Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM INTEGUMEN ACNE VULGARIS

OLEH:
CHANDRA ARDI SAPUTRA
NIM: 144011.01.18.104

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
AKADEMI KEPERAWATAN RS MARTHEN INDEY
JAYAPURA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul “AGNE VULGARIS” dengan baik.Tujuan penulisan
makalah ini untuk membantu mahasiswa keperawatan,agar mampu
mengaplikasikan teori dengan keterampilan dasar keperawatan dengan benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terlaksana
dengan baik jika tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan terimakasih bagi semua pihak yang telah membarikan waktu,
kesempatan dan dorongan dari awal hingga selesai tersusunnya makalah ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memilikibanyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa kami
harapkan dari pembaca sekalian.

Jayapura,22 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................
BAB II KONSEP MEDIS
A. Pengertian .............................................................................................
B. Klasifikasi .............................................................................................
C. Etiologi ..................................................................................................
D. Patofisiologi ...........................................................................................
E. Pathway .................................................................................................
F. Manifestasi Klinis..................................................................................
G. Penatalaksanaan Acne Vulgaris..........................................................
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian ............................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan.........................................................................
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

iii
BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akne Vulgaris biasanya terjadi pada seserang antara usia 40 tahun dan 60
tahun. Akne Vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan
dewasa muda, dan akan dengan sendirinya pada usia sekitar 20 – 30 tahun.
Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang mengalami
serangan akne.Akne tidak terdapat pada laki – laki yang dikastrasi sebelum
puberitas atau pada perempuan yang sudah diooferktomi
Akne merupakan kelainan folikuler umum yang mengenai folikel
polisabasea, yang rentan dan paling sering ditemukan didaerah muka, leher
dan badan bagian atas ditandai : komedo tertutup (whitehead), komedo
terbuka (blackhead), papula, pustule, nodul dan kista sering pada remaja dan
dewasa muda (12 – 35 tahun)       insiden tertinggi wanita (14 – 17 tahun), pria
(16 – 19 tahun) (Clark, 1993)         fungsi kelenjar endokrin tertentu yang
mempengaruhi sekresi kelenjar sebasea dan mencapai puncaknya pada usia
tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan membuat Asuhan Keperawatan dengan
gangguan Agne vulgaris
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi pengkajian pada klien dengan Agne vulgaris
b)   Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan pada klien dengan Agne
vulgaris
c) Mengidentifikasi Intervansi Keperawatan pada klien dengan Agne
vulgaris
d) Mengidentifikasi Implementasi pada klien dengan Agne vulgaris
e) Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada klien dengan Agne
vulgaris

4
5
BAB II
KONSEP MEDIS

A. Pengertian
Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari
folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, kista, dan
pustula (Tahir, 2010).
B. Klasifikasi
Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan,
sedang dan berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu penyakit kulit dan kelamin
FKUI / RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo sebagai berikut : (Djuanda, 2010).
1. Ringan, bila:
a) beberapa lesi tidak beradang pada 1 predileksi
b) sedikit lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
c) sedikit tempat beradang pada 1 predileksi.
2. Sedang, bila:
a) banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi
b) beberapa lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi
c) beberapa lesi beradang pada 1 predileksi.
3. berat, bila:
a) banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi.
b) banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi.

Dalam klasifikasi ini dikatakan sedikit apabila jumlah < 5, beberapa 5-


10 dan banyak >10 lesi. Tak beradang meliputi komedo putih, komedo hitam
dan papul. Sedangkan beradang meliputi pustul, nodus dan kista.

6
Gambar 1. Acne derajat ringan (Rook et al.,2010)

Gambar 2. Acne derajat sedang (Rook et al.,2010).

Gambar 3. Acne derajat berat (Rook et al., 2010)

7
8
Klasifikasi lainnya yang dinyatakan oleh Plewig dan Kligman (1975)
dalam Djuanda 2010, yang mengelompokkan Acne Vulgaris menjadi:
1. Acne komedonal
a) Grade 1: Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah
b) Grade 2: 10-25 komedo pada tiap sisi wajah
c) Grade 3: 25-50 komedo pada tiap sisi wajah
d) Grade 4: Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah
2. Acne papulopustul
a) Grade 1: Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah
b) Grade 2: 10-20 lesi pada tiap sisi wajah
c) Grade 3: 20-30 lesi pada tiap sisi wajah
d) Grade 4: Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah

9
3. Acne konglobata
Klasifikasi ASEAN menurut Plewig dan Kligman (1975) dalam
buku Acne Morphogenesis and Treatment dalam Djuanda (2010) acne
diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:
a) Acne Vulgaris dan variannya yaitu acne tropikalis, acne fulminan,
pioderma fasiale, acne mekanika dan lainnya.
b) Acne Venenata akibat kontaktan eksternal dan variannya yaitu
acne kosmetika, acne pomade, acne klor, acne akibat kerja, dan
acne diterjen.
c) Acne komedonal akibat agen fisik dan variannya yaitu solar
comedones dan acne radiasi (sinar X, kobal).

C. Etiologi
Etiologi Acne Vulgaris belum diketahui secara pasti. Secara garis besar
terdapat empat faktor yang berperan dalam patogenesis Acne Vulgaris yaitu:
1. Peningkatan produksi sebum
Acne biasanya mulai timbul pada masa pubertas pada waktu
kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak dari
sebelumnya.
2. Keratinisasi folikel
Keratinisasi pada saluran pilosebasea disebabkan olah adanya
penumpukan korneosit dalam saluran pilosebasea
3. Kolonisasi
Saluran Pilosebasea dengan Propionibacterium acnes Terdapat
tiga macam mikroba yang terlibat pada patogenesis acne adalah
Corynebacterium Acnes (Proprionibacterium Acnes),
Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale (Malassezia
furfur).

10
11
4. Inflamasi
Faktor yang menimbulkan peradangan pada acne belum diketahui
dengan pasti. Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang
dihasilkan oleh Corynebacterium Acnes, seperti lipase, hialuronidase,
protease, lesitinase, dan neuramidase, memegang peranan penting pada
proses peradangan(Tahir, 2010).

D. Patofisiologi
Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering
dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis dan pada masa
remajalah Acne Vulgaris menjadi salah satu problem. Umumnya prevalensi
jerawat 80-100% pada usia dewasa muda yaitu 14-17 tahun pada wanita dan
16-19 tahun pada pria. Diketahui pula bahwa ras Oriental (Jepang, Cina,
Korea) lebih jarang menderita Acne Vulgaris dibanding dengan ras Kaukasia
(Eropa dan Amerika) dan lebih sering terjadi nodulo-kistik pada kulit putih
daripada Negro (Wasitaatmadja, 2011).
Pada umumnya banyak remaja yang bermasalah dengan jerawat, bagi
mereka jerawat merupakan gangguan psikis (Ayudianti & Indramaya, 2010).
Sedangkan menurut Catatan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika
Indonesia menunjukkan terdapat 60% penderita Acne Vulgaris pada tahun
2006 dan 80% pada tahun 2007 (Kabau, 2012).

12
E. Pathway

Gambar pathway: Tahir 2010

F. Manifestasi Klinis
Lesi utama acne adalah mikrokomedo, yaitu pelebaran folikel rambut yang
mengandung sebum dan P. Acnes. Sedangkan lesi acne lainnya dapat berupa
papul, pustul, nodul, dan kista. Predileksi acne yaitu pada wajah, bahu, dada,
punggung, dan lengan atas. Komedo yang berada di bawah permukaan kulit
tampak sebagai komedo white head, sedangkan komedo yang bagian ujungnya
terbuka pada permukaan kulit disebut komedo black head karena secara klinis
tampak berwarna hitam pada epidermis (Baumann dan Keri, 2012).

13
G. Penatalaksanaan Acne Vulgaris
Pengobatan acne dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:.
1. Pengobatan topikal
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan
komedo, menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat
topikal terdiri atas: bahan iritan yang dapat mengelupas kulit, antibiotika
topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel Acne
Vulgaris, anti peradangan topikal dan lainnya seperti atil laktat 10% yang
untuk menghambat pertumbuhan jasad renik (Afriyanti, 2015)
2. Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik dilakukan terutama untuk menekan
pertumbuhan jasad renik di samping itu juga mengurangi reaksi radang,
menekan produksi sebum dan mempengaruhi perkembangan hormonal.
Golongan obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik, obat hormonal
untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki
reseptor organ target di kelenjar sebasea, vitamin A dan retinoid oral
sebagai antikeratinisasi dan obat lainnya seperti anti inflamasi non steroid
(Afriyanti, 2015).

14
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
2.  Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
4.  Data subjketif 
a) Pasien mengeluh gatal pada wajah
b) Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh
c) Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
d) Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
e) Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya
5. Data objektif
a) Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas
dan lengan bagian atas
b) Terdapat pus
c) Terdapat darah
d) Pasien tampak cemas
e) Pasien tampak bertanya – tanya tentang wajanya
f) Pasien tampak mengaruk – garuk wajahnya
6. Pemeriksaan Fisik
Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustule dan
nodul pada distribusi sebaceous.Komedo dapat berupa whitehead (komedo
tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tanda-tanda klinis
dari peradangan apapun. Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps)
disertai dengan peradangan yang nyata. Wajah dapat menjadi satu-satunya
permukaan kulit yang terserang jerawat namun dada, punggung dan lengan
atas juga sering terkena jerawat juga.

15
Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan.
Lesi komedo (comedonal leasions) merupakan lesi acne yang paling awal,
sedangkan komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor
dari lesi peradangan (inflammatory lesions)
Acne peradangan yang ringan ( mild inflammatory acne) bercirikan
adanya komedo dan papula peradangan.Acne peradangan yang sedang
(moderate inflammatory acne) memiliki komedo, papula peradangan dan
pustula. Acne memiliki banyak lesi dibandingkan dengan acne peradangan
yang lebih ringan.Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi
peradangan dan nodul besar yang berdiameter lebih dari 5mm seringkali
tampak jaringan parut (scarring)
B. Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2.      Nyeri b/d proses peradangan
3.      Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4.      Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5.      Ansientas b/d kecatatan
6.      Kerusakan intergritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

C. Intervensi Keperawatan
1. Dx 1
Intervensi :
a) Observasi keadaan luka pasien
R/ Mengetahui  keadaan luka pasien
b) Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
R/ Mencegah terpajam organisme infeksius
c) Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang
dengan pasien
R/ Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko
penyebaran infeksi
d) Kolaborasi pemberian antibiotic

16
R/ Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi 
2. Dx 2
Intervensi  :
a) Observasi tingkat nyeri pasien ( skala 0 -10)
R/ Mengetahui derajat nyeri pasien
b) Ajarkan pasien tehnik distraksi, relaksasi
R/ Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
c) Beri posisi yang nyaman
R/ Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan
d) Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri
pasien
3. Dx 3
Intervensi :
a) Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
R/ Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control
emosinya
b) Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
R/ Dukung keluarga dan orang terdekat dapat mempercepat proses
penyembuhan
c) Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan,
manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan.
R/ Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan
evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat
4. Dx 4
Intervensi :
a) Diskusikan tentang perawatan kulit, contoh : penggunaan
pelembab dan pelindung sinar matahri
R/ Meningkatkan perawatan diri setelah pualng dan kemandirian

17
b) Berikan HE tentang hygiene, pencegahan dan pengobatan
penyakitnya
R/ Meningkatkan pengetahuan pasien
c) Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
R/ Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi
dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal
5. Dx 5
Intervensi :
a) Observasi derajat ansietas pasien
R/ Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan
HE yang tepat
b) Informasikan pasien bahwa perasaanya normal
R/ Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien
meningkatkan beberapa perasaan control emosi
c) Berikan kenyamanan fisik, lingkungan tenang dan istirahat
R/ Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga membantu
menurunkan ansietas
6. Dx 6 
Intervensi :
a) Observasi atau catat ukuran, warna dan keadaan kulit di ara sekitar
luka
R/ Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
b) Ubah posisi dengan sering
R/ Memperbaiki sirkulasi darah
c) Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
R/ Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat
kerusakan 

18
DAFTAR PUSTAKA

Albayrak,Tahir., dkk.2010.Relationships of the Tangible and Intangible


Elements of Tourism Products with Overall Customer Satisfaction.
Internasional Jurnal of Trade,Economics and Finance, Vol. 1,No.
2,August,2010.
Djuanda ,Adhi.,2010. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Syarif M Wasitaatmadja.2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi
6.Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Kabau S.2012. Hubungan Antara Pemakaian Kosmetik Dengan Kejadian Akne
Vulgaris. Semarang Fakultas Kedokteran Diponegoro.
Boumann,L.,Keri J.2012. Cosmetic Dematology Acne Vulgaris. New York.
Afriyanti,R n., 2015.Acne Vulgaris Pada Remaja. Fakultas Kedokteran
Unifersitas Lampung. Vol.4/No.6/Februari 2015.

19

Anda mungkin juga menyukai