Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat danrahmat-Nya kami kelompok 5
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Konsep Kegawat Daruratan Pada Pasien Dengan Tenggelam

”. Pada

penulisan makalah ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang sederhana danmudah dimengerti
sehingga dapat dengan mudah dicerna dan diambil intisari danmateri pembelajaran. Makalah juga
diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswalain untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai konsep
kegawat daruratankhususnya kehawat daruratan pada pasien dengan tenggelam.

Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yangmaksimal, mencurahkan segala
pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalahini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dari segi bahasa, pengolahan , maupun dalam penyusunan. Untuk itu kami sangat mengharapkankritik
yang sifatnya sangat membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalammemenuhi kebutuhan
dalam pembuatan suatu makalah.Denpasar, 21 November 201

BAB IPENDAHULUAN1.

Latar Belakang

Diseluruh dunia, kasus tenggelam adalah kasus kematian terbanyak no. 2dan no. 3 yang menimpa anak-
anak dan remaja.Pada umumnya kasus tenggelamini sering terjadi di Negara-negar yang beriklim panas
dan Negara dunia ketiga.Insiden terjadinya kasus tenggelam pada anak-anak ini berbeda-beda tingkatan
pada tiap-tiap Negara.Dibandingkan dengan Negara-negara berkembang yang lainreputasi Australia
kurang baik, karena kasus tenggelam di Negara ini masukdalam urutan terbanyak. Tenggelam
merupakan salah satu kecelakaan yang dapat berujung pada kematian jika terlambat mendapat
pertolongan.Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencatat, tahun 2000 di seluruh duniaada 400.000
kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempatiurutan kedua setelah kecelakaan lalu
lintas. Bahkan Global Burden of Disease(GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil
dibandingseluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaanangkutan air dan
bencana lainnya. Ditaksir. selama tahun 2000, 10 persenkematian di seluruh dunia adalah akibat
kecelakaan, dan 8 persen akibattenggelam tidak disengaja (unintentional) yang sebagian besar terjadi di
negara-negara berkembang.Tenggelam merupakan penyebab yang signifikan dari kecacatan
dankematian. Tenggelam telah didefinisikan sebagai kematian kedua setelah asfiksiadimana terisi
dengan cairan, biasanya air, atau dalam 24 jam of submersion. PadaKongres Dunia Tenggelam tahun
2002, yang diadakan di Belanda, sekelompokahli menyarankan consensus untuk mendefinisikan
tenggelam agar menurunkankebingungan dari penggunaan dan definisi (>20) merujuk kepada proses ini
yangtelah timbul dalam literature. Kelompok ini mempercayai bahwa keseragamandefinisi akan
membuat analisis lebih akurat dan perbandingan studi, dimana para peneliti bisa menggambarkan
kesimpulan yang lebih bermakna dari data yang

dikumpulkan, dan meningkatkan kemudahan surveillance serta aktivitas pencegahan. Mengingat pada
kondisi tenggelam seseorang akan kehilangan polanafas yang adekuat karena dalam hitungan jam
korban tenggelam akan mengalamihipoksemia, yang selanjutnya akan mengalami anoksia susunan
syaraf pusat,hingga terjadi kegagalan resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolonganakan
menimbulkan kematian dalam 24 jam setelah kejadian.Dalam hal ini, maka pertolongan
kegawatdaruratan dengan pasientenggelam harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari
Pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan merupakan pertolongan secara cepat dan
bersifatsementara waktu yang diberikan pada seseorang yang menderita luka atauterserang penyakit
mendadak. Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu dan di
tempat yang dibutuhkan.Pada korban dengan kasus tenggelam pertolongan pertama
merupakantindakan wajib yang harus dilakukan segeraterjadinya kolaps pada alveolus, lobusatas atau
unit paru yang lebih besar. Penatalaksanaan tindakan kegawatdaruratanini tentunya harus dilakukan
secara benar dengan tujuan untuk mencegah kondisikorban lebih buruk, mempertahankan hidup serta
untuk peningkatan pemulihan.

2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas padamakalah ini yaitu:1.

Apa yang dimaksud kegawatdaruratan korban tenggelam?2.

Bagaimana penatalaksanaan korban tenggelam ?

3.

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah iniadalah :1.

Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan korban tenggelam2.

Untuk mengetahui penatalaksanaan korban tenggelam

BAB IILANDASAN TEORI

2.1

Konsep Dasar Kegawatdaruratan Pada Korban Tenggelam2.1.1

Pengertian TenggelamTenggelam ( Drawning ) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasicairan ke


dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh kedalam cairan. Definisi baru
menyatakan bahwa tenggelam merupakan proses yangdihasilkan dari kerusakan tractus respiratorius
primer dari adanya penumpukkandalam medium cair. Definisi implicit adalah bahwa adanya cairan yang
timbuldalam jalan nafas korban. Hasilnya dapat termasuk menghambat morbiditas
ataukematian.Tenggelam dapat menyebabkan kematian atau kecacatan. MenurutKongres Tenggelam
Sedunia tahun 2002, tenggelam adalah suatu kejadian berupagangguan respirasi akibat tenggelam atau
terendam oleh cairan. Menurut Dr.Boedi Swidarmoko SpP, tenggelam (drowning) adalah kematian
karena asfiksia pada penderita yang tenggelam. Istilah lain, near drowning adalah untuk
penderitatenggelam yang selamat dari episode akut dan merupakan berisiko besarmengalami disfungsi
organ berat dengan mortalitas tinggi. Efek fisiologis aspirasi pun berbeda antara tenggelam di air tawar
dan air laut. Pada tenggelam di airtawar, plasma darah mengalami hipoktonik, sedangkan pada air laut
adalah hipertonik. Aspirasi air tawar akan cepat diabsorbsi dari alveoli sehinggamenyebabkan
hipervolemia intravaskular, hipotonis, dilusi elektrolit serum, danhemolisis intravaskular. Aspirasi air laut
menyebakan hipovolemia,hemokonsentrasi dan hipertonis. Jadi yang dimaksud dengan tenggelam
adalah suatu istilah dari suatu keadaan yang disebabkan karena seseorang menghirup air atau cairan ke
paru-paru sehingga menghambat/mencegah udara yangmengandung oksigen untuk sampai dan
berhubungan dengan bagian depan permukaan alveolus di paru-paru,dimana bagian ini merupakan
bagian pentingyang berfunsi untuk pertukaran gas di paru-paru dan proses oksigenisasi darah.

2.1.2 Etiologi

a. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan


b. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan

c. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang

d. Kurangnya pengawasan oarng tua terhadap anak

e. Kurangnya keamanan peralatan saat renang.

2.1.3 Manifestasi Klinik

a. Koma

b. Peningkatan edema paru

c. Kolaps sirkulasi

d. Hipoksemia

e. Asidosis

f. Timbulnya hiperkapnia

g. Frekuensi pernafasan berkisar dari pernapasan yang cepat dan dangkalsampai apneu

h. Syanosis

i. Lunglai

j. Postur tubuh deserebrasi atau dekortikasik. Koma dengan cedera otak yang irreversibel.

2.1.4Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian Korban Tenggelam

a. Pria lebih beresiko untuk mengalami kejadian tenggelam terutamadengan usia 18-24 tahun

b. Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang berusia 5 tahun ke bawah

c. Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air

d. Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yangsangat dalam

e. Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuanmembunuh,kekerasan atau permainan di
luar batas.

Anda mungkin juga menyukai