Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ASMA DAN SLOW DEEP BREATHING”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pembimbing : Septiana Fathonah, M., Kep

Oleh :

Sheila Rossa Salsa Billa

2920183414

2D

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Penyuluhan Tentang Penyakit Asma dan Terapi Slow Deep Breathing
untuk Pasien Penderita Asma

Sub Pokok Bahasan : Penyakit asma dan Terapi Slow Deep Breathing

Hari / Tanggal : Jum’at, 20 Juni 2020

Waktu : 08.30 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Sasaran : Pasien Asma

A. Tujuan Instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran dapat menjelaskan tentang penyakit


asma secara menyeluruh dan cara melakukan teknik terapi SDB secara benar.

2. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga


dapat memahami dan menjelaskan tentang :

a. Pengertian penyakit asma

b. Penyebab/faktor pencetus asma

c. Gejala asma

d. Cara mencegah asma

e. Pengertian terapi SDB

f. Cara melakukan terapi SDB

B. Media

1. Kertas presentasi

2. Leafet

C. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab
D. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
NO. Kegiatan Penyuluhan Metode Media Kegiatan Pasien & Waktu
Kegiatan Keluarga
a. Mengucapkan Salam a. Menjawab salam

b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan


dan
c. Menyampaikan tujuan dan memperhatikan
menjelaskan kontrak
1. Pembukaan Ceramah - 2 Menit
waktu c. Meberikan respon

d. Membina hubungan saling


percaya

a. Menjelaskan tentang a. Mendengarkan


pengertian penyakit asma materi yang
b. Menjelaskan penyebab disampaikan
b. Memperhatikan
asma
penjelasan yang
c. Menjelaskan gejala asma diberikan
d. Menjelaskan cara Kertas
Penyampaian c. Menyimak
2. mencegah asma Ceramah presentasi 9 Menit
materi penjelasan yang
e. Menjelaskan tentang & Leaflet
diberikan
terapi SDB
f. Menjelaskan manfaat
terapi SDB
g. Mempratikkan teknik
terapi SDB
3. Penutup a. Tanya Jawab (Evaluasi) Diskusi - a. Menanyakan 4 Menit
b. Memberikan kesempatan materi yang belum
pasien mempratikkan jelas
teknik terapi SDB b. Pasien dapat
c. Menyipulkan hasil mempratikkan
evaluasi teknik terapi SDB
d. Mengucapkan salam c. Menjawb penutup
salam
E. Evaluasi

1. Struktur

a. Tempat penyuluhan di rumah pasien.

b. Mempersiapkan pasien dan keluarga untuk diberikan penyuluhan.

c. Mempersiapkan materi 3 hari sebelum penyuluhan.

2. Proses

a. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan tercapai.

b. Peserta memperhatikan, mendengarkan dan menyimak materi yang disampaikan.

c. Peserta memberi pertanyaan.

d. Peserta tidak meninggalkan selama penyuluhan.

3. Hasil

a. Peserta dapat menjelaskan pengertian asma, penyebab, gejala dan cara mencegah
asma.

b. Peserta dapat menjelaskan dan memahami makna terapi SDB dan manfaat terapi
SDB.

c. Peserta dapat mempraktikkan teknik terapi SDB

F. Tempat

Rumah pasien

G. Setting Tempat

Di ruang tamu

H. Materi

(Terlampir)
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Asma

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas menglami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan
ini bersifat sementara atau reversibel (penyempitan hilang dengan sendirinya) yang
ditandai oleh epidose obstruksi pernapasan diantara dua interval asimtomatik. Asma dapat
terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia (Saheb,2011 & Djojodibroto 2017).

Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hipereaktif terhadap rangsangan dari luar,
seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab alergi. Gejala
kemunculanya mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba.
Gangguan asma bronkial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan
penyempitan saluran pernapasan bagian awah. Penyempitan ini akibat spasme otot polos
saluran pernapasan, pembekakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir
berlebihan.

B. Penyebab Asma

Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol
pada semua penderita asma adalah fenomena hipersensivitas bronkus. Bronkus penderita
asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non-imunologi. Oleh karena
inilah, serangan asma mudah terjadi ketika rangsangan baik fisik, metabolik, kimia,
alergen, infeksi dan sebagainya. Penderita asma perlu mnegetahui dan sependapat
mungkin menghindari rangsangan atau pencetus yang dapat menimbulkan asma
(Somantri, 2012). Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Alergen

Alergen adalah zat-zat yang apabila dihisap/ dihirup/ dimakan dapat menimbulkan
serangan asma, misalnya debu, tungau, bulu kucing, dll.

2. Infeksi Saluran Napas

Infeksi sluran pernpasan ini bisanya disebabkan oleh virus. Virus influenza
sebagai contoh pencetus yang paling sering menimbulkas asma.

3. Tekanan Jiwa/ Stress

Tekanan jiwa/ adanya stressor bukan menjadi penyeba tetapi pencetus, karena
banyak yang terkena jika mempunyai beban stressor tinggi yang kemudian
penderita tidak dapat mengkontrol dan memyebabkan serangan asma.

4. Olahraga

Serangan asma akan terjadi jika seseorang terlalu berat atau keelahan dalam
beraktivitas fisik.
5. Obat-obatan

Beberapa pasien asma brnkial sensitif tehadap beberapa obat.

6. Polusi udara

Debu dan partikel kecil dalam jumlah besar sering menjadi pemicu serangan
asma.

7. Perubahan cuaca

Perubahan cuaca menjadi dingin menjadi pemicu serangan asma.

8. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang banyak terdapat pemicu serangan asma seperti debu,
serpihan kayu dll.

C. Gejala

Manifestasi klinis untuk asma bronkial adalah sesak napas yang mendadak disertai
inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi
mengi (whezzing), batuk yang disertai serangan sesak napas yang kumat-kumatan (Putri
& Sumarno, 2013).

D. Cara Mencegah

Menghindari faktor penyebab.

E. Terapi Slow Deep Breathing

Slow Deep Breathing (SDB) adalah teknik pernapasan dengan frekuensi bernapas
yang kurang dari 10 kali permenit dan merupakan inhalasi yang panjang. Slow deep
breathing merupakan tindakan yang disadari untuk mengatur pernapasan secara dalam
dan lambat. Pengendalian pengaturan pernapasan secara sadar dilakukan oleh korteks
serebri, sedangkan pernapasan yang spontan atau automatik dilakukan oleh medulla
oblongata.

Slow Deep Breathing merupakan latihan pernapasan dengan teknik bernapas secara
perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga memungkinkan abdomen
terangkat secara perlahan dan dada mengembang penuh.

F. Manfaat terapi SDB

Manfaat dari terapi napas slow deep breathing, sebagai berikut :

1. Dapat melatih cara bernapas yang benar

2. Dapat melenturkan dan memperkuat otot pernapasan


3. Dapat melatih ekspektorasi yang efektif

4. Dapat meningkatkan sirkulasi darah

5. Dapat mempercepat asma yang terkontrol

6. Dapat mempertahankan asma yang terkontol

G. Teknik SDB
DAFTAR PUSTAKA

Darmanto, Djojodibroto. 2017. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta. Buku


Kedokteran

Herdman, T. Heather, dkk. 2018. NANDA International Diagnosis Keperawatan :Definisi

dan   Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC

Huda Amin. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan  Diagnosa Nanda NIC NOC


Dalam Berbagai Kasus.Yogyakarta: Mediaction

Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2016). Asuhan keperawatan praktis : berdasarkan penerapan
diagnosa Nanda, NIC, NOC. Yokyakarta : Mediaction Jogja.

Ikawati Zullies. (2016). Penatalaksanaan Terapi : Penyakit Sistem Pernafasan. Yogyakarta :


Bursa Ilmu

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta :Nusa Medika

Putri, H dan Soemarno S. 2013. Perbedaan Postural Drainage dan Latihan Batuk Efektif
pada Intervensi Nebulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk pada Asma
Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal Fisioterapi. Volume 13 Nomor 1, April 2013.
Hal: 7

Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung: CV. Medika

Somantri, I. 2012. Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika

Wahid, Abdul. Suprapto, Imam. (2013). Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan


Keperawatan Pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta: CV. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai