkan pasien untuk tidak terjadi dalam area radiasi pada
menggaruk dan menepuk kulit beberapa agen kemoterapi
yang kering 12) membantu mencegah friksi
13) Dorong masukan kalori protein atau trauma kulit
yang adekuat 13) untuk mencegah
14) Pilih pakaian yang longgar dan keseimbangan nitrogen yang
lembut diatas area yang teradiasi negative
14) untuk meminimalkan iritasi
tambahan

D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dan perencanaan keperawatan yang telah
dibuat untuk rnencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan,
penguasaan keterampilan dan pengetahuan hams dimiliki oleh setiap perawat sehingga
pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dan rencana yang telah
ditentukan dapat tercapai (Wong. 2004:33 1).

E. Evaluasi
1) Suhu tubuh anak stabil dan tidak mengalami hipertermi
2) Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan
peningkatan toleransi aktifitas.
3) Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
4) Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
5) Terpenuhi nutrisia adekuat
6) Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan  bukti-bukti
ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
7) Kulit tetap bersih dan utuh
9)     Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode mi dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
10).Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga
mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama
anak.
11)  Keluarga tetap terbuka terhadap konseling dan kontak keperawatan.

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan :
Leukemia adalahsuatutipedarikankeryang berasaldari kata Yunani leukos- putih, haima-darah.
Leukemia adalahkanker yang mulaidarisel-seldarah.
Penyakitiniterjadiketikaseldarahmemilikisifatkankeryaitumembelahtidakterkontrol dan
menggangupembelahanseldarah normal. Darah adalahjaringanterspesialisasi yang
mencakupcairankekuninganatau plasma darah yang didalamnyaterkandungsel-seldarah. Sel-
seldarahterdiridariseldarahmerah( eritrosit ), seldarahputih (leukosit ) dan kepingdarah
( trombosit ). Komposisi plasma dalamdarahsekitar 55 %, sedangkansel-seldarah dan
trombositsekitar 45 % l
Leukemia umumnyamuncul pada diriseseorangsejakdimasakecilnya,
Sumsumtulangtanpadiketahuidenganjelaspenyebabnyatelahmemproduksiseldarahputih yang
berkembangtidak normal atau abnormal.

Saran :
Kami memahami masih ada beberapa hal yang mungkin menjadi kesalahan dalam pembuatan
dari makalah ini , kami berharap pembaca dapat memberikan saran sehingga di kemudian
hari kami bisa memperbaiki untuk hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.Edisi 1 Revisi III.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
(offline) Diakses pada Rabu, 1 September 2021.
Ningsih ocktavia Yosi.2017. ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.K DAN AN.G DENGAN
LEUKEMIA DI RUANGAN KRONIS IRNA KEBIDANAN DAN ANAK RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG. Tersedia di
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/yosi_oktavia_ningsih_keperawatan_2017.pdf
Diakses pada Sabtu , 04 September 2021
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.Edisi 1 Revisi III.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
(offline) Diakses pada Rabu, 1 September 2021
Tim Pokja SIKI DPP PNI.Edisi 1 Revisi III.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
(offline).Diakses pada Rabu, 1 September 2021
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.Edisi 1 Revisi III.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
(offline) Diakses pada Rabu, 1 September 2021

Anda mungkin juga menyukai