Anda di halaman 1dari 16

ASKEP SISTEM PENGINDRAAN

“KONJUNGTIVITIS”

OLEH:

1. BOB CHRISTIADI SIHOTANG

2. BUDIANTO ZALUKHU

3. CINDY SEPTIANY SUWITO

4. DEDE TRI ANDHIKA

5. DEWI KRISTINA MANULLANG

YAYASAN WAHANA BAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM I/BB MEDAN

T.A 2019/2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata adalah organ penglihatan. Suatu struktur yang sangat kompleks,menerima dan
mengirimkan data ke korteks serebral. Seluruh lobus otak, lobusoksipital, ditujukan khusus untuk
menterjemahkan citra visual. Selain itu, ada tujuh saraf kranial yang memilki hubungan dengan
mata dan hubungan batangotak memungkinkan koordinasi gerakan mata.Konjungtiva merupakan
membrane mucus yang tipis dan transparan.Permukaan dalam kolopak mata disebut konjungtiva
palpebra, merupakan lapisanmukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola
mata disebutkonjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe
danpembuluh darah. Peradanagan konjungtiva disebut konjungtivitis.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan
dengan gangguan konjungtivitis.

1.2.2 Tujuan Khusus

 Menjelaskan tentang definisi Konjungtivitis

Menjelaskan tentang etiologi pada Konjungtivitis

Menjelaskan tentang manifestasi klinis pada pederitaKonjungtivitis4.

Menjelaskan tentang patofisiologi Konjungtivitis5.

Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada penderitaKonjungtivitis.

Menjelaskan tetang penatalaksanaan pada pasien penderitaKonjungtivitis

Menjelaskan tetang asuhan keperawatan pada pasien penderitaKonjungtivitis.

1.3 Manfaat

1.Dengan mengetahui definisi konjungtifitis, diharapkan makalah inibermanfaat untuk


mengetahui apa itu konjungtivitis.
2 Dengan mengetahui etiologi konjungtivitis, diharapkan makalah inibermanfaat untuk
mengetahui penyebab dari konjungtivitis.

3.Dengan mengetahui manifestasi konjungtivitis, diharapkan makalah inibermanfaat untuk


mengetahui tanda dan gejala dari konjungtivitis

4.Dengan mengetahui patofisiologi dari konjungtivitis, diharapkanmakalah ini bermanfaat untuk


mengetahui perjalanan penyakitkonjungtivitis.

5.Dengan mengetahui pemeriksaan penunjang konungtivitis, diharapkanmakalah ini bermanfaat


untuk mengetahui pemeriksaan apa saja yangdiperlukan untuk penderita konjungtivitis.

6.Dengan mengetahui penatalaksanaan konjungtivitis, diharapkanmakalah ini bermanfaat untuk


mengetahui penatalaksanaan daripenyakit konjungtivitis

7.Dengan mengetahui komplikasi dari konjungtivitis, diharapkan makalahini bermanfaat untuk


mengetahui komplikasi apa saja yang disebabkanoleh penyakit konjungtivitis.

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Konjungtiva adalah membrane mukosa (selaput lendir) yang melapisikelopak dan melipat ke
bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampailimbus, di mana konjungtiva berbatasan
dengan lapisan superficial kornea.Konjungtiva yang melapisi kelopak, yaitu konjuntiva
palpebrae, sangatvaskuler (banyak mengandung pembuluh darah), dan lewat konjungtiva ini
dapatdilihat kelenjar sebasea pada tepi kelopak. Lonjungtiva palpebrae lebih tebaldaripada
konjungtiva bulbi yang menutupibagian depan bola mata sampai tepikornea. Sclera dapat dilihat
lewat konjungtiva bulbi.

  Konjungtivitis merupakan peradangan konjungtiva atau disebut sebagai mata merah atau “pink
eye”sangat sering terjadi. (Vera & Margaret, 1996) Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva
dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah,
sehinggasering disebut mata merah. (Brunner & Suddarth,2001)Konjungtivitis lebih dikenal
sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi padakonjungtiva atau peradangan pada konjungtiva,
selaput bening yang menutupibagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam
kelopak mata.Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah
danmenyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis
dapat hilang dengan sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi,
2008).Konjungtivitis, atau inflamasi konjungtiva, disebabkan oleh infeksi bakteriatau virus,
alergi, atau reaksi zat kimiawi. Konjungtivitis bacterial atau viralsangat menular tetapi menjadi
self-limiting (bisa sembuh tanpa banyak intervensi)setelah 2 minggu. Konjungtivitis kronis bias
mengakibatkan perubahandegeneratif pada kelopak mata. Di belahan bumi barat, konjungtivitis
mungkinmerupakan ganguan mata yang paling umum.

2.2.Etiologi

2.2.1.Konjungtivitis Bakteri.

Terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcuspneumoniae, Haemophilus


influenzae, dan Moraxella catarrhalis.Konjungtivitis bakteri sangat menular, menyebar melalui
kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau dengan objek yangterkontaminasi

2.2.2 Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus( yang paling sering
adalah keratokonjungtivitis epidermika) atau daripenyakit virus sistemik seperti mumps dan
mononukleosis. Biasany disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut
jugakonjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam

2.2.3 Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi biasanya timbul pada musim semi dan panas,dan disebabkan oleh
pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari). Pasien akan mengeluh rasa tidak enak dan
iritasi yang berlebihan.Terbentuk papilla yang dapat dikonjungtiva, dan kornea bias
terlibat.Konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama dengan reaksi alergi yang lain. Misalnya
astma dan “hay fever”.

2.2.4Konjungtivitis Gonore
Konjungtivitis hiper akut dengan sekret purulen yang disebabkanoleh Neisseria gonorrhea.
Sedangkan infeksi gonokokus pada matapada neonatus (bayi baru lahir) disebabkan oleh infeksi
tidak langsungselama keluar melewati jalan lahir pada ibu yang menderita gonore,konjungtivitis
yang berat disebut oftalmia neonatorum
2.2.5Trachoma
Trachoma merupakan konjungtivitis folikular kronik yangdisebabkan Chlamydia
trachomatis. Masa inkubasi dari trachomaadalah 7 hari ( 5 – 14 hari ). Trachoma dapat mengenai
segala umurterutama dewasa muda dan anak-anak, yang akut atau sub akut. Carapenularannya
melalui kontak langsung dengan sekret atau alat-alatpribadi.
2.3 Manifestasi Klinis
2.3.1 Tanda
 Tanda-tanda konjungtivitis, yakni: 
-Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak
 -produksi air mata berlebihan (epifora).
-kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat
pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
-pembesaranpembuluhdarahdikonjungtiva dan sekitarnyasebagai reaksinonspesifik peradangan.
-pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dansekitarnya
-terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin(komponen protein).
-dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hinggabernanah).
2.3.2 Gejala
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah danmengeluarkan kotoran.
Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkankotoran yang kental dan berwarna putih.
Konjungtivitis karena virusatau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata
bisamembengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karenaalergi. Gejala lainnya
adalah:
-mata berair
-mata terasa nyeri
-mata terasa gatal
-pandangan kabur
-peka terhadap cahaya
-terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun padapagi hari.

2.4 Patofisiologi
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan kelopak mata
terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna, karena mata
menjadi kering sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis Pada konjungtivitis
ditemukan lakrimasi, apabilapengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan tekanan intra
okuler yang lamakelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran
airmata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan terjadi ulkus kornea yang
dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang yang disebabkan kurangnya aliran air
mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing.
 
2.4.1 Pathway
Mikroorganisme(bakteri,virus,jamur)Iskemia syaraf optikKanal schlemm tersumbat Tidak bisa
menutup dan membuka dgn sempurna Konjungtivitis meningkat Pengeluaran cairan
meningkatlakrimas edem Sclera merah nyeri Dilatasi pembuluh darah Mata kering
(iritasi)peradangan Kelopak mata terinfeksi Masuk kedalam mata Ulkus kornea gangguan
persepsisensori mikroorganisme,allergen, iritatif resiko infeksi hiper sekresi fungsi sekresi
terganggu kelenjar air mata terinfeksi granulasi disertaisensai benda asing gangguan rasa nyaman
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembuluh konjungtival bulbar.Pada anak-anak, tanda
dan gejala sistemik bisa meliputi sakit tenggorokandan demam.Monosit merupakan yang utama
dalam uji pulasan berwarna pada kerikankonjungtival jika konjungtivitis disebabkan virus Sel
polimorfonuklear (neutrofil) adalah hal utama jika konjungtivitis disebabkan bakteri Uji kultur
dan sensitivitas membantu mengidentifikasi organisme bacterial yang menyebabkan dan
mengidentifikasi terapi antibiotic yang tepat.

Asuhan khusus harus dilakukan oleh personal asuhan kesehatan guna mengindaripenyebaran
konjungtivitis antar pasien.Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab.
Konjungtivitiskarena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %)
atauantibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat
jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutamaditujukan untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karenaalergi di obati dengan antihistamin (antazidine
0,5 %, rapazoline 0,05 %) ataukortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %). Penanganannya
dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan kelopak
2sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala
pada kasus ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotik-steroid.
Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis.Pada banyak kasus Prednisolon
asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif,tanpa adanya kontraindikasi.Apabila etiologinya
dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea,diberikan Tetracycline oral 250 mg atau
erythromycin 250 mg QID PO, bersamadengan pemberian salep antibiotik topikal seperti
bacitracin atau erythromycinsebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada
kulit TID jugaefektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak,
sehinggakontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengandoxycycline
100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan2 sampai 4 minggu. Pada
kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk menyingkirkan tuberkulosis.
2.7 Komplikasi
Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis, genokok menyebabkan perforasi
kornea dan endoftalmitis, dan meningokok dapatmenyebabkan septikemia atau meningitis.
 
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PENGKAJIAN
Biodata:
Nama : Ny. K
Umur : 40 Thn
TTL : Medan, 21 Juni 1973
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Dx Medis : Konjungtivitis
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : gatal dan nyeri dimata
Riwayat Kesehatan Sekarang :Klien merasakan nyeri, gatal dan merasa seperti ada benda asing
dalammata
Riwayat Kesehatan Dahulu :Klien pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien tahu sedikit mengenai penyakit yang di deritanya, pasien mengatakan keadaannya
ingin segera membaik dan tidak bertambah parah.
b. Pola nutrisi dan metabolic Pola Kesehatan Fungsional
Sebelum di rawat, pasien makan 3x dalam sehari, dengan diit biasa. Minum air putih 6
gelas dalam sehari. Selama di rawat, klien makan 3x sehari dalam sehari,mengalami mual
dan muntah saat pertama kali dirawat.Muntah 2x dalam sehari pertama dengan diit
rendah gula ,porsi sedikit tapi sering,minum 4gelas dalam sehari
c. Pola aktivitas dan latihan
Klien adalah seorang perempuan ,anak ketiga dari 3 bersaudara terbiasa melakukan
aktivitas secara mandiri.
d. Pola eliminasi
Sebelum dirawat pola eliminasi klien dalam keadaan normal,BAB 1x dalam sehari,BAK
3x dalam sehari setelah dirawat BAK klien tidak ada gangguan namun BAB ada
gangguan pola yaitu klien mengatakan sudah 3x belum BAB
e. Pola istirahat dan tidur
Sebelum dan saat dirawat pola istirahat pasien tidak terganggu, klien tidur dari jam
22.00-05.00
f. Pola Sensori dan kognitif Saat sakit pada Ny.K mengalami penurunan kemampuan
sensasi penglihatan,skala :6, keluhan dirasakan
g. Pola konsep diri
Klien terlihat kooperatif selama perawat atau petugas kesehatan melakukan pengkajian,
dan merespon pertanyaan-pertanyaan perawat terkadang klien juga bertanya.Terkadang
klien juga bertanya tentang penyakit yang diderita
h. Pola hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang lain baik tidak ada masalah
i. Pola reproduksi seksual
Klien adalah seorang wanita yang sudah menikah dan selama dirawat belum melakukan
hubungan seksual.
j. Pola mekanisme kooping
Jika klien mempunyai suatu masalah biasanya diselesaikan dengan musyawarah, dan
sharing suami dan anaknya
k. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Klien adalah seorang muslim sebelum dirawat klien melakukan shalat 5 waktu,setelah
dirawat ibadah klien terganggu karena kondisi yang lemah,dan hanya melakukan shalat
dengan posisi tidur
Pemeriksaan Fisik 
Keadaan umum : Baik 
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD 100/70 mmHg,Suhu 37, Nadi 80 x/menit,RR 18 x/menit
Sistem pernafasan : irama nafas dalam batas normal dan baik.
Sistem kardiovaskular :bunyi jantung, irama jantung dalam batas normal.
Sistem pencernaan :Mulut bersih, makan teratur 3X sehari. Dalam batas normal
Sistem perkemihan :BAK dan BAK dalam batas normal
Sistem endokrin :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Sistem genetalia :Belum terkaji
Sistem musculoskeletal :Pergerakan sendi, otot, tulang dalam batas normal
Sistem integument :Turgor kulit normal
Sistem persarafan :Dalam batas normal5.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Giemsa/ pengecatan gram Dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear,
sel- sel morfonuklear, juga bakteri atau jamur penyebab konjungtivitis.
2. Pemeriksaan Visus
Catat derajat pendangan perifer klien karena jika terdapat secret yang menempel pada
kornea dapat menimbulkan kemunduran visus.
3.2 ANALISA DATA
 
SYNTOM ETIOLOGI PROBLEM
1.DS : Klien mengatakan nyeri Bakteri,Klamidia,Virus,Jamur,Parasit Perubahan kenyaman
Area mata alergi (NYERI)
DO :
-Klien tampak gelisah Kontak pada mata (konjungtiva)
-Tekanan darah : 130/80 mmHg, Sel-sel radang berimigrasi
Suhu :39°C,Nadi :78x/menit,RR; Peradangan konjungtiva,edema,priritus
20x permenit NYERI

2.DS :Pasien mengeluh badannya Bakteri,Klamidia,Virus,Jamur,Parasit Gangguan peningkata


Terasa demam alergi suhu tubuh
DO :
-Suhu tubuh pasien terasa hangat Kontak pada mata (konjungtiva)
-TTV :TD 130/80mmHg,N 78x/ Sel-sel radang berimigrasi
S 39°C , RR 20x/m Peradangan konjuntiva,edema pruritus
PENINGKATAN SUHU TUBUH

3.DS :- Bakteri,Klamidia,Virus,Jamur,Parasit Gangguan konsep diri


DO : TD 130/80 mmHg alergi (body image menurun)
N 78 x/m Kontak pada mata (konjungtiva)
S 39° C Sel-sel radang berimigrasi
RR 20x/m Peradangan konjuntiva,edema pruritus
Perubahan pada kelopak mata
Konsep diri (body image) menurun
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan peradangan konjungtiva, edema, dan

pruritus.

Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan/ konjungtivitis.

Gangguan konsep diri (body image menurun) berhubungan dengan adanya perubahan pada

kelopak mata.

Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya.

Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan proses peradangan.


3 INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TUJUAN/K.HASIL INTERVENSI RASIONAL
DX
1 Tujuan : setelah dilakukan1Kaji tingkat nyeri yang dialami 1.Untuk menentukan pilihan
tindakan keperawatan oleh klien intervensi yang tepat
nyeri berkurang atau ter- 2.Kompres tepi palpebral dengan 2. Melepaskan eksudat yang
control larutan salin selama kurang lebih lengket pada tepi palpebra
3 menit
k.hasil : 3.Kolaborasi dalam Pemberian 3. Mempercepat penyembuhan
- skala nyeri 0-1 pada konjuntivitis infeksi dan
-pasien tampak ceria mencegah infeksi sekunder pada
-klien dapat beradaptasi konjungtivitis viral
dengan keadaan yang
sekarang
-berkurangnya lecet
karena garukan
-penyembuhan area mata
yang telah mengalami
iritasi

2 Tujuan :Setelah dilakukan 1.Kaji saat timbulnya demam 1.Untuk mengidentifikasi pola
Tindakan keperawatan,suhu demam pasien
Tubuh normal 36◦c-37◦c 2.Observasi TTV . 2.TTV merupakan acuan
k.hasil : wajah tampak untuk mengetahui K.U pasien
ceria

3Tujuan : Klien dapat meng1.Kaji tingkat penerimaan klien 1Untuk mengetahui tingkat
5hargai situasi dengan cara tingkat ansietas yang dialami
realistis tanpa penyim-
pangan 2.Ajak klien mendiskusikan keadaan2.Membantu pasien atau orang
terdekat untuk memuliai
HARI/TANGGAL JAM NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI

Senin,16/05/2013 08. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami


I S : Pasien
30 oleh klien
mengatakan nyerinya
Mengajarkan klien metode distraksi berkurang
08.
45 selama nyeri,seperti nafas dalam dan
O: Pasien tampak
teratur
ceria TD :
09.
Memberikan kompres tepi palpebral 120/80mmHg,N:75x/
15
(mata dalam keadaan tertutup) m,R : 18x/m,S 38◦C
11. dengan larutan salin selama kurang
A: Masalah belum
00 lebih 3 menit
teratasi
Berkolaborasi dalam pemberian
P: Intervensi
antibiotic dan analgesik
dilanjutkan

Selasa, Mengkaji saat timbulnya demam S : Pasien


08. 2
mengatakan
17/05/2013 45 Mengobservasi tanda vital badannya sudah
(suhu,nadi,tensi,pernafasan) tidak lagi merasa
Menganjurkan pasien untuk banyak demam
09.
minum (2,5 liter/24jam)
00 O : TD120/80
Memberikan kompres hangat mmHg,N 75 x/m,S
09. 36,5◦C,R18x/m
30 Menganjurkan untuk tidak memakai
selimut dan pakaian yang tebal A: Masalah teratasi
10.
00 Berkolaborasi dengan tim medis P: Intervensi
dalam pemberian anti piretik dihentikan
10.
45

11.
00

Rabu, 08. 3 Mengkaji tingkat penerimaan klien S:-


00
18/05/2013 Mengajak klien mendiskusikan O: Pasien tampak
08. keadaan atau perasan yang tenang
25 dialaminya
A: Masalah teratasi
08. Memberikan kesempatan klien untuk
P: Intervensi
30 menentukan keputusan tindakan yang
akan dilakukan dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Perubahan kenyamanan nyeri b/d peradangan konjungtiva,edema,dan pruritusdiagnosa tersebut

ditegakan karena pasien mengeluh nyeri pada area mata yang diakibatkan oleh proses

peradangan yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus yang menginfeksi konjungtiva sehingga

menyebabkan pasien kurang nyaman

Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d proses peradangan konjungtivitis diagnose ini ditegakkan

karena pasien mengalami demam atau peningkatan suhu tubuh yang merupakan gejala klinis

akibat adanya infeksi pada organ tubuh yang mengalami peradangan yang kemudian dapat

menyebabkan pasien hipotermi

Gangguan konsep diri (body image menurun) b/d adanya perubahan pada kelopak mata

doiagnosa ini ditegakkan karena pasien ketika terserang penyakit ini mengalami penurunan body

image karena merasa anggota tubuhnya tidak berfungsi seperti biasanya

Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya diagnose ini ditegakkan karena

pasien takut ataupun khawatir akan penyakitnya bertambah parah

Resiko terjadinyapenyebaran infeksi b/d proses peradangan diagnose ini ditegakkan karena pada

penyakit konjungtivitis dapat terjadi penularan


BAB V

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan

eksudat.Pada konjungtivitis mata tampak merah,sehingga sering disebut mata merah

(Suzzane,2001:1991)

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifat infeksius seperti

Bakteri,Klamidia,Virus,Jamur

B.Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini,Oleh

karena itu,penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah

ini,agar penulis dapat berbuat lebih baiklagi dikemudian hari.DSemoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya

Anda mungkin juga menyukai