Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEPERAWATAN KERLUARGA BAPAK I DENGAN ANAK E

USIA SEKOLAH PADA PASIEN DENGAN DIARE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga


Dosen Mata Ajar : Eva Nurlina, M.Kep., Ns., Sp.Kep. Kom

COVER

Disusun Oleh :
Kelompok 11

1. Reymanda Nessa Berliani 2920183410


2. Riska Alfinasari 2920183411
3. Ratna Sari Dewi 2920183412

Kelas 3D

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
dengan judul “Asuhan Keperawatan Kerluarga Usia Sekolah Pada Pasien dengan
Diare. Tujuan penulisan tugas ini adalah dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Keluarga”.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Eva Nurlina, M.Kep., Ns., Sp.Kep. Kom selaku dosen mata ajar
Keperawatan Keluarga dan sebagai dosen pembimbing.
2. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut
membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat kami harapkan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami
namun juga bagi para pembaca.

Yogyakarta, Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................5
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan...................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................7
A. Konsep Dasar Keluarga........................................................................7
1. Pengertian Keluarga........................................................................7
2. Ciri-ciri Keluarga............................................................................7
3. Tipe Keluarga.................................................................................8
4. Struktur Keluarga............................................................................10
5. Fungsi Keluarga..............................................................................10
6. Tugas Kesehatan Keluarga.............................................................11
7. Tahap Perkembangan Keluarga......................................................12
8. Peran Perawat Keluarga..................................................................14
B. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga..................................................16
1. Pengertian Keperawatan Keluarga.................................................16
2. Tujuan Keperawatan Keluarga.......................................................16
3. Proses Keperawatan Keluarga........................................................18
C. Konsep Dasar Diare Pada Anak...........................................................19
1. Pengertian Diare.............................................................................19
2. Etiologi Diare..................................................................................20
3. Klasifikasi Diare.............................................................................21
4. Manifestasi Klinis Diare.................................................................21
5. Patofisiologi Diare..........................................................................22
6. Pathway Diare.................................................................................24
7. Penatalaksanaan Diare....................................................................24

3
8. Komplikasi Diare............................................................................27
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA.....................................28
A. Kasus ....................................................................................................28
B. Pengkajian.............................................................................................30
C. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga...................................33
D. Lingkungan...........................................................................................34
E. Struktur Keluarga..................................................................................35
F. Fungsi Keluarga....................................................................................36
G. Stres dan Koping Keluarga...................................................................38
H. Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga........................................................39
I. Harapan Keluarga.................................................................................40
J. Analisa Data..........................................................................................40
K. Diagnosa Keperawatan Prioritas...........................................................43
L. Intervensi Keperawatan........................................................................44
M. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi.................................................59
BAB IV PENUTUP..........................................................................................76
A. Kesimpulan...........................................................................................76
B. Saran.....................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................77

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Negara berkembang seperti Indonesia, karena angka morbiditas dna
mortilitas-nya masih tinggi. Survey mortilitas yang dilakukan oleh Subdit
Diare Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terdapat insiden
kenaikan (Kementrian Kesehatan RI, 2011)
Diare adalah penyakit masyarakat yang masih menyerang bayi,
anak sekolah, remaja bahkan orang dewasa. Penyakit diare sering dijumpai
pada anak-anak, diare merupakan penyakit yang ditandai dengan buang ari
besar (BAB) encer lebih dari 3 kali dalam sehari (Ariani, 2016). Penyakit
diare merupakan penyebab kematian lebih dari dua juta anak setiap tahun
sebesar 29 %., masyarakat yang paling beresiko yaitu anak-anak yang
tinggal didaerah terpencil dan tergolong masyarakat miskin (WHO, 2013).
Di Indonesia angka kejadian diare yang tertinggi yaitu pada tahun
2009, The United Nations Children Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa Asia Selatan merupakan benua
tertinggi yang menderita diare pada balita yakni sebesar 783 juta kemudian
Afrika sebesar 696 juta, sebagian dari dunia sebesar 480 juta dan Asia
Timur dan Pasifik sebesar 435. Pada Tahun 2015, di Indonesia lebih dari
1.400 anak-anak meninggal setiap hari, atau sekitar 526.000 anak per
tahun yang disebabkan karena diare (Kemenkes RI, 2015 dalam Ariani,
2016).
Penderita diare di DIY tergolong tinggi. Sementara itu, kasus diare
yang terdata mengalami peningkatan dari 64.857 kasus pada tahun 2011.
Dari laporan STP Puskesmas tahun 2013 kasus diare dilaporkan menurun
menjadi 39. 710. Berdasarkan laporan rutin Seksi Pnegendalian Penyakit
bahwa jumlah kasus diare tahun 2017 sebanyak 48.556. kasus dengan 63%
dari total target jumlah penemuan (Dinkes DIY, 2017).

5
Faktor resiko terjadinya diare pada anak adalah karena anak
mengkonsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya, perilaku
hidup sehat bersih terutama mencuci tangan, lingkungan disektiar dan
faktor penjamunya (Wong, 2009). Sehingga keluarga yang menjadi tokoh
utama pada anak harus lebih memperhatikan perilaku hidup sehat bersih
dan memperhatikan keadaan gizi pada anak.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan dalam asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah utama diare pada keluarga Bp. I di Mlati Sleman?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
keluarga anak dengan diare ini adalah untuk mengetahui masalah
keperawatan khususnya Diare Pada Anak dalam keluarga.
2. Tujuan khusus
Tujuan Khusus dari laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan ini
adalah:
a. Mampu melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Anak dengan Diare
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Asuhan Keperawatan
Keluarga Anak dengan Diare
c. Mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Anak
dengan Diare

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kosep Dasar Keluarga


1. Pengertia Keluarga
Keluarga adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan
hukum dan undang – undang perkawinan yang sah hidup bersama dengan
keterkaitan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Setiawan, 2016).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko,2012).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung
karena hubunga darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Muwarni & Setyowati,
2013)

2. Ciri – ciri Keluarga


Menurut Setiawan (2016), ciri – ciri keluarga yaitu sebagai berikut:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sisten tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggta –
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga metupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tinggal.

7
3. Tipe Keluarga
Tipe dan bentuk keluarga menurut Sudiharto (2012), adalah
sebagai berikut :
a. Secara tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak karena
dilahirkan (narural) maupun adopsi.
2) Keluarga asal (family of origin)
Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang yang
dilahirkan
3) Keluarga Besar (extended family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenk, bibi, paman, sepupu.
b. Secara modern
1) Tradisional nuclear
Keluarga inti yang didalmnya terdapat sangsi-sangsi yang harus
dipatuhi oleh anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
2) Reconstituted nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami atau istri yang tinggal dalam satu rumag dengan anak-
anknya
3) Niddle age
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya
bekerja dirumah anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah
atau perkawinan
4) Dyadiac nucclear
Suami atau istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang kedua atau salah satunya bekerja diluar

8
5) Singgle parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau keatian pasangannya
dan anak –anaknya dapat tinggal dirumag atau diluar rumah
6) Dual carrer
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa adanya seorang
anak
7) Commer merried
Suami istri atau keduanya orang kerier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu
8) Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendirian yang tidak adanya
keinginan untuk menikah
9) The generation
Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah
10) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anaknya yang bersama-sama memfasilitasi
11) Group marriage
Suatu perumahan yang terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dala satu kesatuan keluarga dan tiap individu menikah dengan
yang lainnya dan semua adalah orang tua dari anak-anak
12) Unmarriade parent
Dua orang atau pasangan yang tinggal dalam satu rumah tetapi
pasangan tersebut tidak mneikah
13) Choibin couple
Dua orang atau pasangan yang tinggal dalam satu rumah tetapi
pasangan tersebut tidak menikah

9
14) Gay and lesbian family
Keluarga yang dibentuk dalam pasangan yang berjenis kelamin
yang sama.

4. Struktur keluarga
Struktur keluarga nenurut Setiawan (2016), struktur keluarga terdiri dari:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur
garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepanjang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu atau istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri tinggal bersama keluarga
sedarah ayah atau suami.
e. Keluarga kawin adaklah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanta hubunga suami atau istri.

5. Fungsi Keluarga
Lima fungsi keluarga menurut Friedman, et al., (2010), sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif (fungsi mempertahankan kepribadian)
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Respon
dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yag dialami tiap anggota
keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara
keluarga mengekspresikan kasih sayang. Kebahagiaan keluarga diukur
oleh kekuatan cinta keluarga.

10
b. Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perunahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkunga sosial. Sosialisasi dimulai sejak individu dilahirkan
dan berakhir setelah meninggal. Keluarga merupakan tempat dimana
individu melakukan sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga
sepertimemenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mecegah terjadinya gangguan
kesehatan atau merawata anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan
pemeliharan kesehatan terhadap anggitanya dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga.

6. Tugas Kesehatan Keluarga


Menurut Setiawan (2016), membagi 5 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal Masalah Kesehatan Setiap Anggotanya Tugas ini
merupakan perhatian dan tanggung jawab penting bagi keluarga
apabila terjadi adanya perubahan pada anggota keluarga, perlu segera
dicatat sejak kapan dan perubahan apa saja yang terjadi.
b. Mengambil Keputusan Untuk Melakukan Tindakan yang Tepat Bagi
Keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

11
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga
dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka
segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan Keperawatan Anggotanya yang Sakit Perawatan ini
dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi Lingkungan Mempertahankan suasana dirumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga.
e. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Mempertahankan hubungan timbal
balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada).

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Muwani & Setyowati (2013),
adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Baru Menikah
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga Dengan Anak Baru Lahir <30 bulan (child bearing)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini:
1) Mempersiapkan menjadi orang tua

12
2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual, dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
c. Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah (2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam atau diluar
keluarga
5) Pembagian waktu untuj individu, pasangan dan anak
6) Pembagian tanggung jawan individu, pasangan dan anak.
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga Dengan Anak Remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingatkan remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai
memiliki otonom.
2) Mempertahan kan hubungan yang intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

13
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga Dengan Anak Dewasa (Anak Mulai Meninggalkan Rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini:
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga
besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
dimasyarakat
4) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Semua Anak Meninggalkan Rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini :
1) Mempertahankan kesehatan inidividu dan pasangan usia
pertengahan.
2) Memepretahankan hubunganyang serasi dan memuaskan dengan
anaknya dan sebaya.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga Lanjut Usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini :
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenagkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi kehilangan
pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarha.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

8. Peran Perawat Keluarga


Menurut Muwani & Setyowati (2013), dalam memberukan asuhan
keperawatan terhadap keluarga perawat mempunyai peran di antaranya
adalah :

14
a. Edukator (Pendidik)
Pada peran ini perawat berkewajiban membantu klien dalam hal ini
adalah keluarga untuk meningkatkan keseharan melaui pemberian
pengerahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik
yang diterima sehingga keluarga dapat menerima tanggung jawab
terhadap hal – hal yang diketahui.
b. Fasilitator
Perawat membantu klien atau keluarga dalam menghadapi kendala
untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Perawat harus meyakinkan
keluarga mengenai sistem pelayanan kesehatan yang ada
dimasyarakat.
c. Konselor
Narasumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah kesehatan
perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
d. Koordiator
Perawat memanfaatkan semua sumber – sumber dan potensial yang
ada, baik materi maupun kemampuan keluarga secara terkoordinasi
sehingga tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun yang tumpang
tindih
e. Pelaksana
Perawat dihadapkan dapat mendemontrasikan pada keluarga asuhan
keperawatan yang diberikan agar keluarga dapat melakukan secara
mandiri.
f. Advokat klien (Kleuarga)
Peran perawat sebagai penghubung antara klien atau keluarga dengan
tenaga kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien atau keluarga, dan membuka keluarga
untuk memahau semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisonal profesional.

15
g. Kolaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalan
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna
memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

B. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 2010
seperti dikutip dalam Widagdo, 2016).
Keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan
(Depkes RI, 2010 seperti dikutip dalam Widagdo, 2016).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area
pelayanan keperawatan dimasyarakat yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga
dalam pegkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan
memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-sumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan
dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010 seperti dikutip dalam
Widagdo, 2016)

2. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum
dan khusus (Widagdo, 2016).
a. Tujuan umum
Kemandirian keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.

16
b. Tujuan Khusus
Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya
berikut ini.
1) Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
seluruh anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti
tentang pengertian dan gejala diare yang diderita oleh anggota
keluarganya?
2) Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh,
segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang
sakit diare ke pelayanan kesehatan.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit. Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit kencing manis, yaitu memberikan diet DM, memantau
minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan
kontrol ke pelayanan kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga
mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara
pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan
psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota
keluarga yang sakit.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga yang mempunyai

17
masalah kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas,
rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk
anggota keluarganya yang sakit.

3. Proses keperawatan keluarga


Proses keperawatan merupakan suatu proses penyelesaiaan
masalah secara sistematik yang digunakan ketika bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok atau komunitas (Friedman, 2010).
a. Pengkajian
1) Data umum keluarga
2) Tipe keluarga
3) Suku agama
4) Agama
5) Status sosial ekonomi keluarga
6) Aktifitas rekreasi keluarga
7) Tahap perkembangan keluarga
8) Pengkajian lingkungan
9) Struktur keluarga
10) Berespon terhadap stressor
11) Pemeriksaan fisik
12) Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
13) Stress dan koping keluarga kemampuan keluarga
b. Diagnosa keperawatan
c. Analisa data
d. Rencana keperawatan
e. Implementasi keperawatan

18
C. Konsep Dasar Diare Pada Anak
1. Pengertian Diare
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal
dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses
yang encer atau cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau
lendir yang merupakan akibat dari terjadinya proses imflamasi pada
lambung atau usus (Wijayaningsih, 2013). Diare merupakan buang air
besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan
normal yakni 100-200 ml sekali defekasi dan terjadi terus-menerus
(Hendarwanto,2011).
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat. Ditinjau dari segi patofisiologis, penyebab
diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu diare sekresi dan diare
osmotik. Diare sekresi disebabkan oleh virus/kuman, hiperistaltik usus
halus dan defisiensi imun. Diare osmotik disebabkan oleh malabsorpsi
makanan, kurang energi protein, dan bayi berat badan lahir rendah
(Suandi, 2012).
Diare akut pada anak sering diartikan sebagai timbulnya diare
tanpa adanya penyakit kronik, dengan atau tanpa disertai nyeri perut,
demam, mual ataupun muntah. Secara umum, definisi diare adalah buang
air besar cair atau lunak lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Volume feses per
hari berkisar antara 5 ml/kgBB (normal) sampai 200 ml/kgBB atau lebih.
Kehilangan elektrolit dan dehidrasi merupakan morbiditas utama pada
diare akut. Diare akut umumnya berlangsung kurang dari 7 hari dan tidak
lebih dari 14 hari. Penyebab diare tersering adalah virus, bakteri dan
parasit. Diare tanpa peradangan, biasanya feses bersifat cair, tanpa darah
dan lendir ataupun demam. Seringkali mengenai usus halus dan tidak
menyebabkan kerusakan mukosa usus. Sebaliknya, diare disertai
peradangan biasanya feses mengandung darah dan banyak lekosit,
mengenai usus besar dan dapat disertai demam, muntah dan nyeri perut

19
(Asosiasi Dietisien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia dan
Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2015).

2. Etiologi Diare
Menurut Tahir A. W (2013) yaitu:
a. Diluar usus infeksi diluar usus tubuh manapun seperti pneumonia,
infeksi telinga, tonsilitis dapat menyebabkan mencret dalam stadium
yang biasanya ringan.
b. Didalam usus penyebab diare paling sering pada anak kecil adalah
infeksi dengan berbagai bakteri ini dapat terjadi karena infeksi oleh
organizme disentri basiler, bakteri disamping virus dan protozoa.
Yang paling sering dijumpai dalam jumlah besar yang berasal dari
lingkungan kotor. Anak yang kurang gizi amat rentan dalam periode
bebas diare.
c. Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose, dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
d. Malabsorbsi lemak
1) Penyebab pancreas : fibrosis kistik, insufisiensi lifase pancreas
2) Penyakit hati : hepatitis neonatal atresia biliaris, sirosis hepatis
3) Penyakit usus halus : malabsorbsi usus (karna kelainan mukosa
usus atau atrofi), reaksi usus halus yang ekstensif (pada atresia
volvulus, infrak masentrium), enteritis regional.
4) Kelainan limfe : limfangiektasis usus, gangguan limfe karna
trauma, tuberculosis, kelainan congenital
e. Malabsorbsi protein, terjadi pada gangguan pancreas (enzym
pencernaan terganggu) dan kelainan mukosa usus pada pemeriksaan.
f. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
g. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi
pada anak yang lebih besar).

20
3. Klasifikasi Diare
Menurut Wijaya (2010), penyakit diare dapat dibedakan menjai 2 yaitu :
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung
kurang dari 2 minggu. Gejalanya antara lain : tinja cair, biasanya
mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam atau muntah.
Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai
beberapa hari. Diare akut dapat terjadi akibat infeksi virus, infeksi
bateri, akibat makanan.
b. Diare kronis
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 1 hari sejak
awal diare

4. Manifestasi Klinis Diare


Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah suhu badan
mungkin meningkatkan, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare, feses makin cair, mungkin mengandung darah
atau lendir, dan warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena
bercampur empedu. Akibar seringnya defekasi, anus dan sekitarnya
menjadi lecet karena sifat feses makin lama menjadi asam, hal ini terjadi
akibat banyaknya asam laktat yang di hasilkan dari pemecahan laktosa
yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi
sesudah atau sebelum diare. Apabila penderita teoah banyak mengalami
kehilangan air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan
turun , ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan turgor kulit
berkurang dan selaput lendir pada mulut dan bibir terlihat kering. Gejala
klinis menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan.
Apabila dilihat dari banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat
dibagi berdasarkan kehilangan berat badan. Berdasarkan kehilangan berat
badan, dehidrasi terbagi menjadi 4 kategori yaitu : tidak ada dehidrasi
( bila terjadi penurunan berat badan 2,5%) dehidrasi ringan (bila terjadi

21
penurunan 2,5%-5%), dehidrasi sedang ( bila penurunan berat badan 5-
10%) (sodikin, 2011).

5. Patofisiologi
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
didinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam
basa (asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah. Mekanisme
terjadinya diare dan termaksut juga peningkatan sekresi atau penurunan
absorbsi cairan dan elektrolit dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang
berasal dari inflamasi mukosa intestinal (Wiffen et al, 2014).
Infeksi diare akut diklasifikasikan secara klinis dan patofisiologis
menjadi diare noninflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi
disebabkan invasi bakteri dan sitoksin di kolon dengan manifestasi
sindrom disentri dengan diare disertai lendir dan darah. Gejala klinis
berupa mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, tetenus, serta
gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja rutin makroskopis
ditemukan lendir dan atau darah, mikoroskopis didapati sek lukosit
polimakronuklear. Diare juga dapat terjadi akibat lebih dari satu
mekanisme, yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di
usus. Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin
yang menyebakan terjadinya diare. Pada dasarnya, 12 mekanisme diare
akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel
dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi

22
enterotoksin atau sitoksin. Satu jenis bakteri dapat menggunakan satu atau
lebih mekanisme tersebut untuk mengatasi pertahanan mukosa usus
(Amin, 2015).
Mobilitas usus yang meningkat, penurunan waktu transit, ataupun
paparan isi lumen terhadap permukaan absorpsi usus berperan terhadap
terjadinya diare ini. Diare dapat terjadi akibat satu atau lebih patofisiologi
tersebut. Rotavirus sebagai penyebab peningkatan rawat inap bahkan
kematian anak-anak akibat diare, memiliki lebih dari satu mekanisme
dalam proses terjadinya diare. Target dari virus ini adalah enterosit
absortif matang yang sedang melakukan regenerasi dan munculnya sel
kripta sekretori yang belum matang. Hal ini menyebabkan penurunan
absorpsi dan peningkatan sekresi pada usus. Selain itu rotavirus juga
menyebabkan hilangnya enzim pencernaan pada brush border sehingga
menimbulkan malabsorpsi. Peningkatan isi lumen akan memicu
peningkatan aktivitas peristaltis usus, yang juga berkontribusi terhadap
terjadinya diare (Sweetser, 2012).

23
6. Pathway Diare

Sumber : Hidayat (2016).

7. Penatalaksanaan Diare
Prinsip tatalaksana diare adalah dengan lintas diare atau lima
langkah tuntaskan diare yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. Pemberian cairan bukan
satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus
serta mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.

24
Menurut Depkes RI (2010), program lima langkah tuntaskan diare
yaitu:
a. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
Oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai
dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan
bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah
sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit
yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi
rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi
penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Pemberian
berdasarkan tingkat dehidrasi yaitu :
1) Diare tanpa dehidrasi
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret Umur 1 – 4
tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret Umur diatas 5 Tahun :
1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
2) Diare dengan dehidrasi ringan sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan
selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa
dehidrasi.
3) Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke
Puskesmas.Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus
diberikan dengan sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2
menit. Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan.Anak yang
lebih besar dapat minum langsung dari gelas.Bila terjadi muntah
hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-
lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit.Pemberian cairan ini
dilanjutkan sampai dengan diare berhenti.
b. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide

25
Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan
mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam
epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan
fungsi selama kejadian diare. Pemberian Zinc selama diare terbukti
mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi
frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan
bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak
mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada balita:
1) Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
2) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan
air matang atau air susu ibu, sesudah larut berikan pada anak diare.
c. Teruskan pemberian air susu ibu dan makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum air
susu ibu harus lebih sering di beri air susu ibu. Anak yang minum susu
formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan
atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat
harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit
lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian
makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu
pemulihan berat badan.
d. Antibiotik Selektif
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya
kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri.Antibiotika
hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar
karena shigellosis), dan suspek kolera.

26
e. Nasehat kepada orang tua/pengasuh
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
1) Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
3) Diare lebih sering
4) Muntah berulang
5) Sangat haus
6) Makan/minum sedikit
7) Timbul demam
8) Tinja berdarah
9) Tidak membaik dalam 3 hari.
10) Komplikasi Diare

8. Komplikasi Diare
Menurut Nelwan (2014), bisa timbul pertumbuhan bakteri diusus
secara berlebihan, sindrom malabsorbsi. Merupakan tanda awal pada
inflammatory bowel disease. Menjadi predisposisi sindroma raiter’s atau
sindrom hemolitik- uremikum”.
Sedangkan Menurut Suraatmaja (2009), kebanyakan penderita
sembuh tanpa adanya komplikasi, tetapi sebagian kasus mengalami
komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau pengobatan yang
diberikan. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu Hipernatremia,
Hiponatremia, demam, edema, asidosis, hipokalemia, illeus paralitikus,
kejang, intoleransi laktosa, muntah dan gagal ginjal.

27
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Kasus
Sebuah keluarga tinggal di daerah Mlati, Rt 07/03 Sleman. Yang terdiri
dari Ayah, Ibu, dan 2 orang anak perempuan. Tn. I berumur 40 tahun
beragama islam, Pendidikan terakhir SLTP, bekerja sebagai sopir. Tn. I
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dan kedua orang tua masih ada
tinggal ikut adiknya yang berada di Tempel, Sleman. Sedangkan Istri Tn. I
bernama Ny. R beragama islam pendidikan Terakhir SD , bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga, Ny. R ,merupakan Anak kedua dari tiga bersaudara dan
kedua orang tua masih ada tinggal di Seyegan , Sleman. Anak Tn. I yang
pertama bernama An. E berumur 14 Tahun sedang duduk dibangku SMP, dan
Tn. I yang kedua bernama An. U berumur 10 Tahun, sedang duduk dibangku
sekolah dasar. Keluarga Tn. I merupakan keluarga dengan latar belakang
budaya Jawa. Sehari-hari keluarga Tn. I berkomunikasi menggunakan bahasa
jawa. Tn. I merupakan penduduk asli di pedukuhan mlati, ia lahir dan besar
didusun Mlati sedangkan istrinya berasal dari seyegan sleman dan akhirnya
menetap di Mlati, Sleman setelah menikah dengan Tn. I. Sehari-hari keluarga
Tn. I bersosialisasi dan bergaul dengan masyarakat sekitar yang rata-rata
berasal dari jawa sama seperti mereka. Keluarga Tn. I selalu mengikuti
kegiatan di masyarakat seperti kerja bakti, arisan dan lain-lain. Begitu juga
dengan istrinya selalu mengikuti kegiatan seperti pkk, dan pengajian.
Keluarga Tn. I selalu berekreasi ke tempat wisata setiap satu bulan sekali,
,mengingat pekerjaan Tn. I sebagai sopir jarang pulang dan tidak memiliki
banyak waktu luang dengan keluarga. Keluarga Tn. I saat ini tidak memiliki
riwayat penyakit keturunan, hanya saja anak Tn. I yang pertama bernama An.
E sering jajan dan makan sembarangan saat disekolah. Selama dua hari ini
anaknya mengeluh sakit perut dan BAB lebih dari 4x sehari dan encer. An. E
sebelum makan dan sesudah makan tidak pernah cuci tangan dan tidak tahu
cara cuci tangan yang baik dan benar . setelah BAK dan BAB anak tidak

28
pernah cuci tangan , An. E tampak kukunya terlihat panjang dan kotor, nafsu
makan anak berkurang, Wc menggunakan kamar mandi jongkok, Wc yang
digunakan tampak kotor tidak pernah dibersihkan. Tn. I mengatakan jika
salah satu anggota keluarganya sakit keluarga langsung membawa nya ke
puskesmas atau klinik kesehatan yang berada di dekat rumah. Tn. I tidak
memiliki BPJS, jadi ketika berobat ke pelayanan kesehatan membayar. Tn. I
menempati rumahnya sendiri, rumahnya berukuran 300m2 jumlah seluruh
ruangan yang ada didalam rumah keluarga Tn. I ialah 10 ruangan ,
diantaranya 4 Kamar Tidur , 2 kamar mandi/wc , 1 ruang tamu, 1 ruang
dapur, 1 ruang makan, dam 1 ruamg Tv. Lantai rumah seluruhnya terbuat dari
keramik.Rumah tersebut memiliki 5 ventilasi yang masing-masing berukuran
60x30 cm dan memiliki jendela berjumlah 7 buah yang masing-masing
berukuran 70x14 0cm yang masing-masing di tutup menggunakan kaca. Tn. I
mengatakan 1 ruang paling depan yaitu untuk ruang tamu terdapat beberapa
kursi dan meja. 1 ruang tempat makan, 4 kamar tidur terdapat di belakang
setelah ruang tamu, pada masing-masing kamar terdapat tempat tidur dengan
kasur untuk tidur , terdapat 1 kamar mandu dibelakang rumah. Dapur
berlantai keramik.

29
B. Pengkajian
1. Data Umum Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. I
b. Umur : 40 tahun
c. Pendidikan : SLTP
d. Pekerjaan : Sopir
e. Alamat : Mlati, Rt 07/03 Sleman
f. Komposisi Anggota Keluarga : 4

No Nama L/P Hub. Dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan


1. Tn. I L Suami 40 SLTP Sopir

2. Ny. R P Istri 38 SD Ibu Rumah


Tangga
3. An. E P Anak 14 SMP Pelajar
4. An. U P Anak 10 SD Pelajar

g. Genogram

Ny. Ny.
KS KP
W N

Ny
Tn. I R

30
Keterangan Genogram :
= laki-laki sudah meninggal

= perempuan sudah meninggal

= = perempuan

= laki-laki

= pasien

= tinggal satu rumah


Keterangan Genogram:
Kakek S menikah dengan Ny. W dan memiliki 3 orang anak 1
perempuan dan 3 orang laki-laki kemudian Kakek P menikah dengan
Ny. N dan memiliki 4 orang anak, 1orang anak perempuan 3orang
anak laki-laki. Anak pertama perempuan Kakek S dan Ny. W
menikah dengan anak laki-laki terakhir Kakek P dan Ny. N. Dan
memiliki 2 orang anak perempuan semua. An E dan An U. An. E
mengalami sakit diare.
h. Tipe Keluarga
Keluarga inti (nucleur Family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak
i. Latar Belakang Budaya keluarga
1) Identitas suku bangsa
Keluarga Tn. I merupakan keluarga dengan latar belakang
budaya jawa sehari-hari keluarga Tn. I berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa jawa
2) Jaringan sosial keluarga
Keluarga Tn. I berasal dari suku Jawa/Indonesia
3) Tempat tinggal keluarga

31
Tn. I merupakan penduduk asli dipedukuhan Mlati ia lahir
di dusun mlati sedangkan istrinya berasal dari Sayegan Sleman
dan akhirnya menetap di Mlati Sleman setelah menikah dengan
Tn. I.
4) Kegiatan-kegiatan keagamaan
Keluarga Tn. I menganut islam.
5) Bahasa yang digunakan sehari-hari
Keluarga Tn. I menggunakan bahasa Jawa.
6) Kebiasaan diit dan berpakaian
Keluarga Tn. I tidak ada tantangan makan dan berpakaian
dengan biasa.
7) Dekorasi rumah tangga
Tidak ada.
j. Identitas Religius
Keluarga Tn. I selalu beribadah di masjid dan mengikuti
setiap ada pengajian begitupun den`gan Ny. R selalu mengikuti
pengajian ibu-ibu di dusunnya.
k. Status Kelas Soaial
Semenjak Pandemi ini terdapat sedikit perubahan dalam
pendapatan. Sebelum pandemi pendapatan selama 1 bulan 2.500.000
dan dimasa pandemi ini menjadi 1.500.000.
l. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. I selalu melakukan rekreasi 1 bulan sekali
ketempat wisata mengingat pekerjaan Tn. I yang jarang pulang dan
jarang ada waktu untuk keluarganya.

32
C. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan perkembangan keluarga saat ini yaitu Tahapan
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
2. Tugas perkembangan keluarga:
a. Membantu sosialisasi anak: tetanga, sekolah dan lingkungan,
kegiatan mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, menyediakan aktivitas untuk anak dan membantu
sosialisasi anak keluar rumah merupakan kegiatan yang harus
dilakukan oleh orangtua.
b. Mempertahankan keintiman pasangan, saat ini hubungan perkawinan
sering mengalami penurunan.orangtua lebih fokus pada karir dan
pendidikan anak.
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, keluarga perlu
menyediakan kebutuhan gizi bagi anggota keluarganya. Keluarga
perlu pula menyediakan kebutuhan anak akan kesehatan terutama
kesehatan kulit dan gigi.
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi yaitu kesehatan
kebutuhan gizi pada anak dan keluarga.
3. Sumber pelayanan kesehatan yang digunakan: Puskesmas
4. Riwayat keluarga Inti : tidak ada
5. Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
6. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Terlampir dalam tabel sebagai berikut:
Riwayat masing-masing anggota keluarga

33
Keadaan
No Nama Umur Imunisasi Tindakan yg dilakukan
kesehatan
 1 Tn. I 35thn Sehat -

2 Ny. R 30thn Sehat -

3 An. E 14thn Sehat Lengkap

4 An. U 10thn Sehat Lengkap

D. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Riwayat rumah yang ditempat
Rumah yang ditempati adalah Rumah Tn. I sendiri.
b. Gambaran kondisi rumah
Rumah Tn. I yang berukuran 300m² jumlah seluruh
ruangan yang ada di dalam rumah keluarga Tn. I ialah 10
diantaranya 4 kamar tidur, 2 kamar mandi/WC, 1 ruang tamu, 1
ruang dapur, 1 ruang makan, dan 1 ruang TV. Lantai rumah
seluruhnya terbuat dari keramik. Rumah tersebut memiliki 5
ventilasi yang masing-masing berukuran 60x30 cm dan memiliki
jendela berjumlah 7 buah yang masing-masing berukuran 70x140
cm yang masing-masing ditutup menggunakan kaca. Tn. I
mengatakan 1 ruangan paling depan yaitu untuk ruang tamu
terdapat beberapa kursi dan meja. 1 ruang tempat makan, 4 kamar
tidur, terdapat di belakang setelah RT, pada masing-masing kamare
terdapatr tempat tidur dengan kasur untuk tidur, terdapat 1 kamar
mandi di belakang rumah. Dapur berlantai keramik.
2. Sanitasi dan penggunaan sarana air bersih.
Sumber air minum yang di dapat dari air ledeng untuk minum dan
keperluan lainnya. Penggunaan air minum dimasak terlebih dahulu,
keluarga mempuyai kebiasaan yaitu dengan membuang sampah di
tempat pembuangan sampah umum.

34
3. Karakteristik tetangga dan komunikasi
Lingkungan sekitar keluarga seluruhnya beragama islam dan
mayoritas berasal dari Jawa berhubungan sosia antara keluarga dan
tetangga baik.
4. Mobilitas geografi keluarga
Tn. I dan Ny. R setelah awal menikah tempat tinggal mereka di
rumah Tn. I.
5. Perkumpulan keluarga
Interaksi dengan masyarakat waktu yang digunakan bila sedang
berkumpul yaitu saat melaksanakan ibadah.
6. Sistem pendukung keluarga
Kebutuhan hidup setiap hari dibiayai oleh Tn. I.

E. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi
terbuka, tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn. I yang berperan
sebagai kepala keluarga saat ini. Apabila ada masalah dalam keluarga ini
biasanya didiskusikan bersama-sama dengan istri.
2. Struktur peran
Peran Tn. I sebagai kepala keluarga, pelindung dan Ny. R berperan
sebagai dalam mengurus, mengasuh, mencari nafkah tambahan dan
menyiapkan makanan bagi suami dan anaknya sedangkan berperan
sebagai anak.
3. Nilai dan normal budaya keluarga
Keluarga ini mengajarkan sesuai dengan agama dan kepercayaan
mereka saling menghormati satu sama dengan yang lain. Dalam keluarga
diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.

F. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif

35
Fungsi afektif Tn.I Ny.R An.E An.U KET
a.Gambaran diri Baik Baik Ya ---- Anak U belum tau
b.Perasaan dimiliki Ya Ya Ya Ya tentang Gambaran
dan memiliki diri
c.Dukungan Ya Ya Ya Ya
terhadap Keluarga
d.Kehangatan Ya Ya Ya Ya
Dalam Keluarga
e.Saling Ya Ya Ya Ya
menghargai

2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi Tn.D Ny.T An.B An.U KET
a. Interaksi dan Baik Baik Baik Baik -
hubungan keluarga
b. Keluarga belajar Ya Ya Ya Ya -
mengenai
norma,disiplin,buday
a dan prilaku

3. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Kemampuan keluarga menyediakan makanan, pakaian, dan
perlindungan terhadap keluarga : Baik
b. Pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit : Keluarga kurang
mengetahui penyakit Diare.
c. Kesanggupan Keluarga dalam melakukan tugas perawatan : Kurang
baik.

36
d. Fungsi Keperawatan Keluarga
Masalah keperawatan Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
Diare pada An. E Mengenal masalah kesehatan :
Ny. R mengatakan :
An.E sudah pernah menderita diare sejak
usia 5 tahun. Sejak 2 hari yang lalu An E
mengalami diare lagi. An E belum pernah
menderita penyakit lain sebelumnya.

Mengambil keputusan :
Ny R mengatakan :
Sekarang mengonsumsi obat warung,
karena An E sedang ada keluhan tersebut.

Merawat anggota keluarga :


Ny R mengatakan :
Memasak makanan yang sehat dan
bergizi untuk An E. Untuk menjaga pola
makan keluarga masih sulit, karena An E
sulit makan makanan yang sehat.

Modifikasi lingkungan :
Ny R mengatakan :
Kondisi rumahnya tidak sehat dan dekat
dengan sungai.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan:


Ny R mengatakan :
Periksa di Puskesmas jika ada keluhan
saja.

4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. I merupakan pasangan yang masih produktif,
berencana mempunyai anak 3 orang, Ny. R Sebagai aseptor KB yaitu PIL
sejak kelahiran anak pertama.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. I dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
dengan menggunakan biaya dari pendapatan Tn. I selaku Sopir.

37
G. Stress dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Panjang
Keluarga Tn. I memikirkan masa depan anak-anaknya.
2. Stresor Jangka Pendek
Keluarga Tn. I sangat memikirkan kondisi anaknya yang sedang
sakit diare
3. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Jika ada masalah keluarga Tn I menghadapinya dengan mencari
alternatif menyelesaikan bersama-sama keluarga dan menyakini bahwa
setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

38
H. Pemeriksaan Fisik Keluarga

NO. KOMPONEN      Tn. I Ny.R An.E An. U


1 Riwayat Penyakit Tidak ada Tidak ada Diare Tidak Ada
Saat Ini
2 Keluhan Yang Tidak ada Tidak ada BAB  ≥5X/hari Tidak ada
dirasakan
3 Tanda dan Gejala Tidak ada Tidak ada Badan Tidak ada
lemas,konjungtiv
a pucat, turgor
kulit
kurang,KU,lema
h
4 Penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sebelumnya
5 Tanda-Tanda Vital TD:110/80 TD:120/80 TD : 90/80 TD: 100/60
MmHg MmHg R:26X/Menit\      MmHg
R:20X/Men R:21X/Me    R: 20X/Menit
it nit N:90X/menit N: 80X/menit
N:90X/meni N:80X/men S:37.80C S: 360C
t it
S:36.50C S:36,80C
6 Sistem Normal Normal Normal Normal
Kardiovaskuler
7 Sistem Respirasi Normal Normal Normal Normal
8 Sistem.Gastrointest Normal Normal Normal Normal
inal
9 Sistem Persyarafan Normal Normal Normal Normal
10 Sistem Normal Normal Normal Normal
Musculoskeletal

I. Harapan Keluarga
Keluarga berharap melalui perawatan dan pendidikan kesehatan
yang dilakukan selama asuhan keperawatan keluarga, penyakit Diare yang

39
diderita oleh An. E dapat sembuh dan anggota keluarga tertap dalam keadaan
sehat serta keluarga tahu bagaimana cara pencegahan penyakit Diare.

J. Analisa Data
No Data Masalah
1. DS: Kesiapan peningkatan

- Keluarga An E mengatakan: pengetahuan tentang


An E sebelum makan dan sesudah makan penyakit pada An E
tidak pernah cuci tangan dan tidak tahu cara
cuci tangan yang baik dan benar.

DO:

- An E tampak kukunya terlihat panjang dan


kotor

2. Ketidakefektifan
DS : Kelurga mengatakan
manajemen kesehatan
- Nafsu makan anak kurang
keluarga pada Bp I
- An E sering makan dan jajan sembarangan
dengan An E
- Setelah bak bab anak tidak pernah cuci
tangan menggunakan sabun
DO :
- Wc menggunakan kamar mandi jongkok
- Wc yang digunakan tampak kotor tidak
pernah dibersihkan

Diagnosa keperawatan menurut  scoring

SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

40
Skoring masalah keperawatan Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang penyakit
(Diare) pada An E

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 An E saat dilakukan
pemeriksaan kuku dan
Aktual (3) tangan, kuku tampak kotor
dan panjang
Risiko (2)

Potensial (1)
Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Dukungan dan cara yang
dapat diubah benar saat cuci tangan dan
memotong kuku
Mudah (2)

Sebagian (1)

Tidak dapat (0)


Potensial masalah untuk 1 3/3 x 1 = 1 Kemauan An E untuk cuci
dicegah tangan dan memotong kuku

Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)
Menonjolnya masalah 1 2 /2 x 1 = 1 Kuku kotor dan pola makan
harus segera ditangani agar
Segera (2) tidak terjadi masalah yang
berkelanjutan
Tidak perlu (1)

Tidak dirasakan (0)


Total 4

41
SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Skoring masalah keperawatan Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga


An E dalam mencegah perilaku yang dapat memperberat penyakit Diare

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Masalah Diare sudah terjadi
dan sudah terjadi
Aktual (3)

Risiko (2)

Potensial (1)
Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Mengubah gaya hidup An E
dapat diubah yang sering jajan
sembarangan, kebersihan
Mudah (2) kuku
Sebagian (1)

Tidak dapat (0)


Potensial masalah untuk 1 3/3 x 1 = 1 An E dan keluarganya
dicegah mengungkapkan harapannya
agar status kesehatan di
Tinggi (3) keluarganya dapat lebih baik
Cukup (2)

Rendah (1)
Menonjolnya masalah 1 2/1 x 1 = 1 Di keluarga An E masalah
yang paling menonjol adalah
Segera (2) diare
Tidak perlu (1)

Tidak dirasakan (0)


Total 4

42
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang penyakit (Diare) pada An. E
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga pada Bp I dengan An E

43
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Kesiapan Setelahdilaku TUK 1 1. Menyebut-kan Pencegahan diare : Keluarga mampu - Meningkatkan
peningkatan kan tindakan Setelah dilaku- cara me- - Makan makanan mengenal masalah- pengetahuan keluarga
pengetahuan keperawatan kan 1x kunjun- ncegah terja- sehat, bergizi, masalah diare mengenai pencegahan
tentang penyakit selama 3x gan rumah dinya penyakit dan bersih Diskusikan tentang yang bias dilakukan
(Diare) kunjungan selama 45 menit diare - Air minum yang pencegahan penyakit agar tidak terjadi
rumah selama kunjungannya, 2. Mendemonstr besih diare penyakit diare
45menit setiap diharapkan asikan cuci - Cuci tangan - Anjurkan keluarga - Mengevaluasi tingkat
kunjungan, keluarga tangan secara sebelum untuk pemahaman keluarga
diharapkan mampu mandiri untuk makan/minim mengungkapkan tentang pencegahan
masalah mengenal mencegah - Buang air besar kembali apa yang penyakit diare
Kesiapan pencegahan diare pada tempatnya sudah disampaikan - Memberikan energi
peningkatan penyakit diare. - Berikan pujian positif agar keluarga
pengetahuan 1. Menyebut- Keluarga mampu atas apa yang bersemangat dan
tentang kan cara melakukan cuci sudah keluarga merasa diperhatikan
penyakit me-ncegah tangan yang ingat - Dengan ini praktikan
(Diare) terjadinya diajarkan meliputi secara lansung,
penyakit - 6 benar cuci - Demonstrasikan keluarga akan
dapat diare secara langsung semakin paham
tangan

44
meningkat 2. Mendemo - Momen cuci cuci tangan untuk bagaimana cara
dengan kriteria nstrasikan tangan mengurangi risiko mempraktikkan cara
hasil: cuci diare cuci tangan dengan
1. Keluar tangan - Anjurkan keluarga benar
ga secara dapat - Mengevaluasi tingkat
mamp mandiri mengaplikasikan pemahaman keluarga
u untuk cuci tangan dalam atas apa yang telah
mngen mencegah kehidupan sehari- disampaikan
al diare hari - Meningkatkan
masala 3. menyebut- - Evaluasi cara cuci kemandirian klien,,
h diare kan tangan yang benar agar mampu
2. Keluar momen setiap pertemuan meningkatkan derajat
ga - Berikan pujian kesehatan keluarga
cuci
mamp atas apa yang yang lebih baik
tangan
u sudah dilakukan - Mengetahui
4. Keluarga
menga dan dipahami oleh keefektifan dan
memaha
mbil keluarga pelaksanaan terapi
keputu
mi kapan
yang dilakukan
san waktu
apakah ada pengaruh
3. Keluar untuk atau tidak pada
ga membaw penurunan agka

45
mamp a anak ke kejadian diare
u layanan - Memberikan
mema kesehatan semangat positif pada
nfaatk keluarga agar
saat diare
an keluarga mau
5. Mampu
pelaya melakukan apa yang
meman-
nan sudah diajarkan
faatkan
keseha
tan
tanaman

4. Keluar toga daun


ga jambu biji
mamp untuk
u mengobat
memo i diare.
difikas
i
lingku
ngan

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

46
Umum Khusus Kriteria Standar
TUK 2 3. menyebut-kan Momen cuci tangan Keluarga mampu - Meningkatkan
Setelah momen cuci - Sebelum makan mengambil kesadaran dan
dilakukan tangan - Sebelum keputusan untuk pengetahuan secara
tindakan 1x minum menerapkan cuci nalar momen cuci
kunjungan - Setelah tangan setiap hari : tangan sehinggga
rumah selama bermain - Disukusikan diharapkan mau
45 menit - Setelah momen cuci mengerti kapan saja
diharapkan memegang tangan harus dilakukan cuci
keluarga binatang - Tanyakan tangan
mampu - Setelah BAB harapan tentang - Menyelaraskan
mengambil BAK kesehaannya fikiran, harapan dan
keputusan - Anjurkan tingkah laku yang
keluarga untuk dilakukan
mengunkapkan keluarganya.
kembali apa Dengan harapann
yang sudah mau menyelaraskan
disampaikan harapan menjadi
- Berikan pujian nyata dengan

47
atas apa yang melakukan
dilakuakn tindakan.
keluarga - Mengevaluasi
tingkat pemahaman
keluarga atass apa
yang sudah
disampaikan
- Memberikan
semangat poositif
agar keluarga mau
dan mampu
melakukan cuci
tangan

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
TUK 3 4. Keluarga Segera bawa anak Keluarga mampu - Meminimalkan
Setelah memahami ke pelayanan memanfaatkan risiko terjadinya
dilakukan 1x kapan waktu kesehatan bila layanan kesehatan : dehidrasi berat pada

48
kunjungan untuk menemukan - Anjurkan anak
rumah selama membawa gejala : keluarga untuk - Memberikan
45 menit anak ke - Terlihat sakit melakuukan semangat positif
diharapkan layanan berat pemeriksaan ke pada keluarga
keluarga kesehatan - Diare lebih dari pelayanan
mampu saat diare 3 hari kedokter saat
memanfaatkan - Usia dibawah 6 meneukan tanda
prlayanan bulan dan gejala diare
kesehatan - Muntah - Berikan pujian
berlebih atas apa yang
- Demam lebih sudah dilakukan
dari 38 derajat keluarga
- Nyeri perut
selama 2 jam
- Dehidrasi

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar

49
TUK 4 5. Mampu Keluarga mampu Keluarga mampu - Keluarga mampu
Setelah meman- Memanfaat kan memodifikasi berfikir secara
dilakukan 1x faatkan tanaman toga daun lingkungan ; logika dan
kunjungan tanaman toga jambu biji dengan - Diskusikan mendorong
rumah selama daun jambu cara manfaat tanaman konsumsi obat
45 menit biji untuk merawat salah satu toga daun jambu herbal tanaman toga
diharapkan mengobati daun jambu biji biji daun jambu biji
keluarga diare. untuk - Berikan tanaman - Pemanfaatan
mampu dimanfaatkan toga daun jambu lingkungan depan
memodifikasi nantinya biji agar bisa rumah sebagai lahan
lingkungan ditanam di depan untuk sesuatu yang
rumah bermanfaat bagi
- Anjurkan kesehatan, sehingga
keluarga untuk dapat menghemat
mengungkapkan perekonomian dan
kembali apa yang memudahkan
sudah pengobatan
disampaikan - Mengevaluasi
- Ungkapkan tingkat pemahaman

50
harapan dari keluarga atas apa
tindakan yang sudah
penanaman toga disampaikan
untuk keluarga - Membangun rasa
- Berikan pujian ingin mencoba
atas apa yang penggunaan obat
sudah dilakukan herbal dan
keluarga keinginan untuk
merawat tanaman
herbal yang
diberikan demi
kesehatannya
- Memberikan energy
positif terhadap
keluarga dan
memberikan
perasaan
diperhatikan oleh
orang lain.

51
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Ketidakefektifan Setelah TUK 1 1. Menyebut Diare adalah suatu Keluarga mampu - Meningkatkan
manajemen dilakukan Setelah an kondisi buang air mengenal penyebab pengetahuan
kesehatan tindakan dilakukan 1x pengertian besar yang tidak atau perilaku yang keluarga
keluarga pada keperawatan kunjungan diare normal dimana dapat menyebabkan tentang diare
Bp. I dengan selama 3x selama 30menit - Mengevaluasi
buang air besar >3 diare :
An. E kunjungan setiap tingkat
kali dalam sehari
diharapkan kunjungan, - Diskusikan pemahaman
dengan konsistensi
ketidakefektifan diharapkan tentang diare dan keluarga
manajemen keluarga feses yang encer tentang hal
penanganannya
kesehatan mampu atau cair dapat yang telah
- Anjurkan keluarga
keluarga dapat mengenal disertai atau tanpa untuk disampaikan
teratasi dengan penyebab disertai dengan mengungkapkan - Memberi
kriteria hasil : perilaku yang darah atau lendir kembali energy positif
dapat yang merupakan - Berikan pujian pada keluarga
1. Keluarga
menyebabkan akibat dari atas kemampuan
mampu
diare terjadinya proses keluarga
mengena
1. Menyebut an imflamasi pada - Identifikasi dan
l
pengertian diare lambung atau usus diskusikan
penyeab
2. Menyebutkan penyebab dan
atau
perilaku yang perilaku yang
perilaku
dapat dapat memicu
yang
menyebabkan serta memperberat
dapat
dan diare
menyeba
memperberat - Dorong keluarga

52
kan dare penyakit diare untuk
2. Keluarga 3. 2. Menye mengidentivikasi
mampu mengidentifika- butkan Faktor penyebab kesamaan antara - Meningkatkan
mengam si hal-hal yang perilak diare : informasi yang pengetahuan
bil tidak u yang disampaikan keluarga tenang
keputusa diperboleh-kan dapat - Infeksi parasite dengan perilaku factor penyebab
n dan dianjur-kan menyeb - Alergi makanan An E sehari-hari diare
3. Keluarga pada penderi-ta abkan - Infeksi bakteri - Anjurkan keluarga - Meningkatkan
mampu diare dan untuk kesadaran
merawat mempe mengungkapkan keluarga agar
4. mampu
anggotan rberat kembali
ya yang mendiskusikan penyaki - Berikan pujian mengubah
sakit tindakan apa t diare perilaku yang
4. Kelluarg saja yang harus tidak sesuai
a mampu dilakukan - Mengevaluasi
memodif keluarga tingkat
ikasi selanjutnya pemahaman
lingkung terkait diare keluarga
an tentang materi
5.mendiskusikan yang telah
bagaimana jika disampaikan
kuku kotor dan - Memberi
konsisi energy positif
pada keluarga
lingkungan
sekitar yang
kotor

53
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
TUK 2 3.mengidentifi Hal-hal yang tidak Keluarga mampu - Keluarga
Setekah ka-si hal-hal diperbolehkan : mengambil semakin berfikir
dilakukan 1x yang tidak keputusanuntuk kritis dalam
kunjungan diperboleh-kan - Makan mengatasi perilaku yang mengetahui hal-
rumah selama makanan dapat memperberat hal yang
dan dianjur-
45 menit berlemak penyakit diare : memperberat
kan pada
diharapkan - Minum susu diare
penderi-ta - Makanan pedas - Diskusikan hal-hal
keluarga pasien - Mengevaluasi
mampu diare yang tidak pemahaman
Yang di diperbolehkan agar
mengambil keluarga
perbolehkan : tidak memperberat
keputusan tentang materi
penyakit diare
- Minum air yang sudah
- Mengevaluasi
putih yang disampaikan
pemahaman
banyak - Memberikan
keluarga tentang
materi yang sudah semangat positif

54
disampaikan kepada keluarga
- Memberikan
semangat positif
kepada keluarga

55
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
TUK 3 4.mendiskusikan Keluarga Keluarga mampu - Meningkatkan
Setelah dilakukan tindakan apa saja mampu merawat anggota kesadaran
1x kunjungan yang harus memberikan keluarganya terkait keluarga bahwa
rumah selama 45 dilakukan keluarga dukungan kesehatannya untuk keluarga sangat
menit diharapkan mengatasi perilaku yang berpengauh
selanjutnya terkait serta motivasi
keluarga mampu dapat memperberat diare terhadap
diare untuk selalu
merawat : kesehatan
cuci tangan
anggotanya anggota
setiap hari dan - Diskusikan figure keluarganya
menjaga yang paling
- Dukungan
kebersihan berpebaryh terhadap
kesehatan keluarga
keluarga
kuku merupakan hal
- Ajarkan keluarga
cara cuci tangan yang sangat
yang baik dan benar penting karena
keluarga adalah
orang terdekat
yang berada
disekitarnya dan
oran yang
paling bisa
memantau
kesehariannya

56
Tujuan Kriteria Evaluasi
No Diagnosa Intervensi Rasional
Umum Khusus Kriteria Standar
TUK 4 5.mendiskusikan - Memotong Keluarga mampu - Meningkatkan
Setelah dilakukan bagaimana jika kuku memodifikasi pengetahuan
1x kunjungan kuku kotor dan - Hindari lingkungan untuk tentang
rumah selama 45 konsisi lingkungan bermain di mengurangi kejadian merawat kuku
menit diharapkan area pasir penyakit diare : dan tangan
sekitar yang kotor
keluarga mampu dan tanah - Mengevaluasi
memodifikasi - Cuci - Diskusikan pemahaman
mengenai merawat
lingkungan tangan keluarga dengan
kuku dan tangan
sebelum apa yang telah
- Anjurkan keluarga
makan disampaikan
untuk
- Tidak mengungkapkan
membuang kembali
sampah
sembarang
an
- Menimbun
area yang
tergenang
air
M. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVAUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa
No Intervensi Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi
Keperawatan

57
1. Kesiapan peningkatan Keluarga mampu mengenal Dengan menggunakan leaflet : Senin, 11 Januari 2021
pengetahuan tentang pencegahan penyakit diare : 1. Mendiskusikan tentang Pukul 10 :00
penyakit (Diare) pada An. - Diskusikan tentang pencegahan penyakit penyakit diare.
E diare 2. Mendemonstrasikan secara S:
- Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan langsung cuci tangan. - Keluarga mengatakan diare
kembali apa yang sudah disampaikan 3. Mendiskusikan tentang disebabkan oleh makanan yang
- Berikan pujian atas apa yang sudah momen cuci tangan. tidak bersih.
keluarga ingat 4. Anjurkan keluarga untuk - Keluarga mengatakan harus
- Demonstrasikan secara langsung cuci melakukan pemeriksaan ke mencuci tangan sebelum dan
tangan untuk mengurangi risiko diare pelayanan kedokter saat
sesudah makan.
- Anjurkan keluarga dapat mengaplikasikan meneukan tanda dan gejala
O:
tcuci tangan dalam kehidupan sehari-hari diare
5. Memberikan kesempatan - Adanya kontak mata
- Evaluasi cara cuci tangan yang benar
setiap pertemuan pada keluarga untuk - Keluarga kadang-kadang
Berikan pujian atas apa yang sudah dilakukan bertanya. menganggukkan kepala pada
dan dipahami oleh keluarga 6. Beri pujian atas kemampuan saat mahasiswa menjelaskan
keluarga. - Keluarga menunjukkan ekspresi
rasa puas dan lega setelah
diberikan penjelasan mengenai
diare
Senin, 11 Januari 2021
Pukul 12 : 00

S : - Keluarga mengatakan diare


disebabkan oleh makanan yang
tidak bersih.
- Keluarga mengatakan harus
mencuci tangan sebelum dan

58
sesudah makan.
- Keluarga mengatakan saat diare
keluarga langsung
memeriksakan ke pelayanan
kesehatan.
O : - Keluarga tampak kooperatif
- Kontak mata klien baik
melihatkan narasumber dan
leaflet
- Keluarga pasien mampu
menjawap pertanyaan saat
diskusi

A : Masalah Kesiapan peningkatan


pengetahuan tentang penyakit (Diare)
pada An. E dengan tugaas kesehatan
Keluarga mampu mengambil keputusan
untuk menerapkan cuci setiap hari : keluarga Keluarga mampu mengenal
- Disukusikan momen cuci tangan masalah-masalah diare sudah teratasi
- Tanyakan harapan tentang
1. Pengertian diare
kesehaannya
- Anjurkan keluarga untuk 2. Cara cuci tangan yang baik dan
mengunkapkan kembali apa yang benar
sudah disampaikan
- Berikan pujian atas apa yang P : Lanjutkan Intervensi
dilakuakan keluarga 1. Review kembali tentang tugas

59
kesehatan keluarga mampu
mengenal massalah kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan
4. Keluarga mampu modifikasi
lingkungan
Senin, 11 januari 2021
Jam 10;00 WIB
Keluarga mampu mengambil Senin, 11 Januari 2021
keputusan Jam 10 : 15 WIB
1. Mendiskusikan momen
cuci tangan S : - Keluarga pasien mengatakan
2. Menanyakan harapan momen cuci tangan pada saat
tentang kesehatannya sesudah makan dan sebelum
3. Menganjurkan keluarga makan , sebelum dan sesudah
uantuk mengungkapkan BAB dan BAK
kembali apa yang sudag - Keluarga mengatakan harapan
disampaikan kesehatannya yaitu keluarga
4. Memberikan pujian atas terhindar dari diare
apa yang dilakukan O : - keluarga Bp. I Tampak
keluarga
kooperatif
- Klien dan keluarga tampak bisa
menjawab pertanyaan

Keluarga mampu memanfaatkan Senin, 11 Januari 2021


layanan kesehatan : Jam 11.00 WIB

60
- Anjurkan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan ke pelayanan kedokter S : Keluarga pasien mengatakan
saat meneukan tanda dan gejala diare momen cuci tangan pada saat
sesudah makan dan sebelum
- Berikan pujian atas apa yang sudah
makan, Sebelum dn sesudah
dilakukan keluarga
BAB dan BAK
- Keluarga mengatakan harapan
kesehatannya yaitu keluarga
terhindar dari diare
O : - keluarga Bp. I Tampak
kooperatif
- Klien dan keluarga tampak bisa
menjawab pertanyaan
A : Masalah Kesiapan peningkatan
pengetahuan tentang penyakit (Diare)
pada An. E dengan tugaas kesehatan
keluarga mampu mengambil keputusan
sudah teratasi dengan kriteria :
Sudah Teratasi
1. pengambilan keputusan dalam momen
mencuci tangan yaitu sebelum dan
sesudah makan, sebelum dan sesudah
BAB dan BAK
Keluarga mampu memodifikasi P : Lanjutkan Intervensi
lingkungan ;
5. Review kembali tentang tugas
- Diskusikan manfaat toga khususnya
kesehatan keluarga mampu
daun jambu biji mengenal massalah kesehatan
- Berikan tanaman jambu biji agar bisa

61
ditanam di depan rumah 6. Keluarga mampu mengambil
- Anjurkan keluarga untuk keputusan
mengungkapkan kembali apa yang 7. Keluarga mampu memanfaatkan
sudah disampaikan pelayanan kesehatan
8. Keluarga mampu modifikasi
- Ungkapkan harapan dari tindakan Senin, 11 Januari 2021
lingkungan
penanaman toga untuk keluuarga Jam 10 : 00
Keluarga mampu memanfa- Senin, 11 Januari 2021
- Berikan pujian atas apa yang sudah
atkan layanan kesehatan Jam 11 : 00
dilakukan keluarga
- Menganjurkan keluarga un-
tukmelakukan pemeriksaan S : - Keluarga pasien mengatakan jika
ke pelayanan kedokter saat mengalamidiare akan mem-
meneukan tanda dan gejala bawa ke pelayanan RS,
diare Puskesmas, klinik kesehatan
- Memberikan pujian atas apa O :- Klien mampu menyebutkan
yang sudah dilakukan pelayanan kesehtan
keluarga - Klien tampak kooperatif
Jam 13: 15
S : Keluarga pasien mengatakan jika
mengalamidiare akan mem-
bawa ke pelayanan RS,
Puskesmas, klinik kesehatan
O :- Klien mampu menyebutkan
pelayanan kesehtan
Klien tampak kooperatif
A : Masalah Kesiapan peningkatan
pengetahuan tentang penyakit (Diare)
pada An. E dengan tugaas kesehatan

62
keluarga mampu memanfaatkan pelaya-
nan kesehatan
1. dengan menyebutkan pelayanan
kesehatan yang ada
P : Lanjutkan intervensi
1. Review kembali tentang tugas
kesehatan keluarga mampu mengenal
massalah kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan
Senin , 11 Januari 2021 4. Keluarga mampu modifikasi
Jam 10 : 00 lingkungan
Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan ; Senin , 11 Januari 2021
- Mendiskusikan manfaat toga Jam 10 : 15
khususnya daun jambu biji Keluarga mampu memodifikasi
- Memeerikan tanaman jambu lingkungan ;
biji agar bisa ditanam di S : - Klien An. E dan keluarga
depan rumah mengatakan akan memanfaatkan
- Menganjurkan keluarga daun jambu biji sebagai
untuk mengungkapkan pertolongan pertama ketika diare
kembali apa yang sudah - Keluarga klien akan menanam
disampaikan tanaman toga setelah
- Mengungkapkan harapan mengetahui manfaat dari
dari tindakan penanaman tanaman daun jambu biji
toga untuk keluuarga O : - Klien dan keluarga klien mampu

63
- Memerikan pujian atas apa menyebutkan tanaman yang dapat
yang sudah dilakukan mengobati dare
keluarga Senin , 11 Januari 2021
Jam 12 : 15
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan ;
S : : - Klien An. E dan keluarga
mengatakan akan memanfaatkan
daun jambu biji sebagai
pertolongan pertama ketika diare
- Keluarga klien akan menanam
tanaman toga setelah
mengetahui manfaat dari
tanaman daun jambu biji
O : - Klien dan keluarga klien mampu
menyebutkan tanaman yang dapat
mengobati dare
A : Masalah Kesiapan peningkatan
pengetahuan tentang penyakit (Diare)
pada An. E dengan tugaas kesehatan
keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
1. dengan menyebutkan pelayanan
kesehatan yang ada
P : Lanjutkan intervensi
1. Review kembali tentang tugas
kesehatan keluarga mampu mengenal

64
massalah kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
3. Keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan
4. Keluarga mampu modifikasi
lingkungan

2. Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal Senin, 11 Januari 2021 Senin, 11 Januari 2021
manajemen kesehatan penyebab atau perilaku yang dapat 10 ; 00 10 ; 15
keluarga pada Bp. I menyebabkan diare : Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
dengan An. E - Diskusikan pengertian diare penyebab atau perilaku yang penyebab atau perilaku yang dapat
- Anjurkan keluarga untuk dapat menyebabkan diare menyebabkan diare
mengungkapkan kembali S:
- Berikan pujian atas kemampuan - Mendiskusikan bersama - Keluarga mengatakan diareitu
keluarga keluarga tentang pengertiqn karenamakan makanan yang tidak
diare . sehat.
- Menganjurkan keluarga untuk O:
mengungkapkan kembali - Keluarga mampu menjawab
- Memberikan pujian pertanyaan
- Adanya kontak mata
Senin, 11 Januari 2021
12 ; 15
Keluarga mampu mengenal

65
penyebab atau perilaku yang dapat
menyebabkan diare

- S : Keluarga mengatakan diareitu


karenamakan makanan yang tidak
sehat.
O:
- Keluarga mampu menjawab
pertanyaan
- Adanya kontak mata
A : Masalah Ketidakefektifan manajemen
kesehatan keluarga pada Bp. I dengan
An. E dengan tugas kesehatan keluar-
ga Keluarga mampu mengenal
penyebab atau perilaku yang dapat
menyebabkan diare teratasi dengan
kriteria
1. pengertian diare
P : Lannjutkan Intervensi
1. Review kembali keluarga mampu
mengenal penyebab atau perilaku
Keluarga mampu mengambil yang dapat menyebabkan diare
keputusan 2. Keluarga mampu mengambil
untuk mengatasi perilaku yang dapat keputusan
memperberat penyakit diare : 3. Keluarga mampu merawat
- Diskusikan hal-hal yang tidak anggotanya yang sakit
diperbolehkan agar tidak memperberat 4. Keluarga mapu memodifikasi

66
penyakit diare lingkungan
- Engevaluasi pemahaman keluarga
tentang materi yang sudah
disampaikan
- Berikan semangat positif kepada
keluarga

Senin, 11 Januari 2021 Senin, 11 Januari 2021


Jam 10:00 Jam 10:15
Keluarga mampu mengambil Keluarga mampu mengambil keputusan
keputusan
S : - Klien dan keluaga klien mengatakn
untuk mengatasi perilaku yang
dapat memperberat penyakit diare : makanan Hal-hal yang tidak
- Mendiskusikan hal-hal yang diperbolehkan :Makan makanan berlemak,
tidak diperbolehkan agar tidak Minum susu, Makanan pedas
memperberat penyakit diare
O : - Klien dan keluarga klien mampu
- Mengevaluasi pemahaman
keluarga tentang materi yang menjawab pertanyaan saat dievaluasi
sudah disampaikan
- Keluarga klien tampak kooperatif
- Memberikan semangat positif
kepada keluarga Senin, 11 Januari 2021

Jam 11:15

67
Keluarga mampu mengambil keputusan

S : - Klien dan keluaga klien mengatakn


makanan Hal-hal yang tidak
Keluarga mampu merawat anggota diperbolehkan :Makan makanan berlemak,
keluarga yang sakit terkait kesehatannya Minum susu, Makanan pedas
untuk mengatasi perilaku yang dapat
memperberat diare : O : - Klien dan keluarga klien mampu
- Diskusikan figure yang paling menjawab pertanyaan saat dievaluasi
berpebaryh terhadap kesehatan
keluarga - Keluarga klien tampak kooperatif
- Motivasi keluarga dalam memberikan
A : Masalah Ketidakefektifan manajemen
dukungan baik mental dan perilaku
kesehatan keluarga pada Bp. I dengan
untuk mencuci tangan dan menjaga
An. E dengan tugas kesehatan keluar-
kebersihan kuku
ga Keluarga mampu mengambil
keputusan teratasi dengan kriteria :
1. Pengambilan keputusan dalam
mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan sehat
P : Lanjutkan Intervensi
1. Review kembali keluarga mampu
mengenal penyebab perilaku yang
dapat menyebabkan diare
2. Keluarga mampu merawat
anggotanya yang sakit
3. Keluarga mampu mengambil

68
keputusan
4. Keluarga mapu memodifikasi
lingkungan

Senin, 11 Januari 2021


Jam 10 : 00
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit Senin, 11 Januari 2021
- Mendiskusikan figure yang Jam 10 : 15
paling berpebaryh terhadap Keluarga mampu merawat anggota
kesehatan keluarga keluarga yang sakit
- Memotivasi keluarga dalam S : -Keluarga mengatakan akan
memberikan dukungan baik memberikan motivasi dan dukungan
mental dan perilaku untuk mencuci tangan saat sebelum dan sesudah
mencuci tangan dan menjaga makan, saat sebelum dan sesudah BAB
kebersihan kuku dan BAK

O : - Klien dan keluarga sangat kooperatif

saat diberikan pendidikan kesehatan

- Klien dan keluarga tampak bisa


menjawab pertanyaan

Senin, 11 Januari 2021

69
Jam 11 : 15

Keluarga mampu merawat anggota


keluarga yang sakit

S : -Keluarga mengatakan akan


memberikan motivasi dan dukungan
mencuci tangan saat sebelum dan sesudah
makan, saat sebelum dan sesudah BAB
dan BAK

O : - Klien dan keluarga sangat kooperatif

saat diberikan pendidikan kesehatan

- Klien dan keluarga tampak bisa


menjawab pertanyaan

A : Masalah Ketidakefektifan manajemen


kesehatan keluarga pada Bp. I dengan
An. E dengan tugas kesehatan keluar-
ga Keluarga merawat anggota
keluarganya yang sakit dengan kriteria
:
1. Merawat dengan memberikan
motivasi agar klien menerapkan
cuci tangan sebelum dan sesudah
makan , sebelum dan sesudah BAB

70
dan BAK
P : Lanjutkan Intervensi
1. Review kembali keluarga mampu
mengenal penyebab perilaku yang
dapat menyebabkan diare
2. Keluarga mampu merawat
anggotanya yang sakit
3. Keluarga mampu mengambil
keputusan
4. Keluarga mapu memodifikasi
lingkungan

71
Keluarga mampu memodifikasi Senin, 11 Januari 2021 Senin, 11 Januari 2021
lingkungan untuk mengurangi kejadian Jam : 10:00 Jam : 10:15
penyakit diare : Keluarga mampu memodifikasi Keluarga mampu memodifikasi
- Diskusikan mengenai merawat kuku
lingkungan lingkungan
dan tangan
- Anjurkan keluarga untuk - Mendiskusikan mengenai S :- Klien mengatakan akan memotong
mengungkapkan kembali merawat kuku dan tangan Kuku ketika sudah panjang
- Menganjurkan keluarga untuk - Klien mengatakan akan menjaga
mengungkapkan kembali kebersihan padaa tangan dan kuku
O :- Klien tampak kooperatif
- Adanya kontak mata

Senin, 11 Januari 2021


Jam : 10:15

Keluarga mampu memodifikasi


lingkungan

S : :- Klien mengatakan akan memotong


Kuku ketika sudah panjang
- Klien mengatakan akan menjaga
kebersihan padaa tangan dan kuku
O :- Klien tampak kooperatif
- Adanya kontak mata

A : Masalah Ketidakefektifan manajemen


kesehatan keluarga pada Bp. I dengan

72
An. E dengan tugas kesehatan keluar-
ga Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan :
1. Yaitu keluarga akan memotong
kuku klien ketika sudah panajng
dan melarang klien bermain di
pasir atau tanah
P : Lanjutkan Intervensi
1. Review kembali keluarga mampu
mengenal penyebab perilaku yang
dapat menyebabkan diare
2. Keluarga mampu merawat
anggotanya yang sakit
3. Keluarga mampu mengambil
keputusan
4. Keluarga mapu memodifikasi
lingkungan

73
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare adalah penyakit masyarakat yang masih menyerang bayi,


anak sekolah, remaja bahkan orang dewasa. Penyakit diare sering
dijumpai pada anak-anak, diare merupakan penyakit yang ditandai
dengan buang ari besar (BAB) encer lebih dari 3 kali dalam sehari.
Penyakit diare merupakan penyebab kematian lebih dari dua juta anak
setiap tahun sebesar 29 %., masyarakat yang paling beresiko yaitu
anak-anak yang tinggal didaerah terpencil dan tergolong masyarakat
miskin.

Faktor resiko terjadinya diare pada anak adalah karena anak


mengkonsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya, perilaku
hidup sehat bersih terutama mencuci tangan, lingkungan disektiar dan
faktor penjamunya. Sehingga keluarga yang menjadi tokoh utama
pada anak harus lebih memperhatikan perilaku hidup sehat bersih dan
memperhatikan keadaan gizi pada anak.

B. Saran
Berdasarkan hasil data diatas, karena penyakit diare merupakan
penyumbang penyakit tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua
pihak keluarga dalam rangka mengurangi angka kematian anak akibat
diare demi meningkatkan kualitas kesehatan keluarga.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, kami memberikan
edukasi tentang manfaat tanaman toga sebagai pertolongan pertaman
dan selalu menerapkan cuci tangan setiap hari sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan. Serta keluarga harus memberikan dukungan serta
motivasi kepada anak agar anak tetap menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat.

74
DAFTAR PUSTAKA

Amin, L.Z. 2015. Tatalaksana Diare Akut.Cdk-230,42(7), 504-508

ASDI, IDAI, PERSAGI. Asosiasi Dietisien Indonesia, Ikatan Ahli Gizi Indonesia,
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2015. Penuntun Diet Anak. Jakarta :
FKUI
Depkes, RI. 2010. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen PPM
Dinkes DIY. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Yogyakarta.
Friedman, M. M. et al., 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori &
Praktik. 5 ed. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan dengan Diare. Purwokerto : Universitas
Muhammadiyah Purokerto. Hal. 12-19
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Pusat Data &
Informasi. https://www.kemkes.go.id./download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletin-diare.pdf
Muwani, A. & Setyowati, S., 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:
Penerbit Fitramaya
Nelwan. 2014. Asuhan Keperawatan Anak Pada Anak C Pasien Diare Ruang
Rawat Inap Di Puskesmas Puwatu. Kendari : Politeknik Kesehatan
Kendari
Setiawan. 2016. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural. Jakarta: EGC
Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Hepatobillier. Jakarta : Salemba Medika

Suandi. 2012. Diet Anak Sakit Gizi Klinik. Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran
ECG.
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan pendekatan
keperawatan
transkultural. Jakarta: EGC

75
Sweetser, S. 2012. Evaluating the Patient With Diarrhea: A case-Based

Approach. US National Library of Medicine National Institute of Health,

87(6) :596-602

Wahyu Widagdo. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Keperawatan


Keluarga dan Komunitas. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.
WHO. 2013. Diarrhoeal Disease. Available from :
http://www.who.Int/topics/diarrhea/en
Wiffen, et. al.2014. Farmasi Klinis OXFORD. Jakarta : EGC

Wijaya. 2010. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita di Sekitar TPS Banaran.

Kampus Unnes. UJPH.

76

Anda mungkin juga menyukai