Anda di halaman 1dari 8

TEAMWORK DALAM PERAWATAN PASIEN

DALAM SETTING PALIATIF CARE

KELOMPOK 3
Novita Rissing
Pujianah
Rahmiati
Rina Susanti
Rita Aryani
Rita Ariani
Saidatul Mardiah
Santi Daud
Shintya Rahayu
Siti Raudhatul Jannah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
SAMARINDA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup, dan pola
makan, semakin banyak orang yang mengalami penyakit kronis bahkan di usia yang
masih muda. Dari data yang dimiliki oleh WHO, diketahui ada 38 juta orang yang
meninggal dunia setiap tahunnya karena mengidap penyakit tidak menular. Bahkan
penyakit-penyakit ini telah dialami oleh 16 juta jiwa orang, sebelum mereka berusia 70
tahun dan menyebabkan kematian dini sebanyak 82%.
Penyakit kardiovaskular penyakit yang mengganggu kesehatan jantung serta
pembuluh darah adalah penyebab utama yang menyebabkan tingkat kematian dini di
dunia. Kemudian disusul dengan penyakit kanker yang telah meningkat kejadiannya
hingga 70% selama 2 dekade terakhir, lalu diabetes dan penyakit pernapasan.
Tingginya tingkat kematian akibat penyakit serius membuat WHO
menyarankan untuk melakukan perawatan paliatif yang dianggap dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien. WHO menyatakan bahwa setiap orang di dunia berhak untuk
mendapatkan perawatan yang paling baik walaupun di masa-masa akhir hidupnya.
Saking banyaknya orang yang mengalami penyakit serius, maka diperkirakan setiap
tahunnya terdapat 19 juta pasien yang membutuhkan perawatan paliatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen yang terlibat dalam aktivitas paliatif care ?
2. Apa yang dimaksud dengan teamwork?
3. Apa saja aplikasi teamwork dalam setting keperawatan paliatif ?
4. Apa saja hambatan-hambatan dalam kerja tim pada perawatan pasien dalam setting
paliatif care
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen yang terlibat dalam aktivitas paliatif care
2. Untuk mengetahui definisi teamwork atau kerja tim
3. Untuk mengetahui aplikasi teamwork dalam setting keperawatan paliatif
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam kerja tim pada perawatan pasien
dalam setting paliatif care
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Yang Terlibat Dalam Paliatif Care


Komponen yang terlibat dalam tim perawatan paliatif care terdiri dari :
1. Dokter
Dokter memainkan peran penting dalam pelayanan paliatif interdisipliner, harus
kompeten di kedokteran umum, kompeten dalam pengendalian rasa sakit dan
gejala lain, dan juga harus akrab dengan prinsip-prinsip pengelolaan penyakit
pasien. Dokter yang bekerja di pelayanan paliatif mungkin bertanggung jawab
untuk penilaian, pengawasan dan pengelolaan dari banyak dilema pengobatan
sulit.
2. Perawat
Perawat Merupakan anggota tim yang biasanya akan memiliki kontak terlama
dengan pasien sehingga memberikan kesempatan unik untuk mengetahui pasien
dan pengasuh, menilai secara mendalam apa yang terjadi dan apa yang penting
bagi pasien, dan untuk membantu pasien mengatasi dampak kemajuan penyakit.
Perawat dapat bekerja sama dengan pasien dan keluarganya dalam membuat
rujukan sesuai dengan disiplin ilmu lain dan pelayanan kesehatan (Ferrel,2007).
3. Pekerja sosial dan psikolog
Pekerja sosial dan psikolog perannya membantu pasien dan keluarganya dalam
mengatasi masalah pribadi dan sosial, penyakit dan kecacatan, serta memberikan
dukungan emosional/konseling selama perkembangan penyakit dan proses
berkabung. Masalah pribadi biasanya akibat disfungsi keuangan, terutama karena
keluarga mulai merencanakan masa depan (Ferell,2007).
4. Pelaku Rawat (caregiver)
a. Melakukan atau membantu pasien melakukan perawatan diri dan kegiatan
sehari-hari (memandikan,memberi makan,beraktifitas sesuai kemampuan
pasien,dll)
b. Memberikan obat dan tindakan keperawatan sesuai anjuran dokter
c. Melaporkan kondisi pasien kepada perawat
d. Mengidentifikasi dan melaporkan gejala fisik dan gejala lain kepada perawat
5. Rohaniawan
Rohaniawan membantu mengatasi pertanyaan yang berkaitan dengan makna
kehidupan. Rohaniawan, berkoordinasi dengan anggota tim paliatif lainnya,
diharapkan mampu menganalisa kebutuhan rohani dan keagamaan bagi pasien dan
keluarga serta memberikan dukungan dalam tradisi keagamaan, mengorganisir
ritual keagamaan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarganya.
6. Relawan
Peran relawan dalam tim perawatan paliatif bervariasi sesuai dengan keperluan.
Relawan dapat terlibat dalam perawatan di rumah sakit atau dirumah. Relawan
berasal dari semua sektor masyarakat, diharapkan menjebatani antara institusi
layanan kesehatan dan pasien. Dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, relawan
dapat memberikan pelayanan langsung kepada pasien dan keluarga, membantu
tugas-tugas administratif atau bahkan bekerja sebagai konselor. Selain itu, dapat
berperan membantu meningkatkan kesadaran, memberikan pendidikan kesehatan,
menggalang bantuan dana, membantu rehabilitasi, atau bahkan memberikan
beberapa jenis perawatan medis.

B. Definisi Teamwork Atau Kerja Tim


Teamwork atau yang disebut sebagai kerja tim adalah satu kumpulan anggota yang
tergabung menjadi satu untuk menjalankan tujuan yang sama. Dalam hal ini teamwork
adalah satu kumpulan ahli medis yang bekerja untuk memberikan perawatan paliatif
pada klien yang membutuhkan.Tim paliatif terdiri atas tim terintegrasi, antara lain
dokter, perawat, psikolog, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, ahli gizi, rohaniawan
dan relawan.
Tim paliatif dibentuk berdasarkan ketersediaan sumber daya pada tempat layanan
paliatif. Dalam mencapai tujuan pelayanan paliatif pasien, yaitu mengurangi
penderitaan pasien, beban keluarga, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik,
diperlukan sebuah tim yang bekerja secara terpadu. Pelayanan paliatif pasien juga
membutuhkan keterlibatan keluarga dan tenaga relawan (Foley,2008).

C. Aplikasi Teamwork Dalam Penatalaksanaan Pasien Dalam Setting Keperawatan


Paliatif
Penyusunan tim perawatan paliatif disesuaikan dengan kebutuhan penderita dan
tempat perawatan. Dokter, perawat, psikolog, terapis dan pekerja sosial akan
berkunjung secara berkala dan dalam waktu yang terbatas. Sebagian besar tugas –
tugas keperawatan yang dapat dilimpahkan ke keluarga menjadi beban keluarga.
Keluarga juga bisa didampingi oleh penjaga orang sakit yang sudah dilatih yaitu
seorang pelaku rawat ( care giver ). Siapapun dapat menjadi tenaga pelaku rawat baik
anggota keluarga, kerabat, tetangga, pembantu rumah tangga atau tenaga lainnya.
Dengan demikian, jelaslah bahwa penyusunan tim perawatan paliatif perlu
disesuaikan dengan tempat perawatan dan masalah yang dihadapi, meski demikian
harus jelas siapa yang memimpin tim perawatan paliatif. Sangat penting adanya
komunikasi yang baik antara anggota tim. Komunikasi menyangkut masalah
pemberian obat, pengamatan klinis, dan rencana perawatan selanjutnya. Untuk itulah
diperlukan rekam medis yang dapat dibaca oleh semua anggota tim. Secara berkala tim
perawatan paliatif perlu melakukan pertemuan untuk membahas perjalanan penyakit
penderita, masalah – masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya. Jangan dilupakan
masalah – masalah non medis yang mungkin timbul karena adakalanya masalah ini
lebih menonjol dan lebih rumit dibandingkan dengan masalah medisnya.
Aplikasi pelayanan tim paliatif adalah membantu pasien dan keluarga
mengatasi berbagai masalah fisik maupun kejiwaan yang berkaitan dengan penyakit
terminal / tidak dapat disembuhkan. Dengan prinsip interdisipliner (koordinasi antar
bidang ilmu dalam menentukan tujuan yang akan dicapai dan tindakan yang akan
dilakukan guna mencapai tujuan), tim paliatif secara berkala melakukan diskusi untuk
melakukan penilaian dan diagnosis untuk bersama pasien dan keluarga membuat tujuan
dan rencana pelayanan paliatif serta melakukan monitoring dan follow up
(Lubis,2008). Dalam melaksanakan tugas tersebut tim paliatif (dokter, perawat, pekerja
sosial, psikolog, relawan, caregiver, rohaniawan )sebaiknya berjalan berdampingan
dengan pasien dan keluarganya, serta selalu siap setiap saat diperlukan untuk
membantu mengatasi berbagai masalah ringan sampai berat baik fisik maupun mental
misalnya mulai dari kesakitan, sesak nafas, rasa lemah, sampai dengan kesepian dan
ketakutan. Seperti diutarakan diatas tim paliatif tersebutn sebaiknya berjalan
berdampingan dengan pasien dan keluarganya, jadi tidak dengan cara memberi intruksi
melainkan memberikan pandangan dan alternatif. Walaupun demikian pelayanan
paliatif tetap dilakukan dengan kaidah – kaidah saat membuat analisa dan keputusan.

D. Hambatan-Hambatan Dalam Kerja Tim Pada Perawatan Pasien Dalam Setting


Keperawatan Paliatif
1. Pelayanan paliatif belum mendapat perhatian khusus umumnya hanya dilakukan
oleh dokter saja
2. Sulit membentuk tim karena keterbatasan Sumber Daya Manusia
3. Faktor kerahasian membatasi upaya perawatan paliatif di rumah oleh anggota
keluarga nya
4. Kesulitan mendapatkan obat analgesic golongan opioid karena masalah hukum
5. Perawatan paliatif hanya diberikan pada menjelang ajal
6. Pola pikir tenaga medis khususnya dokter,telah dibentuk sejak masih dalam
pendidikan yakni tugas tenaga medis ialah menyembuhkan penyakit dan masalah
yang berhubungan dengan keadaan penderita yang harus menghentikan
pengobatan kuratif dan mulai dengan perawatan paliatif akan membuat tenaga
medis merasa gagal dalam tugasnya
7. Program program yang tidak menghasilkan seperti perawatan paliatif ini tidak
menarik untuk dikerjakan
DAFTAR PUSTAKA

Ferrell,B.R & Coyle,N.(2003). Textbook of palliative nursing, 2nd ed.New York : Oxford
university Press

Foley, Abernathy A. (2008). Management of cancer pain in De Vita V.T.Jr.Hellman


S,Rosenberg : Cancer priciples and practice of oncology vol 1. 8 th ed. Philladelphia.
Lippincott Raven Publisher.

Lubis. (2008). Dokter keluarga sebagai tulang punggung dalam sistem pelayanan
kesehatan. Departemen ilmu kedokteran komunitas. Kedokteran indonesia

Anda mungkin juga menyukai