Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN GASTROPHATY DIABETIK

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Mata Kuliah


Keperawatan Gawat Darurat)

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Nisa Ghaniyah

PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2022

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


1 Pengertian

Gastropati erosif merupakan suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebabkan oleh

kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influensa, variola,

morbili dan lain-lain) atau karena makanan-minuman (bahan-bahan

kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang mengandung salisilat, asam-basa,

KmnO4 dan lain-lain). Terjadinya radang difus di mukosa lambung,

dengan erosi-erosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium

tiba-tiba dan hematemesis. Atau disebut erosif yang diakibatkan oleh

kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis.

Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakan erosi. Erosif terjadi hanya pada bagian mukosa. Bentuk berat

dari gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa

lambung terjadi beberapa derajat dan hilangnya erosi disebut dengan

kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

Penyakit ini sering dijumpai di klinik yang diakibatkan oleh akibat

samping pemakaian obat, sebagai penyakit-penyakit lain atau karena

sebab yang tidak diketahui. Perjalanan penyakitnya biasanya ringan,

walaupun demikian kadang-kadang menyebabkan kedaruratan medis

yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif

yang tidak mengalami perdarahan diagnosisnya sering tidak tercapai.

Maka, untuk menegakan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan


khusus yang sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang

ringan saja.

2 Etiologi

1 Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin

2 Bahan-bahan kimia

3 Merokok

4 Alkohol

5 Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf

pusat

6 Refluks usus ke lambung

7 Endotoksin

3 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi mulai dari yang

sangat ringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa

kematian. Manifestasi tersebut adalah :

1 Muntah darah

2 Nyeri epigastrium

3 Neusa dan rasa ingin vomitus

4 Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium

Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali

mereka yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan

hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi


sampai gangguan kesadaran

5 Patofisologi Penyakit

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa

lambung. Faktor-faktor itu adalah :

1 Kerusakan mukosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi

2 Perfusi mukosa lambung yang terganggu

3 Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting

Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya stress fisis

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu. Sehingga timbul

daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga

terpacu. Mucosal barrier pada penderita stress fisis biasanya tidak

terganggu. Hal itu yang membedakannya dengan gastritis erosif karena

bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan

kimia, obat, mucosal barrier rusak sehingga difusi balik ion H meninggi.

Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat

kerusakan mucosal barrier oleh cairan usus

4 Pathway

Konsumsi obat penghilang nyeri/etiologi lain

Mengurangi prostagladin yang bertugas melindungi dinding lambung

Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak


Peningkatan asam lambung

Inflamasi mukosa lambung

Kerusakan langsung mukosa lambung

Nyeri epigastrik

Nyeri

Mual dan muntah meningkatkan

permeabilitas kapiler terhadap

protein

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Mual dan muntah

Kekurangan volume cairan

5 Penatalaksanaan Medis
1 Istirahat baring

2 Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan

lunak. Hindari bahan-bahan yang merangsang

3 Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti

dimenhidrinat 50-100 mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-

os. Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotika yang

sesuai

4 Bila nyeri tidak hilang dengan antasida, berikan oksitosin tablet 15

menit sebelum makan.

5 Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan

6 Pemeriksaan Diagnostik

Diagnostik gastritis akut erosif ditegakkan dengan pemeriksaan

endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi

mukosa lambung. Pemeriksaan radiologis biasanya tidak mempunyai

arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda

1 Endoskopi

Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel

yang sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar.

Kadang-kadang dijumpai erosi yang mengelompok pada satu

daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang

dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak

normal. Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang

terdiri dari semua tingakatan perjalanan penyakitnya. Akibatnya


pada saat itu terdapat erosi yang masih baru bersama-sama dengan

lesi yang sudah mengalami penyembuhan

2 Histopatologi

Pada pemeriksaan histopatologi kerusakan mukosa karena

erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis

erosif adalah sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang

relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi, sebaiknya

dilakukan seawal mungkin

3 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk

penderita gastritis, tetapi dapat dilakukan untuk melihat adanya

anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum gastrin biasanya

menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk

melihat kekurangan vitamin B12

7 Komplikasi

Komplikasi yang penting adalah :

1 Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan

kedaruratan medis. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak

sehingga dapat menyebabkan kematian

2 Terjadinya ulkus, jika prosesnya hebat

3 Jarang terjadi perforasi


II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1 Pengkajian

a. Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis

kelamin, pendidikan, alamt, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal

dan MRS, nomor register dan diagnosis medis

b. Keluhan Utama

Sering menjadi alasan klien untuk meminta petolongan kesehatan

adalah nyeri pada abdomen

c. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah

diambil sebelum akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk

mendapatkan penanganan secara medis

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di

rumah sakit

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi,

diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi

terdahulu

d) Riwayat Psikososial dan Spritual


Peran pasien dalam keluarga status emosional meningkat,

interaksi meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa

cemas yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak

harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam

melakukan ibadah sehari-hari.

d. Aktivitas Sehari-hari (Sebelum dan selama di rumah sakit)

a) Pola Nutrisi

b) Pola Eliminasi

c) Pola Personal Hygiene

d) Pola Istirahat Dan Tidur

e) Seksualitas/reproduksi

f) Peran

g) Persepsi diri/konsep diri

h) Kognitif diri/konsep diri

i) Kognitif perceptual

e. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau

riwayat operasi

2) Mata

Penglihatan adanya kekabutan akibat adanya gangguan nervus

optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata


(nervus III) , gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan

gangguan dalam menggerakan bola mata kalateral (nervus VI)

3) Hidung

Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus

olfactorius (nervus I)

4) Mulut

Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus

vagus adanya kesulitan dalam menelan

5) Dada

Inspeksi : kesimetrisan bentuk, dan kembang kempih dada

Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan dan masa

Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi

Auskultasi : mengetahui suara nafas, cepat dan dalam

6) Abdomen

Inspeksi : bentuk, ada tidaknya pembesaran

Auskultasi : mendengar bising usus

Palpasi : mendengar bunyi hasil perkusi

Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan pasca operasi

7) Ekstremitas

Pengukuran otot menurut (Arif mutaqin, 2012)

Nilai 0 = Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali

Nilai 1 = Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada

sendi
Nilai 2 = Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan

grafitasi

Nilai 3 = Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan

tekanan pemeriksaan

Nilai 4 = Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi

kekuatannya berkurang

Nilai 5 = Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan

kekuatan penuh

f. Pengkajian Primer

1) Airway

Kaji : Bersihkan jalan nafas, ada/tidaknya sumbatan pada jalan

nafas, distress pernafasan, tanda-tanda perdarahan di jalan nafas,

muntahan, edema laring

2) Breathing

Kaji : frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada, suara

pernafasan melalui hidung dan mulu, udara yang dikeluarkan

dari jalan nafas

3) Circulation

Kaji : Denyut nadi karotis, tekanan darah, warna dan kelembaban

kulit, tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal

4) Disability

Kaji : Tingkat kesadaran, gerakan ekstremitas, GCS, ukuran

pupil dan responnya terhadap cahaya


5) Exposure

Kaji : Tanda-tanda trauma yang ada

2 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Konsumsi obat Nyeri Berhubungan

 Laporan secara verbal penghilang nyeri Dengan Iritasi

DO : Gastrium

 Posisi untuk menahan Mengurangu

nyeri prostaglandin yang

 Tingkah laku berhati-hati bertugas melindungi

dinding lambung
 Gangguan tidur (mata

sayu, tampak capek, sulit


Dinding lambung
atau gerakan kacau,
dilindungi oleh
menyeringai)
mukosa bicarbonate
 Terfokus pada diri sendiri
rusak
 Fokus menyempit

(penurunan interaksi
Peningkatan asam
dengan orang dan
lambung
lingkungan)

 Tingkah laku distraksi,


Inflamasi mukosa
contoh : jalan-jalan,
lambung
menemui orang lain

dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang) Kerusakan langsung

 Respon autonom (seperti mukosa lambung

diaphoresis, perubahan

tekanan darah, perubahan Nyeri epigastrik

nafas, nadi dan dilatasi

pupil) Nyeri berhubungan

dengan iritasi

gastrium

2 DS : Konsumsi obat Kekurangan Volume

 Haus penghilang nyeri Cairan Berhubungan

DO : Dengan Pemasukan

 Penurunan turgor Mengurangi Elektrolit Yang

kulit/lidah prostaglandin yang Kurang, Mual,

 Membran mukosa/kulit bertugas melindungi Muntah

kering dinding lambung

 Peningkatan denyut nadi,


Dinding lambung
penurunan tekanan darah
dilindungi oleh
 Pengisian vena menurun
mukosa bicarbonate
 Perubahan status mental
rusak
 Konsentrasi urine
rusak
meningkat

 Temperatur tubuh
Peningkatan asam
meningkat
 Kehilangan berat badan lambung

secara tiba-tiba

 Penurunan urine outuput Inflamasi mukosa

 HMT meningkat lambung

 Kelemahan
Kerusakan langsung

mukosa lambung

Mual dan muntah

Kekurangan volume

cairan berhubungan

dengan pemasukan

elektrolit yang

kurang, mual,

muntah

3 DS : Konsumsi obat Ketidakseimbangan

 Nyeri abdomen penghilang nyeri Nutrisi kurang dari

 Muntah kebutuhan

Mengurangi berhubungan dengan


 Kejang perut
prostaglandin yang intake yang tidak
 Rasa penuh tiba-tiba
bertugas melindungi adekuat
setelah makan
dinding lambung
DO :

 Diare Dinding lambung

 Rontok rambut yang dilindungi oleh

berlebih mukosa bicarbonate

 Kurang nafsu makan rusak

rusak
 Bising usus berlebih

 Konjungtiva pucat
Peningkatan asam

lambung

Inflamasi mukosa

lambung

Kerusakan langsung

mukosa lambung

Mual dan muntah

Meningkatkan

permeabilitas kapiler

terhadap protein

Ketidakseimbangan

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

berhubungan dengan

intake yang tidak

adekuat

4 Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri sehubungan dengan iritasi gastrium atau pengecilan kelenjar

gastric Ansietas berhubungan dengan krisis situasional

2) Kekurangan volume cairan sehubungan dengan pemasukan cairan dan

elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan, aktivitas intolerance

berhubungan dengan kelemahan fisik

3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat


5 Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Keperawatan

Nyeri sehubungan Paint control Pain menegent 1 Mengidentifikasi nyeri untuk

dengan iritasi gastrium Setelah dilakukan tindakan 1 Observasi tingkat nyeri klien secara melakukan intervensi

atau pengecilan keperawatan selama .... jam konferhensif baik meliputi frekuensi, 2 Mengetahui perkembangan

kelenjar gastric diharapkan nyeri berkurang lokasi, intenistas, reaksi kondisi klien

Ansietas berhubungan atau hilang dengan kriteria 2 Observasi tanda-tanda vital 3 Mengurangi rasa nyeri yang di

dengan krisis hasil : 3 Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam rasakan

situasional 1 Klien mengatakan rasa 4 Edukasi keluarga untuk terlibat dalam 4 Membantu menjaga klien dan

nyeri berkurang atau hilang asuhan keperawatan mengambil keputusan

2 Tekanan darah 90/60- 5 Jelaskan sebab-sebab nyeri kepada klien 5 Memberikan informasi kepada

140/90 mmHg 6 Kolaborasi pemberian analgesik klien tentang nyeri yang di


3 Nadi 60-100 x/menit rasakan

4 Respirasi 16-24 x/menit 6 Membantu mengurangi nyeri

5 Nyeri ringan 2-3 yang dirasakan

6 Wajah klien tidak

menyeringai

Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1 Awasi masukan dan haluaran, karakter dan 1 Memberikan informasi tentang

cairan sehubungan keperawatan selama .... jam frekuensi muntah keseimbangan cairan

dengan pemasukan diharapkan klien dapat 2 Kaji tanda-tanda vital 2 Menunjukkan kehilangan cairan

cairan dan elektrolit menunjukkan pemasukan 3 Ukur berat badan tiap hari berlebihan atau dehidrasi

yang kurang, muntah, elektrolit yang kuat dengan 4 Kolaborasi pemberian antiemetik pada 3 Indikator cairan status nutrisi

perdarahan, aktivitas kriteria hasil : keadaan akut 4 Mengontrol mual dan muntah

intolerance 1 Tidak ada penurunan berat pada keadaan akut

berhubungan dengan badan

kelemahan fisik 2 Tidak ada mual muntah


Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1 Kaji nafsu makan klien 1 Mengetahui sejauhmana

nutrisi kurang dari keperawatan selama ..... jam 2 Kaji hal-hal yang menyebabkan klien malas terjadinya perubahan pola

kebutuhan diharapkan klien dapat makan makan dan sebagai bahan untuk

berhubungan dengan menunjukkan tidak adanya 3 Anjurkan klien untuk makan porsi sedikit melaksanakan intervensi

intake yang tidak tanda-tanda ketidakseimbangan tapi sering 2 Mendeteksi secara diri dan tepat

adekuat nutrisi kurang dari kebutuhan 4 Anjurkan dan ajarkan melakukan agar mencari intervensi yang

dengan kriteria hasil : kebersihan mulut sebelum makan cepat dan tepat untuk

1 Nafsu makan baik 5 Kolaborasi dengan tim gizi dalam penanggulangannya

2 Porsi makan dihabiskan pemberian TKTP 3 Porsi yang sedikit tapi sering

3 Berat badan normal. Sesuai membantu menjaga pemasukan

dengan tinggi badan dan rangsangan mual/muntah

4 Menimbulkan rasa segar,

mengurangi rasa tidak nyaman,


sehingga berefek meningkatkan

nafsu makan

5 Makanan tinggi kalori tinggi

protein dapat mengganti kalori,

protein
6 Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan keperawatan

yang sesuai dengan masalah yang muncul dan rencana keperawatan sesuai

dengan standar prosedur operasional perawat untuk memenuhi kebutuhan

manusia

7 Evaluasi

Hasil akhir dari tindakan keperawatan yang diperoleh dari subjek dan

objektif yang dapat ditarik kesimpulan untuk tindakan yang dilakukan untuk

memberikan tindakan keperawatan selanjutnya klien untuk memenuhi

kebutuhan manusia

8 Dokumentasi Keperawatan

Pendokumentasian yang digunakan dalam kasus ini adalah model

dokumentasi POR (Problem Oriented Record) menggunakan SOAPIE

(Subjektif, Obyektif, Analisa, Planing, Implementasi, Evaluasi). Dalam

setiap diagnosa keperawtaan penulisan melakukan tindakan keperawatan

kemudian penulis mendokumentasikan yaitu dalam memberikan tanda

tangan, waktu dan tanggal. Jika ada kesalahan dicoret dan diberikan paraf

oleh penulis
DAFTAR PUSTAKA

Ernisah. (2018). LAPORAN PENDAHULUAN GASTROPHATY Oleh : PROGRAM


PENDIDIKAN PROFESI NERS

Siswandana, D. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA GASTRITIS EROSIF dr . SOEDJONO


MAGELANG. 97. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2129/1/KTI PAK DWI S.pdf

Anda mungkin juga menyukai