Nama : Firda
Nama : Muh. Rais Abidin, S.Pd., M.Pd Nim : 1915040002
Lahir : Ujung Pandang, 5 Maret 1991 Prodi : Pendidikan Geografi 2019
NIDN : 0005039104
Alamat : Tembamba, Kec. Curio,
Kab.Enrekang
Yap, betul!
Tapi, untuk lebih lengkap
mari simak pembahasan
selanjutnya…
1. Pengertian Angin
Puting Beliung
4. Menyerap karbondioksida
Pepohonan yang tumbuh di sekitar dapat
menyerap karbondioksida serta menghasilkan
oksigen. Proses ini dapat membuat lingkungan kita
menjadi lebih sejuk dengan udara yang bersih.
Selain itu, pepohonan yang berada di sekitar juga
dapat mengurangi dampak dari global warming
atau penyebab pemanasan global
5. Keseimbangan lingkungan
Penghijauan bagus untuk menyeimbangkan lingkungan,
karena pepohonan yang ada di lingkungan merupakan
salah satu komponen biotik yang keberadaannya tidak
dapat dipisahkan dari alam lingkungan. Keselarasan
lingkungan sendiri memiliki keterkaitan khusus antara
komponen biotik dan abiotik
8. Sarana edukasi
Bagi seorang pelajar dan peneliti, maka area
pepohonan merupakan hasil dari penghijauan dapat
dijadikan sebagai sarana belajar yang berguna untuk
media penelitian serta media pembelajaran. Dengan
maraknya pengrusakan hutan yang akhir-akhir ini
terjadi, ada baiknya dilakukan banyak penyulihan
supaya masyarakat dapat mengerti dan memahami
secara baik jika penghijauan merupakan salah satu
cara baik untuk menghindari angin puting beliung
ataupun lainnya
Bagi anda yang berada di dalam mobil di saat angin puting beliung
tengah berlangsung, anda harus segera menghentikan laju kendaraan
anda dan segara cari tempat perlindungan yang terdekat disana.
Namun bila di area tersebut tidak ada tempat perlindungan anda bisa
tiarap pada tempat yang rendah seperti halnya saluran air untuk
kemudian tiarap dan melindungi kepala menggunakan lengan anda
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi 57 kali puting beliung di seluruh
Indonesia selama Oktober 2019. Puting beliung telah menyebabkan satu orang meninggal, 10 orang luka-luka, 462
mengungsi dan 7.425 unit rumah rusak," kata Kepala Pusat Data, Infromasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam
keterangan tertulis, Senin (28/10/2019).
Lebih lanjut dia mengatakan, dari jumlah rumah rusak tersebut, sebanyak 200 rusak berat (RB), 898 rusak
sedang (RS) dan 6.327 rusak ringan (RR). Sedangkan kerusakan pada fasilitas umum, sebanyak 37 fasilitas rusak
yang mencakup 15 fasilitas pendidikan, 20 peribadatan dan dua kesehatan.
Sejumlah kejadian puting beliung ini terjadi di Jawa Tengah sebanyak 21 kali, Jawa Barat 14 kali, Aceh, Bali,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan empat kali, Sumatera Utara tiga kali, Sumatera Barat masing-masing dua kali,
Banten, Di Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Riau masing-masing sekali.
Fenomena angin puting beliung tersebut merupakan pertanda mulai memasuki perubahan musim dari
kemarau ke penghujan atau musim pancaroba.
Sedangkan tanah longsor terjadi delapan kali mengakibatkan dua orang meninggal dunia, 73 mengungsi,
serta kerusakan pada 21 unit rumah dengan rincian dua unit rusak berat, 10 unit rusak sedang dan sembilan unot
rusak ringan.
Selain itu akibat tanah longsor juga menyebabkan tiga fasilitas umum yaitu satu fasilitas pendidikan dan
dua fasilitas peribadatan rusak. Tanah longsor terjadi di Jawa Barat enam kali dan satu kali masing-masing di Jawa
Timur dan Sumatera Utara.
BNPB juga mencatat terjadi tujuh kali banjir selama Oktober yang menyebabkan satu orang meninggal
dunia, 285 mengungsi, dan 237 unit rumah terendam. Banjir terjadi di Aceh sebanyak lima kali serta masing-masing
sekali di Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Semua tempat di Indonesia rawan terhadap angin ini. Namun yang
paling sering terjadi di wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi dan Sumatera. Pulau Jawa juga menjadi salah satu wilayah
yang sering dihantam angin ini. Di Jawa Barat, puting beliung biasa terjadi di daerah selatan seperti Ciamis, Banjar,
Tasik, dan garut, namun kerap juga terjadi di wilayah Sukabumi dan Sumedang.
Jakarta, CNN Indonesia -- Angin puting beliung kembali menerjang wilayah Cirebon menjelang
hujan pada Minggu (30/12) sore tadi. Sebanyak satu warga tewas, sembilan warga luka-luka, dan 165
rumah rusak. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), angin puting
beliung terjadi di Desa Panguragan Kulon, Kecamatan Panguragan, Cirebon. Tepatnya pada koordinat -
6° 37'39", 108°26'51", 6.1m. 324. "Dampak puting beliung, satu orang tewas, sembilan orang mengalami
luka-luka, dan 165 Rumah serta 2 Mushola mengalami kerusakan," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulis, Minggu (30/12) malam.
Usai kejadian ini, kondisi cuaca berawan. Kondisi sebagian listrik pun mati dan masih dalam
perbaikan. BNPB melakukan penanganan dengan mendata semua hal yang terdampak bencana di
sekotar lokasi kejadian. Sutopo menambahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah desa
setempat, Dinas Kesehatan, Kepolisian Sektor (Polsek), Koramil, Basarnas, Palang Merah Indonesia
(PMI) Kabupaten Cirebon, dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Lembaga menghimbau kepada
masyarakat agar menghubungi pusat layanan bencana di nomor telepon (0231) 8309887 apabila
terdapat kejadian serupa ataupun lainnya.