Disusun Oleh:
Kelas : 3B
YOGYAKARTA 2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Agregat Anak Sekolah dengan Masalah Karies Gigi di Desa Temon
Wetan Kulon Progo” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengenal tentang asuhan keperawatan
komunitas. Makalah ini juga sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
keperawatan komunitas.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, umum khususnya
pada diri kami sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan
dengan semestinya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. TUJUAN......................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................3
A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS.......................................................................................3
B. KONSEP PENYAKIT KARIES GIGI.................................................................................................9
BAB III ASKEP KOMUNITAS..................................................................................................................15
A. Pengkajian...............................................................................................................................15
B. Analisa Data dan Diagnosa yang Muncul.................................................................................20
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas..........................................................................................21
D. Planing Of Action.....................................................................................................................22
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................................29
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................31
A. Kesimpulan..............................................................................................................................31
B. Saran........................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................32
LAMPIRAN...........................................................................................................................................34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu komponen dari kesehatan
secara umum dan juga merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan normal
anak. Masalah kesehatan mulut dapat mempengaruhi perkembangan umum anak-
anak. Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi padaa anak-anak yaitu
karies gigi. Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih
rendah terhadap karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari
gigi tetap (Winda, dkk 2015).
Prevalensi karies di Indonesia mencapai 90% dari populasi anak balita.
Menurut laporan penlitian oleh pengendalian dan pencegahan penyakit pada tahun
2007 menunjukan bahwa karies gigi telah mengikat khususnya pada usia balita dan
anak usia pra sekolah, yaitu dari 24% menjadi 28% dimana pada anak usia 2-5 tahun
meningkat 70% dari karies yang ditemukan (Winda, dkk 2015).
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang
dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian
diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Dalam pencapaian target Indonesia Sehat
2013, dilakukan peningkatan status kesehatan gigi juga peningkatan kemaampuan
masyarakat untuk pencegahan secara global. Adapun saasaran secara menyeluruh
tahun 2010 menurut WHO 90% anak berumur kurang dari 5 tahaun bebas karies,
penduduk berumur >18 tahun tidak ada gigi yang dicabut karena karies dan kelainan
periodontal (Dewanti, 2012)
Karies ini sering ditemukan pada anak usia dibawah lima tahun dengan
penyebarang tertinggi pada anak usia tiga tahun dapat berakibat pada masalah karies
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup bahkan pertumbuhan dan perkembangan
gigi anak, hal ini terjadi sangat cepat sehingga sering menimbulkan rasa sakit,
kesulitan makan dan gangguan berbicara. Jika tidak dirawat dapat memicu terjadinya
kesulitan mengunyah karena sakit gigi atau kehilangan dini pada gigi sulung (Winda,
dkk 2015).
1
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat memiliki pengetahuandan ketrampilan
diberbagai bidang. Saat ini didunia keperawatan semakin berkembang dimana
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif
(Mubarak W, 2010).
Dalam menjalankan visi misinya perawat komunitas memiliki peran dan
fungsi yaitu sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator
pelayanan kesehatan, pembaharu, pengorganisasian pelayanan kesehatan, panutan
(role model) dan sebagai pengelola. Sedangkan fungsinya adalah fungsi independen,
fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran
tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan
masyarakat (Mubarak W, 2010).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan dan menerapkan asuhan keperawatan komunitas
pada anak pra sekolah dengan karies gigi
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji anak pra
sekolah dengan karies gigi
b) Mahasiswa mampu menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan
komunitas dengan anak pra sekolah
c) Mahasiswa mampu menentukan asuhan keperawatan komunitas pada anak pra
sekolah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
b. Tujuan Khusus
Secara spesifik tujuan keperawatan komunitas yaitu mendorong setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memiliki kemampuan
sebagai berikut:
i. Mengidentifikasi maslah kesehatan yang dialami,
ii. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskann masalah tersebut,
iii. Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan,
iv. Mengatasi masalah kesehatan yang di hadapi,
v. Mengevaluasi kemampuan dalam memecahkan masalah, serhingga dapat
memelihara kesehatan secara mandiri sebagai bentuk pencegahan.
4
4. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sasaran keperawatan Kesehatan komunitas ( Ratnawati, 2018):
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular dan pernderita penyakit
degenerative.
b. Keluarga
Sasaran keluarga adalah yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan atau resiko tinggi dengan prioritas sebagai berikut:
5
5. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS
Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas menurut Harnilawati (2013) sebagai
berikut:
a. Upaya Promotif
i. Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
Penyuluhan kesehatan masyarakat, Peningkatan gizi, Pemeliharaan kesehatan
perorangan, Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur,
Rekreasi, Pendidikan seks, Upaya Preventif
ii. Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
Imunisasi masal terhadap bayi dan balita, Pemeriksaan kesehatan secara
berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah, Pemberian
vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah,
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui
b. Upaya Kuratif
i. Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
Perawatn orang sakit di rumah (home nursing), Perawatn orang sakit sebagai
tindak lanjut keperawatan dari puskesmas dan Rumah Sakit, Perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas, Perawatan
tali pusat bayi baru lahir
c. Upaya Rehabilitatif.
i. Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan, Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-
penderita penyakit tertentu, seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita
struk melalui fisioterafi
d. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
6
6. TINGKAT PENCEGAHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat
menurut Pakpahan (2020) yaitu :
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan
derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan
secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun
kelompok, Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan
perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak
balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk mendeteksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor risiko diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tersier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan
agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.
8
9. Batasan Keperawatan Komunitas
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu atau klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai keyakinan
dan minat yang relative sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien atau komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis
sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh sekitar klien yang bersifat
biologis, psiko, sosial, kultural, spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekankan stressor melalui
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
2. Etiologi
9
Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies gigi yang
terdapat pada golongan. Sreptokokus mulut yang secara kolektif disebut
streptokokus mutans (Worotitjan, 2013) . Karies merupakan salah satu penyakit
multifaktoral yang terdiri dari empat faktor yang saling berinteraksi langsung di
dalam rongga mulut. Empat faktor utama yang berperan dalam pembentukan
karies yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu (Shafer, 2012)
3. Manifestasi klinis
Menurut Kliegman dan Arvina (2000) dalam Nisita (2016) tanda dan gejala
karies gigi antara lain, adalah :
a. Terdapat lesi
b. Tampak lubang pada gigi
c. Bintik hitam pada tahap karies awal
d. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentil
e. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala
f. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama
pada waktu malam
g. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah
4. Klasifikasi Karies Gigi
Klasifikasi menurut GV Black dalam artikel Ramdhani (2019) sejak dahulu
yang sering digunakan yaitu dibagi menjadi :
a. Kelas I : Pit fissure, bagian oklusal pada gigi posterior, dan bagian foramen
caecum pada gigi anteriof
b. Kelas II : Bagian proksimal gigi posterior
c. Kelas III : Bagian proksimal gigi anterior, tapi belum mencapai incisal edge
d. Kelas IV : Bagian proksimal gigi anterior, sudah mencapai incisal edge
e. Kelas V : pada bagian 1/3 servikal permukaan bukal/labia (facial). Lingual
gigi anterior dan posterior
f. Kelas VI : Kavitas pada bagian ujung cusp atau pada bagian incisal edge
5. Patofisiologi Karies Gigi
Karies dapat menyebabkan kerusakan gigi melalui proses demineralisasi dan
pelarutan dari struktur gigi (Tarigan, 2013). Pada anak usia prasekolah proses
karies gigi terjadi karena beberapa faktor seperti, faktor dari makanan, faktor
kebersihan mulut, mikroorganisme, struktur gigi dan saliva (Widayati, 2014).
10
Seberapa flora normal sudah terdapat di rongga mulut seperti Streptococcus
mutans, Strepcoccus sanguini dan Lactobacilus. Bakteri yang sangat berperan
terhadap kejadian karies adalah streptococcus mutans. Menurut
(Kidd&Bechal,2013), Streptococcus mutans hidup dengan karbohidrat yang
mengandung sukrosa, laktosa, glukosa dan fruktosa. Anak-anak prasekolah sangat
sering untuk mengkonsumsi susu formula, ice 20 cream, coklat, permen dan
biskuit dimana makanan tersebut merupakan makanan yang cukup tinggi kadar
sukrosanya (Salikun, 2016).
Sukrosa merupakan sumber energi terbesar bagi streptococcus mutans.
Streptococcus mutans memetabolisme sukrosa untuk berkembangbiak namun
hasil akhir dari metabolisme tersebut adalah asam laktat. Dimana asam ini dapat
mengganggu kestabilan pH yang menyebabkan penurunan pH di rongga mulut
yang dapat menyebabkan demineralisai pada struktur gigi. Walaupun pada
dasarnya proses demineralisasi ini tidak belangsung cepat namun jika terus
terpapar dengan situasi yang sama maka akan muncul karies (Zenit, 2014).
11
PATHWAY KARIES GIGI
Sterptococcus Partikel
Munculnya mutans, S sobrinus, makanan
Metabolisme oleh Mengenai saraf
kolonialisasi bakteri Actinomyces sp, yang telah
bakteri kariogenik pada gigi
kariogenik Lactobacillus sp, dll membusuk
terdapat di
kavasitas/lesi
Nyeri
a. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih.
Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat
gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah
erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
b. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu
formula atau jus buah atau larutan yang manis.
c. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam
hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasi-kan oleh
dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan
minuman yang manis.
d. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan
dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
e. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur.
Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter
gigi.
f. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-
hari oleh individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan
perkembangan karies sehingga pemilihan diet penting untuk diperhati-kan.
Orang tua terutama ibu harus mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan
minuman yang dikonsumsi anak sewaktu dan diantara jam makan. Diet
vitamin dalam bentuk suplemen dan obat mulut juga harus dicatat. Orang tua
dianjurkan untuk mengurangi frekuensi gula bagi anak-anak terutama diantara
jam makan
g. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting
untuk menghidari proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu
upaya dapat dilakukan agar dapat menghindari terjadinya karies rampan yaitu
menjaga kebersihan mulut. Cara paling mudah dan umum dilakukan ialah
dengan menyikat gigi secara teratur dan benar; hal tersebut merupakan usulan
yang dapat dilakukan secara pribadi
h. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan.
Sumber fluor alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang
13
kedokteran gigi, penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu penggunaan
secara local dan sistemik. Fluor masuk secara oral sehingga mempunyai efek
topikal pada gigi. Penggunaan fluor secara sistemik yaitu untuk mencapai
permukaan email melalui proses pencernaan. Cara ini berefek sejak saat
sebelum erupsi dan sesudah erupsi. Penggunaannya melalui air minum
(PAM), tablet, dan obat tetes
BAB III
14
ASKEP KOMUNITAS
A. Pengkajian
1. Data Demografi
Disribusi agregat anak sekolah dengan karies gigi di Dusun Kaliwangan, Temon
Wetan, Temon, Kulon Progo. Tahun 2020 berdasarkan usia, jenis kelamin,
jenjang Pendidikan, Kebiasaan menggosok gigi sehari-hari, kebiasaan menggosok
gigi setelah makan, memahami mengenai karies gigi, Menyukai makanan manis
(n=10)
16
Kadang- 4 40%
kadang
mengkonsumsi
makanan
manis
Interpretasi data :
2. Data pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sekolah tentang karies gigi
Distribusi frekuensi anak sekolah dengan masalah karies gigi di Kaliwangan,
Temon Wetan, Temon, Kulon Progo tahun 2020. (n=10)
17
Kurang Baik 3 30%
Total 10 100%
Baik 4 40%
Perilaku Kurang Baik 6 60%
Total 10 100%
18
Chart Title
70
60
50
40
30
20
10
0
PENGETAHUAN SIKAP PERILAKU
Interpretasi data :
19
Analisa Masalah Kesehatan Pada Aggregat Anak Usia Sekolah dengan Masalah
Caries Gigi Di Dusun kaliwangan, Temon wetan, Temon, Kulon Progo Tahun
2020
Data Masalah
Kuesioner (n = 10 orang)
Kuesioner (n = 10 orang)
20
2. Sebagian anak anak sering mengkonsumsi makanan manis (60
%)
3. Sebagian anak anak masih memiliki perilaku yang kurang baik
(60%)
21
F. Planing Of Action
RENCANA KERJA (Plan Of Action/POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGGREGAT USIA SEKOLAH
DENGAN MASALAH KARIES GIGI DI DUSUN KALIWANGAN, TEMON WETAN, TEMON, KULONPROGO TAHUN 2020
Sumber Daya
Diagnosa Kegiatan Tujuan Penanggung Waktu Tempat Alokasi Kelanjutan
Jawab Dana
Kurangnya pengetahuan Kegiatan Primer
pada anak usia sekolah
1. Penyegaran Mahasiswa & Desember Aula Swadaya 3 bulan
dengan masalah karies gigi 1. Untuk
kader kader 2020 – kelurahan RW sekali
di Dusun Kaliwangan, meningkatkan
Januari Temon
Temon Wetan, Temon, pengetahuan dan
2021 Wetan
Kulonprogo keterampilan kader
anak sekolah
khususnya dalam
penanganan karies
gigi pada usia
- -
sekolah Desember -
2. Pemberian
Mahasiswa 2020 –
2. Untuk
bimbingan
meningkatkan Januari
kepada kader
pengetahuan dan 2021
tentang
kemampuan serta
pengetahuan
22
karies gigi pada memandirikan kader
anak usia sekolah dalam menangani
karies gigi pada
anak usia sekolah
23
penanganan keterampilan kader
karies gigi pada tentang cara
anak usia penanganan karies
sekolah gigi pada anak usia
sekolah Mahasiswa
24
wetan, Temon, Kulon Progo anak usia orangtua dan januari yang
sekolah tentang masyarakat tentang 2021 memiliki
masalah karies karies gigi anak usia
gigi sekolah
Mahasiswa
Desember
Kader Rumah - -
2. Penyebaran 2. Untuk 2020
media informasi meningkatkan keluarga
-januari
(media leaflet pengetahuan yang
2021
tentang karies keluarga tentang memiliki
25
karies gigi pada
keluarga yang
Mahasiswa
memiliki anak usia
sekolah Kader Desember - Swadaya Sebulan
2020 RW sekali
Up kesehatan mengetahui
anal-anak) perkembangan
Mahasiswa
kesehatan gigi dan
Kader Desember -
mulut yang dialami
2020 - - -
anak
Kegiatan Tersier januari
1. Pembuatan from 2021
tentang evaluasi 1. Untuk mengetahui
perkembangan perkembangan keadaan
pengetauan, dan kesehatan gigi dan
kesehatan gigi dan mulu pada anak usia
mulut pada anak sekolah
2. Pendampingan
26
terhadap keluarga Mahasiswa -
terkait dengan
Kader Desember Rumah -
penanganan dan
2020 - keluarga
perawatan anggota 2. Untuk
januari yang
keluarga dengan meningkatkam
2021 memiliki
anak usia sekolah kemandirian keluarga
anak usia
yang mengalami dalam menangani dan
sekolah
karies gigi mencegah masalah
karies gigi pada anak
usia sekolah
27
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian yang telah kami lakukan pada anak usia sekolah yang
ada di dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon Kulon Progo ditemukan
permasalahan yaitu kurangnya pengetahuan anak sekolah mengenai karies gigi. Dari
100% prosentase tentang anak menggosok gigi setelah makan didapatkan 70% anak
sekolah di dusun kaliwangan tidak menggosok gigi setelah makan secara rutin.
Orangtua dan anak kurang memahami tentang permasalahan karies gigi, dalam hasil
wawancara penyuluhan kesehatan tentang kesehatan gigi masih jarang dan tidak rutin
periksa gigi di pelayanan kesehatan. Untuk itu kami melakukan penyuluhan dengan
bekerja sama bersama kader setempat untuk melakukan penyegaran kader,
pengoptimalan dan pengaktifkan kader untuk membantu memberikan pengetahuan
tentang penyuluhan konsep karies gigi yang kurang di wilayah tersebut. Kami juga
melakukan pendampingan bersama dengan kader untuk melakukan kunjungan rumah
dalam memberikan penyuluhan tentang penanganan karies gigi.
29
harus meminta bantuan orangtua untuk dapat mendampingi. Faktor pendukung dalam
kegiatan ini adalah banyaknya anak yang dapat dijadikan responden di Dusun
Kaliwangan dan mereka kooperatif dalam membantu kami untuk melakukan
observasi. Serta orangtua yang mendukung kegiatan ini.
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan Keperawatan Komunitas tentang masalah karies gigi dengan agregat anak
sekolah dimulai dari dilakukan pengkajian di Dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon
Kulon Progo. Kelompok melakukan pengkajian dari data desa, wawancara dan kuisioner.
Data yang diambil meliputi pengetahuan, sikap, dan perilaku anak sekolah tentang karies
gigi. Hasil data pengetahuan kurang baik 60% , sikap kurang baik 30%, dan perilaku
kurang baik 60%. Data yang didapatkan disimpulkan bahwa anak sekolah yang berada di
di Dusun Kaliwangan, Temon Wetan, Temon Kulon Progo kekurangan pengetahuan
tentang karies gigi. Maka kami mengambil diagnosa kurangnya pengetahuan pada anak
sekolah dalam masalah kesehatan karies gigi dan bekerja sama dengan kader setempat
untuk mengoptimalkan kembali layanan kesehatan kader untuk meningkatkan
pengetahuan anak sekolah serta masyarakat yang ada. Untuk lebih mengoptimalkan
kegiatan, kelompok mengambil diagnosa kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
dengan kegiatan pokok membantu memberikan Pendidikan kesehatan menggosok gigi
dengan baik dan benar untuk meningkatkan perilaku tentang kesehatan.
G. Saran
Penyuluhan yang kami berikan diharapkan agar anak sekolah dapat meningkat
pengetahuan serta perilakunya mengenai karies gigi dan perilaku penanganan karies gigi
dengan cara salah satu caranya menggosok gig dengan baik dan benar setelah makan.
Orangua juga diharapkan untuk dapat mendampingi anak selalu dalam memberikan
perawatan kesehatan yaitu salah satunya kesehatan gigi.
Selain itu diharapkan pelayanan kesehatan yang ada di desa maupun wilayah
sekitar agar selalu memberikan penyuluhan, pemeriksaan, dan penanganan yang baik
31
dalam masyarakat terutama anak sekolah yang membutuhkan perawatan kesehatan sejak
sedini mungkin serta untuk mencegah meningkatnya masalah kesehatan karies gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Muhammad Agung. 2019. Buku Ajarkonsep Konsep Dasar Dalam Keperawatan
Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Pondok Cina 4
Depok.
Harnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Takalar : Penulis dan Penerbit
Pustaka As Salam
Medika
http://repository.ump.ac.id/678/3/ALVIANI%20ANTYA%20NISITA%20BAB
%20II.pdf Diakses pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 13.23 WIB
Pakpahan, Martina dkk . 2020. Keperawatan Komunitas. Medan : Yayasan Kita Menulis
32
https://www.gelarsramdhani.com/2019/10/klasifikasi-karies-menurut-gv-black.html.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2020 pukul 14.00 WIB
Tarigan, Rasinta. 2015. Karies Gigi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Winda, S U., Paulina G., dan Dinar A W. 2015. Gambaran Karies Rampan Pada Siswa
Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Pineleng II Indah. Jurnal e- GIGI, Vol.
3, Nomor 1
Worotitjan et all. 2013.Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan Dan Minum Pada Anak
Sekolah
33
34
LAMPIRAN
Kriteria Penapisan
Sesuai Jumlah Besarnya Kemungkinan Minat Kemungkinan Sesuai Sumber Sumber Sumber Adanya Adanya Jumlah
dengan yang risiko untuk Masyarakat masalah untuk dengan daya daya daya dana fasilitas SDM Skore
Peran berisiko dilakukan untuk diatasi program tempat waktu untuk kesehatan untuk
Perawat pendidikan menyelesaik kesehatan menyelesai mengatasi
Komunitas kesehatan an masalah kan masalah
kesehatan masalah kesehatan
kesehatan
Diagnosa
Keperawatan
Komunitas
Kurangny 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 57
a
pengetahu
an pada
anak usia
sekolah
dengan
masalah
caries gigi
di dusun
kaliwanga
n, Temon
wetan,
Temon,
Kulon
Progo
35
Kesiapan 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 54
meningkat
kan
manajeme
n
kesehatan
diri di
dusun
kaliwanga
n, Temon
wetan,
Temon,
Kulon
Progo
Keterangan :
Rentang Skor : 1-5
Keterangan :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
36
STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
LEMBAR KUISIONER KESEHATAN ANAK SEKOLAH
DENGAN KARIES GIGI
Petunjuk pengisian :
Isilah titik-titik dibawah ini.
1. Kepala Keluarga : .........................................
2. Nama Ibu : .........................................
3. Jumlah Anak : .........................................
4. Nama Remaja : .........................................
5. Alamat : RT....../RW...... Kelurahan............... Kecamatan.........
6. Umur : ......... Tahun
7. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan* (*coret yang tidak dipilih)
8. Suku : Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Dayak, Lainnya............
9. Pendidikan : Tidak sekolah/SD/SMP sederajat/SMA sederajat* Kelas......
PENGETAHUAN
Petunjuk : (B : Benar, S : Salah)
No Pernyataan B S
1. Karies adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak
ditemukan di masyarakat terutama pada anak-anak
2. Perawatan kesehatan gigi yang tidak sesuai akan menyebabkan
masalah kesehatan gigi pada anak
3. Cara mencegah karies gigi pada anak adalah dengan cara
menggososk gigi setelah makan dan sebelum tidur
4. Karies gigi merupakan permasalahan gigi paling sering di temukan
pada anak
5. Menggosok gigi yang baik dan teratur dapat mencegah karang gigi
dan karies gigi
6 Memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi secara rutin
7 Karies gigi dapat mempengaruhi perubahan nutrisi anak
8 Gula merupakan salah satu penyebab karies pada gigi
9 Menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi
10 Menggosok gigi dilakukan sesudah makan dan sebelum tidur
11 Menggosok gigi menggunakan sikat gigi sendiri sendiri
37
12 Makan makanan manis pada malam hari dapat menyebabkan karies
13 Karies adalah penyakit pada gigi
14 Mengetahui cara tentang menjaga kesehatan gigi
15 Kebiasaan menggosok gigi sudah dilakukan dari saya kecil
KEBIASAAN MAKAN
Berilah tanda centang (√) pada pernyataan yang tepat!
Kadang- Tidak
No Variable Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah
1 Adik-adik suka mengkonsumsi
makanan-makanan manis?
2 Berapa kali adik-adik mengkonsumsi
makanan manis dalam 1 hari?
3 Kebiasaan makan manis pada malam
hari?
4 Apakah orangtua mengajarkan
makanan yang baik untuk kesehatan
gigi anaknya?
5 Adik-adik pernah mengkonsumsi
cokelat?
6 Adik-adik pernah mengkonsumsi
permen?
7 Berapa kali dalam sehari adik-adik
mengkonsumsi permen?
8 Berapa kali adik-adik mengkonsumsi
makan makanan yang bisa
menimbulkan plak, seperti biskuit?
9 Kebiasaan makan pada malam hari?
10 Makan makanan yang memperkuat
gigi seperti makanan yang banyak
mengandung kalsium, seperti susu?
Kadang- Tidak
No Variable Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah
38
1 Kebiasaan dalam menggosok gigi
2 Menggosok gigi setiap sesudah
makan?
3 Orang tua mendampingi saat
menggosok gigi sebelum tidur?
4 Menggosok gigi menggunakan pasta
gigi
5 Orang tua anda selalu mengingatkan
tentang menggosok gigi
6 Menggunakan sikat gigi milik sendiri
(tidak bergantian) ?
7 Setelah makan anda langsung untuk
menggosok gigi?
8 Orang tua anda mengajarkan anda cara
menggosok gigi dengan benar?
39
40