Anda di halaman 1dari 62

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN MASALAH


HIPERTENSI PADA DEWASA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Mata Ajar : Eva Nurlina Aprilia, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom

KELAS 3D
Sheila Rossa Salsa Billa (2920183414)
Siwi Aji Valentina (2920183415)
Tenti Indriyani (2920183416)
Ulfa Zumaro (2920183417)
Uut Nurul Fitroh (2920183419)
Wakhidatul Nur Khasanah (2920183420)
Yaasinta Dewi Setiyani (2920183421)
Yolanda Eka Safitri (2920183422)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Komunitas Dewasa dengan Masalah Hipertensidi Dusun
Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo” dan dengan harapan semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengenal
tentang asuhan keperawatan komunitas. Makalah ini juga sebagai persyaratan
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah keperawatan komunitas.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, umum
khususnya pada diri kami sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga
bisa di pergunakan dengan semestinya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 05 Januari 2021

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Tujuan........................................................................................................................2

1. Tujuan Umum............................................................................................................2

2. Tujuan Khusus...........................................................................................................2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Komunitas...............................................................................3

1. Pengertian Keperawatan Komunitas..........................................................................3

2. Tujuan Keperawatan Komunitas................................................................................3

3. Sasaran Keperawatan Komunitas...............................................................................4

4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas...................................................................4

5. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas.................................................................6

6. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas......................................................................7

7. Model Pendekatan Keperawatan Komunitas..............................................................8

8. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas..............................................................9

9. Metode (Tahap – Tahap dalam Melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas)........10

A. Konsep Hipertensi....................................................................................................13

1. Pengertian Hipertensi...............................................................................................13

iii
2. Etiologi.....................................................................................................................14

3. Manifestasi Klinis....................................................................................................15

4. Patofisiologi.............................................................................................................16

5. Klasifikasi................................................................................................................18

6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi......................................................18

7. Komplikasi...............................................................................................................20

9. Penatalaksanaan Medis............................................................................................22

10. Pencegahan Hipertensi.........................................................................................23

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian................................................................................................................25

B. Kuesioner.................................................................................................................27

C. Hasil Kuesioner........................................................................................................31

D. Analisa Data.............................................................................................................33

E. Diagnosa Keperawatan Komunitas..........................................................................35

F. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas.........................................................37

IMPLEMENTASI............................................................................................................48

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................55

B. Saran........................................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menetukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan
hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2015 yang
dikenal sebagai Millenium Development Goals (MDGs). Seperti diketahui
bersama, 8 (delapan) obyektif yang dimaksud masing-masing adalah: (i)
menghapuskan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan; (ii) memenuhi
kebutuhan pendidikan dasar; (iii) mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan; (iv) mengurangi angka kematian anak; (v)
meningkatkan kualitas kesehatan ibu; (vi) memberantas HIV/AIDS, malaria,
dan beragam penyakit lainnya; (vii) menjamin keberlanjutan lingkungan
hidup; dan (viii) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
(Budiman, 2010).
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2015
tersebut, perlu adanya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat,
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat tersebut meliputi penggerakan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, pendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, pemeliharaan dan peningkatan pelayanan
kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau, peningkatkan kesehatan
individu keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (Budiman, 2010).
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan ketrampilan di berbagai

1
bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang
harus dilibatkan dalam pencapaian rujuan pembangunan kesehatan baik di
dunia maupun di Indonesia (Iqbal, 2010).
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki
peran dan fungsi. Diantaranya peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan, pendidikan, koordinator pelayanan
kesehatan, pembaharu (inovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan
(organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan
sebagai pengelola (manager). Selain itu, perawat juga memiliki fungsi,
diantaranya fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interpenden.
Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat
diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia.
(Anderson, 2012).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Membantu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan


masyarakat di wilayah Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon
Progo.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menerapkan strategi yang tepat dalam
mengkaji dewasa dengan masalah hipertensi
b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa kesehatan dan
keperawatan komunitas dengan dewasa
c. Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan komunitas
pada dewasa

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Pengertian Keperawatan Komunitas


Perawatan kesehatan masyarakat dikelola dan dilaksanakan oleh
puskesmas secara menyeluruh, terpadu dengan pelayanan kesehatan
lainnya serta sektor lain dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Perawatan kesehatan masyarakat mengutamakan keluarga
sebagai unit pelayanan yang bersifat promotif dan preventif tanpa
mengabaikan kuratif, rehabilitatif. Kegiatan puskesmas dilaksanakan
dengan peran aktif masyarakat baik sebagai subjek maupun objek
pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus
ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
pelayanan yang baik, bersifat berkelanjutan dan menjangkau seluruh
lapisan masyarakat terutama masyarakat dengan resiko tinggi. Upaya
yang dilakukan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dan
menjangkau seluruh masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan (Akbar, 2019).

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan
kemandirian individu, keluarga, kelompok / masyarakat dengan risiko
masalah kesehatan sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Pelaksanaan dalam perawatan kesehatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pendekatan proses keperawatan dilakukan oleh perawat dalam

3
melakukan pelayanan keperawatan bagi masyarakat terutama di
puskesmas (Akbar, 2019).

3. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran kegiatan perawatan kesehatan masyarakat dalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan karena faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan maupun
ketidak mampuan dalam menyelesaikan msalah kesehatan. Sasaran
individu adalah yang mempunyai masalah kesehatan. Prioritas sasaran
pelayanan individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,
usia lanjut, klien penyakut menular dan kronis dan klien penyakit
degeneratif (Akbar, 2019).
Prioritas sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun
tidak terikat dalam institusi, prioritas sasaran masyaraat adalah
masyarakat yang rentan atau memiliki resiko tinggi terhadap timbulnya
masalah kesehatan, misal masyarakat dengan umlah bayi meningal
lebih tinggi dibanding dengan daerah lain, jumlah klien penyakit lebih
tingi dibanding daerah lain serta daerah dengan cakupan pelayanan
kesehatan yang rendah dibanding dengan daerah lain (Akbar , 2019).

4. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Ruang lingkup keperawatan komunitas menurut Amin (2019) adalah :
a. Kegiatan promotif
Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan :
Penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga secara teratur, rekreasi, pendidikan seks
b. Kegiatan preventif

4
Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat memalui
kegiatan :
1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui puskesmas,
posyandu ataupun rumah
3) Pemeriksaaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui
c. Kegiatan kuratif
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan
melalui :
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan
dari puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Kegiatan rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang di rawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama. Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan
fisik seperti penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan,
pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu
seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita stroke melalui
fisioterapi
e. Kegiatan resosilitatif
Upaya untuk mengembalikan individu, keluarga, dan kelompok
khusus kedalam pergaulan masyarakat

5
5. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat mencakup aspek bio,
psiko, sosial, dan spiritual. Kegiatan pelayanan keperawatan yang
dilakukan mencakup upaya kesehatan eprorangan danupaya kesehatan
masyarakat yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan kompetensi,
peran danfungsinya pada tatanan pelayanan kesehatan strata pertama,
baik didalam gedung (poli rawat jalan puskesmas, poli rawat inap
puskesmas, dan puskesmas pembantu) maupun diluar gedung
puskesmas (puskesmas keliling, posyandu, posbindu, UKS, dll) dengan
prioritas sasaran pelayanan keperawatan pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Akbar, 2019).
Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat menurut Akbar (2019)
adalah:
a. Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Kontak Dengan
Puskesmas
Asuhan keperawatan pada klien yang kontak dengan klien
yang berada di poliklinik puskesmas, puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, posyandu dan posbindu. Asuhan keperawatan
yang dilakukan perawatan kesehatan komunitas terdiri dari
pengkajian klien, pemberian pendidikan kesehatan, konseling
keperawatan, pemberian pengobatan sesuai kewenangan, rujukan
klien atau masalah kesehatan serta dokumentasi keperawatan.
b. Kunjungan Rumah atau (home visite)
Kegiatan kunjungan rumah merupakan bentuk pelayanan yang
bersifat komprehensif yang bertujuan untuk membina keluarga
resiko masalah kesehatan dengan cara memandirikan klien dan
keluarga. Pelayanan kesehatan diberikan ditempat tinggal klien
dengan melibatkan klien dan keluarganya sebagai objek yang ikut
berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan kesehatan. Ruang
lingkup kegiatan kunjungan rumah meliputi pemberian asuhan

6
keperawatan, pemberian pendidikan kesehatan pada klien dan
keluarga serta kegiatan pemberdayaan klien dan keluarga.
c. Kunjungan ke Kelompok
Kegiatan kunjungan ke kelompok dilakukan secara terencana
misalnya kunjungan posyandu lansia dan posyandu balita. Asuhan
keperawatan yang diberikan terdiri dari pengkajian keperawatan
individu dikelompok, pemberian pendidikan kesehatan, pemberian
pengobatan sesuai wewenang, melakukan rujukan klien atau
masalah kesehatan dan melakukan dokumentasi asuhan
keperawatan.

6. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas


Menurut Anderson (2012), pada keperawatan kesehatan
masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan
yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panang dan
bersifat berkelajutan serta melakukan kerjasama lintas program dan
lintas sectoral.
3. Secara Langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan
kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan
atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian

7
melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuannya atau
kapasitas komunitas.
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam
memilih atau melaksanaakan beberapa alternative terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

7. Model Pendekatan Keperawatan Komunitas


Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat secara keseluruhsan adalah pendekatan
pemecahan masalah yang diryangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya
kesehatan dasar (PHC) (Amin, 2019).
Pendekatan pemecahan masalah yang dimaksudkan bahwa setiap
masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya
dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat
(Budiman, 2010).
Bila kegiatan keperawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadap keluarga keluarga binaan disebut dengan family
approach, maka bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus
yang dating ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut
disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang
digunakan pendekatan-pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat
daerah binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat disebut community approach (Hikmat, 2011).

8
8. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehtan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat menurut Pakpahan (2020) yaitu :
a. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media massa, televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan msalah kesehatn di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka
temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penanganan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwapenanganan yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka
telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui
proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebutnterjadi
adanya esadaran dari dalam diri individu, kelompok atau
masyarakat sendiri.
c. Kerjasama (Patnership)
Berbagai persoalan kesehatan terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas.

9
9. Metode (Tahap – Tahap dalam Melakukan Asuhan Keperawatan
Komunitas)
Menurut (Iqbal, 2010) pelayanan dalam asuhan keperawatan
komunitas sifatnya berkelanjutan dengan pendekatan proses
keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan masalah
kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi
pengkajian, analisa dan diagnose keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor
(positif maupun negative) yang berhubungan dengan kesehatan
dalam rangka membanguan strategi untuk promosi kesehatan.
Menurut model Betty Neuman yang dikaji meliputi demografi,
populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang
dipengaruhi oleh subsistem komunitas yang terdiri dari lingkungan
fisik, perumahan, pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik
pemerintahan, kesehatan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi
dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan
langsung, data statistic, angket dan wawancara.
b. Analisa dan Diagnosa Keperawatan
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa
seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa
berat reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian
dijadikan dasar dalam pembuatan diagnose atau masalah
keperawatan. Diagnose keperawatan terdiri dari masalah kesehatan,
karakteristik populasi dan lingkungan yang dapat bersifat actual,
ancaman dan potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer,
sekunder, tersier yang cocok dengan kondisi klien (keluarga,
masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan.

10
Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan,
pengurutan masalah berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan
prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan dan sasaran,
menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
d. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat
pencegahan, yaitu:
1) Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau
disfungsi dan diaplikasikan ke populasi sehat pada
umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum
dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya
kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan
bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada
saat terjadinya perubahan deraja kesehatan masyarakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita.
3) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara
optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini
dimulai ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan
yang menetap bertujun untuk mengembalikan ke fungsi
semula dan menghambat proses penyakit.

11
e. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan
hasil yang diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi
struktur, evalusi proses, dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator
adalah melakukan evaluasi, menginterpretasikan data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk
membuat keputusan dalam memberikan asuhan keperawatan.

12
A. Konsep Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka keakitan (morbiditas) dan angka
kematian/mortalitas. Tekanan darah 140/90mmHg didasarkan pada dua
fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukkan
fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung. (Endang Triyanto,
2014).
Hipertensi atau darah tinggi diartikan sebagai peningkatan
tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal.
Hipertensi sering dikatakan sebagai Sillent Killer, karena termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejala terlebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi merupakan
penyakit yang kerap dijumpai di masyarakat dengan jumlah penderita
yang terus meningkat setiap tahunnya. Baik disertai gejala atau tidak,
ancaman terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh hipertensi terus
berlangsung. (Vitahealth, 2005 dalam Paskah Rina Situmorang 2015).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus menerus dimana sistolik lebih dari 140mmHg,
tekanan diastolik 90mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah
tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara
kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh.
(Koes Irianto, 2014 dalam Lisma Nurlina Manurung, 2018).

13
2. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) dalam Endang Triyanto (2014)
penyebab hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih
belum dapat diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolong
hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50
tahun. Hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi dimana
penyebab sejunder dan hipertensi tidak ditemukan (Lewis, 2000).
Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovaskuler,
aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit
lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab
timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang diantaranya
adalah faktor stres, intake alkohol moderat, merokok, lingkungan,
demografi, dan gaya hidup.
Diagnosis hipertensi dibuat setelah minimal 2 kali pengukuran
tekanan darah tetap menunjukkan peningkatan. Pengulangan
pengukuran tekanan darah dilakukan setelah 2 menit. Dikenal istilah
fenomena “white coat”, yaitu suatu keadaan peningkatan tekanan
darah yang terbaca saat diukur oleh dokter atau tenaga kesehatan.
Fenomena hipertensi white coat dapat disingkirkan dengan
melakukan pengukuran pada 2 seting tempat yang berbeda, yaitu
pengukuran oleh dokter atau tenaga kesehatan dan pengukuran di
rumah atau komunitas. Pengukuran tekanan darah dilakukan secara
cermat dab hati-hati, untuk menentukan keakuratan diagnosa.
Monitoring tekanan darah selama aktivitas atau pergerakan juga
dapat membantu menegakan diagnosis.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan

14
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
Golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia
esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan
ke penderita hipertensi esensial.

3. Manifestasi Klinis
Menurut Rokhaeni (2001) dalam Nurhidayat (2015), manifestasi
klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

Tanda dan gejala utama hipertensi menurut Aspiani (2014)


menyebutkan bahwa gejala umum setiap penderita hipertensi tidak
sama, bahkan timbul tanpa gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Detak Jantung terasa cepat
d. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera.

Menurut teori Bruner dan Suddarth (2014) penderita hipertensi


mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadinya
penyempitan pembuluh darah yang akan menyebabkan peningkatan
vascular cerebral, keadaan tersebut akan menyebabkan nyeri kepala
sampai tengkut pada penderita hipertensi.

15
4. Patofisiologi
Mikanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak pada Vasmotor pada medulla diotak. Dari Vasmotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks
dan abdomen. Rangsangan pusat vasmotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pemuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mepengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
neorepinefrin, meski tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla
adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, vaskontriksiktor kuat, yang
pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua
faktor tersebut cenderung mencetus hipertensi (Brunner and Suddarth,
2002 dalam Aspiani, 2016).

16
Pathway

17
5. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut Triyant (2014) adalah :

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah


Diastolik
Normal Dibawah 20 mmHg Dibawah 80 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi


Menurut Ardiansyah (2012) faktor yang mempengaruhi hipertensi
adalah :
a. Faktor Resiko yang tidak dapat di kontrol
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinnya hipertensi pada pria dengan wanita.
Wanita diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah
dibandingan pria ketika berusia 20 – 30 tahun. Tetapi akan
mudah menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun,
sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh pada wanita. Hal
ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah
menopause.
2) Umur
Perubahan tekanandarah pada seseorang secara stabil akan
berubah di usia 20 – 40 tahun. Stelah itu akan cenderung lebih
meningkat secara tepat. Sehingga, semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah akan semakin meningkat. Jadi
seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi di bandingkan usia muda.
3) Keturunan (Genetik)

18
Adanya faktor genietik tentu akan berpengaruh terhadap
keluaraga yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini
terjadi adaanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu
sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi
menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingkan dengan
orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga dengan riwayat
hipertensi.
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi
tekana darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan
yang rendah, kemungkinan kuranganya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga
berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat.
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat di kontrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi
kebutuha energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan
atau obesitas dan akan memperburuk kondisi.
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan
menurunkan tahanan perifer, sehingga melatih otot jantung
untuk terbiasa melakukan pekerjaan yang lebih berat karena
adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini
dikarenakan di dalam kandungan nikotin yang dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan

19
WHO merekomendasikan konsumsi garap yang dapat
mengurangi peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasika adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4
gram atau 6 gram sodium).
5) Minum alkohol
Ketika mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tergolong parah
karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan
menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75 – 200 mg, dimana
dalam satu cangkir dapat meningkatkan tekanan darah 5-10
mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi
vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah.
Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30
mmHg. Jika individu merasa cemas pada masalah yang
dihadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinnya. Hal ini
dikarenakan kecemasan yang berulang ulang akan
mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jntung
memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.

7. Komplikasi
Menurut Ardiansyah (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1. Stroke
Stroke akibat dari pencahnya pembuluh ada di dalam otak atau
akibat embolus yang terlepas terlepas dari pembuluh non-otak.
Stroke bila terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh

20
darah sehingga aliran darah pada area tersebut kurang. Arteri yang
mengalami aterosklerosis dapat melemah dan meningkatkan
terbentuk aneurisma.
2. Infark Miokard
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami
arterosklerotik tidak cukup oksigen yang tersuplai ke miokardium
apabila terbentuk thombus yang dapat menghambat aliran darah
melalui pembuluh darah tersebut karena terjadinya hipertensi kronis
dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan oksigen miokardium tidak
dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark.
3. Gagal ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada
kapiler-kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah
mengalir ke inti fungsional ginjal, neuron terganggu dan berlanjut
menjadi hipoksis dan kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan
protein keluar melalui urine dan terjadi edema pada penderita
hipertensi kronik.
4. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otot) terjadi pada hipertensi maligna
(hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan
yang tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertipsium
diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro disekitarnya
terjadi koma dan kematian.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan penunjang pada pasien hipertensi adalah riwayat
pemeriksaan fisik secara menyeluruh, pemeriksaan retina, pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri, urinalisa ntuk
mengetahui protein dalam urine darah, glukosa, pemeriksaan genogram,

21
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dalam dan penentuan kadar urine,
foto thorax dan CT scan (Hidayat, 2014).

9. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis hipertensi menurut Reni (2014), adalah
sebagai berikut :
a. Terapi oksigen
b. Pemantauan hemodinamik
c. Pemantauan jantung
d. Obat-obatan/farmakologik

Menurut Susilo (2011) pengobatan farmakologik pada setiap


penderita hipertensi memerlukan pertimbangan berbagai faktor seperti
beratnya hipertansi, kelainan organ, dan faktor lain. Jenis obat anti
hipertensi yang sering digunakan sebagai berikut :
a. Diuretik

Diuretik adalah obat yang memperbanyak kencing,


mempertinggi pengeluaran garam (NaCl). Dengan turunnya kadar
Na+ , maka tekanan darah akan turun, dan efek hipotensinya
kurang kuat.
b. Alfa-blocker

Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor


alfa dan menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan
darah. Karena efek hipotensinya ringan sedangkan efek
sampingnya agak kuat.
c. Beta-blocker

Mekanisme kerja obat beta-blocker belum diketahui


dengan pasti. Diduga kerjanya berdasarkan beta blokase pada
jantung sehingga menguangi daya dan frekuensi jantung.
d. Obat yang bekerja sentral

22
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan
noradrenalin sehingga menurunkna aktivitas saraf adrenergik
perifer dan turunnya tekanan darah. Penggunaan obat ini perlu
memperhatikan efek hipotensi ortostatik.
e. Vasodilator
Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding
arteriola sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan
tekanan darah menurun.
f. Antagonis kalsium

Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat


pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh dengan
efek vasodilatasi dan turunnya tekanan darah.

g. Penghambat ACE

Obat penghambat ACE ini menurutkan tekanan darah


dnegan cara menghambat angiotension converting enzyme yang
berdaya vasoikonstriksi kuat.

10. Pencegahan Hipertensi


Rekomendasi gaya hidup yang harus di taati menurut CHEP
2011 untuk mencegah risiko menjadi hipertensi, dianjurkan untuk
menurunkan asupan garam sampai di bawah 1500 mg/hari. Diet yang
sehat ialah bilamana dalam makanan sehari-hari kaya dengan buah-
buahan segar, sayuran, rendah lemak, makanan yang kaya serat (soluble
fibre), protein yang berasal dari tanaman, juga harus tidak lupa olahraga
yang teratur, tidak mengkonsumsi alkohol, mempertahankan berat
badan pada kisaran 18,5-24,9 kg/m² (Setiati, 2015).
Menurut Riyadi (2011), mencegah hipertensi terbagi atas dua
bagian atas:
a. Pencegahan Primer

23
Faktor risiko hipertensi antara lain: tekanan darah di atas
rata-rata, adanya riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga,
ras (negro), takikardia, obesitas dan konsumsi garam yang
berlebihan di anjurkan untuk :
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk
menjaga agar tidak terjadi hiperkkolesperolemia, diabetes
milletus, dan sebagainya.
2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi
rendah garam.
4) Melakukan excercise/ olahraga untuk mengendalikan berat
badan.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah
diketahui menderita hipertensi karena faktor tertentu, tindakan
yang bisa dilakukan berupa:
1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik
dengan obat maupun tindakan-tindakan seperti pencegaha
primer.
2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat
terkontrol secara normal atau stabil mungkin.
3) Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik yang lain
harus dikontrol.
4) Batasi aktivitas.

24
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
Dalam pengumpulan data Asuhan Keperawatan Komunitas pada
Dewasa dengan hipertensi di Dusun Kuwirun, Desa Kuwirun, Kecamatan
Wates menggunakan metode penyebaran kuesioner dan wawancara pada
dewasa di Dusun Kuwirun.
1. Data Demografi
Distribusi agregat anak sekolah dengan hipertensi di Dusun Kuwirun,
Kulwaru, Wates, Kulon Progo berdasarkan usia, jenis kelamin, jenjang
pendidikan, tekanan darah (n=10)

Variabel Jumla Presentase (%)


h
UMUR
Dewasa Awal (26-35 tahun) 3 30 %
Dewasa Akhir (36-45 tahun) 7 70 %

Variabel Jumla Presentase (%)


JENIS h
KELAMIN
Laki-laki 6 60 %
Perempuan 4 40 %

PENDIDIKAN Variabel Jumla Presentase (%)


h

25
Tidak Tamat Sekolah 4 40 %
SD 3 30 %
SMP 1 10%
SMA 1 10%
Diploma/Sarjana 1 10%

Variabel Jumla Presentase (%)


h

Rendah 1 10 %
TEKANAN
(≤ 90/60 mmHg)
DARAH Normal 3 30 %
(90-120/80-90 mmHg)
Tinggi 6 60 %
(≥140/100 mmHg)

Intepretasi data :
Berdasarkan data di atas dengan jumlah n=10 di Dusuk Kuwirun dapat dilihat
bahwa usia dewasa awal dan dewasa akhir yang banyak adalah dewasa akhir
dengan rentan usia ≥ 36 tahun (70%), jenis kelamin yang banyak adalah laki-
laki (60%), tingkat pendidikan responden usia dewasa paling banyak tidak
tamat sekolah (40%) dan tekanan darah pada usia dewasa adalah tinggi
(60%).

26
B. Kuesioner

STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA


LEMBAR KUISIONER KESEHATAN ANAK SEKOLAH
DENGAN KARIES GIGI

Petunjuk pengisian :
Isilah titik-titik dibawah ini.
1. Kepala Keluarga : .........................................
2. Nama Ibu : .........................................
3. Jumlah Anak : .........................................
4. Nama Remaja : .........................................
5. Alamat : RT....../RW...... Kelurahan............... Kecamatan.........
6. Umur : ......... Tahun
7. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan* (*coret yang tidak dipilih)
8. Suku : Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Dayak, Lainnya............
9. Pendidikan : Tidak sekolah/SD/SMP sederajat/SMA sederajat*
Kelas......
KUESIONER A (PENGETAHUAN)

KUESIONER A (PENGETAHUAN)
Petunjuk : (B= Benar, S= Salah)
N PERTANYAAN B S
O
1. Apakah hipertensi disebut juga sebagai penyakit
tekanan darah tinggi ?
2. apakah tekanan darah >140/90 mmHg atau lebih
merupakan tekanan darah normal ?
3. Apakah penyakit darah tinggi merupakan penyakoit
keturunan ?
4. Apakah semakin bertambah umur, tekanan darah
semakin meningkat ?
5. Apakah faktor umur, jenis kelamin, dan genetik

27
merupakan faktor resiko yang tidak dapat diubah ?
6. Apakah stroke, sakit jantung, dan gagal ginjal
merupakan komplikasi penyakit hipertensi ?
7. Apakah mengendalikan faktor resiko, seperti minum
obat merupakan penanggulangan penyakit hipertensi ?
8. Apakah meminum obat hipertensi hanya diminum pada
saat dirasakan ada keluhan ?
9. Apakah buah-buahan dan sayur-sayuran makanan yang
dapat menyebabkan darah tinggi ?
10. Apakah olahraga secara teratur, mengurangi makanan
asin atau garam merupakan kegiatan yang dapat
mengurangi resiko darah tinggi ?

28
KUESIONER B (PERILAKU)
NO. PERTANYAAN Tidak Setuju
Setuju
1. Saya merasa pusing jika tekanan darah saya tinggi
2. Ketika saya merasa pusing saya minum obat
3. Obat yang saya konsumsi yaitu obat yang harganya
terjangkau
4. Saya menyukai dan meminum minuman beralkohol
5. Saya melakukan jenis jalan santai/joging/gerak-gerak badan
sampai berkeringat
6. Merokok dapat memivu terjadinya hipertensi
7. Kebiasaan merokok dan minum-minuman dapat
menyebabkan hipertensi
8. Saya jadi kurang tidur
9. Saya sering sulit tidur
10. Saya sering merasa sakit kepala

29
KUESIONER C (SIKAP)
NO. Pertanyaan Tidak Setuju
Setuju
1. Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat
dalam jangka waktu yang lama sebaiknya
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
terdekat.
2. Penderita hipertensi baiknya memeriksakan
tekanan darah secara teratur tiap bulan dan
mengontrol pola makan.
3. Kurang istirahat dan banyak beban pikiran dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat.
4. Penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan
olahraga ringan seperti jogging dan senam.
5. Konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi
penderita hipertensi.
6. Mengurangi makanan yang mengandung lemak
seperti gorengan, dan makanan yang bersantan
perlu dilakukan oleh penderita hipertensi.
7. Jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan
saja minum obat anti hipertensi tidak perlu ke
pukesmas.
8. Menurunkan berat badan secara bertahap bisa
mengurangi resiko tekanan darah tinggi.
9. Mengonsumsi makanan seperti daging-dagingan
dapat meningkatkan tekanan darah tinggi.
10. Dukungan keluarga sangat penting perannya
dalam keberhasilan penderita hipedrtensi dalam
menjalankan dietnya.

30
C. Hasil Kuesioner
Distribusi Frekuensi Dewasa dengan Masalah Hipertensi di Dusun
Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo
Tahun 2021 (n=10)

Varieabel Jumlah Presentasi (%)


Baik 5 50 %
Pengetahuan Kurang Baik 5 50 %
Total 10 100%

Varieabel Jumlah Presentasi (%)


Baik 7 70 %
Sikap Kurang Baik 3 30 %
Total 10 100 %

Varieabel Jumlah Presentasi (%)


Baik 2 20 %
Perilaku Kurang Baik 8 80 %
Total 10 100%

31
Distribusi Frekuensi Dewasa dengan Masalah Hipertensi di Dusun Kuwirun,
Kulwaru, Wates, Kulon Progo
Tahun 2021 (n=10)

0
Pengetahuan Sikap Perilaku

Intepretasi data :

Berdasarkan data diatas n=10 di Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo di
dapatkan data bahwa responden dewasa yang memiliki pengetahuan baik tentang
hipertensi (50%), sikap yang baik (70%), dan yang memiliki perilaku baik (20%).
Akan tetapi ada juga dewasa yang masih memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang hipertensi yang kurang baik, untuk pengetahuan yang kurang baik (50%),
sikap kurang baik (30%), dan perilaku kurang baik (80%).

32
D. Analisa Data
Analisa Masalah Kesehatan pada Agregat Dewasa dengan Masalah
Hipertensi di Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo
Tahun 2021

Data Masalah

Data Primer : Ketidakefektifan


Wawancara Pemeliharaan Kesehatan
- Dewasa dengan hipertensi jarang memeriksakan pada Dewasa dengan
kesehatannya di puskesmas, namun akan datang Masalah Hipertensi di
ke pusat kesehatan jika hipertensi sudah terjadi Dusun Kuwirun, Kulwaru,
dan terkadang dewasa dengan lansia tidak Wates, Kulon Progo
memeriksakannya dan hanya beristirahat di
rumah
Kuesioner (n=10)
- Sebagian besar dewasa dengan hipertensi
memiliki pengetahuan mengenai hipertensi
(50%)
- Keluhan dalam satu bulan terakhir yang banyak
dialami oleh dewasa dengan hipertensi adalah
pusing (65%)
- Dewasa yang memeriksakan kesehatannya di
puskesmas / pusat kesehatan hanya (35%)
- Sebagian dewasa belum pernah mendapatkan
penyuluha tentang hipertensi (25%)
Data Primer : Resiko Peningkatan
Wawancara Penderita Hipertensi pada
- Belum aktif dan optimalnya pelayanan Dewasa di Dususn Kuwirun,
kesehatan dewasa di masyarakat Kulwaru, Wates, Kulon

33
- Kegiatan penyuluhan kesehatan dari pihak Progo
pemerintah desa belum optimal bahkan jarang
ada kecuali posyandu
Kuesioner (n=10)
- Sebagian dewasa belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang hipertensi (25%)
- Jumlah dewasa dengan hipertensi (60%)
- Dewasa dengan hipertensi yang memeriksakan
kesehatanya hanya (30%)
- Dewasa yang tidak pernah berkonsultasi ke
pelayanan kesehatan mengenai masalah
hipertensi (60%)

34
E. Kriteria Penapisan
Kriteria Penapisan

Diagnosa Sesuai Jumlah Besarnya Kemungkinan Minat Kemungkinan Sesuai Sumber Sumber Sumber daya Adanya Adanya Jumlah
Keperawatan dengan yang risiko untuk Masyarakat masalah untuk dengan daya daya dana untuk fasilitas SDM Skore
Komunitas Peran berisiko dilakukan untuk diatasi program tempat waktu menyelesaikan kesehatan untuk
Perawat pendidikan menyelesaikan kesehatan masalah mengatasi
Komunitas kesehatan masalah kesehatan masalah

Ketidakefektifa
n manajemen
terapeutik
keluarga pada 5 5 5 5 4 4 4 2 3 3 2 3 45
lansia dengan
hipertensi di
Banyusumurup

Resiko
peningkatan
penderita
5 4 4 5 5 3 4 2 3 3 2 3 43
hipertensi pada
lansia di
Banyusumurup

35
Keterangan :
Rentang Skor : 1-5
Keterangan :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

36
F. Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Dewasa dengan Masalah
Hipertensi di Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo
2. Resiko Peningkatan Penderita Hipertensi pada Dewasa di Dususn
Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo

37
G. Rencana Kerja (Plan Of Action / POA) Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Dewasa
dengan Hipertensi di Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo 2021
Sumber Daya
Diagnosa Kegiatan Tujuan Penanggun Waktu Tempat Alokasi Kelanjutan
g Jawab Dana
Ketidakefektifam Kegiatan primer
pemeliharaan kesehatan Pendidikan
pada dewasa dengan kesehatan
hipertensi di Kuwirun
Mahasiswa 1-28 Rumah Pak Mahasiswa 3 minggu
dan kader Januari Dukuh
1. Penyuluhan 2021 Kuwirun,
1. Untuk memberi
tentang hipertensi Kluwaru,
informasi kepada
(pentingnya Wates, Kulon
pasien tentang
mengkontrol, Progo
hipertensi dan pola
mengecek
makan penderita
tekanan darah dan
hipertensi
berobat rutin,
serta pola diet
hipertensi Mahasiswa 1-28
Januari
2021
2. Untuk memberi
2. Edukasi kepada
informasi kepada
kmasyarakat
keluarga tentang
mengenai
hipertensi dan
hipertensi, peran
pentingnya support Mahasiswa 1-28 Mahasiswa 1 minggu
dan support
38
dan kader Januari sekali
2021
keluarga kepada pasien

Kegiatan sekunder
1. Edukasi kepada
keluarga untuk
pemberian
tentang 1. Keluarga dan pasien
penggunaan lebih memperhatikan
garam ,masako tentang makanan yang
untuk dikonsumsi Mahasiswa 1-28
mengontrol dan Kader Januari Rumah Pak -
hipertensi. 2021 Dukuh Imam

Kegiatan tersier

1. Pendampingan
1. Untuk meningkatkan
terhadap keluarga
kemandirian keluarga
terkait dengan
dalam merawat
penanganan dan
anggota keluarganya
perawatan
dengan masalah
anggota keluarga
hipertensi
dengan penderita
hipertensi di
rumah

Resiko peningkatan Kegiatan primer Mahasiswa 1-28 Rumah pak Mahasiswa 3 minggu

39
penderita Hipertensi pada dan kader Januari Dukuh sekali
usia dewasa di Dusun 2021 Kuwirun,
1. Mengadakan 1. Untuk meningkatkan Kluwaru,
kuwirun
senam hipertensi kesejahteraan Wates, Kulon
kepada kesehatan masyarakat Progo
masyarakat usia pada usia dewasa
dewasa penderita penderita hipertensi
hipertensi
Mahasiswa
Kegiatan sekunder dan kader Rumah Pak
1. Penyuluhan cara 1. Untuk meningkatkan Dukuh Imam
mengontrol pengetahuan keluarga
hipertensi kepada tentang cara
anggota keluarga mengontrol hipertensi
yang memiliki pada keluarga yang
hipertensi memiliki anggota
keluarga dengan
hipertensi

2. Pengecekkan 2. Untuk mengetahui


tekanan darah perkembangan
dan konsultasi kesehatan dan
(check up) gangguan-gangguan
hipertensi. kesehatan yang
dialami dengan
hipertensi.
Kegiatan tersier

40
1. Pembuatan form 1. Untuk mengetahui
tentang evaluasi perubahan
frekuensi perkembangan
terkontrolnya frekuensi
tekanan darah terkontrolnya tekanan
hasil pada darah rutin serta
hipertensi hasilnya pada
penderita hipertensi

H. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Dewasa dengan Hipertensi di Dusun Kuwirun, Kulwaru,
Wates, Kulon Progo

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada dewasa dengan hipertensi

Diagnosa Kep. Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempa Penanggung


Komunitas Umum Khusus Intervensi Kegiatan Kriteria Standar Dana t Jawab
Ketidakefektifa Setelah Setelah Pemberdayaa Primer: Kognitif 1. 50% kader dapat Mahasiswa Mahasiswa
m pemeliharaan dilakukan dilakukan n masyarakat Bekerjasam memotivasi para
kesehatan pada Intervensi Intervensi a dengan usia dewasa
dewasa dengan keperawatan keperawatan kader untuk hipertensi
hipertensi di komunitas komunitas selalu
Kuwirun selama 3 selama 3 memotivasi
minggu minggu para usia
masalah masalah dewasa
ketidakefektifa ketidakefektifan untuk

41
n pemeliharaan pemeliharaan memelihara
kesehatan pada kesehatan pada kesehatan.
dewasa dengan dewasa dengan
hipertensi dapat hipertensi
teratasi. diharapkan:
Kegiatan
Primer :
1. Kader dapat
memotivasi
masyarakat
dewasa untuk
memelihara
kesehehatan
agar tidak
terjadi
hipertensi

Kegiatan Pendidikan Skunder: Psikomoto 2. 50% memiliki Kader Mahasiswa

42
Sekunder kesehatan Melakukan r pengetahuan, kesehatam
2. Meningkatka penyuluhan sikap, dan n
n kelompok ketrampilan baik
pengetahuan masyarakat tentang cara
kelompok penanganan
masyarakat hipertensi.
tentang cara
merawat
hipertensi
ditandai
dengan
menyebutkan
pengertian,
tanda dan
gejala, dan
akibat dari
hipertensi
yang tidak
terkontrol

Kegiatan Pemberdayaa Tersier: Kognitif 3. 60% dewasa Kader Mahasiswa


Tersier n masyarakat Membentuk memiliki kesadaran kesehatan
3. Masyarakat pengawasan untuk rutin
memahami minum obat memeriksakan
pentingnya kesehatannya
ketepatan
pengobatan
hipertensi
agar dapat

43
terkontrol
Afektif 4. Tersosialisasinya Mahasiswa Mahasiswa
rencana dan kader
pembuatan form
tentang evaluasi
frekuensi rutin
cek tekanan
darah pada usia
dewasa
Afektif 5. 50% form Mahasiswa Mahasiswa
tentang evaluasi
frekuensi rutin
cek tekanan
darah pada usia
dewasa

44
2. Resiko peningkatan penderita hipertensi pada dewasa

Resiko Setelah Setelah Pendidikan Pencegahan Kognitif 1. Usia dewasa


peningkatan dilakukan dilakukan kesehatan sekunder: mengikuti
penderita intervensi intervensi Pendidikan pendidikan
hipertensi pada keperawatan keperawatan kesehatan kesehatan.
usia dewasa di komunitas komunitas langsung 2. Peningkatan dan
Kuwirun selama 3 diharapkan: pemeliharaan perilaku lansia
minggu a. Pasien hipertensi tentang
diharapkan dan pemeliharaan
tidak terjadi keluarga hipertensi.
peningkatan memiliki
hipertensi perilaku
pada usia tentang
dewasa hak
pemelihar
aan
kesehatan
hipertensi
.
Pencegahan Afektif 3. Masyarakat Mahasiswa Mahasiswa
skunder: dewasa dengan dan kader
Penyuluhan hipertensi yang
terhadap memeriksakan
keluarga tekanan darah
terkait sebulan sekali
dengan 60%
penanganan 4. Masyarakat

46
dan dewasa
perawatan menerapkan pola
anggota makan yang 70%.
keluarga 5. Masyarakat
dengan dewasa rutin
hipertensi di mengkonsumsi
rumah obat hipertensi
secara teratur
(90%)

47
IMPLEMENTASI

No Diagnosa Tanggal Implementasi Tujuan Sasaran Evaluasi (struktur, Faktor Faktor Pelaksana
. kegiatan proses, hasil). pendukung penghambat

1. Ketidakef 8 Januari Pencegahan Menamb Masyara Evaluasi 1. Terse Ada Mahasiswa dan
ektifam 2021 Sekunder ah kat Struktur: diany beberapa kader
pemelihar Strategi: pengeta penderit a alat- masyarakat
1. Masyarakat alat
aan pendidikan huan a yang tidak
dusun yang
kesehatan kesehatan masyara hiperten Kuwirun hadir mema dapat
pada kat di si dan tepat waktu dai. menghadiri
dewasa 1. Memberikan dusun risiko kegiatan
ditempat 2. Masy
dengan pendidikan Kuwirun hiperten penyuluhan. arakat karena
hipertensi serta si. 2. Penyelenggara sangat padatnya
kesehatan
di meningk an penkes antusi kegiatan.
mengenai berjalan as
Kuwirun atkan
dengan baik. terhad
pengertian, pemelih 3. Pengkoordinas ap
tanda dan araan ian berjalan kegiat
kesehata sesuai dengan an.
gejala, dan
n secara tugas masing- 3. Pemb
akibat dari efektif masing agian
dengan Evaluasi Proses : tugas
hipertensi
1. Masyarakat di yang
kriteria :
yang tidak Dusun terkoo
mampu Kuwirun rdinas
terkontrol. menyeb antusias i
(Kognotif) utkan terhadap denga

48
pengerti materi penkes. n baik
an, 2. Masyarakat di dan
tanda Dusun lancar
Kuwirun .
dan
antusias dalam 4. Duku
gejala, mengikuti ngan
dan kegiatan dari
akibat sampai selesai. masya
dari 3. Masyarakat di rakat
hiperten Dusun sekita
si. Kuwirun r
selama proses terhad
penkes ap
berlangsung kegiat
banyak yang an
mengajukan yang
pertanyaan dilaks
dan banyak anaka
yang dapat n.
menjawab
pertanyaan.
Evaluasi Hasil :
1. Masyarakat di
Dusun
Kuwirun
mampu
menjelaskan
kembali
pengertian,

49
tanda dan
gejala, dan
akibat dari
hipertensi.

2. Resiko 9 Januari Memberikan Masalah Masyara Evaluasi 5. Terse Ada Mahasiswa dan
peningkat 2021 keterampilan hiperten kat Struktur: diany beberapa kader
an kesehatan berupa si di penderit a alat- masyarakat
1. Masyarakat di alat
penderita senam hipertensi. Dusun a yang tidak
dusun yang
hipertensi (psikomotor) Kuwirun hiperten Kuwirun mema dapat
pada usia tidak si dan menghadiri dai. menghadiri
dewasa di mengala risiko pelatihan 6. Masy kegiatan
Kuwirun mi hiperten keterampilan arakat karena
peningk si. kesehatan sangat padatnya
atan dengan tepat antusi kegiatan.
waktu. as
dengan
2. Penyelenggara terhad
kriteria : an pelatihan ap
Masyara keterampilan kegiat
kat kesehatan an.
mampu berjalan 7. Pemb
melakuk dengan baik. agian
an 3. Pengkoordinas tugas

50
senam ian pelatihan yang
hiperten keterampilan terkoo
si yang kesehatan rdinas
berjalan sesuai i
diajarka
dengan tugas denga
n. masing- n baik
masing. dan
Evaluasi proses : lancar
1. Masyarakat di .
Dusun Dukungan
Kuwirun dari
antusias masyaraka
terhadap
t sekitar
keterampilan
kesehatan terhadap
yang kegiatan
dipraktikkan. yang
2. Masyarakat di dilaksanak
Dusun an.
Kuwirun
antusias
mengikuti
kegiatan
sampai selesai.
3. Masyarakat di
Dusun
Kuwirun
selama proses
keterampilan

51
kesehatan
berlangsung
antusias
mencoba
keterampilan
kesehatan
yang di
praktikkan.
Evaluasi hasil :
Masyarakat di
Dusun Kuwirun
mampu
mempraktikkan dan
melakukan senam
hipertensi.

52
BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian yang telah kami lakukan pada dewasa yang
berada di Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo di temukan
permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan dan gaya hidup masyarakat yang
tidak sehat. Dari hasil wanwancara dan kuesioner dari 100% presentase
tentang tekanan darah tinggi didapatkan 60% orang usia dewasa mempunyai
tekanan darah tinggi dan riwayat darah tinggi. Masyarakat kurang memahami
tentang permasalahan bagaimana cara penanganan tekanan darah tinggi.
Dalam hasil wawancara penyuluhan tentang penyakit hipertensi masih jarang
masyarakat yang melakukan pemeriksaan secara rutin. Untuk itu kami
melakukan program kerja bekerjasama setempat untuk melakukan
penyuluhan dengan tujuan meningkat kesejahteraan kesehatan dan
pengetahuan kelompok masyarakat usia dewasa.
Selain itu kami menegakkan diagnosa ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada usia dewasa dengan hipertensi dan risiko peningkatan jumlah
hipertensi pada masyarakat usia dewasa di kuwirun, kulwaru, wates kulon
progo. Faktor penghambat dalam melakukan kegiatan adalah keterbatasan
kelompok untuk melakukan pengkajian dari kuesioner maupun wawancara
secara maksimal karena terhalang adanya keadaan pandemi. Selain itu
masyarakat usia dewasa kurang perduli terhadap kesehatan dan melakukan
gaya hidup kurang sehat. Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah banyak
masyarakat di dusun Kuwirun yang bersedia membantu dan menjadi
responden kelompok.
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan pemberian
keterampilan senam hipertensi pada masyarakat di Dusun Kuwirun Kulwaru
Wates Kulon Progo kami mendapatkan dukungan dari masyarakat karena
masyarakat sangat berantusias untuk mengikuti seluruh kegiatan yang kami
rencanakan. Pegetahuan masyarakat terhadap hipertensi meningkat, ditandai

54
dengan setalah materi penyuluhan disampaikan masyarakat aktif bertanya
maupun menjawab mengenai materi yang sudah kami sampaikan.

55
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian dengan membagikan kuesioner mengenai masalah
hipertensi pada usia dewasa di dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo
pada Tahun 2021 didapatkan data sebanyak 60% usia dewasa mengalami
hipertensi. Disamping itu masyarakat memiliki pengetahuan yang kurang
terhadap hipertensi dan masyarakat kurang memiliki kesadaran terhadap
kesehatannya serta masih melakukan gaya hidup yang kurang sehat. Dari
hasil pengkajian menggunakan kuesioner data yang diambil meliputi data
pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan hasil 50% masyarakat memiliki
pengetahuan yang kurang 30% memiliki sikap yang kurang baik dan 80%
masyarakat memiliki perilaku yang kurang baik.
Saat dilakukan Musyawarah Mufakat Desa masyarakat dapat
mengikuuti acara dengan baik dari awal sampai akhir. Peserta penyuluhan
pun dapat memahami apa yang di sampaikan oleh mahasiswa, dan juga
peserta dapat berperan aktif dalam kegiatan dengan antusiasme yang tinggi.
Para peserta juga dapat mengemukakan pertanyaan apa yang belum dipahami
kepada mahasiswa.

B. Saran
Dengan diadakannya penyuluhan mengenai penyakit hipertensi pada
masyarakat usia dewasa di Dusun Kuwirun, Kulwaru, Wates, Kulon Progo
diharapkan masyarakat lebih memperhatikan kesehatannya dan melakukan
gaya hidup yang lebih sehat dengan rutin melakukan cek tekanan darah di
Puskesmas atau pekayanan kesehatan lainnya.
Para masyarakat di harapkan dapat menerapkan apa yang sudah di
sampaikan penyuluh dalam kehidupan sehari hari agar para kesehatan peserta
dapat terjaga dan tekanan darah peserta dapat dalam angka normal.

55
Diharapkan juga para kader dapat selalu mengkontrol status kesehatan
masyarakat yang ada di Dusun Kuwirun agar msyarakat dapat mendapatkan
keadaan sehat jasmani dan rohani.

56
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad Agung. 2019. Buku Ajar Konsep Konsep Dasar Dalam
Keperawatan Komunitas. Sleman : Deepublish
Amin, M. H. L. 2019. Sistem Pelayanan Asuhan Keperawatan Kesehatan
Komunitas: Studi Kasus di Dusun Mensaleng. Jurnal Kesehatan Qamarul
Huda, 7(2), 59-70 Pakpahan, Martina dkk . 2020. Keperawatan
Komunitas. Medan : Yayasan Kita Menulis
Anderson, E.T. & McFarlane, J. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktek. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ardiansyah .M . 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta :DIVA Press.
Aspiani, R. Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC.
Brunner dan Suddarth. 2014. Keperawatan medikal Bedah. Jakarta: EGC. Edisi 8.
Vol 2.
Budiman. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, Saiful 2014.Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi dengan
Pendekatan Riset .Ponorogo :Unismuh.
Iqbal Mubarak, W. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika
Manuring, Lisma Nurlina.2018.Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah
Utama Hipertensi pada Tn.A di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsang
Kota Yogyakarta.Prodi D-III Keperawatan.Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Yogyakarta.
Nuraini Binanti. 2015. Risk Factors Of Hypertension. Lampung. Jurnal Majority.
Nurhidayat, Saiful. 2015. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi.
Ponorogo: UNMUH Ponorogo Press.
Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarya : Pustaka.
Setiati siti ,et al. 2015 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam .6th rev . Jakarta : Internal
Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Situmorang, Paskah Rina.(2015).Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi pada Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Sari Mutiara Medan Tahun 2014.Jurnal Keperawatan IMELDA, Vol 1, 1.
Susilo, Y., Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Triyanto, Endang. 2014.Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita
Hipertensi.Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai