Anda di halaman 1dari 21

SENTRALISASI OBAT

PENDAHULUAN
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat.
Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah
konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam
pengelolaan sentralisasi obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi
merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada
pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi
(pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian
sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat di ruang
GELATIK dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat
khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian, sedangkan
obat oral diberikan kepada pasien dan perawat menggawasai langsung saat pasien
minum obat. Resep dari dokter diberikan perawat untuk diberikan di apotek,
setelah itu petugas apotek menyerahkan ke perawat untuk dicatat pada buku
penerimaan obat. Karena hal tersebut diatas, kelompok berencana akan
mensosialikan dan melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi
maupun oral karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai kerugian
pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit
dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.
Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya kerusakan organ tubuh atau
timbulnya efek samping obat yang tidak diharapkan. Selain itu penggunaan obat
yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena
itu diperlukan suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar
dapat dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik secara
material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya kepercayaan pasien
terhadap perawat juga semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih
mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi keperawatan di Ruang Gelatik, kami
akan melaksanakan sentralisasi obat oral di ruangan tersebut
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu meningkatkan pemahaman perawat Ruang Gelatik dan mahasiswa
dalam menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek samping
obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan.
2. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
perawat Ruang GELATIK dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi
obat
3. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien di Ruang Gelatik dalam
penggunaan obat sesuai dengan program terapi..
4. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
5. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
Manfaat
1. Bagi Klien
a. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
2. Bagi perawat
a. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
PENGERTIAN
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (
Nursalam, 2007 )
TUJUAN PENGELOLAAN OBAT
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering
mengapa obat perlu disentralisasi :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan
keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “ hanya untuk mencoba
“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang
akan membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak
aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu
waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon, 2007 )

TEKNIK PENGELOLAAN SENTRALISASI OBAT


Teknik pengelolaan sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi diserahkan
sepenuhnya kepada perawat. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala
ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
Pengeluaran dan pembagian obat tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien
atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
tersebut.
1.Penerimaan obat
a. Resep obat dari dokter yang diserahkan pada klien/ keluarga diberikan
pada depo farmasi. Obat yang telah diresepkan kemudian disediakan oleh
depo farmasi ruangan dan disimpan.
b. Obat diberikan pada perawat oleh petugas farmasi. Obat yang telah
diterima oleh perawat dicatat di format serah terima obat dan format
pemberian obat oral dan injeksi yang meliputi, identitas klien, no. reg,
diagnosa medis, nama obat, dosis, rute pemberian, tanggal penerimaan dan
jumlah obat yang diterima dan kemudian diberikan paraf. Kolom paraf
pada format pemberian obat ditanda tangani oleh perawat. Sementara
kolom paraf di format serah terima obat ditandatangani oleh perawat dan
petugas farmasi.
c. Kemudian obat yang sudah diterima disimpan di dalam kotak obat dan
dikelola oleh perawat.
2. Pembagian obat
a. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam format pemberian obat
oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksi dokter
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus
melakukan cross check dengan perawat lain untuk meminimalkan
kesalahan dalam pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan macam
obat, manfaat, dosis obat, cara pemberian, kontra-indikasi dan jumlah obat
pada klien/ keluarga. Usahakan tempat obat kembali ke perawat setelah
obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek samping setelah
minum obat. Kemudian perawat yang memberikan obat dan melakukan
cross check obat membubuhkan tanda-tangan pada kolom paraf.
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat yang
bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir habis akan
diinformasikan oleh depo farmasi kepada perawat dan kemudian oleh
perawat akan dimintakan resep kepada dokter penanggung jawab klien.
3. Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.
4. Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu atau
sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format pemberian
obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan oleh perawat
primer.
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga
pada saat pemberian obat.
5. Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat
dikembalikan kepada klien/keluarga dengan ditandatangani oleh
klien/keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
DIAGRAM ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT (NURSALAM,
2002)

ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT

DOKTER
KOORDINASI DENGAN
PERAWAT
PASIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTIK

PASIEN/KELUARGA  Surat persetujuan


sentrealisasi
 Lembar serah terima obat
PP/PERAWAT YANG MENERIMA  Buku serah terima/masuk

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN/KELUARGA

MENYIMPAN PERSEDIAAN OBAT


1. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat dan
menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok (persediaan) yang
teratur dengan baik merupakan bagaian penting dari manajemen obat. Obat
yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu
persedian.
2. System kartu persediaan
Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi seperti buku besar
persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang
diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan dalam
buku besar persediaan, masing–masing barang ditempatkan pada halaman
yang terpisah. Tetapi dalam system kartu persediaan, masing – masing
barang dituliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Lemari obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari
pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara obat untuk
penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.
PERAN
1. Kepala Ruangan
Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan malpraktek.
2. Katim
a. Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.
b. Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.
a. Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.
b. Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi.
3. Anggota Tim
a. Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
klien dirawat.
b. Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.
PELAKSANAAN
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua sampai
dengan minggu ketiga selama mahasiswa praktek di ruang GELATIK.
Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruang
nurse station dan ruang perawatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan
secara langsung dengan pasien dengan komunikasi terapeutik untuk
meyakinkan pasien agar bersedia mengikuti pengelolaan sentralisasi obat dan
menggunakan format pengelolaan sentralisasi obat.
METODE
1) Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
2) Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, serta sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
INSTRUMEN
1) Informed consent pengelolaan sentralisasi obat.
2) Format kontrol dan pemakaian obat.
3) Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat).
4) Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.
MEKANISME KEGIATAN

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Karu mengucapkan salam 10 menit Nurse Karu, PP
dan melaporkan kegiatan Station
sentralisasi
2. Karu menanyakan persiapan
sentralisasi obat oral dan
injeksi
3. PP menyebutkan hal-hal
yang sudah disiapkan
4. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi :
informed consent, formulir
pemberian obat oral dan
injeksi, lembar serah terima
obat)
Pelaksanaan 5. PP menerima obat dari Nurse PP, PA
ruangan WK/IGD/Poli station
6. PP melakukan pencatatan
pada format penerimaan
obat oral dan injeksi,
yang meliputi :
a. Identitas pasien
b. Nama obat, dosis dan
cara pemberiannya
c. Jumlah obat yang
diterima dari farmasi
d. Jam dan nama
penerima obat
7. PP menjelaskan informed
consent sentralisasi obat
8. PP memberikan
penjelasan pada pasien
dan keluarga mengenai
nama obat yang akan
diberikan, manfaat, dosis,
cara pemberian, efek
samping dan kontra-
indikasinya.
9. PA memberikan obat oral
kepada pesien sesuai
dengan jadwal yang
sudah ditentukan.
10. PA memberikan obat
kepada pasien dengan
melibatkan keluarga.
11. Kemudian PA
menandatangani format
pemberian obat oral
maupun injeksi serta
mengobservasi efek
samping dari obat yang
telah diberikan.
12. Karu mengecek kembali
keleng-kapan
pendokumentasian sen-
tralisasi obat
KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
Penanggung Jawab :
Nuri Ramadhani S.Kep
Tujuan :
Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
Rencana Strategi :
1) Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format
serah terima obat dan format pemberian obat oral/ injeksi.
2) Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian
farmasi.
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
Pelaksanaan :
Topik : Sentralisasi Obat
Hari/Tanggal : Jumat, 16 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Gelatik RS Jiwa Menur

Struktur Pengorganisasian :
Karu : M. Rizky Ilmiawan S.Kep
Perawat Primer : Nur Ichsan S.Kep
Perawat assoiate : shofa Abdul kholiq S.Kep
Perawat assoiate : Ainur Rosyida S.Kep
Perawat assoiate : Farah Yuniartie S.Kep
Perawat assoiate : Nuri RamadhaniS.Kep
Perawat WK : Susiyana Indah Pratiwi, S.Kep
Keluarga : Fearus Imamullah, S.Kep
KRITERIA EVALUASI
1. Struktur (input)
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Gelatik RS jiwa
Menur
b. Persiapan dilakukan sebelumnya.
c. Perawat yang betugas.
2. Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah
ditentutan dan pasien yang menyetujui informed consent untuk dilakukan
sentralisasi obat.
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.
c. Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
Lampiran : Petunjuk Pengisian
A. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT PERSETUJUAN
SENTRALISASI OBAT
1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2) Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien yang
bersangkutan.
3) Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS).
5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.

B. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT


1) Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis,
dan cara pemberian.
3) Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4) Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5) Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6) Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta
nama perawat atau paraf.
7) Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih
ada setelah pemberian beserta nama perawat.

C. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN TANDA BUKTI SERAH TERIMA


OBAT (UNTUK FARMASI)
1) Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima
obat.
2) Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3) Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4) Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas farmasi.
5) Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang
menerima.

D. PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) SENTRALISASI OBAT


1) Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal
MRS)
2) Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal
MRS)
3) Perawat menerima obat dari farmasi
4) Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak obat
5) Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada pasien
sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.
LEMBAR PERSETUJUAN
DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : L/P *)
Umur :
Alamat :

Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :


Nama :
Umur :
Alamat :
Ruang :
No. Reg. :
Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan pemakaian obat yang
diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis yang diberikan dokter.
Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk
dilakukan pengadaan obat.
3. Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan
ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan pada
pasien.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan pada
pasien/keluarga.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

Surabaya, .........................., 2018


Katim Yang membuat persetujuan

(................................) (................................)
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
DI RUANG GELATIK RS JIWA MENUR SURABAYA

No. Nama Asal Tgl MRS Nama Obat Nama Keterangan Dx


Px Ruangan Keparawatan
No. Reg Dx Medis Jumlah Pengirim Penerima ADMIN TIM/NO
FORMULIR PEMBERIAN OBAT
Nama Pasien : Umur : Ruang : Gelatik No. Reg :
Tgl
Nama Obat :
Terima
(jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara Pemberian (rute)


:
Sisa
Tgl
Nama Obat :
Terima
(jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara Pemberian (rute)


:
Sisa
Tgl
Nama Obat :
Terima
(jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara Pemberian (rute)


:
Sisa
Tgl
Nama Obat :
Terima
(jumlah)
Penerima
Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf Jam Paraf
Dosis :

Cara Pemberian (rute)


: Sisa
Sentralisasi obat
Dari pengkajian yang kami dapatkan sentralisasi obat di ruang Gelatik
dilakukan di semua kamar. Alur sentralisasi obat untuk pasien baru adalah
obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan ke perawat. Semua resep
dari dokter diserahkan ke apotek. Setelah itu petugas apotek mengantarkan
obat ke ruang WK dan diserahkan kepada perawat ruangan. Ada dokumentasi
penyerahan obat dari apotek ke perawat. Untuk selanjutnya apotek
mengirimkan obat secara terjadwal 2x seminggu, hari senin untuk obat 3 hari,
dan hari kamis untuk obat 4 hari. Pemberian, penyimpanan, dan pembagian
obat dilakukan semua oleh perawat. Di ruangan terdapat lemari untuk
penyimpanan obat pasien. Pemberian obat sudah dilakukan sesuai prinsip 6
tepat. Terdapat penandaan pada bungkus obat yaitu bewarna putih untuk obat
pagi hari, merah untuk obat di siang hari, dan biru untuk obat di malam hari
dan pada setiap bungus obat juga terdapat identitas masing-masing pasien.
Pada setiap loker individu penyimpanan obat terdapat nama pasien, nama
obat, dosis pemberiannya. Tapi tidak ada buku khusus untuk double cek.
Pemberian obat dilakukan dengan cara memanggil semua pasien, dan
meminum obat langsung didepan perawat. Setelah perawat memberikan obat
kepada pasien perawat memberikan paraf pada format pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai