Oleh:
KELOMPOK :6
Kelas B14-B
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
asung kerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Leukemia ”.
Laporan ini berisikan tentang tinjauan teori tentang leukemia serta asuhan
keperawatan pada anak dengan leukemia. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi serta sebagai bahan dalam proses pembelajaran terutama
dalam lingkup keperawatan anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan
tubuh yang lain (Mansjoer, dkk, 2002). Leukemia adalah suatu penyakit yang dikenal
dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi
sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon
sel leukemia. Insidensi leukemia di negara barat adalah 13/100.000 penduduk/ tahun.
Leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kasus kanker, belum ada angka pasti mengenai
insiden leukemia di Indonesia.
Penyakit kanker darah menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.
Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih
dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium
lanjut. Pengobatan penyakit leukemia memerlukan waktu yang lama. Paling cepat lima
tahun, bahkan bisa lebih, apalagi jika saat ditemukan penyakitnya sudah mencapai
stadium tiga. Pengobatannya sendiri merupakan kombinasi antara operasi, radioterapi,
dan kemoterapi. Maka dari itu penulis mencoba untuk membahas mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan leukemia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimanakah
asuhan keperawatan pada pasien anak dengan leukemia?”
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan pada
pasien anak yang menderita leukemia.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Terjadinya leukemia dipengaruhi oleh :
a. Faktor eksogen
1) Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang , kemungkinan leukemia
meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau kemoterapi.
2) Zat kimia seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti
neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan dysplasia sumsum tulang
belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat
menyebabkan leukemia.
3) Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTL V-1 (Human T
Leukimia Virus) dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang limfoma
kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum penderita leukemia sel T.
2
b. Faktor Endogen
1) Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter seperti
sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20 kali lipat dari riwayat
leukemia dalam keluarga. Insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung
anak-anak yang terserang, dengan insiden yang meningkat 20% pada kembar
monozigot
2) Kelainan gentik, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak
diturunkan. (Price, 2006).
3. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan
leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah
normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang.
Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana
pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagis epanjang jalur tunggal
khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang
tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal epifisis pada
tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai
tinmgkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari
yang sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya
merupakan petunjuk untk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan
darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-
kadang leukopenia . Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar
hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan
sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten,
kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel
plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem pluripoten,
berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit
matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular
sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali.
Sakit tulang juga sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat,
3
yaitu sakit kepala, muntah-muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif &
Kusuma, 2015).
4
PATHWAY
FACTOR PENCETUS
Sel neoplasma
- Genetik - kelainan kromosom
berproliferasi didalam
- Radiasi - infeksi virus
- Obat – obatan - paparan bahan kimia
sumsum tulang
Pertumbuhan berlebih
Melalui sirkulasi darah Melalui sistem limfatik
Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limfe
Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Hipermetabolisme
Penurunan fungsi
leukosit Daya tahan tubuh Risiko infeksi(D.0142)
Fraktur fisiologis
5
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari leukemia sebagai berikut(Nuratif & Kusuma, 2015)
yaitu :
a. Leukemia granulositik kronik (LGK)
LGK adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan seri granulosit yang relatif matang. Gejala LGK antara lain rasa lelah,
penurunan BB, rasa penuh di perut dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan fisis
hamper selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90% kasus. Juga sering
didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan hepatomegali. Kadang-kadang ada
purpura, perdarahan retina, panas, pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-
kadang priapismus.
b. Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang, anemia,
petekie, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar getah bening,
limpa, hati dan kelenjar mediastinum. Kadang-kadang juga ditemukan hipertrofi
gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan mielomonositik.
c. Leukemia limfositik kronik
Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali, infiltrasi alat
tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik, trombositopenia,
hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga penderita mudah
terserang infeksi.
d. Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa infeksi,
purpura, nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan berat badan
dan sering ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada pemeriksaan fisis
ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali, limfadenopati, nyeri tekan tulang
dada, ekimoses dan perdarahan retina.
5. Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik yang bisa ditemukan pada anak dengan leukemia di
antaranya:
a. Keadaan umum
Keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis selama belum terjadi
komplikasi.
6
b. Tanda-tanda vital
Suhu meningkat jika terjadi infeksi, pada respirasi bisa ditemukan dispneu,
takhipneu.
c. Pemeriksaan kepala leher
Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri),
perdarahan gusi.
Konjungtiva: anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke
sistem saraf pusat.
d. Pemeriksaan integumen
Adakah ulserasi, ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun.
e. Pemeriksaan dada dan thorax
Auskultasi suara napas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi
di paru).
f. Pemeriksaan abdomen
Pada palpasi bisa ditemukan nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.
g. Pemeriksaan ekstremitas
Adakah cyanosis, dan kekuatan otot.
6. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik pada penderita
leukemia sebagai berikut (Nuratif & Kusuma, 2015; Ngastyah, 2005) yaitu :
a) Pemeriksaan darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran
darah tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia.
b) Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak
(apabila sekunder).
c) Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp
cell.
7
d) Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik
dalam keadaan remisi maupun keadaan kambuh. Untuk mencegahnya diberikan
metrotreksat (MTX) secara intra tekal.
7. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada penderita leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu antara lain sebagai berikut :
a) Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan
pendarahan yang massif dapat diberikan transfusi trombosit
b) Kortikostiroid
Seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya. Setelah dicapai remisi
(sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan gejala klinik membaik), dosis
dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
c) Sitostatika
Bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi : vinkristine,
asparaginase, prednisone, untuk terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi
mercaptopurine, metotrexate, vincistrine, dan prednisone untuk pemeliharaan.
Radiasi untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat
membantu mencegah kekambuhan pada system saraf pusat.
Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang
bebas hama).
d) Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai remisi dan jumlah sel
leukemia yang cukup rendah, imunoterapi diberikan. Pengobatan yang spesifik
dilakukan dengan pemberian imuniasasi BCG atau dengan Crynaebacterium dan
dimaksudkan agar terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh,
pengobatan spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang telah
diradiasi (Ngastiyah, 2005).
e) Transpalntasi sumsum tulang
Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara
dekat. Keuntungannya adalah sistem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel
8
hasil transplantasi. Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam
waktu yang sangat lama, tidak akan berfungsi dengan baik dalam waktu yang
singkat.
f) Radioterapi
Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
g) Terapi terfokus
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
h) Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel
kanker.( Tarwoto dan Wartonah. 2008).
9
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian terhadap klien dilakukan secara holistik (biologis, psikologis, social
dan spiritual) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis.
Acute lymphoblastic leukemia sering terdapat pada anak-anak usia di bawah 15
tahun (85%) , puncaknya berada pada usia 2 – 4 tahun. Rasio lebih sering terjadi pada
anak laki-laki daripada anak perempuan.
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pada anak keluhan yang sering muncul tiba-tiba adalah demam, lesu dan malas
makan atau nafsu makan berkurang, pucat (anemia) dan kecenderungan terjadi
perdarahan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Pada penderita ALL sering ditemukan riwayat keluarga yang terpapar oleh
chemical toxins (benzene dan arsen), infeksi virus (epstein barr, HTLV-1),
kelainan kromosom dan penggunaan obat-obatann seperti phenylbutazone dan
khloramphenicol, terapi radiasi maupun kemoterapi.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran
4) Riwayat imunisasi
c. Pemeriksaan penunjang
1) Count Blood Cells : indikasi normocytic, normochromic anemia
2) Hemoglobin : bisa kurang dari 10 gr%
3) Retikulosit : menurun/rendah
4) Platelet count : sangat rendah (<50.000/mm)
11
5) White Blood cells : > 50.000/cm dengan peningkatan immatur WBC (“kiri
ke kanan”)
6) Serum/urin uric acid : meningkat
7) Serum zinc : menurun
8) Bone marrow biopsy : indikasi 60 – 90 % adalah blast sel dengan erythroid
9) prekursor, sel matur dan penurunan megakaryosit
10) Rongent dada dan biopsi kelenjar limfa : menunjukkan tingkat kesulitan
tertentu
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016), diagnosis keperawatan
adalah suatu penilaian klinis terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Adapun diagnosis
keperawatan yang dapat muncul pada pasien Leukimia yaitu:
a. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (misal:
inflamasi, iskemia, neoplasma).
b. Defisit nutrisi (D.0019) berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan.
c. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009) berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin.
d. Gangguan mobilitas fisik (D.0054) berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
e. Risiko perdarahan (D.0012) berhubungan dengan gangguan koagulasi (misalnya
trombositopenia).
f. Risiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh
sekunder
12
3. Perencanaan
13
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
14
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
15
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
16
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
17
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap
pasien. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana keperawatan
diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi :
keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien
pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi
intervensi dan respon pasien. pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara
kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia
adalah:
a. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-
bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.
b. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah
c. Masukan nutrisi adekuat
d. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya
laporan peningkatan toleransi aktifitas.
e. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
f. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
g. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman
h. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak
membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan
menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
i. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian : 27 Oktober 20201
Pukul : 08.00 wita
1. Identitas
Identitas Pasien
Nama : An. Y
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : belum kawin
Agama : Hindu
Suku/ Bangsa : WNI
Alamat : Jalan Angsoka, Denpasar
Tanggal masuk : 27 Oktober 2021
No. Register : 179034
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Ayah
2. Riwayat Kesehatan
Alasan masuk rumah sakit
a. Keluhan utama
Keluarga mengatakan pasien mengeluh badannya terasa lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien badannya lemah, tidak bertenaga dan nafsu
makan menurun disertai mual dan muntah.
c. Riwayat Kesehatan/Penyakit dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit, pasien juga tidak pernah
menderita penyakit seperti demam dengue, malaria, dll. Pasien tidak memiliki
riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan.
19
d. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Dalam anggota keluarga pasien tidak ada menderita penyakit keturunan seperti
hipertensi, asma, diabetes, stroke dan tidak ditemukan adanya anggota keluarga
yang menderita penyakit menular seperti TBC dan hepatitis.
20
e. Pola tidur dan Istirahat
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki masalah dalam pola tidur dan
istirahat, pasien biasanya tidur siang dan pada malam hari tidak terbangun,
biasanya pasien tidur +10 jam sehari.
f. Pola Kognitif dan Persepi Diri
Keluarga pasien mengatakan sangat memperhatikan anaknya serta keluarga
mengatakan sakit anaknya murni karena medis dan bukan karena hal gaib.
g. Pola Persepsi Diri-Konsep Diri
Keluarga pasien mengatakan anaknya tidak memiliki masalah dengan semua
anggota keluarga.
h. Pola Seksual dan Reproduksi
Keluarga pasien mengatakan An.Y berjenis kelamin laki-laki dan berusia 5 tahun
Keluarga psien mengatakan tidak ada masalah pada alat reproduksi pasien.
i. Pola peran-hubungan
Keluarga An. Y mengatakan sebelum sakit peran dan hubungan pasien dengan
ayah ibunya baik.
j. Pola Pertahanan Diri, Stres dan Toleransi
Keluarga pasien mengatakan An.Y biasa dirawat dirumah dan tidak memiliki
masalah dalam manajemen koping, keluarga selalu mendapatkan dukungan dari
semua pihak.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Keluarga mengatakan An.Y beragama hindu dan bisa melakukan sembahyang.
Keluarga mengatakan selalu berdoa dan melakukan persembahyangan untuk
proses kesembuhan anknya. Keluarga juga mengatkan selalu mengimbangi proses
perawatan medis di Rumah Sakit engan berdoa untuk proses penyembuhan.
21
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : baik
Nadi : 108 x/menit
Suhu : 37,2oC
RR : 18x/menit
Kesadaran : compos mentis (E4V5M6)
BB : 12 kg (IMT= 16 kg/m2 (Normal : 18,5-25,0 kg/m2)
b. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
Inspeksi : hasil pengkajian daerah kepala, distribusi rambut bersih merata, warna
rambut tampak hitam, bentuk kepala normochepali, tidak adanya
luka, benjolan abnormal dan kelainan pada kepala secra umum.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah leher.
2) Kulit
Inspeksi : Turgor kulit jelek, tidak adanya perdarahan pada kulit, pasien tampak
pucat.
3) Mata
Inspeksi : Bentuk mata secara umum simetris antara kanan dan kiri, sklera
berwarna kekuningan (ikterus)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada mata
4) Hidung
Inspeksi : Keadaan umum hidung bersih, tidak terdapat adanya sumbatan jalan
napas pada hidung, tidak terdapat perdarahan ataupun peradangan
dan secret atau pus yang keluar dari hidung
Palpasi : tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada hidung.
5) Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, telinga bersih, tidak
terlihat adanya serumen, ataupun perdarahan dari telinga, tidak
terdapat adanya kelainan pada telinga.
6) Mulut dan gigi
Inspeksi : Hasil pengkajian mulut dan fungsi organ pencernaan bagian atas,
keadaan umum mukosa bibir tampak kering, tidak terdapat
gangguan menelan pada pasien, tidak ada caries gigi, pertumbuhan
gigi tidak merata.
22
7) Thorax
Inspeksi : Perkembangan dada seimbang antara ekspirasi dan inspirasi,
bentuk dada simetris antara kanan dan kiri.
Palpasi : Dada simetris, tidak terdapat adanya kelainan bentuk, pada dada,
tidak adanya benjolan.
Auskultasi : Suara napas vesikuler, bunyi jantung S1 S2 tunggal
Sirkulasi : RR=18x/menit, tidak sesak, nadi=108x/menit, CRT<2detik.
8) Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapt lesi
Auskultasi : peristaltik usus ada 14x/menit
Perkusi : Perut kembung (disteni abdomen)
Palpasi :turgor kulit kering
9) Genetalia
Pada bagian genetalia tampak bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
nyeri tekan.
10) Ekstermitas
Anak tidak mengalami kelemahan pada otot,akral hangat, tidak terdapat edema
5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan Hematologi ( Darah Lengkap )
Hb: 9,3 g/dL (N : 13,5-17,5 g/dL),
Leukosit: 24000/mm3 (6000-11000/mm3),
Trombosit: 100.000 (150.000-400.000/mm3).
23
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa data
Kelemahan Tulang
Faktor fisiologis
24
3 DS: Proliferasi sel kanker Perfusi Perifer tidak
- Pasien mengatakan efektif
mual dan muntah Sel kanker bersaing dengan sel
DO: normal untuk mendapatkan
- Turgor kulit buruk nutrisi
- Hb: 9,3 g/dL
Infiltrasi
- Trombosit: Sel normal diganti dengan sel
100.000/mm3 kanker
- Leukosit: 24000/mm3
Depresi produksi sumsum
tulang
Anemia
C. Perencanaan
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
25
2. Intervensi keperawatan
No
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 D. 0009 Setelah diberikan asuhan Observasi
Gangguan perfusi perifer tidak efektif keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Identifiksi penyebab perubahan sensasi
berhubungan dengan : penurunan diharapkan masalah dapat b. Identifikasi penggunaan alat pengikat,
konsentrasi hemoglobin teratasi dengan prosthesis, sepatu dan pakaian
Kriteria Hasil : c. Periksa perbedaan sensasi tajam dan tumpul
- denyut nadi perifer d. Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
meningkat e. Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan
- warna kulit pucat menurun tekstr benda
- pengisian kapiler membaik f. Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
- akral membaik g. Monitor perubahan kulit
- turgor kulit membaik h. Monitor adanya tromoflebitis dan tromboemboli
vena
Terapiutik
a. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan
suhunya (terlalu panas atau dingin)
Edukasi
a. Anjurkan penggunaan thermometer untuk
menguji suhu air
b. Anjurkan penggunaan sarung tangan ternal saat
memasak
c. Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit
rendah
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
26
No
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
2 D.0019 Setelah diberikan asuhan Observasi
Defisit nutrisi berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan mengabsorbsi diharapkan status nutrisi pasien b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanna
nurien dapat teratasi dengan c. Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- porsi makan yangdihabiskan e. Identifikasi perlunya penggunaan selang
meningkat nasogastrik
- berat badan membaik Terapeutik
- indeks massa tubuh membaik a. Lakukan oral hygien sebelum makan
- nafsu makan membaik b. Fasilitasi menentukan pedoman diet
- membrane mukosa c. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
membaikPorsi makan sesuai
yangdihabiskan meningkat d. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
- berat badan membaik konstipasi
- indeks massa tubuh membaik e. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- nafsu makan membaik f. Berikan suplemen makanan, jika perlu
- membrane mukosa membaik Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri, antiematik)
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
3 D. 0054 Setelah diberikan asuhan Observasi
Gangguan mobilitas fisik keperawatan selama 3 x 24 jam, a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
berhubungan dengan penurunan diharapkan masalah teratasi lainnya
kekuatan otot dengan b. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Kriteria Hasil : c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
- pergerakan ekstremitas sebelum memulai ambulasi
meningkat d. Monitor kondisi umum selama ambulasi
- kekuatan otot meningkat Terapiutik
27
No
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
- rentang gerak (ROM) a. Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
meningkat (mis. Tongkat, kruk)
- kelemahan fisik menurun b. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
c. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi
d. Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
28
D. Implementasi Keperawatan
10.10 3
29
Latih pasien dalam Pasien diajarkan
pemenuhan miring kiri dan kanan
kebutuhan ADLS
secara mandiri sesuai
kemampuan
30
E. Evaluasi Keperawatan
No
Hari/Tgl Jam Evaluasi TTD
Dx
Jumat, 29 20.00 1 S:
Oktober wita - Keluarga mengatakan anak sudah mulai
2021 ceria
O:
- pasien tampak berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan kemampuan
- pasien tampak menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
- pasien mau melakukan kegiatan sesuai
dengan informasi/ instruksi yang
dberikan
A :Tujuan tercapai sebagian
P: Hentikan Intervensi
Jumat, 29 20.00 2 S :
Oktober Wita - Keluarga mengatakan anak sudah tidak
2021 mual
O :
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti
A :
- Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji adanya alergi makanan
- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
- Ajarkan keluarga pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian
- Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
Jumat, 29 20.00 3 S :
Oktober Wita - Keluarga mengatakan anak sudah mulai
2021 ceria
O :
- Pasien tampak meningkat dalam
aktivitas fisik
- Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
A : Tujuan teratasi
P : Hentikan intervensi
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi
kita untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
terhadap frekuensi leukemia. Ada beberapa faktor tersebut antara lain yaitu : Radiasi,
Faktor Leukemogenik, Virus dan Herediter.
B. Saran
Demikian materi yang kami paparkan, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Betz Lynn.C & Sowden.A Linda. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Hidayat. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Ngastyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Nurarif, A. H. & Kusuma, H., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda NIC-NOC, Jilid I, Yogyakarta: Mediaction.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: PPNI.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
Sunaryati shinta.S. 2014. Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat Mematikan.
Jogjakarta : FlashBooks.
Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi. Jakarta :
Trans Info Media.
33