Anda di halaman 1dari 21

ASKEP DG PASIEN

PIELONEFRITIS
Kelompok 7
sistem perkemihan
1. Suci Tapriah
2. Syarif Hidayatullah
3. Syarif Ibrahim
4. Yeni Rachmania
5. Yoga Agung perdana
6. Yopi Rahmat Dermawan
7. Yosep Yeptiawan
8.Yudia Purwanto
9. Yuli Yulianah
APA ITU PIELONEFRITIS????

ADA YANG TAHU??


JIKA TIDAK ...

MARI KITA BAHAS..........


DEFINISI
• Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang
menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis.
Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1
sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis
akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala
lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis.
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala
ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu
atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436).
ETIOLOGI
• Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa
dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan
organisme dan oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke
kandung kemih. Berbagai  penyumbatan fisik pada aliran air
kemih (misalnya batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus
balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter, akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal. Infeksi juga
bisa dibawa ke ginjal dari bagian tubuh lainnya melalui aliran
darah. Keadaan lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya
infeksi ginjal adalah:
• Kehamilan
• kencing manis
• keadaan-keadaan yang menyebabkan menurunnya sistem
kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
MANIFESTASI
A. Pielonefritis akut B. Pielonefritis kronis  
• Demam • tanpa gejala infeksi, kecuali
• Menggigil terjadi eksaserbasi.
• nyeri panggul • keletihan
• sakit kepala
• nyeri tekan pada sudut
kostovetebral (CVA) • nafsu makan rendah
• lekositosis •  poliuria
• haus yang berlebihan
• adanya bakteri dan sel darah
putih pada urin • kehilangan berat badan
• disuria • infeksi yg menetap menyebabkan
jaringan parut di ginjal, disertai
• biasanya terjadi pembesaran gagal ginjal  pada akhirnya.
ginjal disertai infiltrasi
interstisial sel-sel inflamasi.
PATOFISIOLOGI
• Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa,
dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang masuk
melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter
(saluran kemih bagianatas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke
ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48
jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter dan
bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan atau
obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau
tumor.
• Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor
seperti faktor pejamu (host) dan faktor organisme penyebab. Bakteri dalam urin dapat
berasal dari ginjal, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi
pielonefritis adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks.
Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi
kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter.
Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut
(Hanson, 1999 dalam Kusnawar, 2001).
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri.
Rusaknya lapisan ini akibat dari mekanisme invasi bakteri seperti pelepasan toksin dapat menyebabkan
bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan
selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal
melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks
intrarenal. Bila hanya vesika urinaria yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos
vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frekuensi),
dan sakit waktu miksi (disuria). Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan
(hematuria). Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak,
baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut
dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit
polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu.
Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan
oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring) (Hanson, 1999 dalam Kusnawar, 2001).
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak lazim. Korteks dan
medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari
inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang dari
pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecilserta atrophic. Jika
destruksi nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.
 
KOMPLIKASI
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis
akut:
• Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan
darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis
papila ginjal, terutama pada penderita diabetes melitus atau pada
tempat terjadinya obstruksi.
• Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter
yangdekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam
pelvis dansistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal
mengalami pereganganakibat adanya pus.
• Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal,
dan meluaske dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.
PENATALAKSANAAN
– Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram
negatif. Terapi kausal dimulai dengan kotrimoksazol 2 tablet 2x sehari
atau ampisilin 500 mg 4x sehari selama 5 hari. Setelah diberikan terapi
antibiotik 4– 6 minggu, dilakukan  pemeriksaan urin ulang untuk
memastikan bahwa infeksi telah berhasil diatasi.  
– Pada penyumbatan,kelainan struktural atau batu,mungkin perlu
dilakukan  pembedahan dengan merujuk ke rumah sakit.
– Apabila pielonefritis kronisnya di sebabkan oleh obstruksi atau refluks,
maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut.
– Di anjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk
membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari
kontaminasi lubang urethra oleh bakteri feces.
KASUS
• Pasien perempuan inisial S, 68 tahun, suku Jawa, agama Islam,
pendidikan terakhir SD, sudah menikah, tidak bekerja dengan alamat di
Jalan A. Yani No.23 Denpasar Utara
• Pasien datang ke UGD RSUP sanglah dengan keluhan utama nyeri
perut sejak 2 minggu SMRS. Nyeri dikatakan seperti dililit oleh tali
yang hilang timbul sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien.
Nyeri dikatakan menjalar sampai kepinggang. Pasien mengatakan ada
riwayat demam 3 hari SMRS. Keluhan lain pasien yaitu mual yang
tidak disertai muntah sehingga nafsu makan pasien berkurang. Pasien
sering BAK pada malam hari dengan jumlah urin banyak dan sesekali
ada nyeri berkemih ketika pasien menahan kencingnya. Pasien
memiliki riwayat batu ginjal kanan 5 tahun yang lalu dan mendapat
penanganan di RS Manuaba. Riwayat serupa pada keluarga disangkal.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai pedagang sate yang dalam
kesehariannya pasien lebih banyak duduk dan konsumsi air pasien
dikatakan sedikit.
• Sesekali pasien mengeluhkan adanya kesulitan untuk memulai
tidur, dan mengatakan tidur kurang nyenyak dan terbangun
malam hari karena nyeri. Sebelum sakit dalam kesehariannya
pasien sering mengikuti aktivitas keagamaan dan
bersilaturahmi dengan keluarga lainnya. Untuk penghasilan
dikatakan cukup. Status fungsional pasien sebelum sakit yaitu
mandiri namun setelah sakit terdapat penurunan dengan
kondisi ketergantungan ringan yang secara keseluruhannya
pasien tidak berativitas ataupun aktivitasnya dibantu dan
dikerjakan oleh suaminya. TD :130/80 mmHg Nadi : 80
x/menit RR : 18 x/menit Suhu : 37,5 ͦ C Berat Badan : 57 Kg
Tinggi badan : 150 cm.
RIWAYAT KESEHATAN

SEKARANG
Pasien datang ke UGD RSUP Sanglah dengan keluhan utama nyeri perut
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti dililit oleh tali pada bagian seluruh perutnya. Nyeri perut
tersebut dirasakan hilang timbul namun cukup mengganggu aktivitas
sehari- hari pasien hingga mengganggu waktu tidur malam pasien.
Keluhan nyeri perut semakin memberat dirasakan ketika pasien melakukan
aktivitas dan membaik ketika pasien istirahat dengan duduk atau rebahan.
Awal nyeri perut muncul secara tiba-tiba sejak 2 minggu yang lalu dan
memberat 3 hari terakhir ini. Nyeri dimulai dari perut kemudian menjalar
ke pinggang.
• Pasien juga mengeluhkan demam sejak seminggu yang lalu, dan sudah
menghilang 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Awal demam dirasakan
cukup tinggi kemudian muncul hilang timbul. Tidak ada kondisi yang
memperberat keluhan, Pasien belum pernah mengosumsi obat untuk
meringankan keluhan tersebut.
• Keluhan mual juga dialami oleh pasien 3 hari sebelum masuk rumah
sakit,. Mual yang dirasakan oleh pasien tidak dapat dimuntahkan,
sehingga terkadang pasien memasukkan jari tangannya untuk
memancing keluarnya muntahan, namun yang keluar hanya air ludah
saja. Mual dikatakan muncul hilang timbul, tanpa ada yang
memperberat maupun memperingan keluhan. Mual hingga
menyebabkan nafsu makan pasien berkurang.
• BAK pasien dikatakan sering saat malam hari, nyeri saat berkemih
hanya muncul ketika pasien menahan kencingnya dalam waktu lama
karena harus menempuh jarak untuk mencapai kamar mandi dengan
kondisi pasien yang sudah mengalami keterbatasan dan harus dibantu
oleh suaminya. Pasien mengaku terkadang juga mengompol. Keluhan
BAB disangkal oleh pasien.
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
• Sebelumnya pasien pernah mengeluh nyeri pinggang 5 tahun
yang lalu dan berobat ke RS Manuaba, dikatakan oleh dokter
bahwa pasien memiliki batu ginjal kanan. Pasien segera
dioperasi di rumah sakit tersebut dan selanjutnya dirawat inap
pasca operasi selama 4 hari. Riwayat penyakit hipertensi
disangkal oleh pasien.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

• Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit yang


sama seperti pasien, yaitu batu ginjal dan peradangan pada
ginjal. Riwayat hipertensi juga disangkal oleh keluarga pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan
• Keadaan umum : Compos Mentis
• Penampilan : Tidak terkaji
• Kesadaran : Tidak terkaji
• GCS
• E :4
• M :6
• V :5
• Orientasi : Tidak terkaji
• Vital sign :
– TD : 130/80 mmHg
– Nadi : 80 x/menit
– RR : 18 x/menit
– Suhu : 37,5 ͦ C
• Berat Badan : sebelum sakit : 57 Kg
• Tinggi badan : 150 cm
• ASKEP GO TO ASKEP
DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PERIORITAS

• Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (Inflamasi) d.d


mengeluh nyeri
• Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi pada
saluran kemih yang di tandai dengan Klien sering berkemih,
jumlah volume urin meningkat.
• Nausea b.d peningkatan asam lambung d.d klien mengeluh
sering mual dan muntah.
• Gangguan pola tidur b.d berhubungan dengan nyeri yang
dirasakan klien d.d Klien sering terbangun di malam hari
akibat nyeri.
PENUTUP
Kesimpulan
• Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan jaringan
interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling umum adalah
Escherichia coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks
vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma,
infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau gangguan metabolic.
Pielonefritis terbagi menjadi dua yaitu pielonefritis akut dan pielonefritis kronis.
• Penyebab dari pielonefritis itu sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari
kelamin naik pada kandung kemih. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan meningkatnya
resiko terjadinya infeksi ginjal antara lain batu ginjal, kehamilan, kencing manis, dan keadaan
yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun. Gejala pada klien dengan pielonefritis
biasanya timbul secara tiba-tiba berupa demam, menggigil, nyeri di punggung bagian bawah,
mual dan muntah. Selain itu, beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi saluran kemih
bagian bawah biasanya sering berkemih dan nyeri ketika berkemih. Pengobatan yang perlu
dilakukan antara lain pemberian antibiotic untuk membunuh bakteri dan pembedahan apabila
ada penyumbatan. Pencengahan terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak
pernah mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara
membersihkan setelah buang air besar, minum banyak air, perhatikan makanan konsumsi, dan
istirahat cukup.
•  
Saran
• Sebagai seorang perawat perlunya kita untuk memberikan
pendidikan kesehatan bagi masyarakat untuk menjaga
kesehatannya. Karena kesadaran masyarakat saat ini kurang
memperhatikan kebersihan. Pada makalah ini sudah dijelaskan
penyebab terjadinya pielonefritis, maka perlunya kita untuk
memperhatikan kebersihan organ perkemihan

Anda mungkin juga menyukai