YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ii
Dengan ini sudah disetujui dan disahkan
Hari :
Tanggal :
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan Komunitas. Shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Asuhan Keperawatan Komunitas ini merupakan salah satu tugas Praktik
Keperawatan Komunitas di Program Studi DIII Keperawatan Stikes Notokusumo.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prima
Daniyati Kusuma, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing Keperawatan
Komunitas dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis meminta maaf apabila banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan Asuhan Keperawatan Komunitas ini, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan Asuhan Keperawatan Komunitas ini.
09 Maret 2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh
karena itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya
(Hikmat, 2011). Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah
mencanangkan visi Indonesia sehat 2015 yang dikenal sebagai Millenium
Development Goals (MDGs). Seperti diketahui bersama, 8 (delapan)
obyektif yang dimaksud masing-masing adalah: (i) menghapuskan
kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan; (ii) memenuhi kebutuhan
pendidikan dasar; (iii) mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan; (iv) mengurangi angka kematian anak; (v)
meningkatkan kualitas kesehatan ibu; (vi) memberantas HIV/AIDS,
malaria, dan beragam penyakit lainnya; (vii) menjamin keberlanjutan
lingkungan hidup; dan (viii) mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan (Budiman, 2010).
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi Indonesia sehat 2015
tersebut, perlu adanya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat,
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat tersebut meliputi penggerakan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, pendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, pemeliharaan dan peningkatan pelayanan
kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau, peningkatkan kesehatan
individu keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (Budiman, 2010).
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek
keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien
1
secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi
kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia (Iqbal, 2010).
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas
memiliki peran dan fungsi. Diantaranya peran yang dapat dilaksanakan
adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator
pelayanan kesehatan, pembaharu (inovator), pengorganisasian pelayanan
kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat
bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain itu, perawat juga
memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen
dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran
tersebut kehadiran perawat diharapkan mampu meningkatkan status
kesehatan masyarakat Indonesia (Anderson, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat
di wilayah Dusun Banyusumurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui pengertian keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mengetahui tujuan keperawatan komunitas
c. Mahasiswa mengetahui sasaran keperawatan komunitas
d. Mahasiswa mengetahui ruang lingkup keperawatan komunitas
e. Mahasiswa mengetahui kegiatan praktik keperawatan komunitas
f. Mahasiswa mengetahui prinsip dasar keperawatan komunitas
g. Mahasiswa mengetahui model pendekatan keperawatan komunitas
h. Mahasiswa mengetahui metode (tahap-tahap dalam melakukan
asuhan keperawatan komunitas)
i. Mahasiswa mengetahui profil puskesmas dan profil dusun praktik
keperawatan komunitas
2
j. Mahasiswa mengetahui Asuhan Keperawatan Komunitas dengan
Hipertensi pada Masyarakat Dusun Banyusumurup Kelurahan
Girirejo Kecamatan Imogiri, Yogyakarta
k. Mahasiswa mengetahui Pembahasan dan Implikasi Asuhan
Keperawatan Komunitas dengan Hipertensi pada Masyarakat
Dusun Banyusumurup Kelurahan Girirejo Kecamatan Imogiri,
Yogyakarta
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai subjek, mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu, dan
pengetahuan yang didapat untuk kepentingan masyarakat secara
langsung
b. Sebagai objek, bhakti sosial adalah sarana pendidikan dan
pelatihan non formal bagi mahasiswa dengan terjun langsung ke
masyarakat
2. Bagi Masyarakat
a. Sebagai subjek, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan
mengupayakan peningkatan kualitas kesehatan, dan pendidikan di
desa nya secara mandiri
b. Sebagai objek, masyarakat akan mendapatkan pelayanan melalui
berbagai rangkaian kegiatan yang menunjang peningkatan kualitas
kesehatan dan pendidikan
3. Bagi Institusi
4. Bagi Profesi Keperawatan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
C. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
karena faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan maupun ketidak mampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Sasaran individu adalah yang
mempunyai masalah kesehatan. Prioritas sasaran pelayanan individu
adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, klien penyakit
menular atau kronis dan klien penyakit degeneratif (Zaini, 2019).
Prioritas sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus
yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat
maupun yang tidak terikat dalam suatu institusi. Prioritas sasaran
masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, misalnya masayarakat dengan
jumlah bayi meninggal lebih tinggi dibanding daerah lain, masayarakat
yang tinggal di daerah endemis penyakit menular, jumlah klien penyakit
lebih tinggi dibanding daerah lain serta daerah dengan cakupan pelayanan
kesehatan yang rendah dibanding daerah lain (Zaini, 2019).
5
didalam gedung (poli rawat jalan puskesmas, poli rawat inap puskesmas,
dan puskesmas pembantu) maupun diluar gedung puskesmas (puskesmas
keliling, posyandu, posbindu, UKS, dll) dengan prioritas sasaran
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Zaini, 2019).
Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat menurut Zaini (2019) adalah:
1. Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Klien Yang Kontak
Dengan Puskesmas
Asuhan keperawatan pada klien yang kontak dengan klien yang berada
di poliklinik puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling,
posyandu dan posbindu. Asuhan keperawatan yang dilakukan
perawatan kesehatan komunitas terdiri dari pengkajian klien,
pemberian pendidikan kesehatan, konseling keperawatan, pemberian
pengobatan sesuai kewenangan, rujukan klien atau masalah kesehatan
serta dokumentasi keperawatan.
2. Kunjungan Rumah atau (home visite)
Kegiatan kunjungan rumah merupakan bentuk pelayanan yang bersifat
komprehensif yang bertujuan untuk membina keluarga resiko masalah
kesehatan dengan cara memandirikan klien dan keluarga. Pelayanan
kesehatan diberikan ditempat tinggal klien dengan melibatkan klien
dan keluarganya sebagai objek yang ikut berpartisipasi dalam
merencanakan kegiatan kesehatan. Ruang lingkup kegiatan kunjungan
rumah meliputi pemberian asuhan keperawatan, pemberian pendidikan
kesehatan pada klien dan keluarga serta kegiatan pemberdayaan klien
dan keluarga.
3. Kunjungan ke Kelompok
Kegiatan kunjungan ke kelompok dilakukan secara terencana misalnya
kunjungan posyandu lansia dan posyandu balita. Asuhan keperawatan
yang diberikan terdiri dari pengkajian keperawatan individu
dikelompok, pemberian pendidikan kesehatan, pemberian pengobatan
sesuai wewenang, melakukan rujukan klien atau masalah kesehatan
dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan.
6
F. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
Menurut Anderson (2012), pada keperawatan kesehatan masyarakat harus
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panang dan bersifat
berkelajutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sectoral (Riyadi, 2007).
3. Secara Langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuannya atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanaakan beberapa alternative terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
7
kelompok dan masyarakat secara keseluruhsan adalah pendekatan
pemecahan masalah yang diryangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya
kesehatan dasar (PHC) (Amin, 2019).
Pendekatan pemecahan masalah yang dimaksudkan bahwa setiap
masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui keterampilan
melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya dalam
melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat
(Budiman, 2010).
Bila kegiatan keperawatan komunitas dan keluarga menggunakan
pendekatan terhadap keluarga keluarga binaan disebut dengan family
approach, maka bila pembinaan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus
yang dating ke puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut disebut
dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan
pendekatan-pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah
binaan melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat disebut community approach (Hikmat, 2011).
8
komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan, pendidikan,
keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan
pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek
tersebut dikaji melalui pengamatan langsung, data statistic, angket dan
wawancara.
2. Analisa dan Diagnosa Keperawatan
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa
seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa
berat reaksi yang timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian
dijadikan dasar dalam pembuatan diagnose atau masalah keperawatan.
Diagnose keperawatan terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi dan lingkungan yang dapat bersifat actual, ancaman dan
potensial.
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier
yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai
dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap
perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan
diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah),
penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan
rencana evaluasi.
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat
pencegahan, yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup
pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus
terhadap suatu penyakit. Misalnya kegiatan penyuluhan gizi,
imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
9
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan deraja kesehatan masyarakat dan
ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga
memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan. Misalnya
mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap tumbuh
kembang anak usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika
terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujun
untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses
penyakit.
5. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evalusi
proses, dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan
evaluasi, menginterpretasikan data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
10
BAB III
A. Profil Puskesmas
1. Deskripsi Umum
Puskesmas Imogiri 1 merupakan puskesmas yang terakreditasi oleh
Badan Mutu DIY dengan sertifikat lulus akreditasi dengan melewati
serangkaian proses penilaian yang dilakukan Badan Mutu DIY.
Puskesmas Imogiri 1 juga merupakan puskesmas yang ditetapkan oleh
KaDinKes sebagai puskesmas mampu PONED, yaitu puskesmas yang
mampu menangani emergency pada ibu hamil dan melahirkan serta
bayi baru lahir.
Saat ini puskesmas mengembangkan diri sebagai puskesmas peduli
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dimana kami terus berusaha
memperhatikan keselamatan kerja , termasuk dengan mengadakan
senam bersama, penggunaaan APD (Alat Pelindung Diri), dipasangnya
rambu-rambu berkaitan dengan kewaspadaan. Kesehatan juga
merupakan perhatian untuk menunjang PHBS dan keselamatan kerja
agar kondisi kesehatan baik fisik maupun non fisik terjaga dengan
baik, sehingga bisa melakukan pelayanan dengan sebaik-baiknya untuk
masyarakat Imogiri.
Untuk meningkatkan kecepatan pelayanan kami selalu berusaha
memanfaatkan teknologi, salah satunya adalah penggunaan AHA
(Automatic Hematology Analyser) pada pemeriksaan Laboratorium
untuk pemeriksaan darah rutin yang dengan system manual ± 30 menit
tetapi dengan alat tersebut bisa ± 5 menit.
Untuk Pendaftaran di Puskesmas Imogiri 1 dalam tahap akhir
persiapan menuju system computer, sehingga pasien tidak perlu untuk
mengisi blangko pendaftaran. Untuk pasien lama cukup menunjukkan
kartu pendaftaran.
11
2. Batas Wilayah
Batas wilayah kerja Puskesmas Imogiri I adalah :
a. Sebelah Utara : Desa Trimulyo Kecamatan Jetis
b. Sebelah Timur : Desa Mangunan Kecamatan Dlingo.
c. Sebelah Selatan : Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri.
d. Sebelah Barat : Sungai Opak Kecamatan Jetis
12
5. Program Pokok Puskesmas
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Pencegahan Pemberantasan Penyakit
d. Kesehatan keluarga dan Reproduksi
e. Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan
13
7. Struktur Organisasi Puskesmas
14
B. Profil Dusun Praktik Keperawatan Komunitas
1. Data Geografis
a. Letak Administratif
15
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
Menurut Hawari (2011) ada beberapa metode yang dapat
digunakan dalam melakukan Pengkajian Keperawatan komunitas yakni
dengan windshield survey, MMD, data statistic, hasil survey kesehatan,
wawancara dengan keynote dan door to door assessing.
Dalam pengumpulan data Asuhan keperawatan lansia dengan
hipertensi di Desa Girirejo Dusun Banyusumurup Kecamatan Imogiri
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan metode windshield
survey , penyebaran kuesioner dan wawancara kepada lansia di dusun
Banyusumurup.
Berikut ini hasil dari pengkajian dari metode windshield survey ,
penyebaran kuesioner dan wawancara responden.
1. Windshield survey
16
tingkat
pendidikan nya
yaitu SD dan
ada yang tidak
bersekolah.
17
berlantai
ubin,penerangan cukup,
terdapat ventilasi,
tembok rumah dari
semen, lingkungan
bersih,
3. Batas wilayah desa
Banyusumurup :
Timur :
Barat :
Selatan :
2 Pelayanan kesehatan Di desa kowang terdapat
dan social posyandu balita dan
posyandu lansia. Dalam
pelaksanaan posyandu
tersebut tidak dipungut biaya
sama sekali. Posyandu
dilakukan setiap
bulan .terdapat juga
puskesmas terdekat di
sekitar desa Banyusumurup.
3 Ekonomi Berdasarkan hasil
wawancara pada
lansia di desa
Banyusumurup
80% dari sample.
4 Keamanan dan 1. Di desa Banyusumurup
transportasi untuk keamananya
sudah dibentuk ronda
untuk setiap harinya.
2. Untuk transportasi yang
digunakan, mayoritas
menggunakan motor dan
mobil. Tetapi masih ada
yang menggunakan
sepeda
3. Kondisi jalan yang ada
di desa Banyusumurup
sudah di aspal dan
konblok, tidak ada jalan
yang berlubang.
18
lebih maju.
19
KUESIONER A (PENGETAHUAN)
KUESIONER A (PENGETAHUAN)
Petunjuk : (B : Benar, S : Salah)
No
PERNYATAAN B S
.
KUESIONER B (SIKAP)
20
Petunjuk :
Berilah tanda checklist (√) pada pilihan yang tersedia.
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
No PERTANYAAN S TS
.
KUESIONER C (PERILAKU)
21
No Pertanyaan Ya Tidak
.
22
C. Data Demografi
Distribusi Agregat lansia dengan masalah hipertensi berdasarkan
umur, jenis kelamin, pendidikan, tekanan darah di Dusun Banyusumurup
Desa Girirejo Imogiri Bantul tahun 2020 (n = 83).
Interpretasi data :
23
Berdasarkan data diatas dengan jumlah n= 83 di Dusun Banyusumurup, Girirejo,
Imogiri, Bantul dapat dilihat bahwa usia pra lansia dan lansia yang banyak adalah
lansia yaitu dengan rentang ≥ 60 tahun (86%), jenis kelamin yang banyak adalah
perempuan (80%), Tingkat pendidikan responden lansia paling banyak adalah SD
(61%), dan tekanan darah pada lansia pling banyak adalah tinggi (59%).
D. Hasil Kuesioner
Baik 70 84%
Sikap Kurang baik 13 16%
Total 83 100%
Baik 4 5%
Perilaku Kurang baik 79 95%
Total 83 100%
24
Lansia dengan Hipertensi
100
90 95
80 84
70 75
60
50
40
30
20 25
10 16
0 5
Pengetahuan Sikap Perilaku
Interpretasi data :
Berdasarkan data diatas dengan n =83 di Dusun Banyusumurup, Girirejo,
Imogiri, Bantul didapatkan data bahwa responden lansia yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang hipertensi ( 25%), sikap yang baik ( 84 %), dan
yang memiliki perilaku yang baik ( 5 %). Akan tetapi ada juga lansia yang
masih memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku tentang hipertensi yang
kurang baik, untuk pengetahuan yang kurang baik (75%), sikap kurang baik
(16%) dan perilaku kurang baik (95%).
E. Analisa Data
25
Tahun 2020
Data Masalah
Kuesioner (n = 80)
26
- Lansia khususnya lansia dengan hipertensi yang memeriksakan
kesehatannya hanya 35%
- Lansia yang tidak pernah berkonsultasi ke pelayanan kesehatan
mengenai masalah hiprtensi 85%
Data Primer : Ketidakefektifan
Wawancara Manajemen Regimen
Terapeutik Keluarga
- Lansia dengan hipertensi jarang memeriksakan kesehatannya di
pada Lansia Dusun
puskesmas
Banyusumurup Desa
Girirejo Kecamatan
Imogiri Kabupaten
Kuesioner (n=83)
Bantul
- Lansia yang tidak rutin mengkonsumsi obat hipertensi secara
teratur (20%)
- Sebagian lansia belum pernah mendapatkan penyuluhan
mengenai hipertensi (50%)
-Lansia yang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas hanya
(70%)
-Lansia yang mengikuti anjuran dokter dalam perencanaan diet
hipertensi hanya (70%)
27
F. Kriteria Penapisan
Kriteria Penapisan
Sesuai Jumlah Besarnya Kemungkinan Minat Kemungkinan Sesuai Sumber Sumber Sumber daya Adanya Adanya Jumlah
dengan yang risiko untuk Masyarakat masalah untuk dengan daya daya dana untuk fasilitas SDM Skore
Peran berisiko dilakukan untuk diatasi program tempat waktu menyelesaikan kesehatan untuk
Perawat pendidikan menyelesaikan kesehatan masalah mengatasi
Komunitas kesehatan masalah kesehatan masalah
Diagnosa
Keperawatan
Komunitas
Ketidakefektifa
n manajemen
terapeutik
keluarga pada 5 5 5 5 4 4 4 2 3 3 2 3 45
lansia dengan
hipertensi di
Banyusumurup
Resiko 5 4 4 5 5 3 4 2 3 3 2 3 43
peningkatan
penderita
hipertensi pada
28
lansia di
Banyusumurup
Ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan pada
5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 4 48
lansia dengan
hipertensi di
Banyusumurup
Keterangan :
Rentang Skor : 1-5
Keterangan :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
29
G. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Komunitas Sesuai Prioritas :
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Lansia dengan Masalah
Hipertensi di Dusun Banyusumurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul
2. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga pada
Lansia Dusun Banyusumurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri
Kabupaten Bantul
3. Resiko Peningkatan Jumlah Hipertensi pada Lansia Dusun
Banyusumurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul
30
H. Rencana Kerja (Plan Of Action/Poa) Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Aggregat Lansia Dengan Hipertensi
Di Dusun Banyusumurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri Kabupaten Sleman Tahun 2020
Sumber Daya
Diagnosa Kegiatan Tujuan Penanggung Waktu Tempat Alokasi Kelanjutan
Jawab Dana
Ketidakefektifan Kegiatan Primer
manajemen regimen Pendidikan
terapeutik keluarga pada Kesehatan
lansia dengan Hipertensi di
Dusun Banyusumurup 1. Penyuluhan 1. Untuk memberi
Girirejo. tentang informasi kepada
Hipertensi pasien tentang
(pentingnya Hipertensi dan pola
control, cek makan penderita
Tekanan Darah Hipertensi
dan berobat rutin)
serta pola diet
Hipertensi
2. Untuk memberikan
2. Edukasi kepada informasi kepada
keluarga keluarga tentang
mengenai Hipertensi dan
Hipertensi, peran pentingnya support
genetic dan
support keluarga kepada pasien
Kegiatan Sekunder
1. Edukasi kepada
keluarga untuk
1. Keluarga dan pasien
pemberian
lebih
tentang
memperhatikan
penggunaan
tentang makanan
garam ,Masako
yang dikonsumsi
untuk
mengontrol
hipertensi.
Kegiatan Tersier
1. Pendampingan
terhadap keluarga
terkait dengan
penanganan dan 1. Untuk meningkatkan
perawatan kemandirian
anggota keluarga keluarga dalam
dengan penderita merawat anggota
Hipertensi di keluarganya dengan
rumah masalah Hipertensi
29
Banyusumurup kepada Pra lansia kesejahteraan
dan lansia kesehatan
penderita masyarakat pada pra
hipertensi lansia dan lansia
penderita hipertensi
Kegiatan Sekunder
1. Penyuluhan cara
mengontrol 1. Untuk
Hipertensi pada meningkatkan
dewasa di rumah pengetahuan
kepada anggota keluarga tentang
keluarga yang cara mengontrol
memiliki Hipertensi pada
Hipertensi keluarga yang
memiliki lansia
2. Pengecekkan dengan Hipertensi
Tekanan Darah
dan Konsultasi 2. Untuk mengetahui
(Check Up) lansia perkembangan
dengan kesehatan dan
Hipertensi. gangguan-gangguan
kesehatan yang
dialami oleh lansia
dengan Hipertensi.
Kegiatan Tersier
1. Pembuatan form
tentang evaluasi 1. Untuk mengetahui
frekuensi perubahan
terkontrolnya perkembangan
30
Tekanan Darah frekuensi
hasil pada terkontrolnya
Hipertensi Tekanan Darah
rutin serta hasilnya
pada penderita
Hipertensi
Ketidakefektifan Kegiatan Primer
pemeliharaan kesehatan 1. Bekerjasama 1. Untuk
pada lansia dengan dengan kader meningkatkan
hipertensi di Dusun untuk memotivasi kesejahteraan para
Banyusumurup para lansia untuk lansia masyarakat
memelihara
kesehatan para
lansia
Kegiatan Sekunder
2. Penyuluhan 2. Meningkatkan
kelompok pengetahuan
masyarakat kelompok
masyarakat tentang
cara merawat
Hipertensi ditandai
dengan :
meneybutkan
pengertian, tanda
dan gejala, dan
akibat dari
Hipertensi yang
31
tidak terkontrol
Kegiatan Tersier
1. Pembentukan 1. Masyarakat
pengawas minum memahami
obat pentingnya
ketepatan
pengobatan
Hipertensi, agar
dapat terkontrol
32
I. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Lansia dengan Hipertensi di Dusun Banyusumurup Desa
Girirejo Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul
33
tentang cara masyarakat penyuluhan
merawat kesehatan
Hipertensi kepada
ditandai kelompok
Lansia
dengan :
tentang
menyebutkan Hipertensi
pengertian,
tanda dan 60% Mahasiswa
gejala, dan Kognitif masyarakat
akibat dari memiliki Kader
Hipertensi yang pengetahuan Keseh
tidak terkontrol , sikap, dan atan
ketrampilan
baik tentang
cara
penanganan
Hipertensi
Pemberdayaan
Kegiatan pada lansia
3. Masyarakat masyarakat
Tersier memahami Tersier:
3. Pembentukan pentingnya Membentuk Kognitif Mahasiswa
60% dewasa
pengawas ketepatan pengawasan memiliki
minum obat pengobatan minum obat kesadaran Kader
Hipertensi agar untuk rutin Keseh
dapat terkontrol memeriksak atan
an
kesehatanny
a
34
Afektif Tersosialisa Mahasiswa
sinya
rencana
Pembuatan
Form Mahas
tentang iswa
evaluasi Kader
frekuensi
rutin cek
Tekanan
Darah pada
Lansia
50 % Form Mahasiswa
Afektif tentang
evaluasi
frekuensi
rutin cek
Tekanan Mahas
Darah pada iswa
lansia di
banyusumur
up
dilaksanakan
dan di
gunakan.
35
2. Resiko peningkatan penderita Hipertensi pada Lansia Dusun Banyusumurup
36
penanganan an Tekanan
dan Darah
perawatan sebulan
anggota sekali 60%
keluarga
Lansia yang
dengan
memeriksak
Hipertensi an
di rumah kesehatanny
a di
Puskesmas
hanya 80%
Lansia
menerapkan
pola makan
yang baik
70%
Lansia
runtin
mengkonsu
msi obat
Hipertensi
secara
37
teratur
(90%)
38
pengetahuan, kader
sikap, kesehatan 60% masyarakat
ketrampilan dalam Kognitif memiliki
yang baik melakukan pengetahuan, sikap,
tentang penyuluhan dan ketrampilan
Hipertensi kesehatan baik tentang cara
komplikasi kepada penanganan
Hipertensi kelompok Hipertensi pada
Lansia lansia
tentang
Hipertensi
70% masyarakat pra
Psikomotor lansia dan lansia
Pencegahan mengikuti senam
Pendidikan Sekunder : Hipertensi
kesehatan Penyuluhan
kesehatan Kader
tentang 60% dewasa Kesehatan Mahasiswa
Hipertensi Kognitif memiliki kesadaran
komplikasi untuk rutin
dan cara memeriksakan
penanganan kesehatannya
Hipertensi Tersosialisasinya
pada Lansia rencana Pembuatan
Afektif Form tentang
Pengadaan evaluasi frekuensi
senam Kader
rutin cek Tekanan
Hipertensi Kesehatan
Darah pada Lansia
seminggu Mahasiswa
sekali di
banyusumu
39
rup 50 % Form tentang Mahasiswa
evaluasi frekuensi
Afektif rutin cek Tekanan
Sosialisasi Darah pada lansia di
Pembuatan banyusumurup Mahasiswa
Partnership Form dilaksanakan dan di RW 02
tentang gunakan.
evaluasi
frekuensi
rutin cek
gula darah
pada Mahasiswa
dewasa. Kader
Mengaplika Mahasiswa
sikan Form
tentang
evaluasi
frekuensi
rutin cek
Tekanan Mahasiswa RW 02 Mahasiswa
Darah pada
Lansia
40
41