Anda di halaman 1dari 6

KONKA HIPERTROFI

1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Konka


hipertrofi
2. Assesmen Keperawatan 1. Riwayat Psikososial
Intra personal : perasaan yang dirasakan klien Inter
personal : hubungan dengan orang lain Pola fungsi
kesehatan
2. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat (untuk
mengurangi flue biasanya klien mengkonsumsi obat
tanpa memperhatikan efek samping)
3. Pola Nutrisi Dan Metabolisme (biasanya nafsu
makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada
hidung)
4. Pola istirahat dan tidur (selama inditasi klien merasa
tidak dapat istirahat kaarena klien sering flue)
5. Pemeriksaan fisik
data fokus hidung : rhinuskopi (mukosa merah dan
mengkak) Data subyektif
Hidung terasa tersumbat , susah bernafas, keluhan
gangguan penciuman, merasa banyak lendir, keluar
darah, klien merasa lesu, tidak nafsu makan, meras
pusing
Data obyektif
Demam, drainage ada : serous mukppurulen, purulen,
polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral
pada hidung dan sinus yang mengalami radang,
pucat, edema keluar dari hidung atau mukosa sinus,
kemerahan dan oedema membran mukosa,
3. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Nyeri akut
3. Risiko perdarahan

4. Kriteria Evaluasi 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


Ekspektasi : Bersihan jalan nafas meningkat
Kriteria hasil :
a. Batuk efektif meningkat
b. Produksi sputum menurun
c. Weezing menurun
d. Dipsneu menurun
e. Gelisah menurun
f. Frekuensi nafas membaik
Pola nafas membaik

2. Nyeri akut
Ekspektasi : Tingkat nyeri menurun
Kriteria hasil :
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringis menurun
c. Gelisah menurun
d. esulitan tidur menurun
e. Perasaan takut mengalami cidera berulang
menurun
f. Ketegangan otot menurun
g. Pola nafas membaik
h. Tekanan darah membaik
i. Pola tidur membaik
j. Nafsu makan membaik

3. Risiko Perdarahan
Ekspektasi : perdarahan menurun
Kriteria Hasil :
a. Kelembapan membran mukosa meningkat
b. Kelembapan kulit meningkat
c. Koknitif meningkat
d. Hemoptisis menurun
e. Hematomesis menurun
f. Hematuria menurun
g. Pendarahan anus menurun
h. Distensi abdomen menurun
i. Hemoglobin meningkat
j. Hematokrit membaik
k. Tekan darah membaik
l. Denyut nadi apikal membaik
m. Suhu tubuh membaik
5. Intervensi Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Manajemen Jalan Napas


Tindakan :
a. Observasi
1) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
2) Monitor bunyi nafas tambahan (gurgling,
mengi, wheezing, ronchi kering)
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
b. Terapeutik
1) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
head- tilt dan chin-lift serta jowtrust jika
curiga trauma servikal
2) Posisikan semi fowler atau fowler
3) Berikan minum hanagat
4) Lakukan fisioterapi dadaLakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 detik
5) Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotracheal
6) Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
7) Berikan oksigenasi

c. Edukasi
1) Anjutrkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
tidak ada kontra indikasi
2) Ajarkan batuk efektif
3) Kolaborasi pemberian bronkodilator
ekspektoran, mukolitik jika perlu

2. Nyeri Akut
Managemen nyeri
Tindakan :
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfamakologis untuk
mengurangi nyeri
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
3. Risiko perdarahan
Pencegahan Perdarahan
Tindakan :
a. Observasi
1) Identifikasi penyebab perdarahan
2) Periksa adnya darah pada muntah, sputum,
feses, urin, pengeluaran NGT, dan drainase
luka, jika perlu
3) Periksa ukuran dan karakteristik hematoma
jika
4) adaMonitor terjadinya perdarahan (sifat dan
jumlah)
5) Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit
sebelum dan sesudah kehilangan darah
6) Monitor tekanan darah dan parameter
hemodinamik (tekanan vena sentral dan
tekanan arteri pulmonal)
7) Monitor intake dan output cairan
8) Monitor koagulasi darah protrombin time
(PT) parsial tromboplatin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin, dan jumlah
trombosit) jika ada.
9) Monitor delivery oksigen jaringan (misal
PaO2, SaO2, hemoglobin dan curah jantung).
10) Monitor tanda dan gejala perdarahan masiv.
b. Terapiutik
1) Istirahatkan area yang mengalami perdarahan.
2) Berikan kompres dingin, jika perlu
3) Lakukan penekanan atau balut tekan, jika perlu
4) Tinggikan ekstremitas yang mengalami
perdarahan
5) Pertahankan akses IV.
c. Edukasi
1) Jelaskan tanda-tanda perdarahan
2) Anjurkan melapor jika menemukan tanda-
tanda perdarahan
3) Anjurkan membatasi aktivitas.
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
2) Kolaborasi pemberian tranfusi darah , jika
perlu
6. Informasi dan Edukasi 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada
kontra indikasi
2. Ajarkan batuk efektif

3. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi


nyeri
5. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

6. Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat

7. Ajarkan cara menghitung respirasi dengan


mengamati naik turunya dada saat bernafas
8. Jelaskan tanda-tanda perdarahan

9. Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda


perdarahan
10. Anjurkan membatasi aktivitas.
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan
Standar luaran Keperawatan Indonesia serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang
telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai