Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

Oleh:
KELOMPOK :6
Kelas B14-B

1.Ni Nyoman Yunita Dewi 213221269


2.Ni Putu Sekarini 213221270
3.Ni Putu Santika Widyaswari 213221271
4.Komang Wahyu Gintari 213221272
5.Ni Komang Liony Damayanti 213221273
6.Ni Komang Asih Cahya Pramesti 213221274

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
asung kerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukemia ”.
Laporan ini berisikan tentang tinjauan teori tentang leukemia serta asuhan
keperawatan pada anak dengan leukemia. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi serta sebagai bahan dalam proses pembelajaran terutama
dalam lingkup keperawatan anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Denpasar, 27 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Penyakit………………………………………………….2
1. Definisi…...............................................................................................2
2. Etiologi…................................................................................................ 2
3. Patofisiologi.................................................................…....................... 3
4. Tanda dan Gejala.................................................................................... 6
5. Pemeriksaan Fisik................................................................................... 6
6. Pemeriksaan Penunjang...................…................................................... 7
7. Penatalaksanaan Medis……………........................................................ 8

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan .......................................................... 10


1. Pengkajian .......................................................................................... 11
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 12
3. Perencanaan ........................................................................................ 13
4. Implementasi ...................................................................................... 18
5. Evaluasi .............................................................................................. 18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................. 19

BAB IV PENUTUP ...............................................................................................32


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….33

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain (Mansjoer, dkk, 2002). Leukemia adalah suatu penyakit yang dikenal
dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi
sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon
sel leukemia. Insidensi leukemia di negara barat adalah 13/100.000 penduduk/ tahun.
Leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada angka pasti mengenai
insiden leukemia di Indonesia.
Penyakit kanker darah menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih
dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium
lanjut. Pengobatan penyakit leukemia memerlukan waktu yang lama. Paling cepat lima
tahun, bahkan bisa lebih, apalagi jika saat ditemukan penyakitnya sudah mencapai
stadium tiga. Pengobatannya sendiri merupakan kombinasi antara operasi, radioterapi,
dan kemoterapi. Maka dari itu penulis mencoba untuk membahas mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan leukemia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimanakah
asuhan keperawatan pada pasien anak dengan leukemia?”

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan pada
pasien anak yang menderita leukemia.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi

Leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi (pertumbuhan sel imanatur)


sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dngan
jumlah yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia.
(Hidayat, 2006).

Leukimia merupakan penyakit akibatn proliferasi (bertambah banyak atau


multiplikasi) patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistematik dan biasanya
berakhir fatal. (Nursalam, 2005). Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau
akumulasi sel-sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen
sumsum normal. (Baughman, 2000).

Jadi dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah penyakit akibat terjadinya


proliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit
jumlah yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistematik dan biasanya
berakhir fatal.

2. Etiologi
Terjadinya leukemia dipengaruhi oleh :
a. Faktor eksogen
1) Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang , kemungkinan leukemia
meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau kemoterapi.
2) Zat kimia seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti
neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan dysplasia sumsum tulang
belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat
menyebabkan leukemia.
3) Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTL V-1 (Human T
Leukimia Virus) dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang limfoma
kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum penderita leukemia sel T.
2
b. Faktor Endogen
1) Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter seperti
sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20 kali lipat dari riwayat
leukemia dalam keluarga. Insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung
anak-anak yang terserang, dengan insiden yang meningkat 20% pada kembar
monozigot
2) Kelainan gentik, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak
diturunkan. (Price, 2006).

3. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan
leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah
normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.
Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana
pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal
khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang
tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada
tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari
yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya
merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan
darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-
kadang leukopenia . Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan
sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten,
kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel
plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten,
berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit
matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular
sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.
Sakit tulang juga sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat,
3
yaitu sakit kepala, muntah-muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif &
Kusuma, 2015).

4
PATHWAY

FACTOR PENCETUS
Sel neoplasma
- Genetik - kelainan kromosom
berproliferasi didalam
- Radiasi - infeksi virus
- Obat – obatan - paparan bahan kimia
sumsum tulang

Infiltrasi sumsum tulang Penyebaran ekstramedular Sel onkogen

Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik

Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limfe

Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Hipermetabolisme

Penekanan ruang Peningkatan tekanan


abdomen intra abdomen
Defisit Nutrisi(D.0019)

Sel normal digantikan


Nyeri Akut(D.0077)
oleh sel kanker

Depresi produksi Suplai oksigen ke Perfusi perifer tidak


sumsum tulang jaringan inadekuat efektif(D.0009)

Penurunan eritrosit Anemia Risiko perdarahan(D.0012)

Penurunan trombosit Trombositopenia Kecenderunga perdarahan

Penurunan fungsi
leukosit Daya tahan tubuh Risiko infeksi(D.0142)

Infiltrasi periosteal Kelemahan tulang

Tulang lunak dan lemah

Fraktur fisiologis

Gangguan mobilitas fisik (D.0054)

5
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari leukemia sebagai berikut(Nuratif & Kusuma, 2015)
yaitu :
a. Leukemia granulositik kronik (LGK)
LGK adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan seri granulosit yang relatif matang. Gejala LGK antara lain rasa lelah,
penurunan BB, rasa penuh di perut dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan fisis
hamper selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Juga sering
didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang ada
purpura, perdarahan retina, panas, pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-
kadang priapismus.
b. Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia,
petekie, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar getah bening,
limpa, hati dan kelenjar mediastinum. Kadang-kadang juga ditemukan hipertrofi
gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan mielomonositik.
c. Leukemia limfositik kronik
Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali, infiltrasi alat
tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik, trombositopenia,
hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga penderita mudah
terserang infeksi.
d. Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa infeksi,
purpura, nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan berat badan
dan sering ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan tulang
dada, ekimoses dan perdarahan retina.

5. Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik yang bisa ditemukan pada anak dengan leukemia di
antaranya:
a. Keadaan umum
Keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis selama belum terjadi
komplikasi.

6
b. Tanda-tanda vital
Suhu meningkat jika terjadi infeksi, pada respirasi bisa ditemukan dispneu,
takhipneu.
c. Pemeriksaan kepala leher
Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),
perdarahan gusi.
Konjungtiva: anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke
sistem saraf pusat.
d. Pemeriksaan integumen
Adakah ulserasi, ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun.
e. Pemeriksaan dada dan thorax
Auskultasi suara napas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi
di paru).
f. Pemeriksaan abdomen
Pada palpasi bisa ditemukan nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.
g. Pemeriksaan ekstremitas
Adakah cyanosis, dan kekuatan otot.

6. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita
leukemia sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015; Ngastyah, 2005) yaitu :
a) Pemeriksaan darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran
darah tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia.
b) Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak
(apabila sekunder).
c) Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp
cell.

7
d) Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik
dalam keadaan remisi maupun keadaan kambuh. Untuk mencegahnya diberikan
metrotreksat (MTX) secara intra tekal.

7. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada penderita leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu antara lain sebagai berikut :
a) Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan
pendarahan yang massif dapat diberikan transfusi trombosit
b) Kortikostiroid
Seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya. Setelah dicapai remisi
(sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan gejala klinik membaik), dosis
dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
c) Sitostatika
Bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi : vinkristine,
asparaginase, prednisone, untuk terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi
mercaptopurine, metotrexate, vincistrine, dan prednisone untuk pemeliharaan.
Radiasi untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat
membantu mencegah kekambuhan pada system saraf pusat.
Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang
bebas hama).
d) Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel
leukemia yang cukup rendah, imunoterapi diberikan. Pengobatan yang spesifik
dilakukan dengan pemberian imuniasasi BCG atau dengan Crynaebacterium dan
dimaksudkan agar terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh,
pengobatan spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah
diradiasi (Ngastiyah, 2005).
e) Transpalntasi sumsum tulang
Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara
dekat. Keuntungannya adalah sistem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel
8
hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam
waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang
singkat.
f) Radioterapi
Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
g) Terapi terfokus
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
h) Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel
kanker.( Tarwoto dan Wartonah. 2008).

9
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian terhadap klien dilakukan secara holistik (biologis, psikologis, social
dan spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis.
Acute lymphoblastic leukemia sering terdapat pada anak-anak usia di bawah 15
tahun (85%) , puncaknya berada pada usia 2 – 4 tahun. Rasio lebih sering terjadi pada
anak laki-laki daripada anak perempuan.

a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada anak keluhan yang sering muncul tiba-tiba adalah demam, lesu dan malas
makan atau nafsu makan berkurang, pucat (anemia) dan kecenderungan terjadi
perdarahan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Pada penderita ALL sering ditemukan riwayat keluarga yang terpapar oleh
chemical toxins (benzene dan arsen), infeksi virus (epstein barr, HTLV-1),
kelainan kromosom dan penggunaan obat-obatann seperti phenylbutazone dan
khloramphenicol, terapi radiasi maupun kemoterapi.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran
4) Riwayat imunisasi

b. Pola kebutuhan dasar


1) Pola Persepsi - mempertahankan kesehatan
Tidak spesifik dan berhubungan dengan kebiasaan buruk dalam
mempertahankan kondisi kesehatan dan kebersihan diri. Kadang ditemukan
laporan tentang riwayat terpapar bahan-bahan kimia dari orangtua.
2) Pola Nurisi
Anak sering mengalami penurunan nafsu makan, anorexia, muntah, perubahan
sensasi rasa, penurunan berat badan dan gangguan menelan, serta pharingitis.
Dari pemerksaan fisik ditemukan adanya distensi abdomen, penurunan bowel
sounds, pembesaran limfa, pembesaran hepar akibat invasi sel-sel darah putih
yang berproliferasi secara abnormal, ikterus, stomatitis, ulserasi oal, dan adanya
pmbesaran gusi (bisa menjadi indikasi terhadap acute monolytic leukemia)
10
3) Pola Eliminasi
Anak kadang mengalami diare, penegangan pada perianal, nyeri abdomen, dan
ditemukan darah segar dan faeces berwarna ter, darah dalam urin, serta
penurunan urin output. Pada inspeksi didapatkan adanya abses perianal, serta
adanya hematuria
4) Pola Tidur dan Istrahat
Anak memperlihatkan penurunan aktifitas dan lebih banyak waktu yang
dihabiskan untuk tidur /istrahat karena mudah mengalami kelelahan.
5) Pola Kognitif dan Persepsi
Anak penderita ALL sering ditemukan mengalami penurunan kesadaran
(somnolence) , iritabilits otot dan “seizure activity”, adanya keluhan sakit
kepala, disorientasi, karena sel darah putih yang abnormal berinfiltrasi ke
susunan saraf pusat.
6) Pola Mekanisme Koping dan Stress
Anak berada dalam kondisi yang lemah dengan pertahan tubuh yang sangat
jelek. Dalam pengkajian dapt ditemukan adanya depresi, withdrawal, cemas,
takut, marah, dan iritabilitas. Juga ditemukan peerubahan suasana hati, dan
bingun.
7) Pola Seksual
Pada pasien anak-anak pola seksual belum dapat dikaji.
8) Pola Hubungan Peran
Pasien anak-anak biasanya merasa kehilangan kesempatan bermain dan
berkumpul bersama teman-teman serta belajar.
9) Pola Keyakinan dan Nilai
Anak pra sekolah mengalami kelemahan umum dan ketidakberdayaan
melakukan ibadah.
10) Pengkajian tumbuh kembang anak.

c. Pemeriksaan penunjang
1) Count Blood Cells : indikasi normocytic, normochromic anemia
2) Hemoglobin : bisa kurang dari 10 gr%
3) Retikulosit : menurun/rendah
4) Platelet count : sangat rendah (<50.000/mm)

11
5) White Blood cells : > 50.000/cm dengan peningkatan immatur WBC (“kiri
ke kanan”)
6) Serum/urin uric acid : meningkat
7) Serum zinc : menurun
8) Bone marrow biopsy : indikasi 60 – 90 % adalah blast sel dengan erythroid
9) prekursor, sel matur dan penurunan megakaryosit
10) Rongent dada dan biopsi kelenjar limfa : menunjukkan tingkat kesulitan
tertentu

2. Diagnosis Keperawatan
Menurut standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016), diagnosis keperawatan
adalah suatu penilaian klinis terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Adapun diagnosis
keperawatan yang dapat muncul pada pasien Leukimia yaitu:
a. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (misal:
inflamasi, iskemia, neoplasma).
b. Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
c. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin.
d. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
e. Risiko perdarahan (D.0012) berhubungan dengan gangguan koagulasi (misalnya
trombositopenia).
f. Risiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder

12
3. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nyeri


dengan: agen pencedera selama ...x 24 jam diharapkan tingkat Observasi
fisiologis nyeri menurun dengan kriteria hasil : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,imtensitas
a. Keluhan nyeri menurun nyeri
b. Meringis menurun b. Identifikasi skala nyeri
c. Sikap protektif menurun c. Identifikasi nyeri nonverbal
d. Gelisah menurun d. Identifikasi factor pemberat dan memperingan nyeri
e. Kesulitan tidur menurun e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang yeri
f. Frekuensi nadi membaik f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang suda diberikan
i. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
a. Berikan teknik nokfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi termbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
b. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

13
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nutrisi


berhubungan dengan selama ...x 24 jam diharapkan status Observasi
ketidakmampuan nutrisi membaik dengan criteria hasil : a. Identifikasi status nutrisi
menelan makanan b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanna
a. Porsi makan yangdihabiskan c. Identifikasi makanan yang disukai
meningkat d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
b. Berat badan membaik e. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
c. Indeks massa tubuh membaik f. Monitor asupan makanan
d. Nafsu makan membaik g. Monitor berat badan
e. Membrane mukosa membaik h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
a. Lakukan oral hygien sebelum makan
b. Fasilitasi menentukan pedoman diet
c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
g. Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiematik)
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
3 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen sensasi perifer
efektif berhubungan selama ...x 24 jam diharapkan perfusi Observasi
dengan penurunan perifer meningkat dengan criteria hasil: a. Identifiksi penyebab perubahan sensasi
konsentrasi a. Denyut nadi perifer meningkat b. Identifikasi penggunaan alat pengikat, prosthesis, sepatu dan pakaian
hemoglobin. b. Warna kulit pucat menurun c. Periksa perbedaan sensasi tajam dan tumpul
c. Pengisian kapiler membaik d. Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin

14
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

d. Akral membaik e. Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstr benda


e. Turgor kulit membaik f. Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
g. Monitor perubahan kulit
h. Monitor adanya tromoflebitis dan tromboemboli vena
Terapeutik
a. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas
atau dingin)
Edukasi
a. Anjurkan penggunaan thermometer untuk menguji suhu air
b. Anjurkan penggunaan sarung tangan ternal saat memasak
c. Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumiyt rendah
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
4 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Dukungan ambulasi
fisik berhubungan selama ...x 24 jam diharapkan mobilitas Observasi
dengan penurunan fisik meningkat dengan kriteria hasil: a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
kekuatan otot a. Pergerakan ekstremitas meningkat b. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
b. Kekuatan otot meningkat c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
c. Rentang gerak (rom) meningkat ambulasi
d. Kelemahan fisik menurun d. Monitor kondisi umum selama ambulasi
Terapiutik
a. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. Tongkat, kruk)
b. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
c. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
d. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
b. Anjurkan melakukan ambulasi dini

15
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

c. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Berjalan dari


tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)

5 Risiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan perdarahan


berhubungan dengan selama ...x 24 jam diharapkan tingkat Observasi
gangguan koagulasi perdarahan menurun dengan kriteria a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
(misalnya hasil: b. Monitor nilai hematokrit/haemoglobin sebelum dan setelah kehilangan
trombositopenia) darah
a. Kelembapan membrane mukosa c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
meningkat d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time (pt), phartial
b. Kelembapan kulit meningkat thromboplastin time (ptt), fibrinogen, degradasi fibrin, dan atau
c. Hemoptisis menurun platelet
d. Hematememsis menurun Terapeutik
e. Hematuria menurun a. Pertahankan bed rest selama perdarahan
f. Haemoglobin membaik b. Batasi tindakan invasif, jika perlu
g. Hematokrit membaik c. Gunakan kasur pencegah dekubitus
d. Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejalan perdarahan
b. Anjurkan menggunakan kaos kaki saat ambulasi
c. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
d. Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
e. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin k
f. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
b. Kolaborasi pemberia produk darah, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
6 Risiko infeksi Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pencegahan infeksi
berhubungan dengan selama ...x 24 jam diharapkan tingkat Observasi
ketidakadekuatan infeksi menurun dengan criteria hasil: a. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sitemik
a. Demam menurun Terapiutik

16
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

pertahanan tubuh b. Kemerahan menurun a. Batasi jumlah pengunjung


sekunder c. Nyeri menurun b. Berikan perawatan kulit pada area edema
d. Bengkak menurun c. Cuci tangans ebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
e. Kadar sel darah putih membaik lingkungan pasien
d. Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c. Ajarkan etika batuk
d. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau lua operasi
e. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

17
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan
diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi :
keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi
intervensi dan respon pasien. pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara
kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia
adalah:
a. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-
bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
b. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
c. Masukan nutrisi adekuat
d. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya
laporan peningkatan toleransi aktifitas.
e. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
f. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
g. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
h. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
i. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.

18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian : 27 Oktober 20201
Pukul : 08.00 wita
1. Identitas
Identitas Pasien
Nama : An. Y
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : belum kawin
Agama : Hindu
Suku/ Bangsa : WNI
Alamat : Jalan Angsoka, Denpasar
Tanggal masuk : 27 Oktober 2021
No. Register : 179034
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Ayah
2. Riwayat Kesehatan
Alasan masuk rumah sakit
a. Keluhan utama
Keluarga mengatakan pasien mengeluh badannya terasa lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien badannya lemah, tidak bertenaga dan nafsu
makan menurun disertai mual dan muntah.
c. Riwayat Kesehatan/Penyakit dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit, pasien juga tidak pernah
menderita penyakit seperti demam dengue, malaria, dll. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan.
19
d. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Dalam anggota keluarga pasien tidak ada menderita penyakit keturunan seperti
hipertensi, asma, diabetes, stroke dan tidak ditemukan adanya anggota keluarga
yang menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.

3. Pengkajian Pola Gordon


a. Pola persepsi dan Manajemen Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan jika ada yang sakit atau anggota keluarga sakit
langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum MRS :
Sebelumnya BB pasien 13 kg. Keluarga pasien mengatakan An.Y sebelum sakit
nafsu makannya baik.
Saat MRS :
BB pasien masih stabil yaitu 12 kg. Namun, keluarga pasien mengatakan An.Y
kehilangan nafsu makan dan An.Y mual muntah saat diberi makan.
c. Pola Eliminasi
Pasien tidak mengalami masalah pada saat BAB, frekuensi 1 kali sehari,
konsistensi lembek, bau khas feses, berwarna kuning dan jumlah tidak menentu.
Keluarga mengatakan pasien tidak mengalami masalah pada saat kencing, frekunsi
5-6 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas urine, volume urine kurang lebih
100 ml sekali kencing.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan Minum v
Mandi v
Toileting v
Berpakaian v
Mobilisasi di v
tempat tidur
Berpindah v
Ambulasi ROM v
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
Total scor ADL : 18

20
e. Pola tidur dan Istirahat
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki masalah dalam pola tidur dan
istirahat, pasien biasanya tidur siang dan pada malam hari tidak terbangun,
biasanya pasien tidur +10 jam sehari.
f. Pola Kognitif dan Persepi Diri
Keluarga pasien mengatakan sangat memperhatikan anaknya serta keluarga
mengatakan sakit anaknya murni karena medis dan bukan karena hal gaib.
g. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri
Keluarga pasien mengatakan anaknya tidak memiliki masalah dengan semua
anggota keluarga.
h. Pola Seksual dan Reproduksi
Keluarga pasien mengatakan An.Y berjenis kelamin laki-laki dan berusia 5 tahun
Keluarga psien mengatakan tidak ada masalah pada alat reproduksi pasien.
i. Pola peran-hubungan
Keluarga An. Y mengatakan sebelum sakit peran dan hubungan pasien dengan
ayah ibunya baik.
j. Pola Pertahanan Diri, Stres dan Toleransi
Keluarga pasien mengatakan An.Y biasa dirawat dirumah dan tidak memiliki
masalah dalam manajemen koping, keluarga selalu mendapatkan dukungan dari
semua pihak.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Keluarga mengatakan An.Y beragama hindu dan bisa melakukan sembahyang.
Keluarga mengatakan selalu berdoa dan melakukan persembahyangan untuk
proses kesembuhan anknya. Keluarga juga mengatkan selalu mengimbangi proses
perawatan medis di Rumah Sakit engan berdoa untuk proses penyembuhan.

21
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : baik
Nadi : 108 x/menit
Suhu : 37,2oC
RR : 18x/menit
Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
BB : 12 kg (IMT= 16 kg/m2 (Normal : 18,5-25,0 kg/m2)
b. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
Inspeksi : hasil pengkajian daerah kepala, distribusi rambut bersih merata, warna
rambut tampak hitam, bentuk kepala normochepali, tidak adanya
luka, benjolan abnormal dan kelainan pada kepala secra umum.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah leher.
2) Kulit
Inspeksi : Turgor kulit jelek, tidak adanya perdarahan pada kulit, pasien tampak
pucat.
3) Mata
Inspeksi : Bentuk mata secara umum simetris antara kanan dan kiri, sklera
berwarna kekuningan (ikterus)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada mata
4) Hidung
Inspeksi : Keadaan umum hidung bersih, tidak terdapat adanya sumbatan jalan
napas pada hidung, tidak terdapat perdarahan ataupun peradangan
dan secret atau pus yang keluar dari hidung
Palpasi : tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada hidung.
5) Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, telinga bersih, tidak
terlihat adanya serumen, ataupun perdarahan dari telinga, tidak
terdapat adanya kelainan pada telinga.
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : Hasil pengkajian mulut dan fungsi organ pencernaan bagian atas,
keadaan umum mukosa bibir tampak kering, tidak terdapat
gangguan menelan pada pasien, tidak ada caries gigi, pertumbuhan
gigi tidak merata.
22
7) Thorax
Inspeksi : Perkembangan dada seimbang antara ekspirasi dan inspirasi,
bentuk dada simetris antara kanan dan kiri.
Palpasi : Dada simetris, tidak terdapat adanya kelainan bentuk, pada dada,
tidak adanya benjolan.
Auskultasi : Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 tunggal
Sirkulasi : RR=18x/menit, tidak sesak, nadi=108x/menit, CRT<2detik.
8) Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapt lesi
Auskultasi : peristaltik usus ada 14x/menit
Perkusi : Perut kembung (disteni abdomen)
Palpasi :turgor kulit kering
9) Genetalia
Pada bagian genetalia tampak bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
nyeri tekan.
10) Ekstermitas
Anak tidak mengalami kelemahan pada otot,akral hangat, tidak terdapat edema

5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Hematologi ( Darah Lengkap )
Hb: 9,3 g/dL (N : 13,5-17,5 g/dL),
Leukosit: 24000/mm3 (6000-11000/mm3),
Trombosit: 100.000 (150.000-400.000/mm3).

23
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa data

No. Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1 DS: Proliferasi sel kanker Defisit Nutrisi
- Pasien mengatakan
badannya terasa lemah. Sel kanker bersaing dengan sel
- Pasien mengatakan normal untuk mendapatkan
tidak nafsu makan. nutrisi
- Pasien mengatakan Infiltrasi
mual dan muntah.
DO: Sel onkogen
- Pasien tampak gelisah.
- Pasien tampak pucat Kebutuhan nutrisi meningkat
dan lemah.
- Turgor kulit jelek. Hypermetabolisme
- Mukosa bibir kering.
- BB :12 kg (IMT= 16 Defisit nutrisi
kg/m2)
- TB 160 cm.
- S: 37,20 C
- Hb: 9,3 g/dL
-
Leukosit: 24000/mm3

2 DS: Proliferasi sel kanker Gangguan Mobilitas


- Pasien mengatakan Fisik
pusing. Sel kanker bersaing dengan sel
- Pasien mengatakan normal untuk mendapatkan
badannya lemah. nutrisi
DO:
Infiltrasi
- Pasien tampak lemah.
- Pasien tampak pucat. Sel normal diganti dengan sel
- Pasien tampak anemis. kanker
- Aktivitas pasien
tampak dibantu. fungsi leukosit menurun
- HB 9,3 g/dL
- Leukosit 24000/mm3 Daya tahan tubuh menurun

Kelemahan Tulang

Faktor fisiologis

Gangguan Mobilitas Fisik

24
3 DS: Proliferasi sel kanker Perfusi Perifer tidak
- Pasien mengatakan efektif
mual dan muntah Sel kanker bersaing dengan sel
DO: normal untuk mendapatkan
- Turgor kulit buruk nutrisi
- Hb: 9,3 g/dL
Infiltrasi
- Trombosit: Sel normal diganti dengan sel
100.000/mm3 kanker
- Leukosit: 24000/mm3
Depresi produksi sumsum
tulang

Sel normal diantikan sel kanker

Anemia

Suplay O2 ke jaringan tidak


adekuat

Perfusi Perifer tidak efektif

2. Rumusan diagnosa keperawatan


a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
b. Gangguan perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

C. Perencanaan
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot

25
2. Intervensi keperawatan

No
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 D. 0009 Setelah diberikan asuhan Observasi
Gangguan perfusi perifer tidak efektif keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Identifiksi penyebab perubahan sensasi
berhubungan dengan : penurunan diharapkan masalah dapat b. Identifikasi penggunaan alat pengikat,
konsentrasi hemoglobin teratasi dengan prosthesis, sepatu dan pakaian
Kriteria Hasil : c. Periksa perbedaan sensasi tajam dan tumpul
- denyut nadi perifer d. Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
meningkat e. Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan
- warna kulit pucat menurun tekstr benda
- pengisian kapiler membaik f. Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
- akral membaik g. Monitor perubahan kulit
- turgor kulit membaik h. Monitor adanya tromoflebitis dan tromboemboli
vena
Terapiutik
a. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan
suhunya (terlalu panas atau dingin)
Edukasi
a. Anjurkan penggunaan thermometer untuk
menguji suhu air
b. Anjurkan penggunaan sarung tangan ternal saat
memasak
c. Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit
rendah
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu

26
No
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
2 D.0019 Setelah diberikan asuhan Observasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan mengabsorbsi diharapkan status nutrisi pasien b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanna
nurien dapat teratasi dengan c. Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- porsi makan yangdihabiskan e. Identifikasi perlunya penggunaan selang
meningkat nasogastrik
- berat badan membaik Terapeutik
- indeks massa tubuh membaik a. Lakukan oral hygien sebelum makan
- nafsu makan membaik b. Fasilitasi menentukan pedoman diet
- membrane mukosa c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
membaikPorsi makan sesuai
yangdihabiskan meningkat d. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
- berat badan membaik konstipasi
- indeks massa tubuh membaik e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- nafsu makan membaik f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
- membrane mukosa membaik Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiematik)
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
3 D. 0054 Setelah diberikan asuhan Observasi
Gangguan mobilitas fisik keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
berhubungan dengan penurunan diharapkan masalah teratasi lainnya
kekuatan otot dengan b. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Kriteria Hasil : c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
- pergerakan ekstremitas sebelum memulai ambulasi
meningkat d. Monitor kondisi umum selama ambulasi
- kekuatan otot meningkat Terapiutik

27
No
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
- rentang gerak (ROM) a. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
meningkat (mis. Tongkat, kruk)
- kelemahan fisik menurun b. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
c. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi
d. Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi

28
D. Implementasi Keperawatan

Hari/Tgl Jam No Tindakan Respon Pasien TTD


Dx Keperawatan
Rabu, 27 08.00 1,2,3 mengukur vital sign Pasien mengatakan
Oktober memonitor keadaan badannya terasa
2021 umum lemah. Pasien
mengatakan tidak
nafsu makan/ mual
Pasien tampak pucat
dan lemah.
Nadi : 108 x/menit
Suhu : 37,2oC
RR : 18x/menit

08.30 1 Intruksikan keluarga Turgor kulit pasien


untuk mengobservasi jelek.
kulit jika ada isi Mukosa bibir kering.
laserasi

08.35 1 Menginstruksikan Keluarga tampak


kepada keluarga memahami instruksi
umtuk mebantu
pasien membatasi
gerakan pada kepala,
leher, dan punggung

08.45 1 Memotivasi pasien Pasien tampak gelisah


dan memberi
dukungan-dukungan
kepada pasien agar
dapat menjaga
personal hygene
dengan baik

09.00 2 Mengajarkan Anak tampak mau


keluarga pasien makan jika disuapi
bagaimana membuat oleh keluarga
catatan makanan
harian, membantu
pasien makan sedikit
tapi sering dan
makan selagi hangat

10.00 3 Mengkaji ADL pasien dibantu


kemampuan pasien oleh keluarga dan
dalam mobilisasi petugas

10.10 3

29
Latih pasien dalam Pasien diajarkan
pemenuhan miring kiri dan kanan
kebutuhan ADLS
secara mandiri sesuai
kemampuan

Kamis, 28 08.00 1,2,3 mengukur vital sign Pasien mengatakan


Oktober memonitor keadaan badannya terasa
2021 umum lemah.. mual
berkurang
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 18x/menit

08.10 2 Mengkaji Anak sudah BAB 1


kemampuan BAB kali pagi hari

08.15 3 Kaji kemampuan ADL pasien dibantu


pasien dalam sebagian oleh keluarga
mobilisasi dan petugas

08.30 3 Ajarkan pasien Pasien tampak sudah


bagaimana merubah tidak gelisah seperti
posisi dan berikan sebelumnya
bantuan jika
diperlukan

09.00 1 Memberikan Pasien mengatakan


informasi tentang akan mampu
kebutuhan nutrisi memanbah jumalh
kepda keluarga dan makanan yang
pasien dimakan siang ini.
Jumat, 29 16.00 3 Kaji kemampuan Pasien sudah mampu
Oktober pasien dalam miring kiri dan kanan
2021 mobilisasi serta duduk daiatas
kasur tanpa dibantu

16.30 1,2,3 mengukur vital sign Keadaam umum


memonitor keadaan pasien membaik
umum Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37oC
RR : 20x/menit

17.00 1 mengukur Berat Keluarga mengatakan


badan pasien anak sudah tidak mual.
BB 12kg
Keluarga mengatakan
anak sudah mulai ceria

30
E. Evaluasi Keperawatan
No
Hari/Tgl Jam Evaluasi TTD
Dx
Jumat, 29 20.00 1 S:
Oktober wita - Keluarga mengatakan anak sudah mulai
2021 ceria
O:
- pasien tampak berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan kemampuan
- pasien tampak menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
- pasien mau melakukan kegiatan sesuai
dengan informasi/ instruksi yang
dberikan
A :Tujuan tercapai sebagian
P: Hentikan Intervensi

Jumat, 29 20.00 2 S :
Oktober Wita - Keluarga mengatakan anak sudah tidak
2021 mual
O :
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti
A :
- Tujuan tercapai sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Kaji adanya alergi makanan
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
- Ajarkan keluarga pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian
- Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
Jumat, 29 20.00 3 S :
Oktober Wita - Keluarga mengatakan anak sudah mulai
2021 ceria
O :
- Pasien tampak meningkat dalam
aktivitas fisik
- Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
A : Tujuan teratasi
P : Hentikan intervensi

31
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok


penyakit neoplastik yang beragam. Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau
transformasi maligna dari sel – sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan
limfoid. Leukemia ini mrupakan penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan
progresif, yang ditandai oleh proliferase abnormal dari sel – sel hematopoitik yang
menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang

Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi
kita untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
terhadap frekuensi leukemia. Ada beberapa faktor tersebut antara lain yaitu : Radiasi,
Faktor Leukemogenik, Virus dan Herediter.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien penderita leukemia yaitu


pemeriksaan darah tepi , sumsum tulang, biopsi limfe dan cairan serebrospinalis. Pasien
penderita leukemia dapat diobati dengan cara kemotrapi, transplantasi sumsum
tulang,radioterapi,terapi terfokus dan terapi biologis

B. Saran
Demikian materi yang kami paparkan, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Betz Lynn.C & Sowden.A Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

Hidayat. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Nurarif, A. H. & Kusuma, H., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC, Jilid I, Yogyakarta: Mediaction.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018a. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.


Jakarta: DPP PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2018b. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Price & Wilson. 2006. Fisiologi Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.

Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Jogjakarta : FlashBooks.

Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi. Jakarta :
Trans Info Media.

33

Anda mungkin juga menyukai