Anda di halaman 1dari 34

MODEL KEPERAWATAN

LANSIA
O L E H : E L I A M A L I YA H , S . K E P. , N E R S , M . M . K E S
TEORI ADAPTASI SISTER CALISTA ROY

Roy 1964 dalam Tomey 1994, asumsi dasar model teori ini :
 Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif
maupun negatif. Untuk dapat menerapkan kemampuan
beradaptasi, seseorang dipengaruhi 3 komponen yaitu penyebab
utama, terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi.
 Individu selalu pada rentang sehat sakit yang berhubungan erat
dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara
kemampuan adaptasi.
Respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan
menimbulkan kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap
kebutuhan mll perilaku ttt. Peran perawat, membantu klien beradaptasi
terhadap perubahan yang ada dengan memanipulasi stimulus yaitu:
1. Stimulus fokal : rangsang yang segera dihadapi manusia dan
merupakan tingkatan paling tinggi dari perubahan.
2. Stimulus kontekstual : rangsang dari manusia baik interna maupun
eksterna yang dapat diamati, diukur dan subyektifitasnya dilaporkan
secara objektif oleh pasien.
3. Stimulus residual : rangsang yang membentuk karakteristik dari
seseorang sesuai dengan situasi atau tidak, sulit untuk dinilai.
PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT
CALISTA ROY

Manusia :
 Merupakan makhluk biopsikososio secara utuh.
 Manusia sebagai sistem, ada interaksi yang konstan dengan lingkungan.
 Tingkat adaptasi manusia ditentukan oleh stimuli fokal, konstektual, residual yang
menghasilkan kebut adaptasi. 4 model adaptasi :
1. Fisiologis, seperti oksigenasi, eliminasi, nutrisi, aktifitas dan istirahat, sensori,
cairan elektrolit, fungsi syaraf, fungsi endokrin.
2. Konsep diri, seperti nilai, kepercayaan, emosi, perhatian, cita-cita.
3. Fungsi peran
4. Saling ketergantungan Lingkungan - Semua stimuli diawali dalam lingkungan yaitu
semua kondisi dan pengaruh dari lingkungan serta tingkah laku individu, kelompok.
APLIKASI TEORI ADAPTASI ROY DALAM
PROSES KEPERAWATAN
• Pengkajian
1. Pengkajian tingkat pertama :
• Berfokus pada pengumpulan data sebagai pengkajian tingkah laku.
2. Pengkajian tingkat kedua :
• Analisa kegawatan dan gambaran tingkah laku untuk diidentifikasi
respon yang tidak efektif setelah diberi dorongan oleh perawat.
• Pengumpulan data stimuli fokal, kontekstual dan residual yang
menyimpang pada klien.
• Mengklarifikasi etiologi, masalah dan mengidentifikasi faktor
konstektual dan residual.
• Diagnosa Keperawatan

Merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan


dengan kurang mampunya adaptasi. Ada 3 alternatif yang digunakan :

1. Menggunakan tipologi yang berhubungan dengan 4 model adaptasi.


2. Merumuskan dx dengan mengobservasi tingkah laku yang
berhubungan dengan stimuli.
3. Kesimpulan satu atau lebih model adaptasi yang berhubungan
dengan stimuli.
• Penetapan tujuan
• Tujuan jangka panjang
Menggambarkan akhir dari masalah adaptasi ditunjukkan dengan kemampuan
mempertahankan hidup, tumbuh, reproduksi dan kekuasaan.
• Tujuan jangka pendek
Merupakan tujuan yang diharapkan dari tl klien stl dimanipulasi stimuli fokal, kontekstual
dan residuall shg menunjukkan adanya koping kognator dan regulator. Tujuan dibuat
sesuai tingkat kemampuan klien.
• Intervensi
Tujuan akhir intervensi kep adalah memanipulasi lingkungan dg meningkatkan atau
mengurangi stimuli yg mengganggu adaptasi, ditujukan pada kemampuan koping klien.
• Evaluasi
Merupakan penilaian yg efektif thd intervensi kep dengan mengobservasi tingkah laku
klien.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI
ADAPTASI ROY

• Tingkat adaptasi dan kemandirian klien tinggi.


• Perawat sebagai fasilitator.
• Risiko sakit berulang kecil Kekurangan : Risiko gagal beradaptasi
dapat menyebabkan depresi yang berat.
LEARNING TASK

• Mengapa keluarga dijadikan entry point dalam perawatan lansia di


rumah?
• Mengapa perawatan lansia menggunakan model adaptasi Roy?
• Mengapa umur harapan hidup merupakan salah satu indikator
derajat kesehatan?
• Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan meningkatnya umur
harapan hidup di suatu negara?
LEARNING TASK (CASE I) tidak terdapat keset dan pegangan
tangan. Lansia yang aktif mengikuti
Jumlah lansia di panti jompo 75 orang,
senam lansia dan mempunyai KMS
yang meliputi 35 orang laki-laki dan 40
lansia hanya 60%. Terdapat 10% lansia
orang perempuan. Terdapat 50% lansia
yang mengalami kondisi sakit dengan
dengan rematik, 25% hipertensi dan berbaring di tempat tidur.
25% DM. Dari data ditunjukkan terdapat

25% lansia yang pernah mengalami

jatuh karena lantai licin, penerangan di

kamar agak gelap,


MODEL KEPERAWATAN KING

• Definisi Konsep
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang
saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek
keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge.)
Theory Goal Attainment (Pencapaian tujuan) menurut King adalah
sistem interaksi yang dinamis dan digambarkan sebagai proses
interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan
lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada
pencapaian tujuan, meliputi : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
KING’S CONSEPTUAL SYSTEM

Personal System
(individu) merupakan sistem Interpersonal system (group)
terbuka yang meliputi persepsi merupakan suatu hubungan
(perception), diri (self), antara perawat dan pasien yang
pertumbuhan dan perkembangan meliputi interaksi, komunikasi,
(growth and development), citra transaksi, peran dan stress.
diri (body image), ruang (space),
dan waktu (time).
Social System
(sosial) yang berarti bahwa Terdiri dari organisasi, otoritas,
sistem pembatas peranorganisasi kekuasaan, status dan
sosial, perilaku, dan praktik yang pengambilan keputusan.
dikembangkan untuk memelihara (George, 1995). Social system
nilai-nilai dan mekanisme (society) Interpersonal system
pengaturan antara praktik dan (group).
aturan.
Melalui dasar sistem tersebut, maka King

menganggap manusia merupakan individu

yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi,

orang dan objek. Manusia sebagai makhluk

yang berorientasi terhadap waktu tidak lepa

s dari masa lalu dan sekarang yang  dapat

mempengaruhi masa depan dan sebagai

makhluk sosial manusia akan hidup

bersama orang lain yang akan selalu

berinteraksi.(Parker, 2001).
APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
IMOGENE KING PADA AGREGAT LANSIA

Teori dan model keperawatan King dapat diaplikasikan dalam


pengkajian komunitas dengan agregat lansia yang mengacu pada tiga
sistem, yaitu :
1. Input (Masukan)
2. Proses
3. Output (Hasil)
1. Input (masukan)
 Lansia dalam pengertian sebagai input dalam framework
tersebut adalah terdiri dari 3 sistem, yaitu lansia sebagai :
•  Sistem Personal 
(individu), lansia sebagai sistem interpersonal (kelompok kecil)
dan lansia sebagai sistem sosial (kelompok besar, komunitas,
organisasi). (Parker, 2001).
NEXT...
Contoh : Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya TB paru pada
lansia diantaranya yaitu lingkungan yang lembap dan padat serta kumuh,
status gizi kurang sehingga imunitas tubuh menurun, pendidikan yang
mengakibatkan persepsi tentang pencegahan dan pengobatan penyakit TB
yang masih kurang serta jenis kelamin perempuan lebih beresiko mengalami
TB paru. (Depkes RI,2008). Interaksi antar anggota keluarga yang didalamnya
terdapat penderita TB paru juga sangat berpengaruh. Hal tersebut sesuai
dengan teori King bahwa terdapat 9 fokus pemberian pemenuhan kebutuhan
pada tiap manusia, yaitu interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986).
2. Proses
 Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resistensi kuman terhadap OAT (Obat Anti Tuberkulosis). (Depkes RI,
2008). Terbagi menjadi 3 tingkatan,yaitu :
• Pencegahan primer
Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan promosi kesehatan, serta
mengubah persepsi masyarakat yang kurang tepat tentang pengobatan TB paru. 
Meliputi:pemberian penyuluhan (health education) dan membentuk kader peduli 
penderit TB paru, modifikasi lingkungan lembap dan padat.
NEXT...
• Pencegahan sekunder
Prinsip dasarnya adalah deteksi dini penyakit dengan skrining dan
pengobatan segera dengan memberikan pengobatan yang tepat, sehingga
penderita dapat sembuh tepat waktu
• Pencegahan tersier
Tujuannya adalah mengurangi dan mencegah sequele dan disfungsi,
mencegah serangan ulang, meringankan akibat penyakit dan
memeperpanjang hidup. Dilakukan dengan kegiatan pembentukan
Pengawas Menelan Obat (PMO) pada keluarga dan pembentukan
perkumpulan atau komunitas lansia penderita TB Paru.
3. Output (Hasil)
Hasil yang diharapkan dalam theory goal attainment King pada lansia
dengan TB paru adalah : Kepatuhan berobat lansia penderita TB paru
meningkat, tingkat kesembuhan penderita TB Paru bertambah ,
peningkatan pengetahuan, skill dan perilaku, terbentuk
komunitas/ perkumpulan lansia penderita TB paru dan adanya dukungan
keluarga, contohnya PMO.
KELEBIHAN TEORI DAN MODEL
IMOGENE KING

Teori King muncul dari adanya gabungan beberapa konsep


literatur keperawatan dan diskusi dengan ahli keperawatan yang
lain.
Teori model keperawatan King dapat digunakan pada area
klinik dan non klinik terutama pada aspek psikologis dan sosial.
Teori King pernah digunakan dibeberapa bagian praktek
keperawatan, yaitu di aplikasikan oleh Aligood (1995) pada klien
dewasa dengan masalah orthopedic.
KEKURANGAN TEORI DAN MODEL
IMOGENE KING

Teori ini tidak dapat diterapkan pada klien yang tidak


mampu berinteraksi dengan perawat, seperti klien dalam kondisi
penurunan kesadaran, bayi baru lahir, klien yang mengalami
gangguan kejiwaan.

Sebelum perawat mengaplikasikan teori ini, perawat harus


memahami terlebih dahulu duaasumsi dasar King yaitu human
being dan conceptual framework.
MODEL KEPERAWATAN BETTY NEWMAN

Keperawatan Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman


adalah model konsep Health Care System yaitu model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada
penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri
secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas. Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi
garis pertahanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan,
iklim dan pekerjaan danlain-lain, garis pertahanan normal yang meliputi :
NEXT...

Ketersediaan pelayanan

adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yan

g memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan

garis pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehata

n, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari

imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada

garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier.
• Created Enviroment :
Suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk mengekspresikan system
secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena
aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor.
• Client sistem :
Lima Variabel (fisiologi, psokologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) klien dalam
berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai system.
• Basic Clien Structure :
Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaranterpusat. Pusat
diagram dari lingkaran menghadirkan faktor kehidupan dasaratau sumber energi klien. Inti
struktur ini terdiri dari faktor kehidupan dasaryang umum untuk seluruh anggota organisme.
Seperti sebagai faktor bawaanatau genetik.

NEXT...
• Lines of Resistance :
Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut
garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klien mempertahankan
melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon systemimun tubuh. Ketika garis pertahanan
efektif, klien dapat menyusun system kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah
pertahanan stressor ditentukan oleh inter relationship kelima variable sistem klien.
• Normal line defence :
Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal itu menghadirkan suatu
keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipelihara dari waktu ke waktu dan melayani sebagai
suatu standar untuk mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variabel
system
dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebar
an dari garis normal merefleksikan suatu peningkatan keadaan sehat, pengecilan, suatu penyusutan
keadaan kesehatan.
• Garis Pertahanan Fleksibel :
Garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hal
inidinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini
dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap stressor
dari pecahnya/berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang di presentasikan
sebagai garis pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi, psikologi,
sosoikultural, perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
kemampuan individu untuk menggunakan pertahanan garis fleksibel untuk melawan
kemungkinan dari reaksi stressor seperti gangguan tidur. Neuman menggambarkan
pertahanan garis fleksibel meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang
lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap invasi stressor. Demikian sebaliknya,
akan memberikan lebih sedikit pertahanan.
• Kesejahteraan (Wellness) :
Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem
klien berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem
terpenuhi.
• Sakit (Illness) :
Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan tidak
seimbang dan penurunan energi.
• Stressor
Stressor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan
gangguan pada sistem yang stabil. Stressor dapat berupa :
1. Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon kondisional
seseorang.
2. Kekuatan interpersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti
harapan peran.
3. Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluat individu, seperti keadaan finansial.
• Tingkat reaksi :
Tingkat reaksi merupakan jumlah energy yang diperlukan oleh klien untuk
menyesuaikan terhadap stressor. 
• Pencegahan sebagai intervensi :
Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan,
mencapai, atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat terjadi
sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan
pada fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan
atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi.
Neuman mengidentifikasi tiga level intervensi :
1. Pencegahan primer
pencegahan primer dilakukan ketika stressor dicurigaiatau diidentifikasi.
Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui. Neuman menyatakan
sebagai berikut : Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk
mengurangi
kemungkinan pertemuan individu dengan stressor, atau dengan kata lain u
saha untuk memperkuat seseorang bertemu dengan stressor, atau
menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk menurunkan kemungkinan
reaksi.
2. Pencegahan sekunder
pencegahan sekunder meliputi intervensi atau treatment awal sesudah gejala dari stress
telah terjadi. Sumber daya internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan
menguatkan garis internal resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor
resistensi.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier terjadi sesudah treatment
atau pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian kearah
kestabilan sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan resistensi terhadap
stressor untuk membantu mencegah terjadinya kembalireaksi atau regresi. Proses ini
mendorong untuk kembali pada tipe siklus
ke pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihindarinya suatu stressor yangtelah
diketahui akan membahayakan klien.
MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA
HANDERSON

Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia


Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan
memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong
seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau
penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang.
• KONSEP UTAMA TEORI
HANDERSON
Manusia Lingkungan Sehat & sakit
Keperawatan.
• KEBUTUHAN DASAR PASIEN
• PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian, Diagnosa, Rencana,


Implementasi & Evaluasi
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TEORI
VIRGINIA HENDERSON

Teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada


keperawatan sebagai profesi yang mendunia Bukan teori / model yang
abstrak semata Asumsi Henderson mempunyai validitas Kelemahan
Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu
pada penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan
pasien.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai