Anda di halaman 1dari 11

Sistem Urologi

“SATUAN ACARA PENYULUHAN ”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada
Mata Kuliah “UROLOGI ”
Dosen Pembimbing: Alik Septian M.S.Kep,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Veryawanti S
Nanda izky J
Ernawati 1. Memantau keseimbangan cairan
Agustina dewi D
yang masuk (minum) dan keluar
Nadlifatus S
Tri dianita (BAK)
Devi tri indah 2. Cuci darah (Hemodialisa)
Dewi prasti ka 3. Operasi: Pengambilan batu,
Fitri munfaridjatul
Cangkok Ginjal
Yustria puji
4. Pola Nutrisi yang mencukupi
Shinta pratiwi
5. Obat-obatan khusus resep dokter
M.wahyulil ikhsan
Lulut ardiansyah

Prodi S1 Keperawatan Tingkat 3 Kelas B


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PEMKAB Jombang
2018
Satuan Acara Penyuluhan
Gagal ginjal akut

Pokok Bahasan : sistem perkemihan


Sub Pokok Bahasan : gagal ginjal akut
Sasaran : pasien dan keluarga pasien
Hari/tanggal : jumat, 07 Juni 2018
Waktu : 08.30-10.00 wita
Tempat : Balai Desa Jombang

I. Latar belakang

Ginjal merupakan organ peritoneal setinggi vertebra T-12


sampai L-3. Masing masing ginjal memiliki panjang 11-12 cm, lebar 5-7
cm dan tebal 2,5-3 cm. Pada tepi medial terdapat cekungan sebagai tempat
masuknya pelvis renalis (pelebaran ureter), arteri renalis, vena renalis dan
sistem limfatik serta saraf.
Ginjal terdiri atas bagian kortek dan medula. Satuan unit
fungsional ginjal disebut dengan nephron. Setiap ginjal terdiri sekitar 1,2
juta nephron. Nephron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal. Yang kemudian
menjadi tubulus koledokus dan bermuara pada pelvis renalis. Urine
dialirkan melalui ureter menuju vesika urinaria (penampung sementara)
kemudian dibuang melalui uretra.
Salah satu kelainan yang terjadi pada ginjal yaitu gagal ginjal akut
dimana gagal ginjal akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan
ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang
menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (misalnya
urea).
Gagal ginjal akut dapat berkembang menjadi gagal ginjal yang
lebih kronis sehingga bisa berbahaya bagi diri kita, gagal ginjal akut dapat
menyerang siapa saja sehingga perlu pencegahan yang efektif.
II. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan pasien dan keluarga pasien di ruang dahlia RSUD
klungkung mengerti dan memahami tentang penyakit gagal ginjal.

III. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit,
mahasiswa diharapkan mampu mengetahui:
1. Pengertian gagal ginjal akut
2. Klasifikasi gagal ginjal akut
3. Penyebab gagal ginjal akut
4. Tanda dan gejala gagal ginjal akut
5. Pengelolaan gagal ginjal akut

IV. Metode
Ceramah dan Diskusi/Tanya Jawab

V. Media
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD

VI. Isi Materi


Terlampir

VII. Proses Pelaksananan

No Kegiatan Respon Waktu


Pasien/Keluarga
1 Pendahuluan: 5 Menit
a. Salam pembukaan - Menjawab
b. Perkenalan
salam
c. Mengkomunikasikan
- Menyimak
tujuan - Menyimak
- Menyimak

2 - Kegiatan Inti Penyuluhan Menyimak dan


Menyampaikan materi tentang: memperhatikan
a. Pengertian gagl ginjal
penyuluhan
akut
20
b. Klasifikasi gagal ginjal
Menit
akut
c. Penyebab gagal ginjal
akut
d. Tanda dan gejala gagal
ginjal akut
e. Pengelolaan gagal ginjal
akut
Menanyakan hal-
-Memberi Kesempatan Pasien hal yang belum
dan Keluarga untuk bertanya jelas

3 Penutup -Bersama
a. -Menyimpulkan materi yang 5 Menit
penyuluh
telah didiskusikan
menyimpulkan
b. -Melakukan evaluasi
materi
penyuluhan
c. – Memberikan leaflet
d. -Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dengan salam

VIII. Setting tempat


Duduk saling berhadapan dengan penyaji berada didepan.

OPERATOR PENYAJI MODERATO


R

Peserta Fasilitator

fasilitator Peserta
Peserta
Observer

IX. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : M.Wahyulil Ikhsan
2. Penyaji : Shinta Pratiwi
3. Observer : Veryawanti S
4. Fasilitator : Nanda Izky J

X. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : lcd, leaflet, dan Laptop
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat :
a. Mengerti tentang pengertian gagal ginjal akut
b. Mengetahui klasifikasi gagal ginjal akut
c. Mengetahui penyebab gagal ginjal akut
d. Mengetahui tanda dan gejala gagal ginjal akut
e. Mengetahui pengelolaan terhadap gagal ginjal akut

XI. Evaluasi
1. Prosedur pada akhir kegiatan penyuluhan
2. Jenis : Lisan
3. Pertanyaan Evaluasi
a. Coba bapak dan ibu jelaskan pengertian dari gagal ginjal akut?
b. Coba bapak dan ibu sebutkan klasifikasi gagal ginjal akut?
c. Coba bapak dan ibu sebutkan penyebab gagal ginjal akut?
d. Coba bapak dan ibu sebutkan tanda dan gejala gagal ginjal akut?
e. Coba bapak dan ibu sebutkan pengelolaan gagal ginjal akut?

XII. Referensi

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman


untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih
Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.

Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan


Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta:
EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI

Price, Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-


proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of disease processes.
Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah


Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta:
EGC.

Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

Lampiran Materi

1. PENGERTIAN
Gagal Ginjal Akut ( GGA) adalah sindrom klinis akibat kerusakan
metabolic atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan
fungsi nyata dan cepat serta terjadinya azotemia . ( Davidson, 1984
dalam Patofisiologi ).
Gagal Ginjal Akut adalah suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan penurunan mendadak ( dalam beberapa jam sampai beberapa
hari ) laju filtrasi glomerulus (LFG), disertai akumulasi nitrogen sisa
metabolisme ( ureum dan kreatinin) .(Suhardjono , dkk, dalam Ilmu
Penyakit Dalam , 2001).

2. KLASIFIKASI GAGAL GINJAL AKUT


Pembagian GGA dari segi diagnostic dan pengelolaannya ada tiga yaitu :
 GGA Prerenal yaitu untuk menggambarkan bahwa kelaian terjadi
sebelum ginjal yang terjadi akibat penurunan supali darah ke ginjal.
(contohnya kekurangan volume, perpindahan volume(squestrasi
cairan ”area ketiga ,”ekspansi volume) dan dimanifestasikan oleh
penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
 GGA Renal yaitu akibat kelainan dalam ginjal itu sendiri termasuk
kelainan yang mempengaruhi pembuluh darah, glomerulus, atau
tubulus.
 GGA Postrenal berarti ada sumbatan pada sistem pengumpul urine
mulai dari tubulus sampai meatus uretral.
3. PENYEBAB GAGAL GINJAL
Etiologi GGA Prerenal
1. Penurunan volume intravaskuler
-Perdarahan ( akibat trauma, pembedahan, postpartum,
gastrointestinal).
- Diare atau muntah
- Luka bakar
2. Gagal jantung
- Infark miokard
- Kerusakan katup
3. Kelainan Hemodinamik Ginjal Primer
- Stenosis arteri ginjal primer, emboli atau trombosis
- Penghambatan luas pada sintesis prostaglandin ( aspirin ).
4. Vasodilatasi perifer dan hipotensi yang dihasilkan oleh :
- Syok anafilaktik
- Anestesia
- Sepsis, infeksi berat

Etiologi GGA Intrarenal


1. Cedera Pembuluh darah kecil dan atau glomerulus
- Vaskulitis (poliartritis nodosa)
- Emboli kolesterol
- Hipertensi maligna
- Glomerulus nefritis akut
2. Cedera Epitel Tubulus
- Nekrosis Tubular Akut akibat iskemia
- Nekrosis Tubular Akut akibat toksin ( logam berat, etilen glikol,
insektisida
racun jamur, karbon tetraklorida)
3. Cedera interstitiel ginjal
- Pielonefritis akut
- Nefritis interstitiel alergik akut
Etiologi GGA Postrenal
1) Sumbatan bilateral pada ureter atau pelvis renalis yang
disebabkan oleh batu besar atau gumpalan darah.
2) Sumbatan kandung kemih
3) Sumbatan di uretra

4. TANDA DAN GEJALA GAGAL GINJAL AKUT

Hampir setiap sistem tubuh dipengaruhi ketika terjadi kegagalan


pengaturan ginjal normal.
a. Pasien tampak sangat menderita dan letargi.
b. Mual persisten, muntah, diare.
c. Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi.
d. Nafas berbau urin ( fetor uremik )
e. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup : rasa lemah, sakit kepala, kedutan
otot,dan kejang.
f. Perubahan haluaran urin ( urin sedikit, dapat mengandung darah, gravitas
spesifiknya rendah.
g. Peningkatan BUN dan kadar kreatinin
h. Hiperkalemia
i. Asidosis metabolik
j. Abnormalitas kalsium dan posfat
k. Anemia.

5. PENGELOLAAN GAGAL GINJAL AKUT


Pada GGA terdapat 2 masalah yang sering didapatkan dan mengancam jiwa yaitu
edema paru dan hiperkalemia.
a. Pengelolaan edema paru
Keadaan ini terjadi akibat ginjal tidak dapat mensekresi urine, garam dalam
jumlah yang cukup. Pasien diberi posisi setengah duduk agar cairan dalam
paru dapat didistribusi ke vaskular sistemik, dipasang oksigen, dan diberikan
diuretik kuat ( furosemid injeksi ).
b. Pengelolaan Hiperkalemia
Mula-mula diberikan kalsium intravena ( Ca glukonat ) 10 % sebanyak 10 ml
yang dapat diulangi sampai terjadi perubahan gelombang T. Belum jelas cara
kerjanya, kadar kalium tak berubah, kerja obat ini pada jantung berfungsi
untuk menstabilkan membran. Pengaruh obat ini hanya sekitar 20-60 menit.
Pemberian infus glukosa dan insulin ( 50 ml glukosa 50 % dengan 10 unit
insulin kerja cepat) selama 15 menit dapat menurunkan kalium 1-2 mEq / L
dalam waktu 30-60 menit. Insulin bekerja dengan menstimulasi pompa Na-K
ATPase pada otot skelet dan jantung, hati dan lemak, memasukkan kalium ke
dalam sel. Glukosa ditambahkan guna mencegah hipoglikemia.
Obat golongan agonis beta seperti salbutamol intravena ( 0,5 mg dalam 15
menit) atau inhalasi nebuliser ( 10 atau 20 mg ) dapat menurunkan 1 mEq / L.
Obat ini bekerja dengan mengaktivasi pompa Na-K ATPase.
Pemberian sodium bikarbonat walaupun dapat menurunkan kadar kalium tidak
begitu dianjurkan oleh karena menambah jumlah natrium, dapat menimbulkan
iritasi, menurunkan kadar kalsium sehingga dapat memicu kejang tetapi
bermanfaat bila ada asidosis atau hipotensi

c. Pemberian Diuretik
Pada GGA sering diberikan diuretik golongan loop yang sering bermanfaat
pada keadaan tertentu. Pemberian diuretik furosemid mencegah reabsorpsi
Na sehingga mengurangi metabolisme sel tubulus, selain itu juga diharapkan
aliran urin dapat membersihkan endapan, silinder sehingga menghilangkan
obstruksi, selain itu furosemid dapat mengurangi masa oliguri.
Dosis yang diberikan amat bervariasi dimulai dengan dosis konvensional 40
mg intravena, kemudian apabila tidak ada respons , kenaikan bertahap
dengan dosis tinggi 200 mg setiap jam, selanjutny infus 10-40 mg /jam.Pada
tahap lebih lanjut apabila belum ada respons dapat diberikan furosemid
dalam albumin yang diberikan secara intravena selama 30 menit dengan dosis
yang sama atau bersama dengan HCT.

d. Nutrisi
Pada GGA kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan keadaan proses
kataboliknya. GGA menyebabkan abnormalitas metabolisme yang amat
kompleks, tidak hanya mengatur air, asam-basa, elektrolit, tetapi juga asam
amino/protein, karbohidrat, dan lemak.

e. Dialisis atau Pengobatan Pengganti Ginjal


Indikasi yang mutlak untuk dialisis adalah terdapatnya kegawatan yang
mengancam jiwa yaitu hipervolemia ( edema paru ), hiperkalemia, atau
asidosis berat yang yang resisten terhadap pengobatan konservatif.
Pengobatan pengganti ginjal secara kontinyu dengan CAVH (Continous Arteri
Venous Hemofiltration ) yang tidak memerlukan mesin pompa atau CVVH
(Continous Veno Venous Hemofiltration ) yang memerlukan mesin pompa
sederhana. CAVH dan CVVH berdasarkan prinsip pegeluaran cairan bersama
solutnya melalui membran semipermiabel atau hemofilter oleh karena
perbedaan tekanan ( convective clearance ).

Anda mungkin juga menyukai