Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT ANAK SEKOLAH

DENGAN MASALAH KARIES GIGI di DESA TEMON WETAN KULON PROGO

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing : Taukhit, Sp.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh:

Alfina Yulia Rizky (2920183278)

Atik Sang Dhamayanti (2920183284)

Dwi Anggun Djibu (2920183290)

Firdasari Tesa Aryanatasya (2920183296)

Jerlina Setia Minanti (2920183302)

Nurista Nor Anggraini (2920183309)

Setia Dewi Purwandari (2920183315)

Winanda Prihatin (2920183322)

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA 2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Agregat Anak Sekolah dengan Masalah Karies Gigi di Desa Temon
Wetan Kulon Progo” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengenal tentang asuhan keperawatan
komunitas. Makalah ini juga sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
keperawatan komunitas.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, umum khususnya
pada diri kami sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan
dengan semestinya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 06 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................3
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS.......................................................................................3
B. KONSEP PENYAKIT KARIES GIGI.................................................................................................9
BAB III ASKEP KOMUNITAS..................................................................................................................15
A. Pengkajian...............................................................................................................................15
B. Analisa Data dan Diagnosa yang Muncul.................................................................................20
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas..........................................................................................21
D. Planing Of Action.....................................................................................................................22
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................................29
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................31
A. Kesimpulan..............................................................................................................................31
B. Saran........................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................32
LAMPIRAN...........................................................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu komponen dari kesehatan
secara umum dan juga merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan normal
anak. Masalah kesehatan mulut dapat mempengaruhi perkembangan umum anak-
anak. Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi padaa anak-anak yaitu
karies gigi. Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih
rendah terhadap karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari
gigi tetap (Winda, dkk 2015).
Prevalensi karies di Indonesia mencapai 90% dari populasi anak balita.
Menurut laporan penlitian oleh pengendalian dan pencegahan penyakit pada tahun
2007 menunjukan bahwa karies gigi telah mengikat khususnya pada usia balita dan
anak usia pra sekolah, yaitu dari 24% menjadi 28% dimana pada anak usia 2-5 tahun
meningkat 70% dari karies yang ditemukan (Winda, dkk 2015).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Dalam pencapaian target Indonesia Sehat
2013, dilakukan peningkatan status kesehatan gigi juga peningkatan kemaampuan
masyarakat untuk pencegahan secara global. Adapun saasaran secara menyeluruh
tahun 2010 menurut WHO 90% anak berumur kurang dari 5 tahaun bebas karies,
penduduk berumur >18 tahun tidak ada gigi yang dicabut karena karies dan kelainan
periodontal (Dewanti, 2012)
Karies ini sering ditemukan pada anak usia dibawah lima tahun dengan
penyebarang tertinggi pada anak usia tiga tahun dapat berakibat pada masalah karies
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup bahkan pertumbuhan dan perkembangan
gigi anak, hal ini terjadi sangat cepat sehingga sering menimbulkan rasa sakit,
kesulitan makan dan gangguan berbicara. Jika tidak dirawat dapat memicu terjadinya
kesulitan mengunyah karena sakit gigi atau kehilangan dini pada gigi sulung (Winda,
dkk 2015).

1
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat memiliki pengetahuandan ketrampilan
diberbagai bidang. Saat ini didunia keperawatan semakin berkembang dimana
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif
(Mubarak W, 2010).
Dalam menjalankan visi misinya perawat komunitas memiliki peran dan
fungsi yaitu sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator
pelayanan kesehatan, pembaharu, pengorganisasian pelayanan kesehatan, panutan
(role model) dan sebagai pengelola. Sedangkan fungsinya adalah fungsi independen,
fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran
tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan
masyarakat (Mubarak W, 2010).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan asuhan keperawatan komunitas
pada anak pra sekolah dengan karies gigi
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji anak pra
sekolah dengan karies gigi
b) Mahasiswa mampu menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan
komunitas dengan anak pra sekolah
c) Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan komunitas pada anak pra
sekolah

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengertian Keperawatan Komunitas


Komunitas merupakan sekelompok masyarakat yang memiliki persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas
batas geografi jelas dengan nilai dan norma yang sudah melembaga. Misal dalam
dunia kesehatan meliputi kelompok ibu hamil, kelompok lansia, kelompok anak
sekolah dan lain sebagainya (Akbar, 2019)
Keperawatan komunitas adalah bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif da
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu melalui proses proses keperawatan
yang ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok serta masyarakat (Pakpahan.
2020)
Keperawatan komunitas adalah praktik melakukan promosi kesehatan dan
melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu
keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada
tindakan promotif dan pencegahan penyakit (Akbar.2019)

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


Menurut Ratnawati (2018) :
a. Tujuan Umum
Secara umum tujuan keperawatan komunitas adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan masyarakat memlalui upaya sebagai berikut:
i. Pelayanan Keperawtan secara langsung ( Direct Care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
ii. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General
Community) dengan mempertimbangkan permasalahan kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok.

3
b. Tujuan Khusus
Secara spesifik tujuan keperawatan komunitas yaitu mendorong setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memiliki kemampuan
sebagai berikut:
i. Mengidentifikasi maslah kesehatan yang dialami,
ii. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskann masalah tersebut,
iii. Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan,
iv. Mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi,
v. Mengevaluasi kemampuan dalam memecahkan masalah, serhingga dapat
memelihara kesehatan secara mandiri sebagai bentuk pencegahan.

3. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Menurt Akbar (2019) .pada perawatan komunitas harus mempertimbangkan
beberapa prinsip :
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam keperawatan komunitas harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugainnya
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan yang diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas itu sendiri
e. Otonomi Klien
Klien atau komuitas diberikan kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

4
4. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sasaran keperawatan Kesehatan komunitas ( Ratnawati, 2018):
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular dan pernderita penyakit
degenerative.
b. Keluarga
Sasaran keluarga adalah yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan atau resiko tinggi dengan prioritas sebagai berikut:

i. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan


kesehatan dan belum mempunyai kartu sehat,
ii. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
serta mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, dan penyakit menular.
iii. Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan:
i. Kelompok masyarakat khusus yang tidak terkait dalam suatu institusi
posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, pekerja penyakit tertentu
dan pekerja informal.
ii. Kelompok masyarakat khusus yang terkait dalam suatu institusi seperti
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas.

5
5. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas menurut Harnilawati (2013) sebagai
berikut:
a. Upaya Promotif
i. Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
Penyuluhan kesehatan masyarakat, Peningkatan gizi, Pemeliharaan kesehatan
perorangan, Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur,
Rekreasi, Pendidikan seks, Upaya Preventif
ii. Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
Imunisasi masal terhadap bayi dan balita, Pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah, Pemberian
vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah,
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
b. Upaya Kuratif
i. Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
Perawatn orang sakit di rumah (home nursing), Perawatn orang sakit sebagai
tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan Rumah Sakit, Perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas, Perawatan
tali pusat bayi baru lahir
c. Upaya Rehabilitatif.
i. Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan, Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-
penderita penyakit tertentu, seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita
struk melalui fisioterafi
d. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
6
6. TINGKAT PENCEGAHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat
menurut Pakpahan (2020) yaitu :
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan
derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan
secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun
kelompok, Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak
balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk mendeteksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor risiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tersier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan
agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

7. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Strategi intervensi keperawatan komunitas menurut Akbar (2019) antara lain:
a. Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilaku kan petugas kesehatan
dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
7
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas

8. Model Pendekatan Keperawatan Komunitas


1) Problem solving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan proses
keperawatan.
2) Family approach
Pendekatan terhadap keluarga binaan.
3) Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut
4) Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey
mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

8
9. Batasan Keperawatan Komunitas
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai keyakinan
dan minat yang relative sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh sekitar klien yang bersifat
biologis, psiko, sosial, kultural, spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekankan stressor melalui
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

C. KONSEP PENYAKIT KARIES GIGI

1. Definisi Karies gigi


Karies gigi adalah suatu penyakit yang menyerang jaringan gigi dengan
diawali terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi
(pit,fissures, dan daerah inter proksimal), kemudian meluas ke daerah pulpa.
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan
gigi atau lebih. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya karies
gigi, diantaranya karbohidrat, mikroorganisme dan saliva, permukaan dan anatomi
gigi (Tarigan, 2015)

Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi


email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang
kariogenik. (Worotitjan, 2013).

2. Etiologi

9
Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies gigi yang
terdapat pada golongan. Sreptokokus mulut yang secara kolektif disebut
streptokokus mutans (Worotitjan, 2013) . Karies merupakan salah satu penyakit
multifaktoral yang terdiri dari empat faktor yang saling berinteraksi langsung di
dalam rongga mulut. Empat faktor utama yang berperan dalam pembentukan
karies yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu (Shafer, 2012)
3. Manifestasi klinis
Menurut Kliegman dan Arvina (2000) dalam Nisita (2016) tanda dan gejala
karies gigi antara lain, adalah :
a. Terdapat lesi
b. Tampak lubang pada gigi
c. Bintik hitam pada tahap karies awal
d. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil
e. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala
f. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama
pada waktu malam
g. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah
4. Klasifikasi Karies Gigi
Klasifikasi menurut GV Black dalam artikel Ramdhani (2019) sejak dahulu
yang sering digunakan yaitu dibagi menjadi :
a. Kelas I : Pit fissure, bagian oklusal pada gigi posterior, dan bagian foramen
caecum pada gigi anteriof
b. Kelas II : Bagian proksimal gigi posterior
c. Kelas III : Bagian proksimal gigi anterior, tapi belum mencapai incisal edge
d. Kelas IV : Bagian proksimal gigi anterior, sudah mencapai incisal edge
e. Kelas V : pada bagian 1/3 servikal permukaan bukal/labia (facial). Lingual
gigi anterior dan posterior
f. Kelas VI : Kavitas pada bagian ujung cusp atau pada bagian incisal edge
5. Patofisiologi Karies Gigi
Karies dapat menyebabkan kerusakan gigi melalui proses demineralisasi dan
pelarutan dari struktur gigi (Tarigan, 2013). Pada anak usia prasekolah proses
karies gigi terjadi karena beberapa faktor seperti, faktor dari makanan, faktor
kebersihan mulut, mikroorganisme, struktur gigi dan saliva (Widayati, 2014).

10
Seberapa flora normal sudah terdapat di rongga mulut seperti Streptococcus
mutans, Strepcoccus sanguini dan Lactobacilus. Bakteri yang sangat berperan
terhadap kejadian karies adalah streptococcus mutans. Menurut
(Kidd&Bechal,2013), Streptococcus mutans hidup dengan karbohidrat yang
mengandung sukrosa, laktosa, glukosa dan fruktosa. Anak-anak prasekolah sangat
sering untuk mengkonsumsi susu formula, ice 20 cream, coklat, permen dan
biskuit dimana makanan tersebut merupakan makanan yang cukup tinggi kadar
sukrosanya (Salikun, 2016).
Sukrosa merupakan sumber energi terbesar bagi streptococcus mutans.
Streptococcus mutans memetabolisme sukrosa untuk berkembangbiak namun
hasil akhir dari metabolisme tersebut adalah asam laktat. Dimana asam ini dapat
mengganggu kestabilan pH yang menyebabkan penurunan pH di rongga mulut
yang dapat menyebabkan demineralisai pada struktur gigi. Walaupun pada
dasarnya proses demineralisasi ini tidak belangsung cepat namun jika terus
terpapar dengan situasi yang sama maka akan muncul karies (Zenit, 2014).

11
PATHWAY KARIES GIGI

ETIOLOGI (American Academy of Pediatric, 2011)

Hipoplasia pada Bakteri kardiogenik Peningkatan


enamel pada permukaan gigi konsumsi gula

Sterptococcus Partikel
Munculnya mutans, S sobrinus, makanan
Metabolisme oleh Mengenai saraf
kolonialisasi bakteri Actinomyces sp, yang telah
bakteri kariogenik pada gigi
kariogenik Lactobacillus sp, dll membusuk
terdapat di
kavasitas/lesi
Nyeri

Demineralisasi gigi Melakukan Produk Bau busuk


di dukung oleh : metabolisme pada akhir : Kolonialisasi pada mulut
karbohidrat yang asam kuman di dan nafas
Semakin tinggi dikonsumsi daerah
bateri, sering
lesi/kavitasi
menyususi, oral
Gangguan Rasa
hygiene buruk,
Nyaman
penurunan saliva Terbentuknya plak pada
permukaan gigi Resiko Infeksi

Timbulnya lesi pada


gigi Memecah struktur
hydroxyapatite crystal/matriks
mineral pada gigi 12
Karis Gigi
(Caufled & Griffen, 2010)
6. Pencegahan Karies gigi
Menurut Mariati (2015) karies gigi dapat dicegah dengan antara lain :

a. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih.
Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat
gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah
erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
b. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu
formula atau jus buah atau larutan yang manis.
c. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam
hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasi-kan oleh
dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan
minuman yang manis.
d. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan
dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.

e. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur.
Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter
gigi.
f. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-
hari oleh individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan
perkembangan karies sehingga pemilihan diet penting untuk diperhati-kan.
Orang tua terutama ibu harus mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan
minuman yang dikonsumsi anak sewaktu dan diantara jam makan. Diet
vitamin dalam bentuk suplemen dan obat mulut juga harus dicatat. Orang tua
dianjurkan untuk mengurangi frekuensi gula bagi anak-anak terutama diantara
jam makan
g. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting
untuk menghidari proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu
upaya dapat dilakukan agar dapat menghindari terjadinya karies rampan yaitu
menjaga kebersihan mulut. Cara paling mudah dan umum dilakukan ialah
dengan menyikat gigi secara teratur dan benar; hal tersebut merupakan usulan
yang dapat dilakukan secara pribadi
h. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan.
Sumber fluor alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang

13
kedokteran gigi, penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu penggunaan
secara local dan sistemik. Fluor masuk secara oral sehingga mempunyai efek
topikal pada gigi. Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk mencapai
permukaan email melalui proses pencernaan. Cara ini berefek sejak saat
sebelum erupsi dan sesudah erupsi. Penggunaannya melalui air minum
(PAM), tablet, dan obat tetes

BAB III

14
ASKEP KOMUNITAS

A. Pengkajian

1. Data Demografi
Disribusi agregat anak sekolah dengan karies gigi di Dusun Kaliwangan, Temon
Wetan, Temon, Kulon Progo. Tahun 2020 berdasarkan usia, jenis kelamin,
jenjang Pendidikan, Kebiasaan menggosok gigi sehari-hari, kebiasaan menggosok
gigi setelah makan, memahami mengenai karies gigi, Menyukai makanan manis
(n=10)

Variabel Jumlah Presentase (%)

Usia 7 tahun 3 30%


8 tahun 2 20%
9 tahun 5 50%

Variabel Jumlah Presentase (%)

Jenis Kelamin Laki – laki 4 40%


Perempuan 6 60%

Variabel Jumlah Presentase (%)

Jenjang Sekolah Dasar 10 100 %


pendidikan

Variabel Jumlah Presentase (%)

Kebiasaan Selalu gosok 7 70%


menggosok gigi setiap hari
gigi sehari
15
-hari
Sering gosok 3 30%
gigi setiap hari

Variabel Jumlah Presentase (%)

Kebiasaan Kadang- 7 70%


gosok gigi kadang gosok
setelah makan gigi setelah
makan

Sering gosok 2 20%


gigi setelah
makan
Tidak pernah 1 10%
gosok gigi
setelah makan

Variabel Jumlah Presentase (%)

Pengetahuan Memahami 4 40%


tentang karies tentang
gigi masalah karies
gigi
(menyatakan
benar pada
kuisioner)
Kurang 6 60%
memahami
tentang karies
gigi

Variabel Jumlah Presentase (%)

Menyukai Selalu/sering 6 60%


makanan mengkonsumsi
manis makan manis

16
Kadang- 4 40%
kadang
mengkonsumsi
makanan
manis

Interpretasi data :

Berdasarkan data diatas dengan jumlah n = 10 di Dusun Kaliwangan, Temon,


Wetan, Temon, Kulon Progo dapat dilihat bahwa usia anak sekolah yang banyak
adalah anak umur 9 tahun (50%), jenis kelamin yang paling banyak adalah
perempuan (60%), jenjang pendidikan yang paling banyak adalah sekolah dasar
(100%), kebiasaan menggosok gigi sehari-hari yang paling banyak dilakukan
anak-anak adalah selalu gosok gigi setiap hari (70%), kebiasaan gosok gigi
setelah makan yang paling banyak dilakukan anak-anak adalah kadang-kadang
gosok gigi setelah makan (70%), pengetahuan tentang karies gigi yang paling
banyak adalah anak–anak kurang memahami tentang karies gigi (60%), menyukai
makanan manis yang paling banyak adalah mereka selalu/sering mengkonsumsi
makanan manis (60%).

2. Data pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sekolah tentang karies gigi
Distribusi frekuensi anak sekolah dengan masalah karies gigi di Kaliwangan,
Temon Wetan, Temon, Kulon Progo tahun 2020. (n=10)

  Variabel Jumlah Persentase


Baik 4 40%
pengetahuan Kurang Baik 6 60%
Total 10 100%
       
Sikap Baik 7 70%

17
Kurang Baik 3 30%
Total 10 100%
       
Baik 4 40%
Perilaku Kurang Baik 6 60%
Total 10 100%

Distribusi Frekuensi Anak Sekolah Dengan Masalah Karies Gigi Di


Kaliwangan, Temon Wetan, Temon, Kulon Progo

18
Chart Title

70
60
50
40
30
20
10
0
PENGETAHUAN SIKAP PERILAKU

Tahun 2020 (n=10)

Interpretasi data :

Berdasarkan data diatas dengan n = 10 di Dusun Kaliwangan, Temon, Wetan,


Temon, Kulon Progo didapatkan data bahwa responden anak sekolah yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang karies gigi (40%), sikap yang baik
(70%), dan yang memiliki perilaku yang baik (40%). Akan tetapi ada juga anak
anak yang masih memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku tentang karies gigi
yang kurang baik, untuk pengetahuan yang kurang baik (60%), sikap kurang baik
(30%) dan perilaku kurang baik (60%).

D. Analisa Data dan Diagnosa yang Muncul

19
Analisa Masalah Kesehatan Pada Aggregat Anak Usia Sekolah dengan Masalah
Caries Gigi Di Dusun kaliwangan, Temon wetan, Temon, Kulon Progo Tahun
2020

Data Masalah

Data Primer : Kurangnya


pengetahuan pada anak
Wawancara usia sekolah dengan
1. Kegiatan tentang Penyuluhan caries gigi pada anak masih masalah caries gigi di
kurang dusun kaliwangan,
2. Pelayanan pemeriksaan gigi di daerah masih kurang Temon wetan, Temon,
3. Sebagian anak belum mengerti tentang masalah kesehatan gigi Kulon Progo

Kuesioner (n = 10 orang)

1. Pendidikan SD (Kelas 1-3)


2. Pengetahuan anak tentang caries gigi masih kurang (60%)
3. Sebagian anak masih tidak menggosok gigi setelah makan
(70%)

Data Primer : Kesiapan meningkatkan


manajemen kesehatan
Wawancara diri di dusun
1. Sebagian besar anak anak selalu menggosok giginya kaliwangan, Temon
2. Kebanyakan orang tua selalu menemani anak anak untuk gosok wetan, Temon, Kulon
gigi dimalam hari Progo
3. Sebagian anak anak belum tau cara menggosok gigi yang baik
dan benar

Kuesioner (n = 10 orang)

1. Sebagian anak anak selalu menggosok giginya setiap hari (70


%)

20
2. Sebagian anak anak sering mengkonsumsi makanan manis (60
%)
3. Sebagian anak anak masih memiliki perilaku yang kurang baik
(60%)

E. Diagnosa Keperawatan Komunitas

1. Kurangnya pengetahuan pada anak usia sekolah


2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan

21
F. Planing Of Action

RENCANA KERJA (Plan Of Action/POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGGREGAT USIA SEKOLAH
DENGAN MASALAH KARIES GIGI DI DUSUN KALIWANGAN, TEMON WETAN, TEMON, KULONPROGO TAHUN 2020

Sumber Daya
Diagnosa Kegiatan Tujuan Penanggung Waktu Tempat Alokasi Kelanjutan
Jawab Dana
Kurangnya pengetahuan Kegiatan Primer
pada anak usia sekolah
1. Penyegaran Mahasiswa & Desember Aula Swadaya 3 bulan
dengan masalah karies gigi 1. Untuk
kader kader 2020 – kelurahan RW sekali
di Dusun Kaliwangan, meningkatkan
Januari Temon
Temon Wetan, Temon, pengetahuan dan
2021 Wetan
Kulonprogo keterampilan kader
anak sekolah
khususnya dalam
penanganan karies
gigi pada usia
- -
sekolah Desember -
2. Pemberian
Mahasiswa 2020 –
2. Untuk
bimbingan
meningkatkan Januari
kepada kader
pengetahuan dan 2021
tentang
kemampuan serta
pengetahuan

22
karies gigi pada memandirikan kader
anak usia sekolah dalam menangani
karies gigi pada
anak usia sekolah

3. Pengoptimalan Mahasiswa Desember _ Swadaya _

dan Pengaktifan 3. Untuk 2020 – RW


Kader
kembali mengoptimalkan Januari

pelayanan dan mengaktifkan 2021

kesehatan anak kembali pelayanan


sekolah kesehatan anak
khususnya dalam
hal masalah karies
gigi pada usia
sekolah

Kegiatan Sekunder Desember


1. Pemberian 2020 – -
Mahasiswa _
1. Untuk - _
pelatihan pada kader Januari
kader anak meningkatkan
2021
sekolah tentang pengetahuan dan

23
penanganan keterampilan kader
karies gigi pada tentang cara
anak usia penanganan karies
sekolah gigi pada anak usia
sekolah Mahasiswa

Kegiatan Tersier Kader Desember Rumah 2 minggu


a. Untuk 2020 – Keluarga sekali
1. Pendampingan _
meningkatkan Januari yang
kader dalam
pengetahuan dan 2021 memiliki
melakukan
keterampilan kader anak usia
kunjungan rumah
tentang cara sekolah
pada keluarga
penanganan karies
dengan usia
gigi pada anak usia
sekolah dengan
sekolah
masalah karies
gigi

Kesiapan meningkatkan Kegiatan Primer


manajemen kesehatan diri di 1. Penyuluan 1. Untuk
Mahasiswa Desember Rumah Swadaya Satu bulan
dusun kaliwangan, Temon kesehatan pada meningkatkan
2020 - keluarga RW sekali
keluarga dengan pengetahuan Kader

24
wetan, Temon, Kulon Progo anak usia orangtua dan januari yang
sekolah tentang masyarakat tentang 2021 memiliki
masalah karies karies gigi anak usia
gigi sekolah

Mahasiswa
Desember
Kader Rumah - -
2. Penyebaran 2. Untuk 2020
media informasi meningkatkan keluarga
-januari
(media leaflet pengetahuan yang
2021
tentang karies keluarga tentang memiliki

gigi dan gosok karies gigi dan anak usia

gigi yang benar) gosok gigi yang sekolah


Mahasiswa
benar
Kader Desember - -
2020 - Rumah RW
Kegiatan Sekunder
januari
1. Penyuluan cara
2021
pencegahan 1. Untuk
masalah karies meningkatkan
gigi di rumah pengetahuan dan
keluarga yang keterampilan
memiliki anak keluarga tentang
usia sekolah cara pecegahan

25
karies gigi pada
keluarga yang
Mahasiswa
memiliki anak usia
sekolah Kader Desember - Swadaya Sebulan
2020 RW sekali

2. Pengecekan dan -januari

konsultasi (Check 2. Untuk 2021

Up kesehatan mengetahui
anal-anak) perkembangan
Mahasiswa
kesehatan gigi dan
Kader Desember -
mulut yang dialami
2020 - - -
anak
Kegiatan Tersier januari
1. Pembuatan from 2021
tentang evaluasi 1. Untuk mengetahui
perkembangan perkembangan keadaan
pengetauan, dan kesehatan gigi dan
kesehatan gigi dan mulu pada anak usia
mulut pada anak sekolah

2. Pendampingan

26
terhadap keluarga Mahasiswa -
terkait dengan
Kader Desember Rumah -
penanganan dan
2020 - keluarga
perawatan anggota 2. Untuk
januari yang
keluarga dengan meningkatkam
2021 memiliki
anak usia sekolah kemandirian keluarga
anak usia
yang mengalami dalam menangani dan
sekolah
karies gigi mencegah masalah
karies gigi pada anak
usia sekolah

27
28
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pengkajian yang telah kami lakukan pada anak usia sekolah yang
ada di dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon Kulon Progo ditemukan
permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan anak sekolah mengenai karies gigi. Dari
100% prosentase tentang anak menggosok gigi setelah makan didapatkan 70% anak
sekolah di dusun kaliwangan tidak menggosok gigi setelah makan secara rutin.
Orangtua dan anak kurang memahami tentang permasalahan karies gigi, dalam hasil
wawancara penyuluhan kesehatan tentang kesehatan gigi masih jarang dan tidak rutin
periksa gigi di pelayanan kesehatan. Untuk itu kami melakukan penyuluhan dengan
bekerja sama bersama kader setempat untuk melakukan penyegaran kader,
pengoptimalan dan pengaktifkan kader untuk membantu memberikan pengetahuan
tentang penyuluhan konsep karies gigi yang kurang di wilayah tersebut. Kami juga
melakukan pendampingan bersama dengan kader untuk melakukan kunjungan rumah
dalam memberikan penyuluhan tentang penanganan karies gigi.

Selain itu kami menegakan diagnosa kesiapan meningkatkan manajemen


kesehatan di Dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon, Kulon Progo karena dari
data hasil kuisioner 70% anak sekolah sudah melakukan gosok gigi setiap hari, denga
nada yang di dampingin orangtua dan tidak didampingi orangtua. Hasil wawancara
dari mereka juga bahwa mereka mengatakan belum mengetahui cara menggosok gigi
yang baik dan benar dan siap untuk belajar menggosok gigi dengan baik dan benar.
Karena hal itu kami akan melakukan penyuluhan kepada anak sekolah serta
keluarga/orangtua tentang penyuluhan penanganan karies gigi dengan penyebaran
leaflet tentang karies gigi dan cara menggosok gigi yang baik dan benar di anak
sekolah dengan bekerja sama dengan kader. Hal ini dilakukan untuk membantuk
meningkatkan kesiapan anaka sekolah serta peran orangtua untuk lebih memandirikan
anak untuk merawat kesehatan gigi terutama mengurangi masalah kesehatan karies
gigi.

Faktor penghambat dalam melakukan kegiatan adalah keterbatasan kelompok


untuk melakukan pengkajian dari kuisioner maupun wawancara secara maksimal
karena terhalang adanya keadaan yang tidak memungkinkan seperti adanya pandemi.
Selain itu terkadang anak malas untuk membaca kuisioner yang diberikan sehingga

29
harus meminta bantuan orangtua untuk dapat mendampingi. Faktor pendukung dalam
kegiatan ini adalah banyaknya anak yang dapat dijadikan responden di Dusun
Kaliwangan dan mereka kooperatif dalam membantu kami untuk melakukan
observasi. Serta orangtua yang mendukung kegiatan ini.

30
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan Keperawatan Komunitas tentang masalah karies gigi dengan agregat anak
sekolah dimulai dari dilakukan pengkajian di Dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon
Kulon Progo. Kelompok melakukan pengkajian dari data desa, wawancara dan kuisioner.
Data yang diambil meliputi pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sekolah tentang karies
gigi. Hasil data pengetahuan kurang baik 60% , sikap kurang baik 30%, dan perilaku
kurang baik 60%. Data yang didapatkan disimpulkan bahwa anak sekolah yang berada di
di Dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon Kulon Progo kekurangan pengetahuan
tentang karies gigi. Maka kami mengambil diagnosa kurangnya pengetahuan pada anak
sekolah dalam masalah kesehatan karies gigi dan bekerja sama dengan kader setempat
untuk mengoptimalkan kembali layanan kesehatan kader untuk meningkatkan
pengetahuan anak sekolah serta masyarakat yang ada. Untuk lebih mengoptimalkan
kegiatan, kelompok mengambil diagnosa kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
dengan kegiatan pokok membantu memberikan Pendidikan kesehatan menggosok gigi
dengan baik dan benar untuk meningkatkan perilaku tentang kesehatan.

G. Saran

Penyuluhan yang kami berikan diharapkan agar anak sekolah dapat meningkat
pengetahuan serta perilakunya mengenai karies gigi dan perilaku penanganan karies gigi
dengan cara salah satu caranya menggosok gig dengan baik dan benar setelah makan.
Orangua juga diharapkan untuk dapat mendampingi anak selalu dalam memberikan
perawatan kesehatan yaitu salah satunya kesehatan gigi.

Selain itu diharapkan pelayanan kesehatan yang ada di desa maupun wilayah
sekitar agar selalu memberikan penyuluhan, pemeriksaan, dan penanganan yang baik

31
dalam masyarakat terutama anak sekolah yang membutuhkan perawatan kesehatan sejak
sedini mungkin serta untuk mencegah meningkatnya masalah kesehatan karies gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad Agung. 2019. Buku Ajarkonsep Konsep Dasar Dalam Keperawatan

Komunitas. Sleman : Deepublish

Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dengan

Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Pondok Cina 4
Depok.

Harnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Takalar : Penulis dan Penerbit

Pustaka As Salam

Iqbal Mubarak, W. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba

Medika

Mariati, W. 2015. “PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KARIES RAMPAN”. Jurnal


Biomedik (JBM), Volume 7, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 23-28
https://scholar.google.co.id/pnatalaksanaan+karies+gigi&hl=idas_sdt=0as_vis=1&oi
=scholart
Nistia, A.Antya. 2016 Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Tingkat Keparahan

Karies Gigi pada Anak di SDN 3 Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten


Banyumas.

http://repository.ump.ac.id/678/3/ALVIANI%20ANTYA%20NISITA%20BAB
%20II.pdf Diakses pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 13.23 WIB

Pakpahan, Martina dkk . 2020. Keperawatan Komunitas. Medan : Yayasan Kita Menulis

Ratnawati, Emmelia. 2018. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Ramdhani, G. 2019. Artikel Klasfikasi Karies Menurut GV Black.

32
https://www.gelarsramdhani.com/2019/10/klasifikasi-karies-menurut-gv-black.html.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 14.00 WIB

Tarigan, Rasinta. 2015. Karies Gigi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Winda, S U., Paulina G., dan Dinar A W. 2015. Gambaran Karies Rampan Pada Siswa

Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Pineleng II Indah. Jurnal e- GIGI, Vol.
3, Nomor 1

Worotitjan et all. 2013.Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan Dan Minum Pada Anak
Sekolah

Dasar Di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara.


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/1931/2170 diakses pada
tanggal 26 Desember 2020 pukul 12.58 WIB.

33
34
LAMPIRAN

Kriteria Penapisan

Sesuai Jumlah Besarnya Kemungkinan Minat Kemungkinan Sesuai Sumber Sumber Sumber Adanya Adanya Jumlah
dengan yang risiko untuk Masyarakat masalah untuk dengan daya daya daya dana fasilitas SDM Skore
Peran berisiko dilakukan untuk diatasi program tempat waktu untuk kesehatan untuk
Perawat pendidikan menyelesaik kesehatan menyelesai mengatasi
Komunitas kesehatan an masalah kan masalah
kesehatan masalah kesehatan
kesehatan
Diagnosa
Keperawatan
Komunitas

Kurangny 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 57
a
pengetahu
an pada
anak usia
sekolah
dengan
masalah
caries gigi
di dusun
kaliwanga
n, Temon
wetan,
Temon,
Kulon
Progo

35
Kesiapan 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 54
meningkat
kan
manajeme
n
kesehatan
diri di
dusun
kaliwanga
n, Temon
wetan,
Temon,
Kulon
Progo

Keterangan :
Rentang Skor : 1-5

Keterangan :

1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

36
STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
LEMBAR KUISIONER KESEHATAN ANAK SEKOLAH
DENGAN KARIES GIGI

Petunjuk pengisian :
Isilah titik-titik dibawah ini.
1. Kepala Keluarga : .........................................
2. Nama Ibu : .........................................
3. Jumlah Anak : .........................................
4. Nama Remaja : .........................................
5. Alamat : RT....../RW...... Kelurahan............... Kecamatan.........
6. Umur : ......... Tahun
7. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan* (*coret yang tidak dipilih)
8. Suku : Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Dayak, Lainnya............
9. Pendidikan : Tidak sekolah/SD/SMP sederajat/SMA sederajat* Kelas......

PENGETAHUAN
Petunjuk : (B : Benar, S : Salah)

No Pernyataan B S
1. Karies adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak
ditemukan di masyarakat terutama pada anak-anak
2. Perawatan kesehatan gigi yang tidak sesuai akan menyebabkan
masalah kesehatan gigi pada anak
3. Cara mencegah karies gigi pada anak adalah dengan cara
menggososk gigi setelah makan dan sebelum tidur
4. Karies gigi merupakan permasalahan gigi paling sering di temukan
pada anak
5. Menggosok gigi yang baik dan teratur dapat mencegah karang gigi
dan karies gigi
6 Memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi secara rutin
7 Karies gigi dapat mempengaruhi perubahan nutrisi anak
8 Gula merupakan salah satu penyebab karies pada gigi
9 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi
10 Menggosok gigi dilakukan sesudah makan dan sebelum tidur
11 Menggosok gigi menggunakan sikat gigi sendiri sendiri

37
12 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies
13 Karies adalah penyakit pada gigi
14 Mengetahui cara tentang menjaga kesehatan gigi
15 Kebiasaan menggosok gigi sudah dilakukan dari saya kecil

KEBIASAAN MAKAN
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan yang tepat!

Kadang- Tidak
No Variable Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah
1 Adik-adik suka mengkonsumsi
makanan-makanan manis?
2 Berapa kali adik-adik mengkonsumsi
makanan manis dalam 1 hari?
3 Kebiasaan makan manis pada malam
hari?
4 Apakah orangtua mengajarkan
makanan yang baik untuk kesehatan
gigi anaknya?
5 Adik-adik pernah mengkonsumsi
cokelat?
6 Adik-adik pernah mengkonsumsi
permen?
7 Berapa kali dalam sehari adik-adik
mengkonsumsi permen?
8 Berapa kali adik-adik mengkonsumsi
makan makanan yang bisa
menimbulkan plak, seperti biskuit?
9 Kebiasaan makan pada malam hari?
10 Makan makanan yang memperkuat
gigi seperti makanan yang banyak
mengandung kalsium, seperti susu?

PERILAKU MENGGOSOK GIGI


Berilah tanda centang (√) pada pernyataan yang tepat!

Kadang- Tidak
No Variable Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah

38
1 Kebiasaan dalam menggosok gigi
2 Menggosok gigi setiap sesudah
makan?
3 Orang tua mendampingi saat
menggosok gigi sebelum tidur?
4 Menggosok gigi menggunakan pasta
gigi
5 Orang tua anda selalu mengingatkan
tentang menggosok gigi
6 Menggunakan sikat gigi milik sendiri
(tidak bergantian) ?
7 Setelah makan anda langsung untuk
menggosok gigi?
8 Orang tua anda mengajarkan anda cara
menggosok gigi dengan benar?

39
40

Anda mungkin juga menyukai